tirto.id - Beredar di media sosial narasi yang membandingkan penjualan bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia dan Malaysia. Unggahan tersebut menyebut Indonesia yang menjual Pertamax dengan harga Rp13.500/liter malah rugi Rp982 triliun. Sementara Malaysia yang menjual produk setara Pertamax senilai Rp7.800/liter justru untung Rp280 triliun.
ADVERTISEMENT
Akun Facebook bernama “Wahyu Ari Wibowo” (arsip) mengunggah klaim ini dalam bentuk gambar. Di dalamnya terdapat dua foto SPBU, masing-masing Pertamina dan Petronas, yang disertai tulisan: “Indonesia Jual Pertamax 13.500/liter Rugi 982 triliun” dan “Malaysia Jual Pertamax 7.800/liter Untung 280 triliun”.
let gpt_inline2 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline2.cmd.push(function() {gpt_inline2.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-2', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline2-passback').addService(gpt_inline2.pubads());gpt_inline2.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline2.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline2.enableServices();gpt_inline2.display('gpt-inline2-passback');});
Pada bagian keterangan unggahan, akun ini hanya menuliskan kata “Lawak.”
#inline3 img{margin: 20px auto;max-width:300px !important;}
let gpt_inline3 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline3.cmd.push(function() {gpt_inline3.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-3', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline3-passback').addService(gpt_inline3.pubads());gpt_inline3.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline3.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline3.enableServices();gpt_inline3.display('gpt-inline3-passback');});
#gpt-inline3-passback{text-align:center;}
Sejak dibagikan pada Kamis (18/9/2025), unggahan tersebut telah mendapat lebih dari 20 ribu reaksi emoji, 10,9 ribu komentar, dan dibagikan ulang lebih dari dua ribu kali. Kolom komentarnya ramai dipenuhi warganet yang mempertanyakan maupun mempercayai klaim tersebut.
#inline4 {margin:1.5em 0}
#inline4 img{max-width:300px !important;margin:auto;display:block;}
let gpt_inline4 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline4.cmd.push(function() {gpt_inline4.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-4', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline4-passback').addService(gpt_inline4.pubads());gpt_inline4.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline4.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline4.enableServices();gpt_inline4.display('gpt-inline4-passback');});
#gpt-inline4-passback{text-align:center;}
Periksa Fakta Pertamina Rugi. foto/hotline periksa fakta tirto
Kami juga menemukan unggahan serupa dari akun Mina Mawaddah dan Semar Printing sebelumnya. Pesan yang disebarkan juga cenderung mirip meski menggunakan gambar yang berbeda
ADVERTISEMENT
Namun, benarkah klaim itu?
(GFD-2025-29154) Tidak Benar Pertamina Rugi Rp982 Triliun dari Penjualan Pertamax
Sumber:Tanggal publish: 20/09/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Untuk memverifikasi kebenaran klaim, pertama-tama Tirto mengunjungi situs Pertamina untuk melihat laporan keuangan tahunan PT Pertamina (Persero). Tirto mendapatkan laporan keuangan tahun 2024 PT Pertamina yang telah diaudit oleh firma akuntansi Ernst & Young (EY).
Berdasarkan dokumen audit, Entitas Induk PT Pertamina (Persero) mencatatkan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai 3,125 miliar dolar Amerika Serikat (AS) pada periode tahun 2024. Nilai ini setara dengan Rp52,04 triliun.
Nilainya lebih kecil dibanding tahun 2023 yang mencapai 4,441 miliar dolar AS (sekitar Rp73,94 triliun). Namun angka ini menunjukkan narasi kerugian ratusan triliun Indonesia, dalam hal ini Pertamina sebagai penjual BBM, tak tepat.
Sementara, angka Rp982 triliun yang disebut dalam unggahan di Facebook tadi tidak ditemukan dalam laporan keuangan resmi Pertamina.
Angka tersebut lebih mendekati estimasi potensi kerugian negara, akibat kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang Pertamina subholding periode 2018–2023.
Rangkuman Tirto, Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung Harli Siregar menyatakan bahwa kerugian negara dalam perkara dalam perkara tata kelola minyak mentah dan produk kilang bisa mencapai Rp193,7 triliun/ tahun. Sehingga jika periodenya lima tahun sekitar Rp968,5 triliun atau hampir Rp1 kuadriliun.
