• (GFD-2025-29854) [PENIPUAN] Aktris Amanda Manopo Bagi-Bagi Uang Lewat Facebook

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 05/11/2025

    Berita

    Akun Facebook “Ari Kusuma” pada Senin (27/10/2025) membagikan video [arsip] yang menampilkan aktris Amanda Manopo. Unggahan disertai narasi:

    “BUAT REKENINGNYA YANG SAYA SEBUT

    1.BRI 50juta

    2.BNI 50juta

    3.BCA 50juta

    4.BSI 50juta

    5.MANDIRI 50juta

    6.OVO 35juta

    7.DANA 35juta

    SINI KUMPUL CUKUP TEKAN LOVE DAN PANAH SAYA ISI SEKARANG JUGA TANPA DIUNDI JIKA SUDAH DIKIRIM JANGAN DIGUNAKAN UNTUK FOYA-FOYA”

    Per Rabu (5/11/2025), konten tersebut telah mendapat 13.500-an tanda suka dan 11.100-an komentar.

    Hasil Cek Fakta

    Tim Pemeriksa Fakta Mafindo (TurnBackHoax) mengakses tautan yang tertera dalam komentar unggahan. Diketahui, tautan mengarah ke undangan WhatsApp Group yang tidak ada kaitannya dengan Amanda Manopo.

    TurnBackHoax lalu menelusuri audio konten menggunakan alat pendeteksi AI, Hive Moderation. Diketahui, audio merupakan hasil rekayasa kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), probabilitas atau kemungkinannya mencapai 99,8%.

    TurnBackHoax kemudian memasukkan kata kunci “Amanda Manopo bagi-bagi uang melalui Facebook” ke mesin pencarian Google. Hasil penelusuran mengarah ke pemberitaan tribunnews.com “Amanda Manopo Bagikan Uang ke Kru TV, Mantan Lawan Main Arya Saloka Siapkan Gepokan”.

    Berita yang tayang Jumat (17/2/2023) itu melaporkan bahwa aktris Amanda Manopo membagikan uang secara langsung kepada kru acara Brownis Trans TV. Momen itu terekam dalam video siaran acara Brownis pada Kamis (16/2/2023).

    Sepanjang penelusuran, tidak ditemukan informasi dari sumber kredibel yang membenarkan klaim “aktris Amanda Manopo bagi-bagi uang melalui Facebook”.

    Kesimpulan

    Unggahan video berisi klaim “aktris Amanda Manopo bagi-bagi uang melalui Facebook” merupakan konten palsu (fabricated content).

    Rujukan

  • (GFD-2025-29853) Hoaks Tautan Pendaftaran Pemutihan Tunggakan BPJS Kesehatan

    Sumber:
    Tanggal publish: 05/11/2025

    Berita

    tirto.id - Pemerintah bakal menghapus tunggakan iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan atau BPJS Kesehatan. Meski pemutihan tunggakan dilakukan tahun ini, Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar tidak mengungkap spesifik waktu pemutihan.

    ADVERTISEMENT

    Dilaporkan Tempo, Rabu (5/11/2025), Cak Imin mengingatkan peserta BPJS Kesehatan untuk bersiap melakukan registrasi ulang. Sebab pemutihan akan dilakukan melalui registrasi ulang. Setelah itu, para peserta BPJS Kesehatan akan aktif kembali dengan tunggakan iuran dihapuskan.

    let gpt_inline2 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline2.cmd.push(function() {gpt_inline2.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-2', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline2-passback').addService(gpt_inline2.pubads());gpt_inline2.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline2.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline2.enableServices();gpt_inline2.display('gpt-inline2-passback');});

    Menyangkut registrasi ulang demi pemutihan BPJS Kesehatan, mulai muncul tautan pendaftaran di jagat maya. Tautan ini salah satunya dibagikan oleh akun Facebook bernama "Pemutihan BPJS" (arsip) dilengkapi dengan sebuah poster.

    let gpt_inline3 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline3.cmd.push(function() {gpt_inline3.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-3', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline3-passback').addService(gpt_inline3.pubads());gpt_inline3.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline3.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline3.enableServices();gpt_inline3.display('gpt-inline3-passback');});

