KOMPAS.com - Di media sosial, beredar sebuah video dengan narasi adanya pembentukan Badan Pengawas Judi Slot Indonesia atau disingkat BPJSI.
Ada lebih dari empat sosok pria berbeda yang ditampilkan dalam video. Mereka memakai jas dan berpidato di podium, disertai bendera merah putih seolah sedang menyampaikan pengumuman resmi.
Berdasarkan hasil penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video tersebut merupakan konten manipulatif.
Video pembentukan Badan Pengawas Slot Indonesia disebarkan oleh akun Facebook ini dan ini. Arsipnya dapat dilihat di sini.
Berikut ucapan narator dalam video yang diunggah salah satu akun pada Rabu (16/7/2025):
Untuk itu kami membentuk BPJSI, Badan Pengawasan Judi Slot Indonesia demi melindungi rakyat dari kecurangan digital.
Tugas BPJSI adalah melakukan pengawasan terhadap situs judi yang merugikan, sehingga situs judi yang disebutkan dalam video diklaim dijamin aman dan memberikan keuntungan.
(GFD-2025-28150) [HOAKS] Pembentukan Badan Pengawas Judi Slot Indonesia
Sumber:Tanggal publish: 29/07/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Kompas.com membagi video menjadi empat klip berbeda, karena ada empat, bahkan, sosok orang yang muncul dalam video.
Potongan klip itu lantas dicek menggunakan tools pendeteksi konten berbasis artificial intelligence (AI) bernama Zhuque AI Detection Assistant.
Hasil pelacakannya menunjukkan, dua video memiliki probabilitas 58,76 persen dan 73,54 persen dibuat dengan AI.
Video lain menunjukkan probabilitas 63,09 persen dan 67,93 persen dihasilkan akal imitasi.
Video tersebut 50 persen lebih diyakini sebagai konten yang dibuat dengan campur tangan AI.
Selain itu, tidak ada badan dalam pemerintahan yang memiliki tugas untuk menggolongkan dan menjamin aman suatu situs judi.
Pemerintah memiliki 62 kementerian atau lembaga yang daftarnya dapat dilihat di sini.
Tidak ada lembaga yang disebut dengan BPJSI.
Potongan klip itu lantas dicek menggunakan tools pendeteksi konten berbasis artificial intelligence (AI) bernama Zhuque AI Detection Assistant.
Hasil pelacakannya menunjukkan, dua video memiliki probabilitas 58,76 persen dan 73,54 persen dibuat dengan AI.
Video lain menunjukkan probabilitas 63,09 persen dan 67,93 persen dihasilkan akal imitasi.
Video tersebut 50 persen lebih diyakini sebagai konten yang dibuat dengan campur tangan AI.
Selain itu, tidak ada badan dalam pemerintahan yang memiliki tugas untuk menggolongkan dan menjamin aman suatu situs judi.
Pemerintah memiliki 62 kementerian atau lembaga yang daftarnya dapat dilihat di sini.
Tidak ada lembaga yang disebut dengan BPJSI.
Kesimpulan
Video mengenai pembentukan Badan Pengawas Judi Slot Indonesia merupakan hoaks. Itu adalah konten manipulatif yang dibuat dengan AI.
Pemerintah Indonesia tidak memiliki badan yang menggolongkan dan menjamin aman suatu situs judi.
Pemerintah Indonesia tidak memiliki badan yang menggolongkan dan menjamin aman suatu situs judi.
Rujukan
- https://www.facebook.com/61575047967265/videos/1751088739113344/
- https://www.facebook.com/61574817803738/videos/10090145501033244/
- https://archive.ph/qxyGt
- https://matrix.tencent.com/ai-detect/ai_gen
- https://indonesia.go.id/profil/kementerian_lembaga
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2025-28149) [HOAKS] Video Penangkapan Benjamin Netanyahu
Sumber:Tanggal publish: 29/07/2025
Berita
KOMPAS.com - Sebuah video yang beredar di media sosial menampilkan Perdana Menteri Israel Benjamin Nentanyahu dengan narasi ditangkap oleh sejumlah orang.
