• (GFD-2024-20686) [HOAKS] Presiden dan Kapolri Tetapkan 4 Polisi Tersangka Kasus Pembunuhan Vina

    Sumber:
    Tanggal publish: 21/06/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Sebuah video mengeklaim Presiden Joko Widodo dan Kapolri Listyo Sigit Prabowo menetapkan empat polisi sebagai tersangka kasus pembunuhan Vina dan Eki di Cirebon pada 2016.

    Namun, setelah ditelusuri narasi tersebut tidak benar atau hoaks.

    Video yang mengeklaim Presiden Jokowi dan Kapolri Listyo Sigit Prabowo menetapkan empat polisi sebagai tersangka pembunuhan Vina dan Eki muncul di media sosial, salah satunya dibagikan oleh akun Facebook ini.

    Akun tersebut membagikan video berdurasi 8 menit 3 detik pada 13 Juni 2024 dengan keterangan:

    Terbongkar Pel4ku Vina&Eki Jendral Berpangkat Bintang 3, Presiden dan J.Sigit Tetapkan 4 Polisi

    Kemudian, pada awal video terdapat klip yang menampilkan Listyo Sigit sedang melakukan konferensi pers didampingi oleh beberapa polisi. 

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri klip yang menampilkan Listyo Sigit sedang melakukan konferensi pers didampingi oleh beberapa polisi.

    Hasilnya, video tersebut identik dengan unggahan di kanal YouTube Kompas TV ini yang diunggah pada 9 Agustus 2022.

    Dalam keterangannya, video itu adalah momen ketika Listyo mengumumkan mantan Kadiv Propam Polri, Ferdy Sambo sebagai tersangka kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J. 

    Brigadir J tewas akibat luka tembak di rumah dinas  Sambo, kawasan Duren Tiga, Jakarta, pada 8 Juli 2022.

    Sambo ditetapkan menjadi tersangka karena memerintahkan Bharada Richard Eliezer atau Bharada E untuk membunuh Brigadir J.

    Sampai saat ini tidak ditemukan informasi valid yang menyatakan Jokowi dan Listyo Sigit menetapkan empat orang polisi sebagai tersangka kasus pembunuhan Vina dan Eki. 

    Diberitakan Kompas.com sebelumnya, polisi menetapkan 11 tersangka dalam kasus pembunuhan Vina dan Eki di Cirebon.

    Namun, kemudian polisi  merevisi jumlah tersangka menjadi sembilan orang dan menyebut bahwa dua tersangka lain atas nama Dani dan Andi tidak dapat ditetapkan menjadi tersangka karena polisi tidak punya bukti kuat untuk menjerat mereka. 

    Sembilan orang yang ditetapkan menjadi tersangka yakni Jaya, Supriyanto, Eka Sandi, Hadi Saputra, Eko Ramadhani, Sudirman, Rivaldi Aditya Wardana, Saka Tatal, dan Pegi Setiawan. 

    Kesimpulan

    Unggahan video yang mengeklaim Presiden Jokowi dan Kapolri Listyo Sigit Prabowo menetapkan empat polisi sebagai tersangka pembunuhan Vina dan Eki tidak benar atau hoaks.

    Video yang beredar merupakan momen ketika Listyo Sigit mengumumkan mantan Kadiv Propam Polri, Ferdy Sambo sebagai tersangka kasus pembunuhan  Brigadir J pada tahun 2022. 

    Rujukan

  • (GFD-2024-20685) Cek Fakta: Hoaks Jusuf Hamka Bagikan Uang untuk Bangun Rumah dengan Gabung Grup Facebook

    Sumber:
    Tanggal publish: 24/06/2024

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan Jusuf Hamka membagikan uang untuk membangun rumah dengan cara bergabung di grup Facebook. Postingan itu beredar sejak pekan lalu.
    Salah satu akun bernama Jusuf Hamka mengunggahnya di Facebook. Ia mempostingnya pada 22 Juni 2024.
    Dalam postingannya terdapat narasi sebagai berikut:
    "Selamat 🎉Uang telah datang untuk membangun rumah untuk Anda 🏠🏡 KLAIM."
    Akun itu juga menambahkan narasi di kolom komentar:
    "Ikuti langkah dibawah ini untuk menang:
    1. Ikuti halaman saya ✅
    2. Bergabung kedalam grup ✅
    3. Bagikan sebanyak 10 kali ✅
    4. Daftar dan ambil hadiah kamu🎁DISINI!! 👇👇👇
    https://heylink.me/Undian-Hadiah24/"
    Hingga saat ini postingan tersebut telah dilihat 2,5 juta kali mendapat 4,7 ribu komentar dan 461 kali dibagikan.
    Lalu benarkah postingan Jusuf Hamka membagikan uang untuk membangun rumah dengan cara bergabung di grup Facebook?

