KOMPAS.com - Di media sosial, beredar sebuah video yang menampilkan ribuan pendukung Israel menyerukan stop perang.
Seruan itu dikaitkan dengan serangan balasan Iran yang dipicu oleh serangan Israel pada Jumat, 13 Juni 2025.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video tersebut merupakan konten manipulatif.
Video ribuan pendukung Israel menyerukan stop perang disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, ini, dan ini.
Dalam video, tampak orang-orang membawa poster dan bendera Israel sambil meneriakan permintaan maaf pada Iran, stop perang, dan menginginkan perdamaian.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Sabtu (21/6/2025):
RIBUAN PENDUKUNG ISRAEL TURUN KEJALAN, MINTA STOP PERANG
CENGENG, Belum genap seminggu gaya ngajak perang, sekarang ngrengej minta Iran Berhenti perang.. Iran kami minta maaf. Kami menginginkan perdamaian.. . Kata-kata ini ditujukan oleh orang Israel yang memohon kepada Iran untuk menghentikan perang.. . FRANCE 24 inilah kenyataan sebenarnya.
(GFD-2025-27548) [KLARIFIKASI] Video Pendukung Israel Minta Stop Perang Dibuat dengan AI
Sumber:Tanggal publish: 23/06/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Terdapat watermark betuliskan "Veo" pada pojok kanan bawah video.
Veo merupakan model kecerdasan buatan yang dikembangan oleh Google DeepMind.
Veo AI, khususnya Google Veo 3, merupakan generatif akal imitasi (AI) yang mampu menghasilkan video dengan memasukkan perintah berupa teks atau gambar.
Watermark yang terdapat dalam video menunjukkan, klip tersebut dihasilkan oleh Google Veo 3. Bukan dari peristiwa nyata.
Tim Cek Fakta Kompas.com mengeceknya kembali menggunakan pendeteksi AI, Hive Moderation.
Hasilnya menunjukkan, video ribuan pendukung Israel menyerukan stop perang memiliki probabilitas 99,8 persen dihasilkan oleh AI.
Veo merupakan model kecerdasan buatan yang dikembangan oleh Google DeepMind.
Veo AI, khususnya Google Veo 3, merupakan generatif akal imitasi (AI) yang mampu menghasilkan video dengan memasukkan perintah berupa teks atau gambar.
Watermark yang terdapat dalam video menunjukkan, klip tersebut dihasilkan oleh Google Veo 3. Bukan dari peristiwa nyata.
Tim Cek Fakta Kompas.com mengeceknya kembali menggunakan pendeteksi AI, Hive Moderation.
Hasilnya menunjukkan, video ribuan pendukung Israel menyerukan stop perang memiliki probabilitas 99,8 persen dihasilkan oleh AI.
Kesimpulan
Video ribuan pendukung Israel menyerukan stop perang merupakan konten manipulatif berbasis AI.
Hasil penelusuran menunjukkan, video tersebut dibuat dengan Google Veo 3. Hive Moderation juga mengidentifikasinya sebagai video yang dihasilkan AI.
Hasil penelusuran menunjukkan, video tersebut dibuat dengan Google Veo 3. Hive Moderation juga mengidentifikasinya sebagai video yang dihasilkan AI.