Namun, setelah ditelusuri unggahan tersebut merupakan informasi tidak benar atau hoaks.
Video yang diklaim menampilkan Netanyahu ditangkap oleh sejumlah orang salah satunya dibagikan akun Facebook ini.
Akun tersebut membagikan video yang diklaim menampilkan beberapa orang menangkap pria dengan kemeja putih dan jas hitam.
Narasi dalam video yakni sebagai berikut:
NETANYAHU DI TANGKAP
Makin panas
Saat dicermati wajah pria yang ditangkap dalam video tidak mirip dengan Netanyahu.
Tim Cek Fakta Kompas.com kemudian menelusuri video tersebut menggunakan Google Lens. Hasilnya, video identik dengan unggahan di kanal YouTube Bloomberg News ini.
Keterangan di unggahan menyebutkan bahwa pria yang ada di dalam video bukan Netanyahu, melainkan calon Wali Kota New York, Brad Lander.
Ia ditangkap otoritas Imigrasi dan Bea Cukai Amerika Serikat pada 17 Juni 2025 di Kantor Pengadilan Imigrasi Lower Manhattan, New York.
Menurut juru bicara Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat, Lander ditangkap karena menyerang petugas di sana.
Adapun Lander datang ke kantor pengadilan imigrasi di Lower Manhattan untuk memantau sidang imigrasi.
Selain itu, ia disebut mengadakan acara dengan media untuk mempromosikan lebih banyak pendanaan hukum untuk membantu para imigran.
Lander yang menyangkal melakukan penyerangan kemudian dibebaskan dan tidak mendapat tuntutan hukum.
Namun, setelah ditelusuri unggahan tersebut merupakan informasi tidak benar atau hoaks.
Video yang diklaim menampilkan Netanyahu ditangkap oleh sejumlah orang salah satunya dibagikan akun Facebook ini.
Akun tersebut membagikan video yang diklaim menampilkan beberapa orang menangkap pria dengan kemeja putih dan jas hitam.
Narasi dalam video yakni sebagai berikut:
NETANYAHU DI TANGKAP
Makin panas
Saat dicermati wajah pria yang ditangkap dalam video tidak mirip dengan Netanyahu.
Tim Cek Fakta Kompas.com kemudian menelusuri video tersebut menggunakan Google Lens. Hasilnya, video identik dengan unggahan di kanal YouTube Bloomberg News ini.
Keterangan di unggahan menyebutkan bahwa pria yang ada di dalam video bukan Netanyahu, melainkan calon Wali Kota New York, Brad Lander.
Ia ditangkap otoritas Imigrasi dan Bea Cukai Amerika Serikat pada 17 Juni 2025 di Kantor Pengadilan Imigrasi Lower Manhattan, New York.
Menurut juru bicara Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat, Lander ditangkap karena menyerang petugas di sana.
Adapun Lander datang ke kantor pengadilan imigrasi di Lower Manhattan untuk memantau sidang imigrasi.
Selain itu, ia disebut mengadakan acara dengan media untuk mempromosikan lebih banyak pendanaan hukum untuk membantu para imigran.
Lander yang menyangkal melakukan penyerangan kemudian dibebaskan dan tidak mendapat tuntutan hukum.
Hasil Cek Fakta
Kesimpulan
Video yang diklaim menampilkan Benjamin Netanyahu ditangkap aparat keamanan merupakan informasi tidak benar atau hoaks.
Pria yang ada di dalam video adalah calon wali kota New York, Brad Lander.
Menurut juru bicara Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat, Lander ditangkap karena menyerang petugas kantor pengadilan imigrasi di Lower Manhattan.
Pria yang ada di dalam video adalah calon wali kota New York, Brad Lander.
Menurut juru bicara Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat, Lander ditangkap karena menyerang petugas kantor pengadilan imigrasi di Lower Manhattan.
Rujukan
(GFD-2025-28148) [HOAKS] Tautan Program Pemulihan Korban Penipuan Online
Sumber:Tanggal publish: 28/07/2025
Berita
KOMPAS.com - Di media sosial beredar tautan yang diklaim untuk mengakses program pemulihan korban penipuan online.
