• (GFD-2025-28177) [HOAKS] Video dan Gambar MiG-21 Milik Kamboja

    Sumber:
    Tanggal publish: 30/07/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Di media sosial, beredar konten menampilkan pesawat tempur MiG-21 milik Kamboja yang digunakan untuk menyerang Thailand.

    Sebuah gambar menampilkan dua pesawat tempur yang diparkir. Pesawat itu memiliki moncong hijau dan bendera Kamboja di bagian belakangnya.

    Hasil penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, gambar tersebut merupakan konten manipulatif.

    Gambar pesawat tempur MiG-21 milik Kamboja disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.

    Pesawat dengan posisi serupa juga muncul dalam video ini.

    Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Minggu (27/7/2025):

    Ketika Angk4tan Udar4 Kamboj4 RC 100 sedang akan dipanaskan ... cek busi oli samping. Sebelum kontak On ... engkol dulu 3x

    Sementara, berikut teks yang tertera pada gambar:

    Tak terima diserang menggunakan F-16, Angkatan udara Kamboja panaskan mesin Mig-21 produksi 1971 untuk ladeni Thailand

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com memastikan keaslian gambar menggunakan Hive Moderation.

    Tools tersebut dapat membantu mendeteksi campur tangan artificial intelligence (AI) atau akal imitasi dalam suatu konten gambar, video, audio, dan teks.

    Hasil pendeteksian menunjukkan, gambar MiG-21 milik Kamboja memiliki probabilitas 86,6 persen dihasilkan oleh AI.

    Selama perang dengan Thailand, Kamboja tidak menggunakan MiG-21.

    Dilansir Al Jazeera, militer Kamboja tidak punya pesawat tempur, tetapi memiliki 16 helikopter multiperan, termasuk enam Mi-17 era Soviet dan 10 Z-9 Tiongkok.

    Dalam menghadapi Thailand, Kamboja menggunakan roket BM-21.

    Adapun kedua negara kini telah sepakat untuk gencatan senjata. Gencatan senjata antara Thailand dengan Kamboja difasilitasi oleh Malaysia.

    Kesimpulan

    Gambar pesawat tempur MiG-21 milik Kamboja merupakan konten manipulatif berbasis artificial intelligence.

    Selama perang dengan Thailand, Kamboja tidak menggunakan MiG-21. Hingga saat ini kedua negara juga memutuskan gencatan senjata.

    Rujukan

  • (GFD-2025-28176) [KLARIFIKASI] Video Kecelakaan Helikopter, Bukan Pesawat F-16 Thailand Ditembak Jatuh Kamboja

    Sumber:
    Tanggal publish: 30/07/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Ketegangan antara Kamboja dan Thailand memuncak setelah pertempuran kedua negara pecah pada Kamis (24/7/2025).

    Di media sosial, beredar video yang diklaim sebagai pesawat tempur F-16 milik Thailand yang berhasil ditembak jatuh Kamboja.

    Namun setelah ditelusuri Tim Cek Fakta Kompas.com, video itu disebarkan dengan konteks keliru.

    Video menampilkan pesawat tempur F-16 Thailand yang ditembak jatuh Kamboja disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.

    Berikut narasi yang ditulis salah satu akun:

    Kamboja telah mengklaim bahwa mereka menembak jatuh pesawat tempur F-16 Angkatan Udara Kerajaan Thailand menggunakan rudal permukaan-ke-udara.

    Namun mengenai klaim ini belumada tanggapan dari pihak Thailand serta belum ada bukti Autentik bahwa yang terbakar iru merupakan Pesawat tempur F-16.

    Hasil Cek Fakta

    Video yang beredar tidak terkait dengan perang Thailand dan Kamboja.

    Video serupa ditemukan di akun Instagram Scoopdotmy dan YouTube Royal News English.

    Keterangan unggahan menyebutkan, peristiwa dalam video merupakan kecelakaan sebuah helikopter polisi Thailand berjenis Bell 212.

    Helikopter itu jatuh di dekat sebuah desa di Muang, Prachuap Khiri Khan, Thailand pada Sabtu, 24 Mei 2025 sekitar pukul 13.00 waktu setempat.

    Sebagaimana diwartakan Bangkok Post, kecelakaan itu menewaskan dua pilot dan seorang mekanik.

    Sementara satu orang berhasil selamat setelah terjun dengan parasut sebelum helikopter jatuh dan terbakar.

    Peristiwa itu terjadi sebelum pecahnya perang antara Thailand dan Kamboja pada Kamis (24/7/2025).

    Adapun kedua negara kini telah sepakat gencatan senjata.

    Dikutip dari Harian Kompas, kesepakatan dicapai dalam pertemuan di Putrajaya, Malaysia, Senin (28/7/2025) sore melibatkan para menteri pertahanan dan menteri luar negeri.

