• (GFD-2025-28232) Cek Fakta: Tidak Benar Daftar Lewat Link Ini Bisa Hanguskan Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan

    Sumber:
    Tanggal publish: 01/08/2025

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim link pendaftaran untuk menghanguskan tunggakan iuran BPJS Kesehatan, informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 29 Juli 2025.
    Klaim link pendaftaran untuk menghanguskan tunggakan iuran BPJS Kesehatan berupa poster digital tulisan sebagai berikut.
    "Alhamdulillah yuran BPJS Kesehatan yang sudah nunggak bertahun tahun akan dihanguskan silahkan daftar bpjs kesehatan gratis secara online pendaftaran tidak dipungut biaya apapun"
    Unggahan tersebut diberi keterangan sebagai berikut.
    "Kabar baik dari pemerintah pusat bahwa BPJS gratis sudah di tetapkan daftarkan diri anda sekarang juga agar bisa mendapatkan BPJS kesehatan secara gratis. Daftarkan diri anda di link yang sudah kami sediakan.
    #bpjsgratis
    #jaminansosial
    #bantuangratis
    #indonesiamaju"
    Dalam unggahan terdapat menu daftar, jika diklik mengarah pada link yang menapilkan halaman situs berupa formulir digital.
    Berikut linknya:"https://info7-bpjs.news-terkini.com/?fbclid=IwY2xjawL5YZFleHRuA2FlbQIxMQBicmlkETFjWnlRRzJRNzFQTlpyZ1h2AR5LZbxMKkenpzNwehqT0ZpqLNsR6J_N9mwPLsdzOkna1_Vn8XR7CLVcWN57SQ_aem_OukjAsFbJNzb3BXp1o863Q"
    Formulir tersebut meminta sejumlah data pribadi seperti nama lengkap seperti di KTP dan nomor aktif Telegram.
    Benarkah klaim link pendaftaran untuk menghanguskan tunggakan iuran BPJS Kesehatan? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
     

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim link pendaftaran untuk menghanguskan tunggakan iuran BPJS Kesehatan. Sebelumya Cek Fakta Liputan6.com telah mengkonfirmasi informasi penghapusan tunggakan iuran BPJS Kesehatan dengan menghubungi Kepala Humas BPJS Kesehatan, Rizky Anugrah mengatakan pendaftaran penghapusan tunggakan BPJS Kesehatan dan iuran gratis adalah hoaks dan menjadi modus penipuan.
    "Berita ini hoaks dan penipuan," kata Rizky saat berbincang dengan Liputan6.com, dikutip Jumat (1/8/2025).
    Menurut Rizky, BPJS Kesehatan tidak memiliki program penghapusan tunggakan BPJS Kesehatan dan iuran gratis.
    "Tidak ada program seperti hal tersebut," ucapnya.
    Rizky pun meminta masyarakat agar berhati-hati terhadap penipuan mengatasnamakan BPJS Kesehatan.
    Apabila terdapat pertanyaan dan keluhan terkait BPJS Kesehatan dapat menghubungi Care Center 165, Mobile JKN dan Pandawa (Pelayanan Melalui WA) 08118165165.

    Kesimpulan


    Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim link pendaftaran untuk menghanguskan tunggakan iuran BPJS Kesehatan tidak benar.
    Kepala Humas BPJS Kesehatan, Rizky Anugrah mengatakan pendaftaran penghapusan tunggakan BPJS Kesehatan dan iuran gratis adalah hoaks dan menjadi modus penipuan.
  • (GFD-2025-28231) [SALAH] Indonesia Tunjukkan Senjata Nuklirnya

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 02/08/2025

    Berita

    Pada Kamis (14/7/2025) akunl Facebook “AMy NaMy” membagikan video [arsip] berisi narasi :

    “Ngeri Indonesia akhirnya tunjukkan senjata nuklirnya”

    Hingga Sabtu (2/7/2025) unggahan mendapatkan 41 ribu tanda suka, 2.900-an komentar, dan dibagikan ulang lebih dari 800 kali.

    Hasil Cek Fakta

    Tim Pemeriksa Fakta Mafindo (TurnBackHoax) menelusuri tangkapan layar dari video itu lewat Google Lens. Pencarian mengarah ke video dari akun TikTok ‘ftp422’ yang diunggah Senin (7/7/2025).

