KOMPAS.com - Beredar video yang memperlihatkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Perancis Emmanuel Macron menari.
Mereka menari dengan pakaian dan gaya rambut yang berbeda, memakai riasan dan wig.
Namun berdasarkan hasil penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video tersebut merupakan konten manipulatif.
Video Zelensky dan Macron menari disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, dan ini.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada 29 Juni 2024:
Macron and Zelensky, 2 of those 'men' responsible for hundreds of thousands of deaths, the displacement and suffering of millions of innocent people, and the destruction of several countries on all levels. Sponsored by the so-called globalists.
(Macron dan Zelensky, 2 dari 'orang-orang' yang bertanggung jawab atas ratusan ribu kematian, pengungsian dan penderitaan jutaan orang tak berdosa, dan kehancuran beberapa negara di semua tingkatan. Disponsori oleh mereka yang disebut globalis(Satanist)).
(GFD-2024-21088) [HOAKS] Video Presiden Ukraina dan Perancis Menari
Sumber:Tanggal publish: 12/07/2024
Berita
Hasil Cek Fakta
Video berdurasi 52 detik yang beredar di jagat maya menampilkan berbagai klip yang berbeda.
Namun, semua klip tersebut merupakan deepfake. Video mengambil klip dari berbagai sumber, kemudian mengganti bagian kepala orang yang menari dengan kepala Zelensky dan Macron.
Tim Cek Fakta Kompas.com menemukan tiga video asli yang dipakai sebagai bahan konten deepfake.
Pertama, video dari kanal YouTube StratusDanceClub, 26 Juli 2009, berjudul Circa "1986-1987 Part Seven".
Video menampilkan kerumunan orang sedang berjoget. Pada menit ke-4 detik ke-41, video asli tampak seorang perempuan berbaju putih. Kemudian, video deepfake mengganti wajahnya dengan wajah Macron.
Ada pula klip perempuan memakai singlet pada menit ke-2 detik ke-19. Namun, konten manipulatifnya mengganti wajah perempuan tersebut dengan wajah Macron.
Kemudian video dari kanal YouTube yang sama, tetapi diunggah pada 19 Juli 2009, berjudul "Circa 1986-1987 Part Three".
Terdapat sosok lelaki berbaju putih dengan dasi hitam pada menit ke-2 detik ke-20. Klip itu diganti dengan wajah Macron.
Kemudian, video dari kanal YouTube Salam Sezam, 1 Desember 2020 menampilkan penari berbaju merah.
Video tersebut diedit dengan mode kaca (mirror mode), kemudian wajah penari diganti dengan wajah Zelensky.
Berikut perbandingan gambar klip asli dan hasil manipulasinya:
Namun, semua klip tersebut merupakan deepfake. Video mengambil klip dari berbagai sumber, kemudian mengganti bagian kepala orang yang menari dengan kepala Zelensky dan Macron.
Tim Cek Fakta Kompas.com menemukan tiga video asli yang dipakai sebagai bahan konten deepfake.
Pertama, video dari kanal YouTube StratusDanceClub, 26 Juli 2009, berjudul Circa "1986-1987 Part Seven".
Video menampilkan kerumunan orang sedang berjoget. Pada menit ke-4 detik ke-41, video asli tampak seorang perempuan berbaju putih. Kemudian, video deepfake mengganti wajahnya dengan wajah Macron.
Ada pula klip perempuan memakai singlet pada menit ke-2 detik ke-19. Namun, konten manipulatifnya mengganti wajah perempuan tersebut dengan wajah Macron.
Kemudian video dari kanal YouTube yang sama, tetapi diunggah pada 19 Juli 2009, berjudul "Circa 1986-1987 Part Three".
Terdapat sosok lelaki berbaju putih dengan dasi hitam pada menit ke-2 detik ke-20. Klip itu diganti dengan wajah Macron.
Kemudian, video dari kanal YouTube Salam Sezam, 1 Desember 2020 menampilkan penari berbaju merah.