    #gpt-inline3-passback{text-align:center;}

    Dalam poster tertulis, pemutihan tunggakan BPJS Kesehatan ditujukan untuk mempermudah akses kesehatan masyarakat dan pengapusan tunggakan ini difokuskan bagi masyarakat miskin. Adapun langkah pemerintah dalam melakukan pemutihan pertama-tama disebut akan melakukan verifikasi data.

    let gpt_inline4 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline4.cmd.push(function() {gpt_inline4.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-4', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline4-passback').addService(gpt_inline4.pubads());gpt_inline4.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline4.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline4.enableServices();gpt_inline4.display('gpt-inline4-passback');});

    #gpt-inline4-passback{text-align:center;}

    Setelah itu pemerintah bakal menghitung data, memprioritaskan penghapusan tunggakan peserta yang sudah meninggal, memverifikasi data lintas keperawatan, dan melakukan pembahasan final di tingkat menteri.

    "Kebijakan ini diharapkan dapat meringankan beban peserta yang tidak mampu membayar tunggakan dan memulihkan kepesertaan mereka dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Silakan kilik link yang ada," tulis akun pengunggah dalam keterangannya, Jumat (24/10/2025).

    ADVERTISEMENT

    Periksa Fakta Pendaftaran Pemutihan BPJS Kesehatan. foto/hotline periksa fakta tirto

    Selama 12 hari berlalu-lalang di Facebook, alias sejak Jumat (24/10/2025) sampai Rabu (5/11/2025), unggahan ini sudah meraup 34 reaksi emoji dan 4 komentar. Kebanyakan warganet di kolom komentar mempertanyakan kebenaran informasi yang dibagikan.

    Lantas, bagaimana faktanya?

    Hasil Cek Fakta

    Tim Riset Tirto mula-mula melakukan pemindaian tautan yang disertakan menggunakan perangkat urlscan.io. Hasil penelusuran menunjukkan tautan yang beredar tidak mengarah ke situs resmi BPJS Kesehatan maupun institusi resmi pemerintah lainnya.

    Di halaman awal, laman tersebut justru meminta sejumlah data pribadi, seperti nama sesuai Kartu Tanda Penduduk (KTP), nomor Telegram, dan provinsi tempat tinggal. Kemudian masyarakat diarahkan untuk klik tombol “putihkan” seolah-olah dengan hanya mengisi data-data tersebut maka tunggakan otomatis dihapuskan.

    Padahal, tidak semua pemegang BPJS Kesehatan akan mendapat pemutihan dari Pemerintah Indonesia. Pemerintah telah menetapkan sejumlah ketentuan agar program ini tepat sasaran dan tidak disalahgunakan.

    Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti, menjelaskan bahwa pemutihan tunggakan hanya akan diberikan kepada peserta tertentu, terutama mereka yang mengalami perubahan status atau kategori kepesertaan.

    “Jadi pemutihan itu intinya bagaimana untuk orang yang sudah biasa pindah komponen. Dulunya itu katakanlah mandiri, lalu menunggak, padahal dia sudah pindah ke PBI, tetapi masih punya tunggakan,” Kata Ghufron di Jakarta, Rabu (22/10/2025).

    Selain mereka yang kini masuk kategori PBI, pemutihan juga cuman berlaku bagi peserta yang benar-benar tidak mampu sesuai data pemerintah. BPJS Kesehatan juga hanya akan menghapus tunggakan iuran hingga dua tahun. Jika peserta memiliki tunggakan lebih dari 24 bulan, sisa kewajiban di luar batas tersebut tidak akan dihapus.

    Adapun langkah-langkah mengecek tunggakan melalui aplikasi JKN Mobile yakni dengan memilih menu "Info Peserta". Dalam menu tersebut, masyarakat bisa melihat status kepesertaan aktif atau tidak.

    Lalu untuk mengetahui apakah Anda punya tunggakan iuran, pilih "Menu Lainnya" dan pencet "Info Iuran". Dengan begitu, publik bisa mengetahui besar iuran yang harus dibayarkan sesuai kelas yang telah dipilih. Hingga kini tidak ada informasi tautan seperti dalam narasi beredar untuk melakukan pendaftaran pemutihan iuran BPJS Kesehatan.

