• (GFD-2024-20704) Hoaks Suporter di Spanyol Dipukul Polisi Karena Dukung Palestina

    Sumber:
    Tanggal publish: 21/06/2024

    Berita

    tirto.id - Konflik berkepanjangan di wilayah Timur Tengah antara Israel-Palestina masih berlanjut. Terbaru, Israel diketahui menyerang kompleks pengungsian warga sipil Palestina di Rafah, Gaza pada Minggu (26/5/2024) dengan puluhan korban jiwa dan luka-luka dari kalangan sipil.

    Serangan Israel ini pun turut memantik perhatian masyarakat dunia. Di media sosial, masyarakat ramai menggunakan slogan “All Eyes on Rafah”sebagai seruan ajakan untuk mendukung Palestina, sekaligus memprotes Israel yang terus melanjutkan serangan darat ke kota Rafah yang dipadati pengungsi.

    Sementara itu, di platform media sosial Facebook, pembahasan mengenai konflik Israel-Palestina juga terus mendapat perhatian, meski muncul juga sejumlah misinformasi. Tirto menemukan sejumlah hoaks terkait konflik ini dalam beberapa pekan terakhir, tak terkecuali soal narasi dukungan yang dilakukan masyarakat dan tokoh publik ke Palestina.

    Baru-baru ini misalnya, beredar klaim dalam bentuk video yang menarasikan bahwa suporter sepak bola di Spanyol menjadi korban kekerasan dari oknum aparat kepolisian setempat karena menyatakan dukungan kepada Palestina.

    Video berdurasi sekitar 50 detik tersebut memperlihatkan seseorang suporter sepak bola yang tengah berlari di dalam stadion karena dikejar sejumlah orang yang diklaim sebagai polisi. Suporter tersebut pada akhirnya tertangkap dan terlihat diborgol dan dipukuli oleh beberapa anggota kepolisian tersebut.

    Setelah itu, terlihat sejumlah penonton yang berada di stadion mulai masuk ke dalam lapangan untuk menyelamatkan suporter itu dan menyerang sejumlah anggota kepolisian. Narasi yang tersebar di media sosial menyebut, seorang suporter sepak bola tersebut ditangkap pihak kepolisian karena menyatakan dukungan ke Palestina.

    “Di salah satu stadion, Spanyol, seorang pendukung perjuangan Palestina ditangkap polisi lalu dipukuli, tapi lihatlah bagaimana bnyaknya penonton turun membelanya,” bunyi keterangan salah satu akun pada Kamis (6/6/2024)

    Narasi tersebut disebarkan oleh sejumlah akun Facebook, di antaranya “Uud Mara”,“Romza Ajwa Fuja Najwa”,“Riza Ital”, dan “Bismillah Donny Z”, dalam periode Kamis (6/6/2024) hingga Senin (10/6/2024).

    Sepanjang Kamis (6/6/2024) hingga Jumat (21/6/2024), atau selama 15 hari tersebar di Facebook, salah satu unggahan tersebut telah memperoleh empat tanda suka, satu komentar dan telah 98 kali diputar.

    Lantas, benarkah informasi yang menyebut bahwa suporter sepak bola di Spanyol dipukuli pihak kepolisian karena menyatakan dukungan ke Palestina?

    Hasil Cek Fakta

    Pertama-tama, Tim Riset Tirto melakukan penelusuran dengan mengambil salah satu tangkapan layar momen dalam video tersebut lalu menelusurinya dengan menggunakan teknik reverse image search dari Google Images.

    Hasil penelusuran mengarahkan kami ke unggahan video identik di platform YouTube dengan judul “Police Brutality On A Soccer Fan!” yang diunggah pada Kamis (26/5/2011). Tidak ada keterangan apapun terkait konteks video tersebut, namun dilihat dari keterangan waktu unggahan, video tersebut merupakan video lama yang tidak terkait dengan konflik Israel-Palestina baru-baru ini.

    Penelusuran juga mengarahkan kami ke laman media pemeriksa fakta Misbar.com. Dalam salah satu artikel periksa fakta berjudul “This Video Does Not Depict Teenager Running Onto Field with Pro-Palestine Poster”, disebut bahwa video tersebut pertama kali diunggah pada tahun 2009 lalu di kanal Youtube “Nuno Moreira”.

    Konteks asli video tersebut adalah seorang suporter klub sepak bola Benfica asal Portugal yang berlari ke lapangan dengan membawa spanduk dukungan untuk wasit. Suporter tersebut lantas ditangkap oleh sejumlah orang yang merupakan penjaga keamanan stadion.