Video tersebut diedit dengan mode kaca (mirror mode), kemudian wajah penari diganti dengan wajah Zelensky.
Berikut perbandingan gambar klip asli dan hasil manipulasinya:
Kesimpulan
Video Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Perancis Emmanuel Macron menari merupakan konten manipulatif atau deepfake.
Klip orang menari dari berbagai sumber di YouTube, diganti dengan wajah wajah Zelensky atau Macron.
Klip orang menari dari berbagai sumber di YouTube, diganti dengan wajah wajah Zelensky atau Macron.
Rujukan
- https://www.facebook.com/budi9anten9/videos/284784571329601/
- https://www.facebook.com/merrilee.anderson/videos/1188554992479401/
- https://www.facebook.com/brian.buis.79/videos/3889609728029499
- https://www.facebook.com/gail.delaney.9/videos/3751693568380319
- https://www.facebook.com/globalFreedomMovement2/videos/1454074125476312
- https://www.youtube.com/watch?v=OTKOdYE2Qas
- https://www.youtube.com/watch?v=bMtuQJ9Ccj8&t=158s
- https://www.youtube.com/watch?v=rLFLnzCEb2I
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2024-21087) [KLARIFIKASI] Belum Ada Bukti Terapi Pijat Jempol Sembuhkan Rabun
Sumber:Tanggal publish: 12/07/2024
Berita
KOMPAS.com - Beredar unggahan dengan narasi yang mengeklaim memijat ibu jari atau jempol dapat menyembuhkan rabun pada mata dan pandangan tidak jelas.
Namun, setelah ditelusuri klaim tersebut belum terbukti, sehingga belum dapat dipastikan kebenarannya.
Narasi yang mengeklaim memijat jempol dapat menyembuhkan rabun pada mata serta pandangan tidak jelas muncul di media sosial. Misalnya, narasi yang dibagikan oleh akun Facebook ini, ini dan ini.
Video diberi keterangan:
Dua titik pijat untuk mata Rabun, pandangan tidak jelas. Semoga bermanfaatsalam sehat.
#massage#tips#herbal#pijattradisional#ramuanherbal
Namun, setelah ditelusuri klaim tersebut belum terbukti, sehingga belum dapat dipastikan kebenarannya.
Narasi yang mengeklaim memijat jempol dapat menyembuhkan rabun pada mata serta pandangan tidak jelas muncul di media sosial. Misalnya, narasi yang dibagikan oleh akun Facebook ini, ini dan ini.
Video diberi keterangan:
Dua titik pijat untuk mata Rabun, pandangan tidak jelas. Semoga bermanfaatsalam sehat.
#massage#tips#herbal#pijattradisional#ramuanherbal
Hasil Cek Fakta
Dokter spesialis mata Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Mario Marbungaran Hutapea menjelaskan, narasi yang menyebut memijat jempol dapat mengobati rabun serta pandangan tidak jelas belum terbukti secara ilmiah.
"Itu kan termasuk terapi alternatif ya, tetapi sejauh ini setahu saya belum ada penelitian. Jadi masih perlu diteliti lebih lanjut. Belum terbukti," ujar Mario kepada Kompas.com, Rabu (10/7/2024).
Mario mengatakan, metode memijat jempol kemungkinan merupakan akupresur yang merupakan teknik pengobatan tradisional dari China.
Akupresur dilakukan dengan cara memberikan tekanan di bagian tubuh tertentu. Kendati begitu, menurut Mario hal itu harus dibuktikan secara ilmiah.
"Kita di kedokteran modern enggak belajar terkait itu (akupresur)," ucap Mario.
Ia mengatakan, di dunia kedokteran apabila seorang mengalami rabun dan tidak ingin bergantung dengan kacamata maka harus dilakukan operasi.
"Itu kan termasuk terapi alternatif ya, tetapi sejauh ini setahu saya belum ada penelitian. Jadi masih perlu diteliti lebih lanjut. Belum terbukti," ujar Mario kepada Kompas.com, Rabu (10/7/2024).