    Modus menyertakan tautan pendaftaran di media sosial banyak dilakukan berbagai akun. Hal ini bisa mengarah ke upaya pencurian data, phising. Dalam beberapa waktu belakangan modus seperti ini Tirto temukan terkait pencairan bansos.

    Baca juga:Hoaks Tautan Pencairan BLT Kesra Periode Oktober 2025Salah, Tautan Pendaftaran Digitalisasi Bansos KemensosSalah, Klaim Bantuan Tunai Rp300 Ribu untuk Pemilik LPG 3 Kg

    Kesimpulan

    Hasil penelusuran fakta menunjukkan bahwa tautan pendaftaran pemutihan tunggakan BPJS Kesehatan yang beredar bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).

    Hasil penelusuran menggunakan urlscan.io menunjukkan tautan yang beredar tidak mengarah ke situs resmi BPJS Kesehatan maupun institusi resmi pemerintah. Di halaman awal, laman tersebut justru meminta sejumlah data pribadi, seperti nama sesuai Kartu Tanda Penduduk (KTP), nomor Telegram, dan provinsi tempat tinggal.

    Kemudian masyarakat diarahkan untuk klik tombol “putihkan” seolah-olah dengan hanya mengisi data-data tersebut maka tunggakan otomatis dihapuskan. Padahal, tidak semua pemegang BPJS Kesehatan akan mendapat pemutihan dari Pemerintah Indonesia.

    Hingga kini tidak ada informasi tautan seperti dalam narasi beredar untuk melakukan pendaftaran pemutihan iuran BPJS Kesehatan.

    ==

    Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.

    cl

    Rujukan

  • (GFD-2025-29852) Apa Benar Puan Minta Kejagung Tidak Menzalimi Koruptor?

    Sumber:
    Tanggal publish: 05/11/2025

    Berita

    tirto.id - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Puan Maharani, belum lama ini dinarasikan menyinggung soal para koruptor. Menurut unggahan yang berseliweran, Puan mengatakan kalau koruptor juga manusia. Meski demikian, momen dan waktu pernyataan itu dilontarkan tidaklah jelas.

    ADVERTISEMENT

    Akun Facebook "Kevin Hy" (arsip) misalnya, membagikan narasi ini disertai foto Puan berbaju hitam. Di bawah foto Puan, terdapat teks yang mengungkap kalau ia meminta Kejaksaan Agung (Kejagung) untuk tidak menzalimi koruptor.

    let gpt_inline2 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline2.cmd.push(function() {gpt_inline2.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-2', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline2-passback').addService(gpt_inline2.pubads());gpt_inline2.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline2.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline2.enableServices();gpt_inline2.display('gpt-inline2-passback');});

    Selain itu, Puan juga disebut meminta Kejagung untuk memikirkan kesejahteraan koruptor. Meski korupsi, katanya, para koruptor juga manusia.

    let gpt_inline3 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline3.cmd.push(function() {gpt_inline3.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-3', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline3-passback').addService(gpt_inline3.pubads());gpt_inline3.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline3.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline3.enableServices();gpt_inline3.display('gpt-inline3-passback');});

    #gpt-inline3-passback{text-align:center;}

    "Sesama Maling harus saling melindungi ya Mbak Puan. Negara tidak boleh mendzolimi koruptor meskipun mereka telah merugikan negara karena koruptor juga manusia ,..... Gua kira mereka itu BINATANG PENGERAT UANG RAKYAT," begitu bunyi takarir yang dibubuhkan akun pengunggah.

    let gpt_inline4 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline4.cmd.push(function() {gpt_inline4.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-4', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline4-passback').addService(gpt_inline4.pubads());gpt_inline4.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline4.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline4.enableServices();gpt_inline4.display('gpt-inline4-passback');});

    #gpt-inline4-passback{text-align:center;}

    Periksa Fakta Apa Benar Puan Minta Kejagung Tidak Menzalimi Koruptor?.

    Per Selasa (4/11/2025), unggahan yang beredar Jumat (17/10/2025) ini sudah dibagikan ke tujuh orang lain, dan meraup 51 impresi serta 43 komentar. Kolom komentar tersebut diwarnai oleh cemoohan warganet terhadap Puan. Seorang pengguna Facebook mengibaratkan Puan dan koruptor sebagai "sesama penipu yang melindungi perampok".