Meski demikian, Harli menegaskan perhitungan tersebut masih bersifat estimasi kasar dan perlu diperiksa lebih lanjut oleh ahli keuangan.
Sementara itu, klaim bahwa Malaysia melalui Petronas mencetak keuntungan ratusan triliun memang sesuai dengan laporan keuangan resmi perusahaan tersebut.
Mengutip Antara, Petronas membukukan keuntungan bersih sebesar RM80,7 miliar atau sekitar Rp267,99 triliun pada tahun buku 2023. Angka ini tidak jauh berbeda dari klaim yang beredar di media sosial, yakni Petronas meraih untung Rp280 triliun.
Sementara itu pihak Pertamina juga membantah narasi soal kerugian mereka akibat menjual Pertamax. Mereka menjabarkan pola penetapan harga BBM di Indonesia yang punya batas berdasar acuan pasar internasional.
VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, menegaskan bahwa penetapan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) umum di Indonesia mengacu pada ketentuan dalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 245.K/MG.01/MEM.M/2022, yang merupakan perubahan dari Keputusan Menteri ESDM Nomor 62.K/12/MEM/2020 tentang formula harga dasar.
“Penetapan harga BBM umum mengacu pada ketentuan dalam Keputusan Menteri ESDM yang mengatur formula perhitungan harga dasar,” kata Fadjar.
Melalui formula tersebut, pemerintah menetapkan batas atas harga berdasarkan harga acuan pasar internasional seperti Mean of Platts Singapore (MOPS)/Argus, ditambah dengan biaya distribusi serta margin badan usaha maksimal 10 persen. Setiap badan usaha, termasuk Pertamina, wajib mengikuti regulasi ini dalam menentukan Harga Jual Eceran (HJE) BBM umum.
Fadjar juga secara tegas menampik klaim kerugian Rp982 triliun akibat penjualan Pertamax.
“Informasi mengenai penjualan Pertamax dengan rugi 982 triliun merupakan informasi yang tidak berdasar dan merupakan false information,” tegasnya.
Perlu diketahui, harga Pertamax di Indonesia dan Malaysia juga memiliki kebijakan subsidi yang berbeda.
Mengutip CNBC Indonesia, pemerintah Malaysia memberikan subsidi pada BBM berkualitas tinggi, yaitu bensin RON 95 (setara Pertamax Plus) dan Solar dengan cetane number (CN) di atas 51 (hampir setara Pertamina Dex). Kebijakan ini membuat harga BBM dengan kualitas tinggi di Malaysia tetap lebih murah bagi konsumen.
Sebaliknya, di Indonesia subsidi dan kompensasi diberikan untuk BBM dengan kualitas lebih rendah, yakni bensin RON 90 (Pertalite), Solar subsidi (CN 48), serta minyak tanah (kerosene). Adapun harga Pertamax (RON 92) tidak disubsidi, sehingga harganya lebih tinggi dibandingkan Malaysia.
Berdasarkan dokumen audit, Entitas Induk PT Pertamina (Persero) mencatatkan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai 3,125 miliar dolar Amerika Serikat (AS) pada periode tahun 2024. Nilai ini setara dengan Rp52,04 triliun.
Nilainya lebih kecil dibanding tahun 2023 yang mencapai 4,441 miliar dolar AS (sekitar Rp73,94 triliun). Namun angka ini menunjukkan narasi kerugian ratusan triliun Indonesia, dalam hal ini Pertamina sebagai penjual BBM, tak tepat.
Sementara, angka Rp982 triliun yang disebut dalam unggahan di Facebook tadi tidak ditemukan dalam laporan keuangan resmi Pertamina.
Angka tersebut lebih mendekati estimasi potensi kerugian negara, akibat kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang Pertamina subholding periode 2018–2023.
Rangkuman Tirto, Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung Harli Siregar menyatakan bahwa kerugian negara dalam perkara dalam perkara tata kelola minyak mentah dan produk kilang bisa mencapai Rp193,7 triliun/ tahun. Sehingga jika periodenya lima tahun sekitar Rp968,5 triliun atau hampir Rp1 kuadriliun.
Meski demikian, Harli menegaskan perhitungan tersebut masih bersifat estimasi kasar dan perlu diperiksa lebih lanjut oleh ahli keuangan.
Sementara itu, klaim bahwa Malaysia melalui Petronas mencetak keuntungan ratusan triliun memang sesuai dengan laporan keuangan resmi perusahaan tersebut.