Program tersebut mengatasnamakan pemerintah melalui Kementerian Keuangan, dan diklaim akan mengganti semua kerugian korban penipuan online.
Namun berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, tautan tersebut hoaks.
Tautan yang diklaim untuk mengakses program pemulihan korban penipuan online dibagikan oleh akun Facebook ini pada 24 Juli 2025.
Berikut narasi yang dibagikan:
Program Pemulihan Korban Penipuan Online kini tersedia. Pemerintah bersama Kementerian Keuangan siap membantu mengganti kerugian Anda.
Segera laporkan melalui tautan resmi yang tertera.
Screenshot Hoaks, program pemulihan korban penipuan online
Program tersebut mengatasnamakan pemerintah melalui Kementerian Keuangan, dan diklaim akan mengganti semua kerugian korban penipuan online.
Namun berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, tautan tersebut hoaks.
Tautan yang diklaim untuk mengakses program pemulihan korban penipuan online dibagikan oleh akun Facebook ini pada 24 Juli 2025.
Berikut narasi yang dibagikan:
Program Pemulihan Korban Penipuan Online kini tersedia. Pemerintah bersama Kementerian Keuangan siap membantu mengganti kerugian Anda.
Segera laporkan melalui tautan resmi yang tertera.
Screenshot Hoaks, program pemulihan korban penipuan online
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Kompas.com tidak dapat menemukan program khusus dari Kemenkeu yang secara eksplisit ditujukan untuk pemulihan korban penipuan online.
Situs dan akun media sosial resmi Kemenkeu juga tidak membagikan informasi terkait program tersebut.
Sementara itu, tautan yang dibagikan oleh akun Facebook tersebut dan diklaim untuk mengakses program, terindikasi phishing atau pencurian data.
Tautan tersebut tidak mengarah ke situs resmi Kemenkeu tapi ke situs dengan alamat indonewsssss[dot]com[slash]ajukansekarangjuga.
Situs tersebut menampilkan formulir yang meminta pengunjung menyerahkan data pribadi, seperti nama lengkap dan nomor telepon.
Awas, jangan memasukkan data pribadi apa pun ke situs tersebut. Ini merupakan modus phishing yang bisa menjadi pintu masuk dalam aksi penipuan.
Situs dan akun media sosial resmi Kemenkeu juga tidak membagikan informasi terkait program tersebut.
Sementara itu, tautan yang dibagikan oleh akun Facebook tersebut dan diklaim untuk mengakses program, terindikasi phishing atau pencurian data.
Tautan tersebut tidak mengarah ke situs resmi Kemenkeu tapi ke situs dengan alamat indonewsssss[dot]com[slash]ajukansekarangjuga.
Situs tersebut menampilkan formulir yang meminta pengunjung menyerahkan data pribadi, seperti nama lengkap dan nomor telepon.
Awas, jangan memasukkan data pribadi apa pun ke situs tersebut. Ini merupakan modus phishing yang bisa menjadi pintu masuk dalam aksi penipuan.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, tautan yang diklaim untuk mengakses program pemulihan korban penipuan online adalah hoaks.
Tautan itu terindikasi phishing. Selain itu, tidak ditemukan program khusus dari Kemenkeu yang secara eksplisit ditujukan untuk pemulihan korban penipuan online.
Tautan itu terindikasi phishing. Selain itu, tidak ditemukan program khusus dari Kemenkeu yang secara eksplisit ditujukan untuk pemulihan korban penipuan online.
Rujukan
(GFD-2025-28147) [HOAKS] Maia Estianty Bagi-bagi Hadiah Rp 50 Juta di Facebook
Sumber:Tanggal publish: 28/07/2025
Berita
KOMPAS.com - Sebuah video yang beredar luas di media sosial mengeklaim artis Maia Estianty membagikan hadiah Rp 50 juta melalui Facebook.
Namun, setelah ditelusuri video itu merupakan hasil manipulasi berbasis artificial intelligence.
Video yang diklaim menampilkan Maia Estianty membagikan hadiah Rp 50 juta salah satunya dibagikan akun Facebook ini.