    Setelah itu, diperkirakan sekitar 3.000 pendukung Benfica menyerbu lapangan untuk melindungi suporter tersebut. Secara keseluruhan, konteks asli video tersebut sama sekali tidak berkaitan dengan narasi dukungan kepada Palestina maupun terkait konflik Israel-Palestina secara keseluruhan.

    Bantahan terkait narasi ini juga ditemukan di X yang disampaikan oleh pemilik akun @CelsoACaccamo. Berdasarkan keterangan dalam profil akun tersebut, pemilik akun tersebut adalah Celso Alvarez Cáccamo, seorang akademisi asal Spanyol yang juga seorang profesor di Universidade da Corunha.

    Serupa, ia menyebut, video yang diklaim suporter sepak bola yang menjadi korban kekerasan oleh pihak kepolisian, karena menyatakan dukungan ke Palestina, adalah video lama dari suporter Benfica yang menyatakan dukungannya ke wasit. Ia menyebut, video tersebut tidak ada hubungannya dengan Palestina.

    “Video ini sudah tersebar bertahun-tahun dan tidak ada hubungannya dengan Palestina. Itu terjadi pada pertandingan Benfica di Swiss beberapa tahun yang lalu, Pria itu menghindari keamanan dan memasuki lapangan sambil menunjukkan pesan dukungan kepada wasit," tulisnya pada Kamis (6/6/2024).

    Perlu diketahui, Spanyol memang salah satu dari negara yang mengakui Palestina sebagai negara pada Selasa (28/5/2024), beserta Norwegia dan Irlandia, seperti dilansir dari Reuters.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran fakta yang dilakukan, tidak ditemukan keterangan resmi yang membenarkan narasi dalam video bahwa suporter sepak bola di Spanyol dipukul pihak kepolisian karena menyatakan dukungan ke Palestina.

    Konteks asli video tersebut adalah seorang suporter klub sepak bola Benfica asal Portugal, yang berlari ke lapangan dengan membawa spanduk dukungan untuk wasit.

    Jadi, informasi yang menyebutkan bahwa konteks dalam video tersebut adalah suporter sepak bola di Spanyol dipukul pihak kepolisian karena menyatakan dukungan ke Palestina bersifat salah dan menyesatkan (false and misleading).

    Rujukan

  • (GFD-2024-20703) Hoaks Iptu Rudiana Ditetapkan Tersangka Kasus Vina Cirebon

    Sumber:
    Tanggal publish: 20/06/2024

    Berita

    tirto.id - Kasus pembunuhan Vina Dewi Arsinta (Vina) dan kekasihnya, Muhammad Rizky Rudian (Eky), di Cirebon, menjadi salah satu perbincangan hangat berbagai kalangan. Kasus tahun 2016 ini kembali menuai sorotan dari masyarakat setelah film Vina: Sebelum 7 Hari rilis ke layar lebar pada awal Mei 2024 lalu.

    Bersamaan dengan kembalinya perhatian masyarakat ke kasus tersebut, pengusutan kasus ini oleh pihak kepolisian pun berlanjut setelah 8 tahun menguap. Hasilnya, Pegi Setiawan alias Pegi Perong yang merupakan salah satu daftar pencarian orang (DPO) dalam kasus pembunuhan Vina dan Eky di Cirebon akhirnya ditangkap setelah 8 tahun buron.

    Sebagai informasi, sebelumnya, pihak kepolisian sebelumnya telah menyimpulkan ada 11 orang pelaku pembunuhan dan pemerkosaan dalam kasus ini. Kala itu, 8 orang tertangkap, sementara tiga orang lainnya masih menjadi buron, salah satunya Pegi Setiawan alias Egi yang baru-baru ini diamankan Polda Jawa Barat (Jabar).

    Terbaru, pihak kepolisian dikabarkan telah memeriksa seluruh penyidik yang terlibat dalam penyidikan kasus pembunuhan Vina dan Eky pada tahun 2016 silam. Satu hal yang turut menimbulkan sorotan publik adalah, ayah dari korban Eky, yaitu Inspektur Satu (Iptu) Rudiana, menjadi salah satu pihak yang turut diperiksa oleh pihak kepolisian.

    Pemeriksaan terhadap Iptu Rudiana sendiri turut memantik beragam narasi di media sosial. Di antaranya beredar klaim bahwa ayah Eky tersebut telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan Vina dan Eky di Cirebon pada tahun 2016 silam.