Mengutip Antara, Petronas membukukan keuntungan bersih sebesar RM80,7 miliar atau sekitar Rp267,99 triliun pada tahun buku 2023. Angka ini tidak jauh berbeda dari klaim yang beredar di media sosial, yakni Petronas meraih untung Rp280 triliun.
Sementara itu pihak Pertamina juga membantah narasi soal kerugian mereka akibat menjual Pertamax. Mereka menjabarkan pola penetapan harga BBM di Indonesia yang punya batas berdasar acuan pasar internasional.
VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, menegaskan bahwa penetapan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) umum di Indonesia mengacu pada ketentuan dalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 245.K/MG.01/MEM.M/2022, yang merupakan perubahan dari Keputusan Menteri ESDM Nomor 62.K/12/MEM/2020 tentang formula harga dasar.
“Penetapan harga BBM umum mengacu pada ketentuan dalam Keputusan Menteri ESDM yang mengatur formula perhitungan harga dasar,” kata Fadjar.
Melalui formula tersebut, pemerintah menetapkan batas atas harga berdasarkan harga acuan pasar internasional seperti Mean of Platts Singapore (MOPS)/Argus, ditambah dengan biaya distribusi serta margin badan usaha maksimal 10 persen. Setiap badan usaha, termasuk Pertamina, wajib mengikuti regulasi ini dalam menentukan Harga Jual Eceran (HJE) BBM umum.
Fadjar juga secara tegas menampik klaim kerugian Rp982 triliun akibat penjualan Pertamax.
“Informasi mengenai penjualan Pertamax dengan rugi 982 triliun merupakan informasi yang tidak berdasar dan merupakan false information,” tegasnya.
Perlu diketahui, harga Pertamax di Indonesia dan Malaysia juga memiliki kebijakan subsidi yang berbeda.
Mengutip CNBC Indonesia, pemerintah Malaysia memberikan subsidi pada BBM berkualitas tinggi, yaitu bensin RON 95 (setara Pertamax Plus) dan Solar dengan cetane number (CN) di atas 51 (hampir setara Pertamina Dex). Kebijakan ini membuat harga BBM dengan kualitas tinggi di Malaysia tetap lebih murah bagi konsumen.
Sebaliknya, di Indonesia subsidi dan kompensasi diberikan untuk BBM dengan kualitas lebih rendah, yakni bensin RON 90 (Pertalite), Solar subsidi (CN 48), serta minyak tanah (kerosene). Adapun harga Pertamax (RON 92) tidak disubsidi, sehingga harganya lebih tinggi dibandingkan Malaysia.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran fakta, ditemukan kalau klaim bahwa Pertamina merugi Rp982 triliun dari penjualan Pertamax adalah salah dan menyesatkan (false and misleading).
Angka tersebut bukan berasal dari laporan keuangan resmi, melainkan lebih dekat dengan estimasi kerugian negara akibat kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang Pertamina periode 2018–2023. Faktanya, mengutip laporan keuangan Pertamina teranyar, mereka mencatatkan laba sekitar Rp52 triliun pada tahun 2024.
Selain itu, perbandingan harga Pertamax di Indonesia dan Malaysia juga tidak disertai penjelasan konteks masing-masing negara.
Harga BBM di Malaysia lebih murah karena pemerintahnya memberi subsidi pada BBM berkualitas tinggi (RON 95 dan Solar CN 51), sementara Indonesia hanya menyalurkan subsidi untuk BBM dengan kualitas lebih rendah seperti Pertalite (RON 90), Solar subsidi, dan minyak tanah.
==
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat me
Angka tersebut bukan berasal dari laporan keuangan resmi, melainkan lebih dekat dengan estimasi kerugian negara akibat kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang Pertamina periode 2018–2023. Faktanya, mengutip laporan keuangan Pertamina teranyar, mereka mencatatkan laba sekitar Rp52 triliun pada tahun 2024.
Selain itu, perbandingan harga Pertamax di Indonesia dan Malaysia juga tidak disertai penjelasan konteks masing-masing negara.
Harga BBM di Malaysia lebih murah karena pemerintahnya memberi subsidi pada BBM berkualitas tinggi (RON 95 dan Solar CN 51), sementara Indonesia hanya menyalurkan subsidi untuk BBM dengan kualitas lebih rendah seperti Pertalite (RON 90), Solar subsidi, dan minyak tanah.