Rujukan
- https://www.facebook.com/nanda.part.ii.2025/videos/716933111258154/
- https://www.facebook.com/agus.prayitno.289893/videos/1789454755307051
- https://www.facebook.com/100059180422436/videos/1282982280151387?idorvanity=1131928717972006
- https://www.facebook.com/reel/1875439733186798
- https://www.facebook.com/reel/728742119543925
- https://www.facebook.com/reel/1599785098067977
- https://deepmind.google/models/veo/
- https://hivemoderation.com/ai-generated-content-detection
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2025-27547) [SALAH] Simbol Tiga Garis di Grup WhatsApp Itu Tanda Kehadiran Hacker
Sumber: FacebookTanggal publish: 24/06/2025
Berita
Akun Facebook “Indra Yana” [arsip] pada Selasa (3/6/2025) dan “ACTV” [arsip] pada Rabu (4/6/2025) membagikan unggahan berisi narasi:
“*Mohon perhatiannya* Group HP yg di kanan atas dekat titik 3 itu ada garis² dari atas ke bawah ber bentuk kotak (dalam lingkaran) berarti di *group tsb ada hecker nya* Tapi kalau sebelah dekat titik 3 ada gambar gagang tilp *group tsb nggak ada hecker nya* Coba periksa semua group yg njenengan punya. Jangan pernah ikut bergabung di telepon group krn bisa menguras isi M-Banking Solusinya ; Waspada, jangan mudah percaya, kalau telpon group jangan diangkat, kalau ada nomor tidak dikenal yg pakai profil teman jangan ditanggapi, dan konfirmasi langsung ke nomor aslinya, semoga bermanfaat 🙏”
“*Mohon perhatiannya* Group HP yg di kanan atas dekat titik 3 itu ada garis² dari atas ke bawah ber bentuk kotak (dalam lingkaran) berarti di *group tsb ada hecker nya* Tapi kalau sebelah dekat titik 3 ada gambar gagang tilp *group tsb nggak ada hecker nya* Coba periksa semua group yg njenengan punya. Jangan pernah ikut bergabung di telepon group krn bisa menguras isi M-Banking Solusinya ; Waspada, jangan mudah percaya, kalau telpon group jangan diangkat, kalau ada nomor tidak dikenal yg pakai profil teman jangan ditanggapi, dan konfirmasi langsung ke nomor aslinya, semoga bermanfaat 🙏”
Hasil Cek Fakta
Tim Pemeriksa Fakta Mafindo (TurnBackHoax) mengakses laman Facebook Meta (perusahaan induk WhatsApp) untuk mengetahui informasi tentang fitur “tanda garis tiga dalam lingkaran” seperti yang ditunjukkan di tangkapan layar unggahan Facebook “ACTV”.
Dalam unggahan Meta pada Jumat (23/5/2025), dijelaskan bahwa ikon tersebut merupakan fitur Chat Audio di WhatsApp Group. Fitur ini memungkinkan anggota grup melakukan panggilan suara secara diam-diam, tanpa memunculkan notifikasi dering di perangkat pengguna lain yang tidak ikut serta. Artinya, panggilan tidak akan mengganggu seluruh anggota grup. ikon tersebut bukanlah tanda keberadaan peretas (hacker) yang dapat menguras mobile banking seperti yang diklaim dalam unggahan Facebook “Indra Yana” dan “ACTV”.
Dalam keterangan resminya pada Kamis (5/6/2025), Meta juga mengkonfirmasi bahwa informasi tersebut adalah hoaks.
“Ini adalah Chat Audio, fitur baru dari WhatsApp yang aman dan terenkripsi end-to-end. WhatsApp pun tidak bisa dengar atau lihat percakapanmu! Satu-satunya risiko nyata adalah jika akun anggota grup diretas dan digunakan untuk menyebarkan tautan berbahaya—bukan karena fitur Chat Audio itu sendiri” tulis Meta Indonesia dalam keterangan resminya.
Dalam unggahan Meta pada Jumat (23/5/2025), dijelaskan bahwa ikon tersebut merupakan fitur Chat Audio di WhatsApp Group. Fitur ini memungkinkan anggota grup melakukan panggilan suara secara diam-diam, tanpa memunculkan notifikasi dering di perangkat pengguna lain yang tidak ikut serta. Artinya, panggilan tidak akan mengganggu seluruh anggota grup. ikon tersebut bukanlah tanda keberadaan peretas (hacker) yang dapat menguras mobile banking seperti yang diklaim dalam unggahan Facebook “Indra Yana” dan “ACTV”.
Dalam keterangan resminya pada Kamis (5/6/2025), Meta juga mengkonfirmasi bahwa informasi tersebut adalah hoaks.
“Ini adalah Chat Audio, fitur baru dari WhatsApp yang aman dan terenkripsi end-to-end. WhatsApp pun tidak bisa dengar atau lihat percakapanmu! Satu-satunya risiko nyata adalah jika akun anggota grup diretas dan digunakan untuk menyebarkan tautan berbahaya—bukan karena fitur Chat Audio itu sendiri” tulis Meta Indonesia dalam keterangan resminya.
Kesimpulan
Unggahan berisi klaim “simbol tiga garis di grup WA itu tanda kehadiran hacker” merupakan konten yang menyesatkan (misleading content).