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dengan membuka link yang ditautkan pada postingan. Link itu mengarah pada website yang meminta kita mengisi kuis tertentu.
    Ini merupakan modus pencurian data ataupun terhubung dengan pinjaman online ilegal.
    Selain itu sangat berbahaya jika memberikan data pribadi seperti buku tabungan untuk diunggah di media sosial. Pasalnya data pribadi ini rawan digunakan untuk penipuan.
    Cek Fakta Liputan6.com beberapa kali menemukan akun palsu Jusuf Hamka di Facebook dengan klaim serupa. Padahal Jusuf Hamka sudah menjelaskan tidak punya akun media sosial selain @jusufhamka di Instagram dan @mohjusufhamka_official di Tiktok.
    Ia juga menjelaskan tidak punya akun resmi di Facebook. Postingan pada 31 Maret 2023 itu juga disertai narasi:
    "HATI2 PENIPUAN. Banyak orang-orang yang tidak bertanggung jawab melakukan penipuan dengan menggunakan nama saya.
    Untuk itu saya tegaskan kembali melalui video di atas ini. Mohon tidak mudah percaya kepada akun-akun lain, kecuali Instagram dan Tiktok seperti video di atas ini.
    Bila ada yang minta-minta nomor rekening atau uang administrasi, mohon jangan dilayani karena itu pasti penipuan.
    Think smart, do smart, and be smart."

    Kesimpulan


    Postingan Jusuf Hamka membagikan uang untuk membangun rumah dengan cara bergabung di grup Facebook adalah hoaks.

    Rujukan

  • (GFD-2024-20684) Keliru, Video Berisi Klaim Muslim Uighur Dikerangkeng di Dalam Sungai

    Sumber:
    Tanggal publish: 24/06/2024

    Berita



    Sebuah video beredar di WhatsApp dan YouTube yang diklaim Muslim Uighur yang sedang direndam dalam kerangkeng di sungai atau rawa oleh pemerintah Cina.

    Video itu memperlihatkan sejumlah pria dalam kerangkeng di sebuah sungai atau rawa sambil bernyanyi. Seorang pria lain berdiri di atas kerangkeng memegang kayu dan mengintimidasi orang-orang dalam kerangkeng.



    Tempo menerima permintaan pembaca untuk memeriksa kebenaran narasi tersebut. Benarkah pria-pria dalam kerangkeng itu adalah etnis Uighur di Cina?

    Hasil Cek Fakta



    Tempo memverifikasi video itu menggunakan layanan reverse image search dari mesin pencari Google dan menemukan informasi selengkapnya terkait video tersebut.

    Berikut hasil penelusurannya:

    Verifikasi Video



    Konten yang beredar memperlihatkan sejumlah pria dalam kerangkeng kayu dalam sungai. Video itu sesungguhnya latihan militer yang diunggah saluran YouTube Khai Eyol, 8 Desember 2016.

    Pria-pria itu juga sesungguhnya bernyanyi dengan lirik lagu patriotik Malaysia berjudul “Darah Satria” yang teksnya sama dengan unggahan website Lyrics.my. Bagian dalam lagu yang mereka nyanyikan juga menyatakan kesetiaan pada Malaysia.

    Pemeriksa fakta asal Amerika Serikat, Snopes.com, dan yang berasal dari Timur Tengah, Dabegad.com, menyatakan bahwa narasi serupa pernah muncul yang mengatakan pria-pria tersebut adalah muslim Burma alias Myanmar.

    Namun, berdasarkan penelusuran mereka, diketahui bahwa video tersebut memperlihatkan latihan militer tentara Malaysia. Artinya narasi yang mengatakan video itu memperlihatkan penyiksaan etnis Rohingya di Myanmar juga keliru.

    Muslim Uighur di Cina

    Kelompok muslim Uighur merupakan masyarakat berbahasa Turki di pedalaman Asia Tengah bagian Timur, khususnya di negara Tiongkok. Mereka merupakan warga asli wilayah tersebut yang dibuktikan catatan sejarah sejak tahun 745-840 Masehi, sebagaimana ditulis Tempo.

    Sekitar tahun 1950, suku Han berpindah ke Provinsi Xinjiang di mana sebagian suku Uighur tinggal. Lama-kelamaan muncul konflik yang disebabkan kesenjangan ekonomi dan etnis.

    Puncak konflik terjadi pada Juli 2009 di mana kerusuhan antar keduanya pecah, yang mengakibatkan 200 orang suku Han meninggal dan 1.700 orang lainnya terluka. Sejak saat itu pemerintah Cina menganggap suku Uighur pembangkang, serta melakukan tindakan kekerasan dan diskriminasi pada suku Uighur.

    Sebagian aktivis Uighur pernah berdemonstrasi di Turki, pada November 2022, untuk menuntut pemerintah Cina berhenti melakukan kekerasan dan diskriminasi terhadap mereka. Tudingan terhadap pemerintah Cina itu juga datang dari Amnesty International dan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), namun pemerintah Cina membantahnya.

    Kesimpulan



    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang menyatakan video yang beredar memperlihatkan etnis muslim Uighur yang sedang direndam dalam kerangkeng kayu di sungai oleh pemerintah Cina adalah klaim keliru.