    Narasi tersebut disebarkan oleh sejumlah akun Facebook, di antaranya “Antonius Naki” pada Minggu (9/6/2024) dan "Kahirul Aan" pada Selasa (11/6/2024). Diketahui, keduanya menyertakan unggahan video berdurasi 9 menit disertai keterangan dengan narasi yang sama.

    “Mengerikan❗Bukti Penyiksaan sadis kasus vina cirebon Iptu rudiana Resmi ditetapkan Tersangka," bunyi takarir kedua akun tersebut pada Minggu (9/6/2024) dan Selasa (11/6/2024).

    Sepanjang Minggu (9/6/2024) hingga Kamis (20/6/2024), atau selama 11 hari tersebar di Facebook, unggahan tersebut telah memperoleh 2,3 ribu tanda suka, 722 komentar dan videonya telah diputar sebanyak 130 ribu kali.

    Lantas, benarkah klaim yang menyebut bahwa Iptu Rudiana telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus Vina Cirebon?

    Hasil Cek Fakta

    Pertama-tama, Tim Riset Tirto melakukan penelusuran dengan menonton video tersebut dari awal hingga akhir.

    Berdasarkan pengamatan yang dilakukan Tirto, dari awal hingga akhir video tidak ditemukan informasi kredibel yang membuktikan klaim bahwa Iptu Rudiana telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus Vina Cirebon.

    Narator dalam video lebih banyak membahas soal pemeriksaan yang dilakukan oleh divisi profesi dan pengamanan (propam) Polri terhadap Iptu Rudiana dan dugaan keterlibatan jaringan narkoba dalam kasus ini.

    Tirto kemudian melakukan penelusuran untuk mengetahui kabar terbaru dari kasus ini khususnya terkait pemeriksaan terhadap Iptu Rudiana dengan memasukan kata kunci “Iptu Rudiana diperiksa kasus Vina Cirebon” dan “Iptu Rudiana tersangka kasus Vina Cirebon” ke mesin pencarian Google.

    Hasilnya, kami menemukan artikel berita milik CNN Indonesia, yang menampilkan pernyataan Kadiv Humas Polri, Irjen Sandi Nugroho, yang membenarkan bahwa pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap seluruh penyidik yang terlibat dalam penyelidikan kasus pembunuhan Vina dan Eky pada tahun 2016 silam, termasuk Iptu Rudiana, yang merupakan ayah dari Eky.

    "Iptu Rudiana sebagai ayah korban, semuanya sudah diperiksa oleh Propam maupun dari Itwasum," kata Kadiv Humas Polri Irjen Sandi Nugroho kepada wartawan, Rabu (19/6/2024).

    Lebih lanjut, jenderal bintang dua tersebut mengungkap hasil pemeriksaan terhadap Iptu Rudiana tersebut. Hasilnya, Iptu Rudiana dinyatakan melakukan tugasnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Artinya, tidak ditemukan ada pelanggaran yang dilakukan oleh ayah Eki tersebut.

    "Dan sampai dengan saat ini semuanya sesuai dengan ketentuan," tambah Sandi.

    Sementara itu, mengutip laporan Tirto, terkait perkembangan terkini kasus Vina Cirebon, Kadiv Humas Polri, Irjen Sandi Nugroho, menyebut penyidik akan melimpahkan Pegi Setiawan dan barang bukti kasus pembunuhan Vina dan Eki di Cirebon pada 2016 kepada Kejaksaan Tinggi setempat.

    Pelimpahan kepada jaksa penuntut umum (JPU) dilakukan usai berkas perkara dinyatakan lengkap.

    “Insya Allah besok (20/6/2024) pagi kasusnya akan dilimpahkan ke Kejaksaan,” ujar Kadiv Humas Polri, Irjen Sandi Nugroho, Rabu (19/6/2024).

    Hingga Kamis (20/6/2024) atau saat artikel periksa fakta ini ditulis, kami tidak menemukan satupun keterangan resmi dari pihak kepolisian yang membenarkan klaim bahwa bahwa Iptu Rudiana telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus Vina Cirebon.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran fakta yang dilakukan, tidak ditemukan keterangan resmi yang membenarkan klaim bahwa Iptu Rudiana telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus Vina Cirebon.

    Video yang disertakan dalam unggahan sama sekali tidak membuktikan klaim bahwa Iptu Rudiana telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus Vina Cirebon.