    Akun tersebut secara konsisten memproduksi video menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI).

    Kesimpulan

    Unggahan video berisi klaim “Indonesia tunjukkan senjata nuklirnya” merupakan konten palsu (fabricated content).

    Rujukan

  • (GFD-2025-28230) [SALAH] Perpanjang SIM Harus Melalui Tes Ulang

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 01/08/2025

    Berita

    Akun Facebook “Alvannah Chef” pada Kamis (19/6/2025) mengunggah foto [arsip] berisi narasi:

    “Perpanjangan SIM sekarang harus melalui tes ulang, menimbulkan pertanyaan tentang solusi jika tidak lulus”.

    Hingga Jumat (1/8/2025) unggahan tersebut telah disukai hampir 4 ribu akun dan dibagikan ulang hampir 300 kali.

    Hasil Cek Fakta

    Tim Pemeriksa Fakta Mafindo (TurnBackHoax) menelusuri artikel DetikOto yang dijadikan sumber di tangkapan layar. Melansir dari isi artikel berjudul “Ini Dasar Aturan Perpanjang SIM Harus Ikut Tes Lagi” yang tayang pada Rabu (18/6/2025) tersebut, tes yang digunakan sebagai syarat perpanjang SIM hanya tes psikologi dan kesehatan.

    TurnBackHoax juga mengakses laman resmi Digital Korlantas Polri, digitalkorlantas.id. Pada bagian FAQ Perpanjangan SIM, di panduan yang berjudul “Bagaimana cara melakukan perpanjangan SIM?” dijelaskan perpanjangan SIM memerlukan:

    dokumen E-KTP, foto SIM lama, pas foto dengan latar warna biru, dan
    pemeriksaan kesehatan jasmani serta tes psikologi, tanpa perlu tes teori atau praktik.
    Tes jasmani dan psikologi ini bukan aturan baru. Melansir artikel auto2000.co.id yang tayang Juni 2019, dua tes tersebut telah menjadi prosedur umum perpanjang SIM.

    Kesimpulan

    Unggahan berisi klaim “perpanjangan SIM harus melalui tes ulang” merupakan konten yang menyesatkan (misleading content).

    Rujukan

  • (GFD-2025-28229) Hoaks Narasi Australia Keluar dari WHO

    Sumber:
    Tanggal publish: 01/08/2025

    Berita

    tirto.id - Narasi antivaksin dan informasi sesat tentang kesehatan yang dikaitkan dengan agenda dari elite global merupakan jualan yang laku di dunia maya. Kali ini, Tim Riset Tirto menemukan narasi di media sosial Facebook yang menyatakan negara Australia keluar dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

    ADVERTISEMENT

    Narasi tersebut beredar dalam beberapa unggahan di Facebook, salah satunya disebarkan akun dengan nama “Wahyu Cokro Buono” (arsip). Unggahan dalam bentuk video itu tampak menampilkan dua potongan klip pidato dan pendapat seorang politisi asal Australia.

    let gpt_inline2 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline2.cmd.push(function() {gpt_inline2.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-2', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline2-passback').addService(gpt_inline2.pubads());gpt_inline2.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline2.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline2.enableServices();gpt_inline2.display('gpt-inline2-passback');});

    Dalam video, politisi dengan jas hitam itu menyatakan bahwa keluarnya Australia dari WHO, Forum Ekonomi Dunia (WEF), serta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bakal menghemat 1 miliar dollar per tahun. Ia juga berjanji uang yang dihemat akan kembali ke kantong warga Australia.
    #inline3 img{margin: 20px auto;max-width:300px !important;}

    let gpt_inline3 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline3.cmd.push(function() {gpt_inline3.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-3', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline3-passback').addService(gpt_inline3.pubads());gpt_inline3.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline3.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline3.enableServices();gpt_inline3.display('gpt-inline3-passback');});

    #gpt-inline3-passback{text-align:center;}

    Video tersebut juga dibubuhi keterangan teks dengan bunyi: ‘Australia menyatakan keluar dari WHO’. Pengunggah video itu juga menyertakan takarir yang bertuliskan:
    #inline4 img{max-width:300px !important;margin:20px auto;}

    let gpt_inline4 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline4.cmd.push(function() {gpt_inline4.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-4', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline4-passback').addService(gpt_inline4.pubads());gpt_inline4.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline4.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline4.enableServices();gpt_inline4.display('gpt-inline4-passback');});

    #gpt-inline4-passback{text-align:center;}

    “Australia keluar dari WHO, tidak ada lagi vaksin buat anak anak di Australia, indonesia kapan keluar dari WHO? Sudah banyak korban imunisasi vaksin , nakesnya aman aman saja. 🥲🥲.”