Mario mengatakan, metode memijat jempol kemungkinan merupakan akupresur yang merupakan teknik pengobatan tradisional dari China.
Akupresur dilakukan dengan cara memberikan tekanan di bagian tubuh tertentu. Kendati begitu, menurut Mario hal itu harus dibuktikan secara ilmiah.
"Kita di kedokteran modern enggak belajar terkait itu (akupresur)," ucap Mario.
Ia mengatakan, di dunia kedokteran apabila seorang mengalami rabun dan tidak ingin bergantung dengan kacamata maka harus dilakukan operasi.
Kesimpulan
Narasi yang mengeklaim memijat dapat menyembuhkan rabun dan pandangan tidak jelas belum terbukti secara ilmiah.
Dokter spesialis mata Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Mario Marbungaran Hutapea menjelaskan, di dunia kedokteran apabila seorang mengalami rabun dan tidak ingin bergantung pada kacamata harus dilakukan operasi.
Dokter spesialis mata Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Mario Marbungaran Hutapea menjelaskan, di dunia kedokteran apabila seorang mengalami rabun dan tidak ingin bergantung pada kacamata harus dilakukan operasi.
Rujukan
(GFD-2024-21086) Keliru, Fenomena Aphelion Menyebabkan Suhu Bumi Lebih Dingin
Sumber:Tanggal publish: 12/07/2024
Berita
Sebuah postingan di media sosial Facebook [ arsip ] mengklaim bila fenomena Aphelion akan terjadi dan membuat suhu bumi lebih dingin. Fenomena ini bahkan membuat jarak Bumi ke Matahari semakin lebih jauh dan berdampak pada cuaca yang lebih dingin sehingga menimbulkan banyak penyakit.
Lantas benarkah fenomena Aphelion membuat suhu bumi lebih dingin?
Hasil Cek Fakta
Mulyono R. Prabowo, Deputi Bidang Meteorologi, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) seperti dikutip dari arsip berita Cekfakta Tempo, informasi terkait fenomena Aphelion di masyarakat cukup meresahkan. Padahal Aphelion adalah fenomena astronomis biasa terjadi setahun sekali pada kisaran bulan Juli.
Pada bulan Juli seperti diungkapkan BMKG dalam rilisnya, wilayah Australia biasa berada dalam periode musim dingin. Sifat dari massa udara yang berada di Australia ini dingin dan kering. Adanya pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia menyebabkan pergerakan massa udara dari Australia menuju Indonesia semakin signifikan sehingga berimplikasi pada penurunan suhu udara yang cukup signifikan pada malam hari di wilayah Indonesia khususnya Jawa, Bali, NTB, dan NTT.
Berdasarkan hasil analisis BMKG terkait suhu udara di Indonesia dari 113 stasiun pengamatan, diketahui selama bulan Juni 2024 suhu udara di wilayah Indonesia berkisar 27.02 derajat celcius. Normal suhu udara klimatologis untuk bulan Juni 2024 periode 1991-2020 di Indonesia adalah sebesar 26.53 derajat celcius. Sementara pada Juli 2024, suhu udara di wilayah Indonesia berkisar 24-29 derajat celcius. Prediksi suhu minimum berkisar 22-28 derajat celcius dan prediksi suhu maksimum berkisar 28-34 derajat celcius.
Thomas Djamaluddin, astronom dan peneliti serta mantan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) seperti dikutip dari Tempo bahkan membantah fenomena Aphelion membuat suhu bumi lebih dingin. “Tidak ada hubungannya dengan aphelion, karena perubahan jarak Matahari ke Bumi tidak terlalu signifikan mempengaruhi suhu permukaan bumi," kata Thomas.
Suhu udara dipengaruhi distribusi panas di Bumi akibat perubahan setiap tahun posisi Matahari. Saat ini Matahari berada di belahan utara, sehingga belahan selatan mengalami musim dingin. “Tekanan udara di belahan selatan juga lebih tinggi daripada belahan utara.”.