    Jadi, informasi yang menyebut bahwa Iptu Rudiana telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus Vina Cirebon bersifat salah dan menyesatkan (false and misleading).

    Rujukan

  • (GFD-2024-20702) Salah, PSSI Naturalisasi Bek Timnas Belanda Virgil Van Dijk

    Sumber:
    Tanggal publish: 20/06/2024

    Berita

    tirto.id - Kehadiran pemain naturalisasi di Tim Nasional (Timnas) Sepak Bola Indonesia bisa dibilang membantu kiprah Tim Garuda, yang baru-baru ini bahkan lolos ke babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 untuk pertama kalinya dalam sejarah. Sebagai informasi, dalam beberapa waktu terakhir, Timnas Indonesia memang rajin melakukan naturalisasi terhadap pemain yang memiliki darah keturunan Indonesia.

    Mulai dari Ivar Jenner, Nathan Tjoe-A-On, Jordi Amat, Jay Idzes, Sandy Walsh, Thom Haye, hingga Ragnar Oratmangoen adalah sederet nama pemain keturunan di Timnas Indonesia.

    Program naturalisasi yang dilakukan PSSI juga memantik diskusi dan perbincangan di media sosial. Baru-baru ini, muncul narasi yang mengaitkan nama-nama pemain sepak bola top dunia yang dikaitkan dengan program naturalisasi yang dilakukan oleh PSSI.

    Sebelumnya, beredar klaim yang menyebut nama pemain bintang klub asal Spanyol, Real Madrid, Vinicius Junior, dinarasikan memiliki darah keturunan Indonesia dan menyatakan siap dinaturalisasi untuk membela Timnas Indonesia.

    Menyusul isu tersebut, beredar klaim yang menyebut bahwa PSSI akan menaturalisasi pemain bintang klub asal Inggris, Liverpool, sekaligus pemain Timnas Belanda, Virgil Van Dijk. Narasi serupa juga menyebut bahwa Van Dijk mengaku siap membela Timnas Indonesia.

    Narasi tersebut disebarkan oleh sejumlah akun, di antaranya “Lintasan Digital” pada Kamis (25/4/2024), “El Mustofa” pada Sabtu (15/5/2024) dan “Garuda Timnas Indonesia” pada Jumat (14/6/2024), dalam bentuk video berdurasi 2 hingga 4 menit.

    “PSSI NATURALISASI BEK LIVERPOOL - VIRGIL VAN DIJK KETURUNAN INDONESIA MENUJU TIMNAS INDONESIA,” bunyi keterangan takarir salah satu akun tersebut, pada Kamis (25/4/2024).

    Sepanjang Jumat (14/6/2024) hingga Kamis (20/6/2024), atau selama enam hari tersebar di Facebook, salah satu unggahan tersebut telah memperoleh 21 ribu tanda suka, 1,1 ribu komentar dan telah 746 ribu kali diputar.

    Lantas, benarkah klaim yang menyebut bahwa PSSI akan menaturalisasi Van Dijk? Kemudian, benarkah Van Dijk menyatakan siap membela Timnas Indonesia?

    Hasil Cek Fakta

    Pertama-tama, Tim Riset Tirto melakukan penelusuran dengan menonton video yang disertakan dalam unggahan tersebut dari awal hingga akhir.

    Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, video yang disertakan dalam unggahan “Lintasan Digital” dan “Garuda Timnas Indonesia” memiliki narasi dan isi konten yang serupa. Pada menit awal, video tersebut menampilkan potongan video wawancara yang dilakukan Van Dijk disertai suara audio dengan keterangan transkripsi dalam bahasa berikut:

    “Halo Indonesia, nama saya Virgil Van Dijk. Ibu saya berasal dari Indonesia dan dibesarkan disana dan itu merupakan negara yang sangat besar banyak sekali pulau-pulau kecil di sekitarnya dan keluarga saya masih banyak di pulau kecil di Indonesia. Saya belum pernah berkunjung ke rumah keluarga saya disana tetapi saya akan merencanakan untuk melakukan perjalanan kesana.”

    Setelah itu, hingga akhir video tidak ada keterangan maupun pernyataan resmi yang menyebut bahwa PSSI akan menaturalisasi Van Dijk. Selain itu, tidak ada pernyataan langsung dari pemain asal klub Liverpool tersebut yang menyatakan ingin membela Timnas Indonesia.

    Untuk mengetahui asal usul dan konteks asli video tersebut, kami mengambil salah satu tangkapan layar momen dalam video tersebut lalu menelusurinya dengan menggunakan teknik reverse image search dari Google Images.