==
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat me
Rujukan
- https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=3765508733581820&id=100003681902056&rdid=sPwFVslhXdk84J2j#
- https://archive.ph/xycDd
- https://aurum.tirto.id/gold/ck.php?oaparams=2__bnnid=2208__znnid=318__cb=28f70ab964__oadest=
- https%3A%2F%2Fblog.qasir.id%2Fpromo-qasir%2Fmaksimalkan-bisnis-anda-daftarkan-usaha-di-qasir-dengan-referral-tirtoid-dan-dapatkan-harga-khusus
- https://www.facebook.com/akhipop/posts/pfbid02kaKQMWDaGAXrtNzgF1zXajNXAJkNJz5gH9bJvvb6uGZyCS5UJfD7rereRm7ZRH3Sl
- https://www.facebook.com/baguz.pratama/posts/pfbid0RHu4XCsnG2WLs9xf3LjJEYn1j2f68dd976TjRxD1wNShke3zrHaFbdUTbxGZUsBjl
- https://pertaminawebui-ekf6fje6gwgdgjef.southeastasia-01.azurewebsites.net/id/laporan-keuangan
- https://tirto.id/kasus-pertamina-jadi-korupsi-terbesar-ri-rugi-rp1-kuadriliun-g8SM
- https://www.antaranews.com/berita/4012380/keuntungan-bersih-petronas-rp26799-triliun-di-tahun-keuangan-2023
- https://www.cnbcindonesia.com/news/20230105162238-4-403169/beda-dengan-ri-malaysia-subsidi-bbm-setara-pertamax-plus
- https://mailto:factcheck@tirto.id
(GFD-2025-29153) Cek Fakta: Tidak Benar Ini Link Pendaftaran Insentif Guru Non ASN
Sumber:Tanggal publish: 20/09/2025
Berita
Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim link pendaftaran insentif guru non ASN, informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 19 Agustus 2025.
Klaim link pendaftaran insentif guru non ASN berupa tulisan sebagai berikut.
"Kabar gembira untuk bapak/ibu guru non ASN, pemerintah melalui puslapdik atau pusat pelayanan pembiayaan pendidikan mengeluarkan bantuan insentif khusus untuk guru non ASN sebesar Rp 2,1 jutaUntuk cek aktivasi bisa melalui website yg terdaftar 👇
#KadoPresidenuntukGuru
#InsentifNonASN
#BSUPendidik
#AfirmasiKualifikasiS1D4
#PHTC
#PendidikanBermutuuntukSemua
#KemendikdasmenRamah
#Sobatbelajar"
Unggahan tersebut disertai dengan menu daftar, jika diklik muncul link berikut.
"https://intensif.kkemendikdasmen.com/?fbclid=IwY2xjawM6E5VleHRuA2FlbQIxMQABHpl1pN1eEt-G3xOpjquiCyAoB--UsWehO8xozADqdb2Fe_9laxS9VpDYsRF3_aem_x0CZvJrR0-hUl1k-M7KIEw"
Link tersebut mengarah pada halaman situs dengan menampilkan formulir digital yang meminta sejumlah identitas seperti nama dan nomor Telegram .
Benarkah klaim link pendaftaran insentif guru non ASN? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim link pendaftaran insentif guru non ASN, penelusuran mengarah pada artikel bejudul "Pendaftaran Insentif Palsu Incar Guru Non ASN, Begini Cara Deteksinya" yang dimuat Liputan6.com, pada 19 September 2025.
Dalam artikel Liputan6.com, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mengimbau masyarakat untuk mewaspadai link palsu yang mengklaim pendaftaran bantuan insetif untuk guru non ASN, kabar bohong tersebut merupakan bagian dari kejahatan siber yang dapat merugikan.
Menanggapi informasi tentang bantuan insentif guru non ASN sebesar Rp 2,1 juta yang beredar dimedia sosial, Kemendikdasmen keluarkan peringatan terkait berbagai link atau laman palsu yang mengatasnamakan bantuan insentif guru non-ASN sebesar Rp 2,1 juta.
Kemendikdasmen menyatakan link pendaftaran insentif khusus untuk guru non ASN ini merupakan modus penipuan menggunakan metode phising untuk mencuri data pribadi.
