• (GFD-2025-29131) [KLARIFIKASI] Chip dalam KTP Elektronik Tidak Dapat Melacak Lokasi

    Sumber:
    Tanggal publish: 18/09/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Narasi mengenai chip dalam KTP elektronik atau e-KTP dapat melacak lokasi, kembali beredar di media sosial pada September 2025.

    Sebuah video memperlihatkan KTP yang disinari lampu senter, kemudian terlihat bayangan chip yang ada dalam kartu.

    Namun benarkah chip itu dapat melacak lokasi pemilik e-KTP? Simak peneluran Tim Cek Fakta Kompas.com berikut.

    Informasi mengenai chip dalam e-KTP dapat melacak lokasi disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.

    Berikut narasi yang ditulis salah satu akun:

    Disetiap KTP pasti ada GPS nya

    Sementara, berikut teks yang tertera dalam video:

    BARU TAHU KALO SELAMA INI KITA SUDAH DIPASANG GPS BUAT MEMANTAU KEBERADAAN KITA

    Jadi gerak-gerik kita gampang untuk dipantau

    akun Facebook Tangkapan layar konten dengan konteks keliru di sebuah akun Facebook, pada September 2025, mengenai chip dalam e-KTP dapat melacak lokasi.

    Hasil Cek Fakta

    Sebagaimana diwartakan Kompas.com, chip dalam KTP elektronik adalah kartu pintar berbasis mikroprosesor dengan besaran memory 8 kilobytes.

    Chip tersebut memiliki fitur antar muka yang memenuhi standar ISO 14443 A atau ISO 14443 B.

    Sehingga, memungkinkan antar muka nirkontak (contactless) dan metode pengamanan data berupa autentikasi antara chip dan reader/writer (anti cloning), dan kerahasiaan data (enkripsi) serta tanda tangan digital.

    Chip itu menyimpan biodata, tanda tangan, pas photo, dan 2 data sidik jari dengan kualitas terbaik saat dilakukan perekaman.

    Kendati demikian, chip dalam e-KTP belum mampu melacak lokasi.

    Pada 2021, sempat terjadi fenomena masyarakat menggunting e-KTP karena takut dilacak atau sakadar penasaran.

    Dikutip dari Kompas TV, pakar telematika sekaligus mantan fungsionaris Partai Demokrat, Roy Suryo menanggapi fenomena tersebut.

    Ia menjelaskan, kapasitas chip dalam e-KTP hanya 8 kilobytes, sehingga belum mampu untuk melacak atau mengetahui lokasi.

    Kesimpulan

    Narasi mengenai chip dalam e-KTP dapat melacak lokasi tidak benar.

    Kapasitas chip dalam e-KTP hanya 8 kilobytes dan tidak mampu untuk mengetahui atau melacak lokasi.

    Informasi yang beredar di media sosial merupakan narasi keliru yang muncul sejak 2021.

    Rujukan

  • (GFD-2025-29130) [HOAKS] Rumah Donald Trump Diserang Massa

    Sumber:
    Tanggal publish: 18/09/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Di media sosial beredar unggahan video yang mengeklaim rumah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump diserang massa pada September 2025.

    Namun setelah ditelusuri video tersebut tidak benar atau hoaks.

    Video yang diklaim menampilkan rumah Donald Trump diserang massa dibagikan di Facebook, misalnya oleh akun ini, ini  ini, dan ini. 

    Video menampilkan kerumunan massa yang sedang terlibat kericuhan dengan aparat. Narasi dalam video ditampilkan sebagai berikut:

    HARI INI R4KYAT AMERIKA SER4NG RUMAH DON4LD TRUP, TERINSPIRASI NEGARA NEPAL

    Akun Facebook Tangkapan layar Facebook narasi video yang mengeklaim rumah Donald Trump diserang massa

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan penelusuran yang dilakukan Tim Cek Fakta Kompas.com, tidak ditemukan informasi valid terkait adanya peyerangan di rumah Donald Trump pada September 2025.

    Kemudian, Tim Cek Fakta Kompas.com, menelusuri video itu menggunakan teknik reverse image search.

    Hasilnya, ditemukan video identik di kanal YouTube ABC News ini. Adapun potongan video itu bisa dilihat pada detik ke-14.

    Dalam keterangannya, video itu adalah kerusuhan di Gedung Capitol, Amerika Serikat pada 6 Januari 2021.

    Saat itu, pendukung Trump menyerbu Gedung Capitol usai Joe Biden menang dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat.

    Dikutip dari Kompas.id, kerusuhan itu bermula ketika Trump menyebarkan kebohongan terkait kecurangan Pemilihan Presiden Amerika Serikat pada 2021. Ribuan orang menyerbu Gedung Capitol untuk menggagalkan pengesahan hasil penghitungan suara. 

    Mereka memukuli polisi dengan batang logam dan tiang bendera, serta memecahkan jendela. Kerusuhan itu mengakibatkan empat orang meninggal dunia.

    Dua orang meninggal karena serangan jantung, satu karena overdosis, dan satu perusuh tewas ditembak polisi saat mencoba memaksa masuk ke ruang DPR. 