    Hasil penelusuran mengarahkan kami ke video milik kanal Youtube “The Overlap” berjudul “Virgil Van Dijk on Klopp & Being The World's Best CB With Gary Neville” yang diunggah pada Jumat (3/11/2022). Video asli berdurasi 36 menit dan 24 detik tersebut identik dengan potongan video yang disertakan dalam unggahan.

    Video tersebut sendiri berisi wawancara yang dilakukan terhadap Van Dijk. Meski begitu, berdasarkan hasil pengamatan dari awal hingga akhir video, tidak ada satupun pernyataan Van Dijk yang sesuai dengan potongan suara dan keterangan transkripsi yang disertakan dalam video unggahan.

    Dalam video tersebut, Van Dijk sendiri juga tidak membahas tentang keinginannya untuk dinaturalisasi dan membela Timnas Indonesia. Selanjutnya, kami melakukan penelusuran dengan cara melakukan monitoring media terkait pernyataan Van Dijk yang menyatakan siap membela Timnas Indonesia.

    Kami memasukan kata kunci “Virgil Van Dijk Timnas Indonesia” ke mesin pencarian Google untuk mencari tahu kebenaran pernyataan tersebut. Hasilnya, kami tidak menemukan satupun pemberitaan dari sejumlah media kredibel yang memuat pernyataan Van Dijk yang menyatakan siap membela Timnas Indonesia.

    Kami juga menelusuri akun media sosial resmi milik Van Dijk di Instagram dan X berikut, hasilnya kami tidak menemukan jejak digital pernyataan Van Dijk yang menyatakan siap membela Timnas Indonesia.

    Lebih lanjut, kami juga menelusuri situs resmi PSSI dan melakukan monitoring media terkait isu PSSI yang akan menaturalisasi Van Dijk. Hasilnya, hingga Kamis (20/6/2024) atau saat artikel periksa fakta ini ditulis, tidak ada satupun sumber resmi dari PSSI maupun pemberitaan sejumlah media kredibel yang membenarkan klaim tersebut.

    Mengutip sejumlah sumber kredibel seperti planetsport.com dan imdb.com , Van Dijk sendiri lahir pada tanggal 8 Juli 1991 di Breda, Belanda, dari ayah berkebangsaan Belanda bernama Ron Van Dijk dan ibu berkebangsaan Suriname bernama Hellen Fo Sieeuw.

    Saat ini, Van Dijk sendiri masuk dalam skuad Timnas Belanda yang sedang berlaga di Euro 2024. Ia bahkan bermain secara full selama 90 menit saat Belanda mengalahkan Polandia dengan skor 2-1 dalam laga perdana Grup D Euro 2024 yang digelar di Volksparkstadion, Hamburg, Minggu (16/6/2024).

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran fakta yang dilakukan, tidak ditemukan keterangan resmi yang membenarkan klaim bahwa PSSI ingin menaturalisasi Van Dijk. Selain itu, tidak ada juga pernyataan langsung dari pemain asal klub Liverpool tersebut yang menyatakan ingin membela Timnas Indonesia.

    Audio dan transkripsi yang disertakan dalam video unggahan berbeda dengan narasi video asli wawancara Van Dijk.

    Jadi, informasi yang menyebutkan bahwa Van Dijk ingin membela Timnas Indonesia dan PSSI ingin menaturalisasi bek asal klub Liverpool tersebut bersifat salah dan menyesatkan (false and misleading).

    Rujukan

  • (GFD-2024-20701) Tidak Benar Gunung Tangkuban Parahu Erupsi pada Juni 2024

    Sumber:
    Tanggal publish: 20/06/2024

    Berita

    tirto.id - Indonesia merupakan negara yang terdiri dari gugusan kepulauan terbesar di dunia yang memiliki 129 gunung api aktif, atau dikenal dengan sebutan ring of fire. Salah satu gunung api yang masih aktif di Indonesia adalah Gunung Tangkuban Parahu yang terletak di Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat.

    Belum lama ini, sebuah video, yang diklaim menunjukkan peristiwa erupsi Gunung Tangkuban Parahu pada bulan Juni 2024, beredar di media sosial. Video berdurasi 2 menit dan 58 detik itu memperlihatkan kemunculan asap hitam yang diduga sebagai abu vulkanik dari sebuah gunung.

