• (GFD-2025-26983) Cek Fakta: Hoaks Inul Daratista Bagi-bagi Hadiah Hanya dengan Tebak Kata di Facebook

    Sumber:
    Tanggal publish: 16/05/2025

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan penyanyi Inul Daratista membagikan hadiah dengan bermain tebak kata di Facebook. Postingan itu beredar sejak tengah pekan ini.
    Salah satu akun bernama Bundaa Inul yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 14 Mei 2025.
    Berikut isi postingannya:
    "Tebak Kata Selain Sehat dan Sekat
    S_ _ _T"
    Postingan itu juga disertai dengan tautan yang mengarah ke nomor Whatsapp tertentu.
    "Silahkan Klik Link di bawah ini untuk pengambilan hadiah dari bundah"
    Lalu benarkah postingan penyanyi Inul Daratista membagikan hadiah dengan bermain tebak kata di Facebook?

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dengan membuka akun resmi Inul Daratista di seluruh media sosial. Hasilnya, Inul tidak punya akun resmi di Facebook, dia hanya memiliki akun Fan Page bernama Inul Daratista yang mempunyai 1,1 juta pengikut.
    Dalam akun fanpage tersebut juga tidak ditemukan pembagian hadiah seperti dalam postingan. Sementara di akun resmi Inul di Instagram mempunyai nama @inul.d yang sudah bercentang biru atau terverifikasi.
    Di sana juga tidak terdapat program bagi-bagi hadiah seperti dalam postingan. Inul sendiri pernah memberikan bantahan terkait pembagian hadiah ini pada tahun 2020 lalu.
    "Manajemen Inul dan Inul tidak main Facebook dan tidak buat giveaway," ujar Inul saat dihubungi Jumat (9/4/2020).
    Di sisi lain sangat berbahaya jika kita coba menghubungi nomor WhatsApp yang ditautkan pada postingan. Ini merupakan modus indikasi penipuan, pencurian data dan juga bisa menjebak kita pada pinjaman online ilegal.

    Kesimpulan


    Postingan penyanyi Inul Daratista membagikan hadiah dengan bermain tebak kata di Facebook adalah hoaks.

    Rujukan

  • (GFD-2025-26982) [HOAKS] Virus Baru Disebarkan ke Anak Sekolah Lewat Pembagian Obat Cacing

    Sumber:
    Tanggal publish: 15/05/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Di media sosial beredar narasi yang mengeklaim pembagian obat cacing untuk anak sekolah adalah agenda penyebaran virus baru.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut hoaks.

    Narasi yang mengeklaim pembagian obat cacing untuk anak sekolah adalah agenda penyebaran virus baru dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini, pada Mei 2025.

    Berikut narasi yang dibagikan:

    GAWAT DARURATWASPADA TERHADAP MENTERI KESEHATAN SAAT INI*

    TOLAK Program Membagi² O??? CACING/IMUNISASI PLUS VACSIN dari Kementerian Kesehatan Sebab ini Bagian dari Misi Global Dalam Rangka Penyebaran Virus Baru. Target Utama Mereka Sekolah2 dan Keluarga yang Awam Terhadap Kesehatan.

    Share Sebanyak2nya agar Kita Bisa Selamatkan Seluruh Rakyat dan Negara dari Rongrongan Penghianat Bangsa.

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com menghubungi Kementerian Kesehatan untuk mengonfirmasi kebenaran narasi penyebaran virus baru lewat obat cacing yang dibagikan ke anak sekolah.

    Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes, Aji Muharmawan mengatakan, narasi tersebut adalah hoaks lama yang kembali disebarkan.

    "Pemberian obat atau vaksin untuk semua sasaran masyarakat itu sudah dipastikan keamanan, kualitas, dan khasiatnya," kata Aji kepada Kompas.com, Rabu (14/5/2025).

    Dikutip dari situs Kemenkes, pencegahan dan penanggulangan cacingan di Indonesia diatur dalam Undang-undang Nomor 15 tahun 2017 tentang Penanggulangan Cacingan. 

    Salah satu caranya dengan strategi deworming yang dikenal dengan Pemberian Obat Pencegahan secara Massal (POPM).

    Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 15 Tahun 2017 tentang Penanggulangan Cacingan, disebutkan bahwa POPM Cacingan dilakukan pada anak balita, anak usia pra-sekolah, dan anak usia sekolah di daerah kabupaten/kota dengan prevalensi cacingan tinggi dan sedang.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi yang mengeklaim pembagian obat cacing untuk anak sekolah adalah agenda penyebaran virus baru merupakan hoaks.

    Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes, Aji Muharmawan mengatakan, narasi tersebut adalah hoaks lama yang kembali disebarkan. Narasi itu tidak disertai bukti ilmiah.

    Rujukan

  • (GFD-2025-26981) Benar: Peneliti Cina Mengembangkan Rumah Sakit Berbasis Kecerdasan Buatan

    Sumber:
    Tanggal publish: 16/05/2025

    Berita

    SEBUAH narasi beredar di WhatsApp [arsip] yang mengklaim sekelompok peneliti Cina telah mengembangkan rumah sakit tanpa melibatkan manusia. Rumah sakit itu disebut sepenuhnya berbasis kecerdasan buatan (AI).

    Unggahan itu disertai gambar yang memperlihatkan robot berwarna putih yang sedang merawat seorang pasien di ruang rawat inap rumah sakit. “Tiongkok resmi mengoperasikan rumah sakit berbasis AI tanpa dokter manusia,” tulis narasi dalam konten.



    Tempo menerima permintaan pembaca untuk memeriksa kebenaran narasi tersebut. Benarkah Cina telah membuka rumah sakit AI yang pelayanannya tidak melibatkan dokter manusia?

    Hasil Cek Fakta

    Tempo memverifikasi narasi itu membandingkan dengan pemberitaan dari media kredibel. Hasilnya, memang Cina mengembangkan rumah sakit virtual yang berbasis AI. Salah satu tujuan pembuatannya sebagai media pembelajaran dokter dan masyarakat umum tentang pelayanan rumah sakit, diagnosa penyakit, serta tindakan yang bisa diambil.

    Konten digital tersebut menuliskan sumber informasi berasal “cosmi.dev”. Nama ini merupakan akun Instagram yang pertama mengunggah konten tersebut. Akun tersebut menjelaskan, mereka mengutip informasi tersebut The Sun.

    The Sun dalam artikelnya menjelaskan mereka mengutip dari Global Times yang berkantor di Beijing, Cina. Berita yang terbit tanggal 29 Mei 2024 itu bersumber dari wawancara terhadap beberapa peneliti di Universitas Tsinghua yang terlibat dalam pengembangan rumah sakit virtual.

    Simulasi rumah sakit yang diberi nama Agent Hospital itu dikembangkan secara virtual. Peneliti menciptakan karakter dokter, perawat, dan pasien menggunakan AI.

    Pembuatan rumah sakit virtual tersebut sesungguhnya sebagai media pembelajaran, baik bagi dokter dan masyarakat umum. Sehingga mereka bisa belajar mengenai pelayanan rumah sakit, diagnosa penyakit, serta tindakan yang bisa diambil. Simulasi yang tersedia di rumah sakit AI diharapkan bisa menambah pengalaman para dokter. Informasi yang sama diberitakan South China Morning Post (SCMP).

    Menciptakan Agent Hospital adalah salah satu proyek pelibatan AI dalam pendidikan kesehatan medis di Cina. Pelayanan kesehatan di negeri Tirai Bambu tersebut dalam beberapa tahun terakhir terus meningkatkan AI dalam layanan kesehatan. 

    Namun, kritik terhadap langkah tersebut juga banyak bermunculan, SCMP melaporkan.

    Misalnya sekelompok tim peneliti dari Universitas Tsinghua, memperingatkan risiko bahaya pelibatan Deepseek dalam pelayanan pengobatan yang terlalu cepat. Pendapat mereka tertuang dalam laporan ilmiah yang terbit di jurnal ilmiah di bidang medis, JAMA. 

    Jurnal tersebut berisi kekhawatiran atas penggunaan DeepSeek yang berlebihan oleh Cina di bidang kesehatan. Risiko yang bisa muncul di antaranya dapat mengakibatkan kesalahan diagnosis atau bias pengobatan. Selain itu, dokter yang terlalu berhati-hati bisa mendapat beban tambahan untuk memverifikasi hasil AI dalam pengaturan klinis yang sensitif terhadap waktu

    Kesenjangan sebaran teknologi, keamanan siber, privasi, sistem Deepseek yang terpusat, serta efektivitas pengawasannya, menjadi tantangan lain dalam pelaksanaannya.