Warganet yang ingin mendapat hadiah tersebut diminta untuk menyukai dan membagikan unggahan tersebut. Warganet juga diminta untuk mengirim pesan lewat Messenger.
Berikut narasi yang disampaikan dalam unggahan:
ASSALAMUALAIKUM SAYA MAIA ESTIANTY NIAT BERBAGI REZEKI SENILAI 50 JUTA, SUJUT SUKUR ATAS KEZEKI YANG KAMI DAPAT KAN LEWAT SIARAN TV DAN USAHA YANG KAMI JALANKAN. LANGSUNG KLIK TOMBOL MESEGER DI BAWAH
Akun Facebook Tangkapan layar Facebook narasi yang mengeklaim Maia Estianty membagikan hadiah Rp 50 juta
Namun, setelah ditelusuri video itu merupakan hasil manipulasi berbasis artificial intelligence.
Video yang diklaim menampilkan Maia Estianty membagikan hadiah Rp 50 juta salah satunya dibagikan akun Facebook ini.
Warganet yang ingin mendapat hadiah tersebut diminta untuk menyukai dan membagikan unggahan tersebut. Warganet juga diminta untuk mengirim pesan lewat Messenger.
Berikut narasi yang disampaikan dalam unggahan:
ASSALAMUALAIKUM SAYA MAIA ESTIANTY NIAT BERBAGI REZEKI SENILAI 50 JUTA, SUJUT SUKUR ATAS KEZEKI YANG KAMI DAPAT KAN LEWAT SIARAN TV DAN USAHA YANG KAMI JALANKAN. LANGSUNG KLIK TOMBOL MESEGER DI BAWAH
Akun Facebook Tangkapan layar Facebook narasi yang mengeklaim Maia Estianty membagikan hadiah Rp 50 juta
Hasil Cek Fakta
Jika dicermati lebih teliti, maka terlihat gerakan bibir dan perkataan Maia dalam video itu tidak sinkron. Hal itu mengindikasikan konten tersebut merupakan hasil manipulasi.
Kemudian Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri sumber video tersebut menggunakan Google Lens.
Hasilnya video tersebut identik dengan unggahan akun TikTok @Kumparan Woman pada 2023.
Dalam video aslinya Maia tidak menawarkan hadiah Rp 50 juta. Namun, Maia menyampaikan mengenai pentingnya memperbaiki diri dan mengubah mindset.
Setelah dicek menggunakan Hive Moderation, video Maia membagikan hadiah Rp 50 juta di Facebook terdeteksi dihasilkan oleh artificial intelligence (AI). Probabilitas bahwa itu konten AI generatif mencapai 99,5 persen.
Kemudian Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri sumber video tersebut menggunakan Google Lens.
Hasilnya video tersebut identik dengan unggahan akun TikTok @Kumparan Woman pada 2023.
Dalam video aslinya Maia tidak menawarkan hadiah Rp 50 juta. Namun, Maia menyampaikan mengenai pentingnya memperbaiki diri dan mengubah mindset.
Setelah dicek menggunakan Hive Moderation, video Maia membagikan hadiah Rp 50 juta di Facebook terdeteksi dihasilkan oleh artificial intelligence (AI). Probabilitas bahwa itu konten AI generatif mencapai 99,5 persen.
Kesimpulan
Video yang mengeklaim Maia Estianty membagikan hadiah Rp 50 juta di Facebook merupakan konten hasil manipulasi berbasis AI.
Adapun video aslinya adalah momen ketika Maia memberikan motivasi terkait pentingnya memperbaiki diri dan mengubah mindset.
Setelah dicek menggunakan Hive Moderation video yang beredar terdeteksi dihasilkan AI generatif dengan probabilitas sebesar 99,5 persen.
Adapun video aslinya adalah momen ketika Maia memberikan motivasi terkait pentingnya memperbaiki diri dan mengubah mindset.
Setelah dicek menggunakan Hive Moderation video yang beredar terdeteksi dihasilkan AI generatif dengan probabilitas sebesar 99,5 persen.
Rujukan
Halaman: 722/7117