    Pada video, nampak sejumlah orang terlihat panik dan berlarian menyelamatkan diri. Video yang sama juga memperlihatkan situasi yang gelap gulita akibat kemunculan asap hitam.

    Narasi bahwa kejadian ini adalah erupsi Gunung Tangkuban Parahu pada Juni 2024 disebarkan oleh sejumlah akun Facebook, di antaranya “Santo Coolkars”,“Aji Deejee”, dan “Nurpadillah”, pada periode Minggu (9/6/2024) hingga Minggu (16/6/2024).

    “Tangkuban Parahu baru saja erupsi..... kalau ada Saudara Atau Kerabat yg dekat dengan Lokasi..segera hubungi dan Harus Menjauh dari Letusan Gunung...Berbahaya .ok.Sher dan Kasih Kabar kepada Group yg lain..makasih...” tulis keterangan takarir salah satu akun pengunggah, pada Minggu (9/6/2024).

    Sepanjang Minggu (9/6/2024) hingga Kamis (20/6/2024) atau selama 11 hari tersebar di Facebook, unggahan tersebut telah memperoleh 58 tanda suka, 24 komentar dan telah dibagikan sebanyak 20 kali.

    Lantas, benarkah video itu merupakan peristiwa erupsi Gunung Tangkuban Parahu yang terjadi pada bulan ini?

    Hasil Cek Fakta

    Untuk memastikan kebenaran informasi dalam video, pertama-tama Tim Riset Tirto mengambil tangkapan layar salah satu momen dalam video tersebut. Lalu, Tirto menelusuri sumbernya dengan menggunakan fitur reverse image search pada Google Images.

    Hasil penelusuran mengarahkan kami ke laman pemeriksa fakta cekfakta.com. Berdasarkan informasi dari laman tersebut, kami mendapatkan informasi bahwa video identik yang menarasikan peristiwa Erupsi Gunung Tangkuban Parahu telah berulang kali beredar sejak Desember 2023 lalu.

    Lebih lanjut, mengutip pernyataan Kepala Desa Ciater, video erupsi yang beredar merupakan video lama yang merupakan kejadian erupsi Gunung Tangkuban Parahu pada tahun 2019 lalu. Sebagai informasi, Gunung Tangkuban Parahu sendiri terletak di Desa Ciater, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat.

    Terkait hal tersebut, kami memang menemukan video lawas yang identik dengan video klaim, yang diunggah di kanal Youtube “Iman Budiman” pada tahun 2019 lalu. Video ini memiliki keterangan bertuliskan “detik-detik gunung tangkuban Parahu meletus”.

    Hasil penelusuran juga mengarahkan kami ke rilis resmi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kementerian ESDM RI berjudul“Press Release Klarifikasi Berita HOAKS Erupsi G. Tangkuban Parahu” yang diunggah pada Sabtu (13/1/2024).

    Dalam rilis tersebut, disertakan video identik seperti dalam unggahan yang diklaim sebagai erupsi Gunung Tangkuban Parahu pada bulan Juni 2024 ini. PVMBG menyatakan, bahwa video tersebut adalah video lama yang memperlihatkan peristiwa video erupsi Gunung Tangkuban Parahu yang terjadi pada Jumat (26/7/2019) pukul 15:48 WIB.

    Mengutip laporan Tirto, Gunung Tangkuban Parahu memang pernah mengalami erupsi pada Jumat (26/7/2019) silam. Pos pengamatan setempat melaporkan erupsi Tangkuban Parahu terjadi pada pukul 15.48 WIB dan berlangsung selama 5 menit 30 detik.

    Erupsi tersebut menyebabkan wilayah sekitar beberapa kali mengalami gempa vulkanik. Tak hanya itu, wilayah sekitar Tangkuban Parahu tercatat mengalami hujan abu dan banjir lahar dingin imbas adanya erupsi tersebut.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran fakta yang dilakukan, tidak ditemukan keterangan resmi yang membenarkan informasi dalam video yang diklaim sebagai peristiwa erupsi Gunung Tangkuban Parahu yang terjadi pada bulan Juni 2024.

    Berdasarkan keterangan PVMBG, video tersebut merupakan video lama yang memperlihatkan peristiwa video erupsi Gunung Tangkuban Parahu yang terjadi pada Jumat (26/7/2019) pukul 15:48 WIB.

    Jadi, video yang diklaim sebagai peristiwa erupsi Gunung Tangkuban Parahu yang terjadi pada bulan Juni 2024 bersifat salah dan menyesatkan (false and misleading).

    Rujukan