    ADVERTISEMENT

    Namun, bagaimana faktanya?

    Hasil Cek Fakta

    Tim Riset Tirto mula-mula melakukan penelusuran Google. Kami menggunakan beberapa variasi kata kunci, seperti “Puan Maharani" intext:koruptor juga manusia” dan “Puan Maharani*koruptor juga manusia” untuk menelusuri pernyataan Puan yang berhubungan dengan narasi itu dan lansiran-lansiran soal Puan yang memuat pernyataan terebut.

    Hasilnya, kami tak menjumpai adanya sumber resmi maupun laporan kredibel yang mengonfirmasi klaim. Narasi serupa memang disebarkan oleh banyak akun media sosial, namun keseluruhannya bukanlah akun resmi maupun saluran berita dari media terpercaya.

    Sejumlah unggahan yang memuat narasi ini juga hanya berbentuk foto atau pun video yang tidak berkaitan dengan klaim, seperti bisa dilihat di sini, di sini, sini, dan di sini.

    Tirto lalu menelusuri foto Puan berbaju hitam yang disematkan dalam unggahan berseliweran. Dengan memasukkan gambar itu ke mesin telusur Google Image, kami menemukan potret identik dimuat di laman Antara dalam bentuk klip.

    Foto itu rupanya merupakan momen Puan membicarakan acara perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) PDIP ke-50. Dilaporkan Antara, Senin (9/1/2023), petinggi PDIP itu mengatakan aka nada kejutan yang disampaikan saat peringatan HUT partainya.

    Dia mengaku tidak menutup kemungkinan jika Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, akan mengumumkan nama calon presiden (capres)-calon wakil presiden (cawapres) yang diusung oleh PDIP di acara HUT tersebut.

    “Pastinya setiap ada ulang tahun itu pasti ada surprise, tapi namanya surprise, saya juga gak tahu.yang tahu cuman ibu ketua umum, tapi pasti ada surprise yang akan disampaikan,” katanya dalam video asli. Dalam rekaman asli, Puan tak menyinggung perihal koruptor.

    Menyoal koruptor, Puan sendiri pernah mengutarakan pandangan merespons kemungkinan hukuman mati bagi pelaku-pelaku itu. Menukil Kumparan, Kamis (12/12/2019), Puan menuturkan sebaiknya rencana itu dikaji lebih dalam agar tidak melanggar hak asasi manusia (HAM).

    Puan mengatakan, memang sudah terdapat undang-undang yang mengatur hukuman mati di Indonesia. Untuk itu, ia tak ingin rencana itu justru melanggar undang-undang yang telah ada. Tapi lagi-lagi, Tirto tak menemukan adanya pernyataan Puan meminta Kejagung untuk tidak menzalimi koruptor dan memikirkan kesejahteraan koruptor.

    DPR memang sempat melontarkan narasi serupa, tapi hal itu disampaikan oleh Anggota Komisi III DPR RI, Hasbiallah Ilyas. Dalam rapat kerja bersama Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus), Selasa (20/5/2025), Hasbiallah meminta Kejagung tidak bersikap berlebihan dalam menindak perkara korupsi, dengan dalih jangan sampai tindakan hukum itu justru menzalimi para pelaku korupsi. Sehingga, bisa disimpulkan bahwa bukan Puan yang menyatakan hal tersebut.

    Kesimpulan

    Hasil penelusuran fakta menunjukkan bahwa narasi Puan menyebut koruptor juga manusia dan meminta Kejagung untuk tidak menzalimi koruptor serta memikirkan kesejahteraan mereka bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).

    Tirto tak menjumpai adanya sumber resmi maupun laporan kredibel yang mengonfirmasi klaim. Narasi serupa memang disebarkan oleh banyak akun media sosial, namun keseluruhannya bukanlah akun resmi maupun saluran berita dari media terpercaya.

    Sejumlah unggahan yang memuat narasi ini juga hanya berbentuk foto atau pun video yang tidak berkaitan dengan klaim. Sementara foto Puan yang disertakan berasal dari potret lawas dirinya saat membicarakan acara perayaan HUT PDIP ke-50.

