Beredar sebuah konten di media sosial dengan narasi bahwa Pandemic Treaty dapat mengancam keselamatan masyarakat.

Namun setelah dilakukan penelusuran, klaim tersebut tidaklah benar.

Faktanya, Pandemic treaty adalah istilah yang digunakan untuk menyebut perjanjian yang bertujuan mengatasi berbagai masalah dalam penanganan pandemi, seperti ketimpangan akses terhadap kebutuhan selama pandemi dan kurangnya inisiatif kerja sama antar negara. Perjanjian ini diinisiasi pada World Health Assembly (WHA) pada November 2021 dan disepakati oleh negara-negara anggota WHO.

Instrumen tersebut akan dirancang melalui perundingan formal oleh Intergovernmental Negotiating Body (INB) dan diharapkan selesai serta diadopsi pada tahun 2024. Tujuan utama dari Pandemic Treaty adalah memastikan bahwa negara-negara berpenghasilan tinggi dan perusahaan swasta bersikap adil, tidak menimbun jutaan dosis vaksin berlebih atau menolak berbagi pengetahuan dan produk yang dapat menyelamatkan jiwa, serta adanya mekanisme untuk mengimplementasikan hal tersebut.

Dengan demikian klaim mengenai Pandemic Treaty mengancam masyarakat adalah tidak benar dengan kategori konten yang menyesatkan.

Pandemic Treaty bukanlah suatu ancaman untuk masyarakat, karena tujuan dari Pandemic Treaty sendiri adalah suatu inisiasi global dari WHO untuk atasi persoalan kesiapsiagaan dan respons terhadap pandemi.

Ditemukan sebuah akun Facebook menyebarkan informasi soal peringatan pemblokiran. Unggahan tersebut berisikan mekanisme untuk memulihkan akun Facebook dan mencegah penonaktifan dengan meminta pengguna masuk ke situs tertentu.

Namun setelah dilakukan ditelusuri akun tersebut merupakan akun pribadi dan bukan akun resmi dari Facebook. Tautan yang dibagikan pada unggahan tersebut bisa berpotensi phishing (pencurian data yang mengarah ke penipuan dengan memanfaatkan email/tautan palsu).

Facebook sendiri telah menyediakan pusat bantuan sebagai panduan mengatasi berbagai masalah terkait akun Facebook, termasuk deaktivasi akun atau menghapus akun secara permanen. Apabila akun Facebook ditangguhkan, pengguna umumnya akan diberitahu melalui email.

Berdasarkan dari temuan tersebut maka dapat disimpulkan jika informasi soal peringatan pemblokiran akun Facebook adalah tidak benar.

Informasi soal peringatan pemblokiran akun Facebook adalah tidak benar. Tautan yang dibagikan bisa berpotensi phishing (pencurian data yang mengarah ke penipuan dengan memanfaatkan email/tautan palsu).

Artikel disadur dari Tirto.id.

Baru-baru ini, di media sosial Facebook, beredar sebuah unggahan yang mengklaim mengonsumsi kuning telur ayam mentah dicampur gula aren dapat mengobati sesak napas pada balita.

Dilansir dari Tirto.id, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi, mengatakan belum ada penelitian yang membuktikan bahwa mengkonsumsi kuning telur dan gula aren dapat mengobati sesak nafas pada balita. Jika anak mengalami sesak napas dianjurkan untuk langsung diperiksa ke dokter.

Sementara itu, menurut Alodokter, mengkonsumsi kuning telur secara mentah justru sangat tidak dianjurkan dikarenakan adanya risiko infeksi bakteri salmonella yang merupakan bakteri penyebab tipes.

Berdasarkan dari temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa klaim mengkonsumsi kuning telur ayam mentah dicampur gula aren dapat mengobati sesak napas pada balita adalah tidak benar.

Belum ada penelitian yang membuktikan bahwa mengkonsumsi kuning telur ayam mentah dicampur gula aren dapat mengobati sesak napas pada balita.

Artikel disadur dari Kompas.

Beredar unggahan di media sosial Facebook dengan klaim peritel Alfamart dan Indomaret mengirimkan bantuan makanan kepada tentara Israel. Unggahan tersebut menampilkan sekelompok orang berpakaian seragam militer sedang memamerkan makanan dan mengucapkan terimakasih.

Faktanya, dilansir dari Kompas, Corporate Communication Manager PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart) Budi Santoso memastikan narasi mengenai bantuan untuk tentara Israel adalah hoaks. Hal tersebut selaras dengan yang disampaikan oleh Marketing Communication Executive Director PT Indomarco Prismatama (Indomaret) Bastari Akmal, narasi tersebut merupakan berita hoax yang sudah lama beredar.

Setelah menyimak video sampai habis, salah seorang dalam video tersebut mengatakan “thanks for your kind donations”, bukan “Thank you Indonesia”. Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan jika narasi mengenai bantuan makanan dari Alfamart dan Indomaret untuk tentara Israel adalah tidak benar.

Klaim mengenai bantuan makanan dari Alfamart dan Indomaret adalah tidak benar. Salah seorang dalam video tersebut mengatakan “Thanks for your kind donations”, bukan “Thank you Indonesia”.