    Kesimpulan

    Video kecelakaan helikopter polisi berjenis Bell 212 disebarkan dengan konteks keliru.

    Peristiwa dalam video bukan pesawat tempur F-16 Thailand yang ditembak jatuh Kamboja, melainkan kecelakan di Muang, Prachuap Khiri Khan pada Sabtu, 24 Mei 2025.

    Sementara, aksi saling serang antara Thailand dan Kamboja terjadi pada Kamis (24/7/2025).

    Rujukan

  • (GFD-2025-28175) [KLARIFIKASI] Tidak Benar Uang Amplop Kondangan Bakal Dikenakan Pajak

    Sumber:
    Tanggal publish: 29/07/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Pemerintah disebut bakal mengenakan pajak untuk sumbangan hajatan atau amplop kondangan. Isu tersebut ramai dibicarakan di media sosial.

    Namun berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, isu tersebut perlu diluruskan karena informasinya keliru.

    Isu pemerintah bakal mengenakan pajak untuk amplop kondangan dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, dan ini, pada Juli 2025.

    Berikut narasi yang dibagikan:

    Duh lihat berita hari ini di iNews,ada wacana AMPLOP UNDANGAN dikenai pajak.Sdh habiskah keuangan negara?

    Hasil Cek Fakta

    Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan, Rosmauli menegaskan bahwa pihaknya tidak memiliki rencana untuk mengenakan pajak terhadap amplop kondangan.

    "Kami perlu meluruskan bahwa tidak ada kebijakan baru dari Direktorat Jenderal Pajak maupun pemerintah yang secara khusus akan memungut pajak dari amplop hajatan atau kondangan, baik yang diterima secara langsung maupun melalui transfer digital," ujar Rosmauli, seperti diberitakan Kompas.com, pada 24 Juli 2025.

    Menurut dia, isu tersebut muncul akibat kesalahpahaman terhadap prinsip dasar perpajakan. Ia menjelaskan, tidak semua aktivitas ekonomi bisa dikenakan pajak.

    "Jika pemberian tersebut bersifat pribadi, tidak rutin, dan tidak terkait hubungan pekerjaan atau kegiatan usaha, maka tidak dikenakan pajak dan tidak menjadi prioritas pengawasan DJP," ujar Rosmauli.

    Selain itu, sistem perpajakan di Indonesia menganut prinsip self-assessment, di mana setiap Wajib Pajak melaporkan penghasilannya sendiri melalui Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT).

    Oleh karena itu DJP Kemenkeu tidak mungkin melakukan pemungutan pajak secara langsung di acara hajatan.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, isu pemerintah bakal mengenakan pajak untuk amplop kondangan perlu diluruskan.

    DJP Kemenkeu menjelaskan, tidak ada rencana untuk mengenakan pajak terhadap amplop kondangan. Isu tersebut muncul akibat kesalahpahaman terhadap prinsip dasar perpajakan.

    Rujukan

  • (GFD-2025-28174) [HOAKS] Prabowo Terpilih Menjadi Ketua BRICS

    Sumber:
    Tanggal publish: 29/07/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Presiden Prabowo Subianto dinarasikan telah terpilih menjadi ketua BRICS, atau aliansi ekonomi negara berkembang yang dipelopori Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.

    Akan tetapi, berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu hoaks.

    Narasi Prabowo terpilih menjadi Ketua BRICS dibagikan oleh akun Facebook ini pada Juli 2025 dengan narasi sebagai berikut: 

    Jika Presiden Prabowo di pilih menjadi ketua BRICS akankah Indonesia Memimpin dunia

    Narasi itu disertai poster yang menampilkan Prabowo sebagai fokus utama.

    Poster itu juga menampilkan pemimpin dunia lain, seperti Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden China Xi Jinping, dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. 

    Hasil Cek Fakta

    Dikutip dari situs Kementerian Sekretariat Negara, Prabowo menghadiri KTT BRICS 2025 yang diselenggarakan di Rio de Janeiro, Brasil.

    Indonesia memang bergabung dengan BRICS, namun Prabowo tidak dipilih menjadi ketua. Jabatan Ketua BRICS 2025 dipegang oleh Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva.

    Sebagai informasi, BRICS kini beranggotakan 11 negara, yaitu Brasil, Rusia, India, Tiongkok, Afrika Selatan, Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab, Ethiopia, Indonesia, dan Iran.

    Dikutip dari situs BRICS, tujuan utama kelompok kerja sama ini antara lain memperkuat kolaborasi ekonomi, politik, dan sosial antarnegara anggota, serta meningkatkan pengaruh negara-negara berkembang dalam tata kelola global.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi Prabowo terpilih menjadi Ketua BRICS merupakan hoaks.

    Indonesia memang bergabung dengan BRICS, tetapi Jabatan Ketua BRICS 2025 dipegang oleh Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva.

    Rujukan