    ==

    Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.

    closeAdvertisementsgeneral_URL_gpt_producer-20251015-11:53CANCELNEXT VIDEOPausePlay% buffered00:0000:0000:00UnmuteMutePlayPowered by GliaStudios

    Rujukan

  • (GFD-2025-29851) Cek Fakta: Hoaks Soimah Bagikan Bantuan Rp 100 Juta Hanya Dengan Susun Kata di Facebook

    Sumber:
    Tanggal publish: 05/11/2025

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan Soimah membagikan bantuan Rp 100 juta hanya dengan menyusun kata di Facebook. Postingan itu beredar sejak pekan lalu.
    Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 30 Oktober 2025.
    Dalam postingannya terdapat video Soimah berbicara sebagai berikut:
    "Assalamualaikum saya Ma'e Soimah Pancawati dengan video ini saya ingin menyampaikan kabar gembira bagi siapa saja yang melihat. Dengan video saya ingin membagikan dana bantuan sebesar 100 juta rupiah bagi siapa saja yang bisa menjawab pertanyaan dalam video dan jawaban dikirim di messenger dan ini beneran bukan hoaks benar-benar resmi"
    Video itu disertai dengan narasi:
    "𝗥𝗘𝗭𝗘𝗞𝗜 𝗞𝗔𝗠𝗨 𝗛𝗔𝗥𝗜 𝗜𝗡𝗜 𝘽𝘼𝙂𝙄 𝙔𝘼𝙉𝙂 𝗕𝗜𝗦𝗔 𝗠𝗘𝗡𝗝𝗔𝗪𝗔𝗕 𝗞𝗨𝗜𝗦 𝗗𝗜𝗕𝗔𝗪𝗔𝗛 𝙄𝙉𝙄 𝘼𝙆𝘼𝙉 𝙈𝙀𝙉𝘿𝘼𝙋𝘼𝙏𝙆𝘼𝙉 𝙃𝘼𝘿𝙄𝘼𝙃 𝙐𝘼𝙉𝙂 𝙏𝙐𝙉𝘼𝙄 𝘿𝘼𝙍𝙄 𝙎𝘼𝙔𝘼 IMBOK SEKARANG....."
    Lalu benarkah postingan Soimah membagikan bantuan Rp 100 juta hanya dengan menyusun kata di Facebook?
     

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dengan menggunakan website pendeteksi AI, Hive Moderation.
    Hasil analisa menunjukkan bahwa 95,4 persen video dalam postingan merupakan modifikasi AI.
    Cek Fakta beberapa kali menemukan hoaks penipuan dengan mencatut nama Soimah. Konten yang dibagikan para pembuat hoaks itu pun beragam.
    Padahal sejak 28 Desember 2020, Soimah telah memberikan bantahannya terkait pembagian uang atau hadiah ini.
    Soimah memastikan tidak pernah membagikan hadiah berupa uang saat live di Facebook. Ia pun menyebut, akun Facebook yang mencatut namanya merupakan modus penipuan.
    Berikut isi postingannya:
    "Halo gaes, jangan mudah percaya kalau ada akun abal-abal yang mengatasnamakan saya, saya enggak pernah bikin-bikin giveaway apalagi yang katanya live, kebetulan saudara saya dan teman saya iseng-iseng mantau dan kroscek ke saya.
    Heii ... akun go***k, jangan menjadi penipu pakai nama orang ya, nanti kamu bakalan kena karma ditipu sama orang lho.
    Untuk teman-teman yang budiman sekali jangan pernah percaya, seumur hidup saya enggak pernah bikin-bikin gituan di media manapun, jadi kalau ada akun atas nama saya bikin giveaway, itu jelas palsu, karena saya sudah menginformasikan ini, jadi kalau ada apa-apa tanggung sendiri risikonya ya."
    Selain itu dalam kolom komentar dalam postingan itu terdapat ajakan untuk menghubungi nomor yang terdapat pada akun tersebut. Ini merupakan modus agar masyarakat mengklik tautan menuju website yang bisa mencuri data ataupun terhubung dengan pinjaman online ilegal.

    Kesimpulan


    Postingan Soimah membagikan bantuan Rp 100 juta hanya dengan menyusun kata di Facebook adalah hoaks.

    Rujukan