    Kesimpulan

    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan Cina telah membangun rumah sakit AI yang tidak melibatkan dokter manusia adalah kalim yang benar.

    Rujukan

  • (GFD-2025-26980) Keliru: Video Pesawat Cina Mendarat di Lebanon untuk Kirim Bantuan ke Palestina

    Sumber:
    Tanggal publish: 15/05/2025

    Berita

    AKUN di Instagram ini [arsip] dan ini, mengunggah foto dan tiga video tentang pesawat Cina yang mendarat di Lebanon. Pendaratan tersebut diklaim untuk mengirimkan bantuan kemanusian ke Gaza. 

    Dalam narasi disebutkan, bantuan tersebut dikirim dengan pesawat kargo militer Y-20 yang berhasil menembus blokade Israel di Gaza. Pesawat mendarat melalui Bandara Internasional Rafic Hariri di Beirut, Lebanon pada 29 April 2025. Kehadiran pesawat Cina itu dinilai memicu kekhawatiran pejabat Israel.

     

    Benarkah pesawat Cina mendarat di Lebanon untuk mengirimkan bantuan ke Palestina?

    Hasil Cek Fakta

    Tempo memverifikasi video itu dengan bantuan Google Lens, mesin pencarian Google dan YouTube. Hasilnya, video tersebut bukan video pengiriman bantuan ke Palestina oleh militer Cina. Video itu kompilasi sejumlah video dengan peristiwa berbeda.



    Klip ini pernah diunggah oleh akun Facebook dan YouTube ILTV Israel News 29 April 2025. Kanal tersebut menjelaskan, pesawat militer Cina telah mendarat di Beirut, Lebanon, setelah singgah di Abu Dhabi. Pesawat hendak menuju Mesir. 

    Keberangkatan pesawat militer tersebut dalam rangka latihan bernama “Eagles of Civilisation 2025” yang berlangsung pada April hingga pertengahan Mei 2025. Situs South China Morning Post pada 17 April 2025 melansir, setidaknya lima pesawat angkut Y-20 Cina telah mendarat di Kairo. Latihan angkatan udara gabungan pertama Tiongkok dengan sekutu Amerika Serikat (AS), Mesir, menampilkan jet tempur canggih, pesawat radar, dan pesawat pengisian bahan bakar di udara, yang menyoroti dorongan Beijing untuk memproyeksikan kekuatan jauh ke Timur Tengah dan Afrika Utara sebagai tantangan bagi Amerika Serikat.



    Ini adalah potongan video ketiga yang memperlihatkan pemberian bantuan kemanusiaan dari Uni Emirat Arab untuk penduduk Gaza. Bantuan dijatuhkan melalui pesawat udara dengan parasut. Video serupa berdurasi lebih Panjang diunggah oleh akun YouTube  Olivia Smith pada 3 April 2024 berjudul UAE Dropped 21st Airdrop of Humanitarian Aid in Gaza | Birds of Goodness Operation Soars Again.



    Potongan video pada bagian ini memperlihatkan anak-anak Palestina melambaikan bendera Cina. Video identik sudah beredar pada 5 Juni 2024 di platform media sosial asal Cina, Bilibili.com. Pada judul video beraksara Cina tertulis, anak-anak Palestina melambaikan bendera Cina di hadapan bantuan Cina.

    Kantor Berita Xinhua melansir bahwa bantuan kemanusiaan darurat yang diberikan pemerintah Cina ke Jalur Gaza dilakukan melalui Yordania, yaitu sebanyak 60.000 paket sembako. Bantuan tersebut diangkut dan didistribusikan oleh Organisasi Amal Hashemite Yordania.

    Dikutip dari BBC, ada sembilan negara yang memberikan bantuan dari udara, yaitu Inggris, AS, Belanda, Jerman, Mesir, Indonesia, UEA, dan Prancis.

    Kesimpulan

    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa klim video pesawat Cina mendarat di Beirut, Lebanon untuk mengirimkan bantuan ke Palestina adalah keliru.

    Rujukan