Larry Wasserman, seorang astronom dari Observatorium Lowell di Flagstaff, Arizona seperti dikutip dari New York Times mengatakan fenomena Aphelion merupakan fenomena astronomis dimana posisi bumi berada jauh dari matahari. Pada Aphelion, jarak Bumi dari matahari sekitar 94,5 juta mil. Enam bulan kemudian, pada awal Januari di musim dingin, Bumi berada pada titik terdekatnya dengan matahari pada jarak 91,5 juta mil. Lokasinya dikenal sebagai perihelion.
Dikutip dari Merdeka, fenomena Aphelion sendiri terjadi satu kali setiap orbit bumi mengelilingi matahari (satu revolusi). Yang berarti fenomena aphelion terjadi setiap tahun sekali. Fenomena aphelion bukanlah fenomena penampakan benda langit yang bisa dilihat, sehingga tidak ada perubahan yang terlihat di langit. Bumi hanya akan berada di posisi orbit paling jauhnya dari Matahari.
Fenomena Aphelion tidak berpengaruh pada suhu di bumi. Suhu dingin yang dirasakan adalah efek dari musim kemarau. Saat musim kemarau, awan di langit lebih sedikit. Hal tersebut membuat Bumi tidak memantulkan panas yang diserap pada siang dan malam hari saat pagi. Sehingga udara pagi akan terasa lebih dingin.
Kesimpulan
Hasil pemeriksaan fakta Tempo, narasi yang mengklaim fenomena Aphelion akan terjadi dan membuat suhu bumi lebih dingin adalah keliru. Informasi ini diketahui merupakan informasi lawas yang selalu beredar setiap bulan Juli.
Thomas Djamaluddin, astronom dan peneliti Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional bahkan mengungkapkan tidak ada hubungannya dengan aphelion, karena perubahan jarak Matahari ke Bumi tidak terlalu signifikan mempengaruhi suhu permukaan bumi.
Rujukan
- https://www.facebook.com/bunga.secang/posts/pfbid02958rtgEWutS9KANf7pXk2QKa5NxpuyKTFtviebDhxVeTBbmRSqez28r4CPF9pq8sl
- https://web.archive.org/web/20240712124354/
- https://www.facebook.com/bunga.secang/posts/pfbid02958rtgEWutS9KANf7pXk2QKa5NxpuyKTFtviebDhxVeTBbmRSqez28r4CPF9pq8sl
- https://cekfakta.tempo.co/fakta/43/fakta-atau-hoax-benarkah-aphelion-penyebab-suhu-dingin-di-berbagai-daerah
- https://www.bmkg.go.id/berita/?p=apakah-aphelion-mempengaruhi-suhu-udara-di-indonesia&lang=ID&tag=press-release
- https://www.bmkg.go.id/iklim/anomali-suhu-udara-bulanan.bmkg?p=anomali-suhu-udara-bulan-juni-2024&tag=&lang=ID
- https://cekfakta.tempo.co/fakta/43/fakta-atau-hoax-benarkah-aphelion-penyebab-suhu-dingin-di-berbagai-daerah
- https://www.nytimes.com/article/aphelion-earth-sun-distance.html
- https://www.merdeka.com/jabar/mengenal-aphelion-dan-dampaknya-fenomena-bumi-saat-jauh-dari-matahari-3427-mvk.html
- https://wa.me/6281315777057 mailto:cekfakta@tempo.co.id
(GFD-2024-21085) Keliru, Klaim Gerakan Tangan sebagai Cara Mencegah Stroke, Penyumbatan Pembuluh Darah dan Jantung
Sumber:Tanggal publish: 12/07/2024
Berita
Sebuah video pendek yang menunjukkan gerakan cara mencegah stroke dan penyumbatan pembuluh darah jantung, diunggah oleh akun Facebook [ arsip ].