    Kesimpulan

    Video yang diklaim menampilkan rumah Donald Trump diserang massa merupakan kabar tidak benar atau hoaks.

    Adapun video asli memperlihatkan kerusuhan di Gedung Capitol, Amerika Serikat pada 6 Januari 2021.

    Saat itu, para pendukung Trump melakukan perusakan Gedung Capitol  untuk menggagalkan pengesahan hasil penghitungan suara Pemilihan Presiden Amerika Serikat. 

    Rujukan

  • (GFD-2025-29129) [HOAKS] Video Serangan Iran ke Israel pada 15 September 2025

    Sumber:
    Tanggal publish: 18/09/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Iran disebut melancarkan serangan ke Israel pada Senin (15/9/2025). Di media sosial, beredar video yang diklaim menampilkan dampak serangan.

    Dalam video tersebut, terlihat kobaran api besar di daerah perkotaan. Kemudian, video menampilkan bangunan porak-poranda.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut hoaks dan video yang beredar terindikasi hasil manipulasi artificial intelligence (AI).

    Narasi yang mengeklaim Iran melancarkan serangan ke Israel dibagikan oleh akun Facebook ini pada Senin (15/9/2025).

    Berikut narasi yang dibagikan:

    Hari ini Iran menyerang Israel

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com tidak menemukan pemberitaan kredibel tentang adanya serangan yang dilancarkan Iran terhadap Israel pada Senin (15/9/2025).

    Adapun, perang Iran dan Israel berlangsung selama 12 hari pada Juni 2025. Perang itu berakhir dengan gencatan senjata yang disepakati pada 24 Juni 2025.

    Sebagaimana diberitakan Kompas.com, kesepakatan damai diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Kesepakatan ini mencegah konflik bersenjata meluas.

    Sementara itu, video yang dibagikan oleh akun Facebook tersebut tidak ditemukan dalam pemberitaan kredibel mana pun tentang Perang Iran-Israel.

    Video itu merupakan hasil manipulasi AI. Ini terlihat dari visual yang tampak dilebih-lebihkan dan tidak sesuai dengan kondisi asli.

    Tim Cek Fakta Kompas.com kemudian mengambil tangkap layar dari video tersebut dan diuji dengan Hive Moderation untuk mengecek apakah konten itu AI generatif.

    Hasilnya, probabilitas bahwa video itu dibuat dengan AI mencapai 99,9 persen.

    Dampak serangan Iran ke Israel dapat disaksikan dalam video Kompas.com ini, yang menampilkan kerusakan di kota-kota Israel, termasuk Tel Aviv dan Haifa.

    Tel Aviv dan Haifa mengalami kerusakan usai dihantam rudal Iran pada 22 Juni 2025. Serangan rudal Iran dilaporkan melukai 16 orang dan menghancurkan sejumlah bangunan.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi yang mengeklaim Iran melancarkan serangan ke Israel pada Senin (15/9/2025) adalah hoaks.

    Tidak ada laporan kredibel tentang serangan Iran ke Israel pada tanggal tersebut. Sebelumnya, perang Iran dan Israel berlangsung selama 12 hari pada Juni 2025.

    Perang itu berakhir dengan gencatan senjata yang disepakati pada 24 Juni 2025.

    Rujukan

  • (GFD-2025-29128) [SALAH] Prabowo Terima Tawaran Jepang Soal 10 Juta Imigran Indonesia

    Sumber: TikTok.com
    Tanggal publish: 19/09/2025

    Berita

    Akun TikTok “beritadunia36” pada Senin (15/9/2025) mengunggah video [arsip] disertai narasi :

    “Presiden Prabowo Subianto menerima Ajakan Imigrasi Indonesia ke Jepang total 10 juta orang selama Lima Tahun ke depan!”

    Hingga Jumat (19/9/2025) video tersebut telah dilihat 2 juta kali, disukai 114 ribu ribu, dan menuai 10 ribu komentar.

    Hasil Cek Fakta

    Tim Pemeriksa Fakta Mafindo (TurnBackHoax) menelusuri foto menggunakan Google Lens. Penelusuran mengarah ke pemberitaan cnbcindonesia.com berjudul “Prabowo Sambut PM Jepang Ishiba, Blak-blakan Beri Tawaran Ini” yang diunggah pada (11/1/2025). Foto menunjukkan Prabowo berjabat tangan dengan PM Jepang, Shigeru Ishiba yang mengenakan jas abu-abu.

    Diketahui, pertemuan bilateral ini menandai upaya penguatan kerjasama strategis kedua negara. Prabowo menyampaikan visi pembangunan di sektor pangan, energi, hilirisasi, gizi, dan pertahanan, yang disambut positif oleh jepang.

    Pada pertemuan itu, tidak ditemukan informasi yang menyebut tentang kerjasama penerimaan 10 juta imigran Indonesia.

    Kesimpulan

    Pertemuan Prabowo dan PM Jepang tidak terkait isu penerimaan 10 juta imigran, melainkan membahas penguatan kerjasama investasi di sektor infrastruktur, energi terbarukan, dan teknologi.

    Unggahan dengan narasi “Prabowo terima tawaran Jepang soal 10 juta imigran Indonesia” merupakan konten palsu (fabricated content).

    Rujukan