"Phising adalah upaya penipuan untuk mencuri data pribadi seperti password, OTP (one-time password), atau informasi keuangan. Jangan mudah percaya dengan pesan, email, atau link mencurigakan yang mengatasnamakan pihak tertentu," ujar Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kemendikdasmen, dikutip dariketerangan yang dimuat situs resmi Direktorat Jenderal Guru Tenaga Kependidikan dan Pendidikan Guru, gtk.dikdasmen.go.id.
Masyarakat pun diminta untuk waspada pada penipuan yang berupa tautan berkedok bantuan dan lain sebagainya yang mengatasnamakan Kemendikdasmen.Untuk mendeteksi penipuan bantuan insentif guru non ASN sebesar Rp 2,1 juta bisa dengan memastikan domain link pendaftaran yang beredar, biasanya pelaku penipuan menyebar link dengan domain tidak resmi atau diluar domain pemerintah. Sebab itu sebaiknya kita tidak mudah percaya percaya pada laman yang tidak menggunakan domain resmi.
"Domain resmi kementerian diakhiri dengan .go.id," sebut keterangan tersebut.
Kesimpulan
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim link pendaftaran insentif guru non ASN tidak benar.
Kemendikdasmen menyatakan link pendaftaran insentif khusus untuk guru non ASN ini merupakan modus penipuan menggunakan metode phising untuk mencuri data pribadi.
(GFD-2025-29152) CEK FAKTA: Salah! KPK Sita Semua Aset Sahroni dan Puan Maharani
Sumber:Tanggal publish: 20/09/2025
Berita
Beredar video di media sosial tentang KPK yang menyita seluruh aset Syahroni dan Puan Maharani. Video tersebut dibagikan akun Facebook Dewi Ratih melalui Reels pada 12 September 2025.
Adapun narasi lengkapnya sebagai berikut:
“KPK sita semua aset Sahroni dan puan Maharani….!!!!!!!!
kang Dedi Mulyadi dan salsa Erwina kembali bongkar borok baru DPR 250 anggota DPR dipecat”
https://www.facebook.com/reel/758397337068345
Video tersebut telah dibagikan ulang lebih dari 1.900 kali dan dikomentari lebih dari 3.100 kali, serta disukai lebih dari 47 ribu kali.
Benarkah informasi dalam video tersebut?
Adapun narasi lengkapnya sebagai berikut:
“KPK sita semua aset Sahroni dan puan Maharani….!!!!!!!!
kang Dedi Mulyadi dan salsa Erwina kembali bongkar borok baru DPR 250 anggota DPR dipecat”
https://www.facebook.com/reel/758397337068345
Video tersebut telah dibagikan ulang lebih dari 1.900 kali dan dikomentari lebih dari 3.100 kali, serta disukai lebih dari 47 ribu kali.
Benarkah informasi dalam video tersebut?
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta TIMES Indonesia, informasi KPK menyita seluruh aset Ahmad Sahroni dan Puan Maharani, salah. Hasil penelusuran di mesian pencarian Google dengan kata kunci "KPK sita aset ahmad sahroni puan maharani" tidak ditemukan pemberitaan dari media kredibel yang mengabarkan dan membernarkan klaim tersebut.
Tim Cek Fakta menemukan sejumlah pemberitaan berupa penelusuran atas klaim tersebut, seperti Turnbackhoax.id ([SALAH] KPK Menyita Semua Aset Sahroni dan Puan Maharani | Turnbackhoax). Hasilnya tidak benar alias hoaks.
Tim Cek Fakta menemukan sejumlah pemberitaan berupa penelusuran atas klaim tersebut, seperti Turnbackhoax.id ([SALAH] KPK Menyita Semua Aset Sahroni dan Puan Maharani | Turnbackhoax). Hasilnya tidak benar alias hoaks.
Kesimpulan
Klaim “KPK menyita semua aset Ahmad Sahroni dan Puan Maharani” adalah salah. Video tersebut merupakan konten palsu (fabricated content).
Rujukan
(GFD-2025-29151) [HOAKS] Ed Sheeran Buat Lagu Tribute untuk Charlie Kirk
Sumber:Tanggal publish: 19/09/2025
Berita
KOMPAS.com - Penyanyi Ed Sheeran disebut membuat lagu penghormatan untuk Charlie Kirk, aktivis sayap kanan Amerika Serikat yang tewas ditembak pada 10 September 2025.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut hoaks.