Rujukan
- http[Facebook] Unggahan Meta mengenai fitur Audio Chat
- https://www.facebook.com/MetaIndonesia/posts/pfbid02Z14JWa6jCSXhP3fF53DrqPxmPk66XKyjn9SKE5nNiLMYwQ1hfj8FrtMN7XPY4FE5l?rdid=WCWJ7LCEappTTRhl (penjelasan Meta terkait fitur Audio Chat) [Facebook] Konfirmasi Meta terkait hoaks ikon penanda hacker
- https://www.facebook.com/MetaIndonesia/posts/pfbid02Z14JWa6jCSXhP3fF53DrqPxmPk66XKyjn9SKE5nNiLMYwQ1hfj8FrtMN7XPY4FE5l?rdid=WCWJ7LCEappTTRhl (konfirmasi Meta terkait hoaks ikon penanda hacker)
- https://www.facebook.com/indra.yana.7121614/posts/pfbid0fCaWAyaxpc681va8q7a2ZGaEY9GoxtoEC8VTo8sdRNvbmmxoyyszZG2ucYpYEgRbl?rdid=Zux2E9XKJT9QSMBi (unggahan akun Facebook “Indra Yana”)
- https://archive.ph/K77Hk (arsip unggahan akun Facebook “Indra Yana”)
- https://www.facebook.com/seputarkotapalembangterkini/posts/pfbid034C2rkKzznSmLE2Kcgo1UUCci48mDkwdZPgSJUGQXuxzkPj1iAU8N7tMCL9WVhzurl?rdid=bS0CtF8HKKyv2HXa (unggahan akun Facebook “ACTV”)
- https://archive.ph/yy0aF (arsip unggahan akun Facebook “ACTV”) 1 2
(GFD-2025-27546) [PENIPUAN] Tautan Pendaftaran Lowongan Kerja Kalbe Farma
Sumber: Facebook.comTanggal publish: 24/06/2025
Berita
Sabtu (29/5/2025) akun Facebook “Info Lowongan Kerja” membagikan tautan [arsip] disertai narasi:
“LOWONGAN KERJA PT KALBE FARMA TBK
Saatnya kamu #BerkarierSehat bareng salah satu perusahaan farmasi terbesar di Indonesia!
PT Kalbe Farma Tbk membuka kesempatan emas untuk bergabung dan berkembang bersama di berbagai posisi menarik, seperti:
Production Operator
R&D Formulation Operator
Building Maintenance Technician
Administration
RM, PM QC Analyst
Oversight QA Inspector
Dan 10 posisi lainnya!
Kualifikasi:
Pria/Wanita
Pendidikan minimal SMA/SMK hingga Diploma
Terbuka untuk Fresh Graduate
Jika kamu antusias dengan dunia farmasi dan siap bekerja di lingkungan profesional dan inovatif, ini saatnya melangkah!
Info lengkap & cara melamar bisa cek website yg sudah disediakan”
“LOWONGAN KERJA PT KALBE FARMA TBK
Saatnya kamu #BerkarierSehat bareng salah satu perusahaan farmasi terbesar di Indonesia!
PT Kalbe Farma Tbk membuka kesempatan emas untuk bergabung dan berkembang bersama di berbagai posisi menarik, seperti:
Production Operator
R&D Formulation Operator
Building Maintenance Technician
Administration
RM, PM QC Analyst
Oversight QA Inspector
Dan 10 posisi lainnya!
Kualifikasi:
Pria/Wanita
Pendidikan minimal SMA/SMK hingga Diploma
Terbuka untuk Fresh Graduate
Jika kamu antusias dengan dunia farmasi dan siap bekerja di lingkungan profesional dan inovatif, ini saatnya melangkah!
Info lengkap & cara melamar bisa cek website yg sudah disediakan”
Hasil Cek Fakta
Tim Pemeriksa Fakta Mafindo (TurnBackHoax) mengakses tautan dalam unggahan. Diketahui, tautan tidak mengarah ke laman resmi Kalbe Farma (kalbe.co.id), tetapi ke laman yang meminta data diri seperti nama lengkap dan nomor Telegram aktif.
TurnBackHoax kemudian memasukkan kata kunci ‘lowongan kerja kalbe farma” ke mesin pencarian Google. Pencarian teratas mengarah ke dua kanal media sosial perusahaan tersebut, yakni Instagram ptkalbefarmatbk dan Facebook Kalbe Farma.
Dalam salah satu unggahan Facebook-nya pada Maret 2025, perusahaan menegaskan proses rekrutmen akan diumumkan melalui kalbe.co.id atau media sosial resmi PT Kalbe Farma seperti:
Facebook: Kalbe Farma
Instagram: ptkalbefarmatbk
TikTok: ptkalbefarmatbk
TurnBackHoax kemudian memasukkan kata kunci ‘lowongan kerja kalbe farma” ke mesin pencarian Google. Pencarian teratas mengarah ke dua kanal media sosial perusahaan tersebut, yakni Instagram ptkalbefarmatbk dan Facebook Kalbe Farma.