    Periksa Fakta hoaks Australia keluar dari WHO.

    ADVERTISEMENT

    Hingga Jumat 1 Agustus 2025, video yang diunggah pada 14 Juli lalu itu sudah ditonton sekitar 6 ribu kali. Selain itu, video tersebut juga mendapatkan 25 tanda suka (likes), satu komentar, dan sudah dibagikan ulang sebanyak 27 kali.

    Penelusuran Tirto, beberapa akun Facebook lainnya juga menyebarkan narasi serupa soal keluarnya Australia dari WHO yang diiringi narasi bahaya imunisasi. Seperti unggahan "Azis Wahyu P" (arsip), "Jefri Papahnya Aqiela" (arsip), dan "Sonny Gunawan" (arsip).

    Namun benarkah narasi yang menyatakan bahwa Australia sudah keluar dari WHO?

    Hasil Cek Fakta

    Mulanya, Tirto melakukan penelusuran dengan memasukan kata kunci “Australia resmi keluar dari WHO” ke mesin pencarian Google. Namun, tidak ada satupun keterangan resmi dari pemerintahan Australia ataupun pemberitaan kredibel yang membenarkan klaim soal Australia keluar dari keanggotaan WHO.

    Selanjutnya, Tirto melakukan penelusuran reverse images search dari tangkapan layar video yang diunggah dan berfokus pada sosok politisi yang menyatakan narasi tersebut. Hasilnya, ditemukan bahwa sosok tersebut merupakan senator Australia bernama Malcolm Roberts.

    Penelusuran juga membawa kepada video asli yang digunakan oleh penyebar narasi di Facebook. Potongan video pendapat yang dilontarkan Malcolm Roberts ternyata diambil dari akun YouTube resmi politisi asal One Nation Party itu.

    Setelah disimak, konteks asli video yang diunggah Malcolm sebetulnya tidak menyatakan Australia resmi keluar dari WHO atau PBB. Isinya lebih seperti video kampanye agenda One Nation yang mengklaim Australia akan lebih menghemat pengeluaran dan menguntungkan jika keluar dari keanggotaan WHO, WEF, dan PBB.

    One Nation adalah partai sayap kanan di Australia yang gaung mengkampanyekan narasi anti-imigran, anti-muslim, dan anti-multikulturalisme. Malcolm adalah salah satu anggotanya yang memang sering membuat pernyataan keliru dan menyebarkan disinformasi kesehatan.

    Misalnya, sebagaimana dilansir media berita ABC, Malcolm pernah mengklaim bahwa Australia dipaksa mengadopsi tindakan kesehatan restriktif oleh WHO. Pada pandemi lalu, ia juga rajin menyatakan bahwa vaksinasi merupakan agenda global dan menyebabkan efek berbahaya. Semua klaim-klaim tak berdasar itu sudah dibantah dalam artikel periksa fakta ABC.

    Selain itu, dalam laman resmi WHO, Australia juga masih tertera sebagai anggota resmi. Tak ada informasi kredibel dan resmi dari pemerintahan Australia bahwa mereka keluar dari WHO.

    Narasi yang mengaitkan pernyataan-pernyataan Malcolm di media sosial dengan bahaya imunisasi atau vaksin di Indonesia ditengarai merupakan klaim tak berdasar dari kelompok antivaksin.

    Kesimpulan

    Hasil pemeriksaan fakta menunjukkan narasi Australia keluar dari WHO bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).

    Unggahan video yang beredar di Facebook menampilkan senator Australia bernama Malcolm Roberts yang dikenal sebagai politisi kontroversial yang kerap melontarkan klaim tak berdasar soal WHO. Video pernyataan Malcolm dari YouTube pribadinya diduga sengaja dikutip untuk menggaungkan narasi antivaksin di Indonesia.

    ==

    Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.

    Rujukan