Narasi Ed Sheeran membuat lagu penghormatan untuk Charlie Kirk dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.
Berikut narasi yang dibagikan:
Penghormatan yang indah dari Ed Sheeran kepada Charlie Kirk
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut hoaks.
Narasi Ed Sheeran membuat lagu penghormatan untuk Charlie Kirk dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.
Berikut narasi yang dibagikan:
Penghormatan yang indah dari Ed Sheeran kepada Charlie Kirk
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Kompas.com tidak menemukan pemberitaan kredibel tentang lagu penghormatan dari Ed Sheeran untuk Charlie Kirk.
Sementara itu, pemeriksa fakta Snopes menemukan bahwa lagu tribute untuk Charlie Kirk yang disebut karya Ed Sheeran merupakan hasil rekayasa artificial intelligence (AI).
Lagu yang sama dengan yang beredar di Facebook ditemukan di kanal YouTube Ai Modiveza, yang mengunggah musik hasil rekayasa AI. Kanal itu kini telah dihapus.
Sebelum dihapus, Snopes menemukan label yang menyatakan bahwa "suara atau visual dari konten tersebut telah diedit secara signifikan atau dihasilkan secara digital".
Selain itu, tidak ditemukan informasi dari akun media sosial Ed Sheeran bahwa ia membuat lagu penghormatan untuk Charlie Kirk.
Adapun, Ed Sheeran meluncurkan album terbarunya, Play pada 12 September 2025. Ia menyebut album itu merupakan caranya menyikapi periode tergelap dalam hidupnya.
"Dari semua itu, saya hanya ingin menciptakan kegembiraan dan warna-warni, serta menjelajahi budaya di negara-negara yang saya kunjungi," katanya, dikutip dari BBC.
Dalam 13 lagu, ia bernyanyi tentang pelarian dan pelepasan, cinta dan pengabdian, serta menambahkan sentuhan Asia dan Timur Tengah ke dalam musiknya.
Sementara itu, pemeriksa fakta Snopes menemukan bahwa lagu tribute untuk Charlie Kirk yang disebut karya Ed Sheeran merupakan hasil rekayasa artificial intelligence (AI).
Lagu yang sama dengan yang beredar di Facebook ditemukan di kanal YouTube Ai Modiveza, yang mengunggah musik hasil rekayasa AI. Kanal itu kini telah dihapus.
Sebelum dihapus, Snopes menemukan label yang menyatakan bahwa "suara atau visual dari konten tersebut telah diedit secara signifikan atau dihasilkan secara digital".
Selain itu, tidak ditemukan informasi dari akun media sosial Ed Sheeran bahwa ia membuat lagu penghormatan untuk Charlie Kirk.
Adapun, Ed Sheeran meluncurkan album terbarunya, Play pada 12 September 2025. Ia menyebut album itu merupakan caranya menyikapi periode tergelap dalam hidupnya.
"Dari semua itu, saya hanya ingin menciptakan kegembiraan dan warna-warni, serta menjelajahi budaya di negara-negara yang saya kunjungi," katanya, dikutip dari BBC.
Dalam 13 lagu, ia bernyanyi tentang pelarian dan pelepasan, cinta dan pengabdian, serta menambahkan sentuhan Asia dan Timur Tengah ke dalam musiknya.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi Ed Sheeran membuat lagu penghormatan untuk Charlie Kirk adalah hoaks.
Lagu yang disebarkan di internet merupakan hasil manipulasi AI. Tidak ada bukti Ed Sheeran membuat lagu khusus untuk menghormati Charlie Kirk.
Lagu yang disebarkan di internet merupakan hasil manipulasi AI. Tidak ada bukti Ed Sheeran membuat lagu khusus untuk menghormati Charlie Kirk.
Rujukan
- https://www.facebook.com/reel/1333462825157192
- https://www.facebook.com/watch/?v=1488552505655708&rdid=zbD6hGPT16tnbCTR
- https://www.facebook.com/watch/?v=4220357544844264&rdid=aOTAxy32iEbpbqIL
- https://www.facebook.com/reel/1160582692642656
- https://www.snopes.com/fact-check/ed-sheeran-charlie-kirk-song/
- https://www.instagram.com/teddysphotos/
- https://www.bbc.com/news/articles/cp3v12e7j9do
- https://app.kompas.com/download?source=Kompas.com&medium=Referral&campaign=belowarticle
Halaman: 98/6741