Dalam salah satu unggahan Facebook-nya pada Maret 2025, perusahaan menegaskan proses rekrutmen akan diumumkan melalui kalbe.co.id atau media sosial resmi PT Kalbe Farma seperti:
Facebook: Kalbe Farma
Instagram: ptkalbefarmatbk
TikTok: ptkalbefarmatbk
Kesimpulan
Unggahan berisi tautan “lowongan kerja Kalbe Farma” yang mengarah ke laman tak resmi itu merupakan konten tiruan (impostor content).
Rujukan
- http[Instagram] akun Instagram resmi Kalbe Farma “ptkalbefarmatbk” [Facebook] akun Facebook resmi Kalbe Farma “Kalbe Farma”
- https://web.facebook.com/story.php?story_fbid=122180482454551907&id=61566557221153&rdid=MhALSZhM69mfDv5z&_rdc=1&_rdr# (unggahan akun Facebook “Info Lowongan Kerja”)
- https://archive.vn/A7yhg (arsip unggahan akun Facebook “Info Lowongan Kerja”)
- https://ghostarchive.org/archive/7XFK5 (arsip unggahan akun Facebook “Info Lowongan Kerja”)
(GFD-2025-27545) CEK FAKTA: Benarkah Kim Jong Un Masuk Islam dan Jadi Imam Salat?
Sumber: https://x.com/kadrunmampos/status/1936369390276235597Tanggal publish: 24/06/2025
Berita
Beredar sebuah video di media sosial X (dulu Twitter) yang memperlihatkan sosok mirip Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un sedang memimpin salat di dalam masjid. Video tersebut disertai narasi yang menyebutkan bahwa Kim Jong Un telah menjadi mualaf, atau memeluk agama Islam.
Narasi dalam unggahan tersebut berbunyi:
“Alhamdulillaaaah dia sdh mualaf”
Lantas, benarkah kabar tersebut?
Narasi dalam unggahan tersebut berbunyi:
“Alhamdulillaaaah dia sdh mualaf”
Lantas, benarkah kabar tersebut?
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta TIMES Indonesia menelusuri video dan klaim yang beredar. Hasilnya, tidak ditemukan satu pun bukti atau pernyataan resmi yang menyatakan bahwa Kim Jong Un telah memeluk agama Islam, apalagi menjadi imam salat.
Hasil pencarian melalui arsip media resmi Korea Utara, seperti Korean Central News Agency (KCNA) dan Naenara, juga tidak menunjukkan informasi mengenai perpindahan agama Kim Jong Un. Kemudian, media-media internasional seperti Reuters, BBC, The Guardian, maupun media Korea Selatan yang kerap mengamati perkembangan Korea Utara, tidak pernah melaporkan kabar tersebut.
Lebih lanjut, tim Cek Fakta juga melakukan pemeriksaan pada video tersebut dengan aplikasi deteksi konten berbasis kecerdasan buatan (AI), yaitu Hive Moderation.
Hasilnya, video yang memperlihatkan Kim Jong Un mengenakan gamis dan memimpin salat merupakan hasil rekayasa visual berbasis AI (artificial intelligence).
Dengan kata lain, video tersebut bukan dokumentasi nyata, melainkan konten manipulatif yang dibuat dengan teknologi deepfake atau AI-generated media.
Hasil pencarian melalui arsip media resmi Korea Utara, seperti Korean Central News Agency (KCNA) dan Naenara, juga tidak menunjukkan informasi mengenai perpindahan agama Kim Jong Un. Kemudian, media-media internasional seperti Reuters, BBC, The Guardian, maupun media Korea Selatan yang kerap mengamati perkembangan Korea Utara, tidak pernah melaporkan kabar tersebut.
Lebih lanjut, tim Cek Fakta juga melakukan pemeriksaan pada video tersebut dengan aplikasi deteksi konten berbasis kecerdasan buatan (AI), yaitu Hive Moderation.
Hasilnya, video yang memperlihatkan Kim Jong Un mengenakan gamis dan memimpin salat merupakan hasil rekayasa visual berbasis AI (artificial intelligence).
Dengan kata lain, video tersebut bukan dokumentasi nyata, melainkan konten manipulatif yang dibuat dengan teknologi deepfake atau AI-generated media.
Kesimpulan
Klaim bahwa Kim Jong Un telah menjadi mualaf dan menjadi imam salat adalah Hoaks. Video yang beredar merupakan rekayasa berbasis kecerdasan buatan (AI) dan tidak memiliki dasar fakta. Tidak ada pernyataan resmi atau bukti yang mendukung klaim tersebut. Konten ini juga merupakan konten disinformasi dengan kategori Fabricated Content, karena merupakan video hasil manipulasi AI digunakan untuk membentuk narasi palsu.
Halaman: 98/6344