    Video itu sesungguhnya memperlihatkan tentara Malaysia yang tengah mengikuti sesi latihan. Hal itu dibuktikan nyanyian yang mereka lantunkan merupakan lagu patriotik Malaysia berjudul “Darah Satria”.

    Rujukan

  • (GFD-2024-20683) [PENIPUAN] Surat Persetujuan Perubahan Biaya Admin Transfer Antar Bank dari Bank BNI Menjadi Rp150.000 per-Bulan

    Sumber: WhatsApp
    Tanggal publish: 24/06/2024

    Berita

    “Kepada Yth. Bapak/ibu Nasabah BANK NEGARA INDONESIA

    Dengan Hormat sehubung dengan meningkatkan kualitas dan kenyamanan nasabah bertransaksi, mulai pergantian malam pada hari dan tanggal, pihak BANK BNI akan mengubah tarif transfer bank lain Rp 6.500 / transaksi, di ubah meniadi tarif Rp 150.000 / bulan ( Auto-bebit ) dari rekening unlimited transaksi.

    1. Apakah SETUJU dengan tarif baru RP 150.000 / bulan ( Unlimited transaksi )

    2. TIDAK SETUJU dan tetap ke tarif yang lama Rp 6.500 / transaksi

    Jika Bapak/ibu tidak ada konfirmasi berati di anggap SETUJU dengan tarif yang baru, untuk perubahan skema tarif dalam tahap percobaan untuk 6 bulan kedepan.

    Dengan ini di pertanyakan kepada bapak/ibu nasabah BANK BNI jika tidak setuju dengan tarif yang baru Silakan mengisi FORMULIR yang telah di kirim ke WhalsApp Note :

    Jika bapak/ibu tidak ada KONFIRMASI maka dinnggap SETUJU untuk penagihan setiap bulannyn Rp 150.000 bulan dari rekening tabungan BANK BNI, ada tidak nya transaksi akan di potong.”

    “INFO BANK BNI :white_tick:

    *Kepada Nasabah Yth*: Bapak / Ibu Mohon Kirim Jawaban Nasabah Terkait Informasi Yang Kami Kirimkan di Atas Secepat Mungkin, Agar Tidak *Diberlakukan* Dengan Tarif Baru Secara Otomatis Oleh Sistem…

    Untuk Menentukan

    *1.SETUJU*

    *2.TIDAK SETUJU*

    Silakan Konfirmasi *LINK* Tautan Di Bawah ini:

    https://sprl[dot]in/fromulir-tarif-bni-co-id
    TERIMA KASIH”

    Hasil Cek Fakta

    Beredar sebuah pesan di WhatsApp dari nomor +6281339469757 yang dengan klaim terdapat surat edaran dari Bank BNI dengan isi persetujuan penarikan biaya admin Rp150.000 per-bulan untuk biaya transfer antar bank yang semula sebesar Rp6.500 per-transaksi. Disebutkan juga bahwa juga tidak mengisi link maka akan dianggap setuju dengan perubahan biaya admin menjadi Rp150.000 per-bulan meskipun tidak ada transaksi.

    Setelah diikuti instruksi dari link yang diberikan tersebut, nasabah akan diminta untuk mengisi nomor handphone, ditanya sudah terdaftar BNI Mobile atau belum, kemudian akan diminta data rahasia seperti 16 digit nomor kartu, masa berlaku kartu, hingga kode CVV pada belakang kartu.

    Setelah ditelusuri dengan mengunjungi media sosial resmi Bank BNI, tidak ditemukan pemberitahuan adanya perubahan biaya admin transfer antar bank dari Bank BNI. Kemudian melalui laman resminya, Bank BNI masih menyebut bahwa biaya admin transfer antar bank masih dikenakan biaya Rp6.500 per-transaksi, kemudian untuk transfer antar bank dengan BI-Fast maka akan dikenakan biaya Rp2.500. Tidak ditemukan narasi perubahan biaya menjadi Rp150.000 per-bulan.

    Melalui Facebook dan laman resminya, Bank BNI menghimbau agar nasabah tidak memberikan kode OTP, nomor kartu, expired date, hingga kode CVV pada belakang kartu kepada siapa pun agar terhindar dari penipuan. Disebutkan juga bahwa BNI tidak pernah meminta data tersebut melalui media apa pun baik Telepon, SMS dan Email.

    Dengan demikian, surat persetujuan perubahan biaya admin transfer antar bank dari Bank BNI menjadi Rp150.000 per-bulan adalah tidak benar dengan kategori Konten Tiruan.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Moch. Marcellodiansyah

    Faktanya melalui laman resminya Bank BNI masih menyebut bahwa biaya admin transfer antar bank dari Bank BNI sejumlah Rp6.500 per-transaksi, kemudian untuk transfer antar bank dengan transfer BI-Fast biaya admin transfer antar bank menjadi Rp2.500. Tidak ditemukan sumber valid yang membenarkan Bank BNI mengirim surat tersebut dan meminta sejumlah data rahasia nasabah. Selengkapnya pada bagian penjelasan.

    Rujukan