Narator menjelaskan, dengan rutin menautkan jemari tangan dan menggenggamnya ke arah atas dan bawah, bisa mencegah penyakit tersebut. Gerakan itu ditujukan untuk memperlancar pembuluh darah sehingga terhindar dari stroke, penyumbatan jantung, dan penyumbatan pembuluh darah akibat pengentalan darah.
Unggahan tersebut sudah disukai 29,7 ribu dan dibagikan 5,6 ribu kali. Benarkah gerakan tangan seperti itu bisa mencegah stroke, penyumbatan pembuluh darah, dan jantung?
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Tempo memverifikasi klaim di atas dengan mewawancarai Spesialis Penyakit Dalam Subspesialisasi Hematologi Onkologi Medik, Prof. Dr. dr Zubairi Djoerban, SpPD, KHOM. Menurut dia, upaya untuk mencegah stroke maupun serangan jantung dengan menggerakkan jari tangan harus dibuktikan dengan penelitian.
“Saya tidak menemukan publikasi ilmiah tentang gerakan-gerakan itu yang membuktikan manfaat untuk mencegah stroke dan serangan jantung,” kata Zubairi kepada Tempo, Kamis, 11 Juli 2024.
Menurutnya, upaya-upaya pencegahan stroke dan jantung yang telah terbukti antara lain:
(1) Makan sehat dengan sayur buah ikan serta mengurangi lemak dan gula
(2) Melakukan aktivitas fisik teratur, 150 menit seminggu dengan intensitas moderat atau 75 menit intensitas tinggi
(3) Mengurangi berat badan bila gemuk, apalagi bila obesitas atau amat sangat gemuk
(4) Berhenti merokok
(5) Tidak mengkonsumsi alkohol
(6) cukup tidur 7-9 jam sehari
(7) Berobat teratur bila sakit, misalnya tekanan darah tinggi, diabetes, dan kolesterol tinggi.
Hal senada disampaikan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dari RSUD Dr HM Rabain Muara Enim, Sumatera Selatan, dr. Sondang Jasmine Mustikasari, Sp.JP. “Gerakan tangan yang dicontohkan tidak termasuk dalam aktivitas fisik yang direkomendasikan untuk pencegahan penyakit jantung,” kata dia.
Menurut dia, prinsip pencegahan penyakit kardiovaskuler meliputi :
Panduan untuk mencegah penyakit jantung yang diakui secara internasional dapat diakses melalui laman web European Society of Cardiology.
National Center for Chronic Disease melansir, cara mengurangi penyakit jantung, stroke dan kondisi terkait dengan cara:
- Mengurangi penggunaan tembakau, memperbanyak aktivitas fisik, dan mengurangi paparan polusi udara.
- Menggunakan Aspirin atau Antikoagulan sesuai kebutuhan, mengendalikan tekanan darah, mengelola kolesterol dan berhenti merokok.
- Meningkatkan penggunaan rehabilitasi jantung di antara orang-orang yang pernah mengalami kejadian yang memenuhi syarat seperti serangan jantung atau operasi bypass arteri koroner.
Kesimpulan
Hasil verifikasi Tempo tentang klaim gerakan tangan cara mencegah stroke, penyumbatan pembuluh darah dan jantung adalah keliru.
Gerakan tangan yang dicontohkan tidak termasuk dalam aktivitas fisik yang direkomendasikan untuk pencegahan penyakit jantung. Tidak ada referensi ilmiah yang menjelaskan manfaat gerakan tersebut.
Rujukan
- https://www.facebook.com/reel/991882842420307
- https://web.archive.org/web/20240712121449/
- https://www.facebook.com/reel/991882842420307
- https://www.escardio.org/Guidelines/Clinical-Practice-Guidelines/CVD-Prevention-Guidelines
- https://www.cdc.gov/nccdphp/divisions-offices/about-the-division-for-heart-disease-and-stroke-prevention.html
- https://wa.me/6281315777057 mailto:cekfakta@tempo.co.id
Halaman: 722/5368