• (GFD-2024-21065) Salah, Video Eks Ketua KPU Hasyim Asyari Promosikan Obat Nyeri

    Sumber:
    Tanggal publish: 11/07/2024

    Berita

    tirto.id - Penawaran atau promosi obat di media sosial kian banyak dan beragam wujud dan bentuknya. Di Facebook, iklan obat yang tidak dapat dipertanggungjawabkan keasliannya banyak beredar dan tersebar. Mulai dari obat prostatitis, pelangsing, hingga obat nyeri sendi sempat melalui pemeriksaan fakta Tirto.

    Teranyar, muncul iklan obat nyeri sendi yang mencatut beberapa nama populer, mulai dari eks Menteri Kesehatan (Menkes), Siti Fadilah Supari,dr. Zaidul Akbar hingga nama politisi seperti Megawati Soekarnoputri dan Puan Maharani.

    Tak cukup sampai di situ, baru-baru ini, Tirto kembali menemukan klaim iklan obat nyeri sendi yang mencatut nama mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asy'ari. Klaim tersebut diketahui diunggah oleh akun Facebook bernama "Photoshop Procesa"(arsip) lewat unggahan video reels, pada Sabtu (6/7/2024).

    Dalam video tersebut, nampak sosok Hasyim yang sedang berbicara menjelaskan penyakit nyeri sendi yang dideritanya. Kemudian di akhir video, dia mempromosikan obat yang diklaim dapat menyembuhkan penyakit nyeri sendi.

    Berikut transkrip pernyataan Hasyim dalam video tersebut:

    “Ketika nyeri sendi membuat saya merasa terperangkap dalam tubuh saya sendiri. Saya pikir saya tidak akan pernah bisa bergerak tanpa rasa sakit lagi, tindakan sederhana seperti berjalan membungkuk atau bahkan memutar tubuh saya menjadi seperti di neraka. Saya telah meminum semua obat yang bisa saya bayangkan tetapi tidak ada yang membantu.

    Setiap hari saya kehilangan harapan bahwa saya bisa hidup tanpa rasa sakit terus-menerus, tapi kemudian saya menemukan obat dari Indonesia yang terbuat dari 100% bahan alami dan mimpi buruk saya akhirnya berakhir. Obat alami ini langsung membuat saya merasa lega rasa sakit yang hebat perlahan-lahan menghilang gerakan saya terasa segar dan seolah-olah saya merasa muda kembali.

    Saya tidak perlu lagi mengonsumsi obat-obatan dengan efek samping yang mengerikan belum lagi operasi mahal yang tidak berhasil. Obat rumahan ini yang terbuat dari tanaman kuno Indonesia yang dimiliki semua orang di rumah adalah keajaiban nyata yang saya cari jika anda juga menderita nyeri sendi kronis jangan buang waktu lagi, klik tombol untuk melihat artikel singkat di bawah ini dan temukan harta karun alami yang dapat mengubah hidup anda."

    Sepanjang Sabtu (6/7/2024) hingga Kamis (11/7/2024) atau selama lima hari tersebar di Facebook, unggahan ini telah memperoleh 109 tanda suka, 33 komentar dan videonya telah diputar sebanyak 41 ribu kali.

    Lantas, bagaimana keaslian video tersebut?

    Hasil Cek Fakta

    Pertama-tama, Tirto melakukan penelusuran dengan menonton video tersebut dari awal sampai akhir. Setelah diamati secara seksama, kami mendapati kejanggalan dari gerak mulut Hasyim dalam video dan percakapan yang dikeluarkan. Terlihat ada ketidaksinkronan antara gerak mulut mantan Ketua KPU tersebut dengan kata-kata yang dikeluarkannya.

    Kami lantas mencoba menelusuri keaslian dan konteks video tersebut. Pertama, kami mengambil tangkapan layar dari salah satu momen di video tersebut. Lalu, menelusurinya dengan menggunakan teknik reverse image search dari Google Images dan Yandex. Hasilnya, kami tidak menemukan informasi apapun terkait konteks video tersebut.

    Penelusuran dilanjutkan dengan memasukan kata kunci “Wawancara Ketua KPU” ke platform pencarian video YouTube. Di platform tersebut, kami menemukan video dari kanal Suaradotcom berjudul “Wawancara: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Tegaskan Siap Tempur Jelang Pemilu” yang diunggah pada Rabu (13/9/2023).

    Video tersebut diketahui identik dengan klaim video yang disertakan dalam unggahan. Beberapa poin identik yang kami temukan adalah kesamaan baju batik, kaca mata, dan latar tempat yang digunakan dalam video tersebut. Sehingga, kami bisa menyimpulkan bahwa video tersebut merupakan sumber video asli dari video yang disertakan dalam unggahan.

    Setelah kami tonton sumber video asli tersebut, tidak ditemukan satupun pernyataan Hasyim terkait penyakit dan obat nyeri sendi seperti yang disertakan dalam klaim video unggahan. Diketahui, dalam video aslinya Hasyim nampak berbicara soal kesiapan penyelenggaraan Pemilu 2024.

    Sejumlah kejanggalan tersebut mengindikasikan adanya penggunaan kecerdasan buatan (artificial intelligence, AI) dalam pembuatan video promosi obat nyeri sendi tersebut. Kami kemudian mencoba melakukan pemindaian audio dengan perangkat pendeteksi AI. Hasilnya, perangkat Hive Moderation memberikan skor 100 persen kemungkingan audio dalam video tersebut adalah buatan AI.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran fakta yang dilakukan, video yang memperlihatkan mantan Ketua KPU Hasyim Asy’ari mempromosikan obat nyeri sendi kemungkinan besar adalah hasil manipulasi menggunakan kecerdasan buatan (altered video).

    Terdapat kejanggalan dari gerak mulut Hasyim Asyari dalam video dan percakapan yang dikeluarkan. Hasil pemindaian audio dengan perangkat pendeteksi AI menyimpulkan kemungkinan besar video tersebut dibuat menggunakan AI.

    Rujukan

  • (GFD-2024-21064) Hoaks Formulir Pendaftaran Undian Berhadiah BTN 2024

    Sumber:
    Tanggal publish: 11/07/2024

    Berita

    tirto.id - Baru-baru ini di media sosial, Tirto menemukan sebuah unggahan yang diklaim merupakan pendaftaran undian berhadiah yang mengatasnamakan Bank Tabungan Negara (BTN). Undian yang disebut bernama Spektadeal 2024 ini tersebar di Facebook, salah satunya oleh akun "BTN SPEKTADEAL" yang menggunakan foto logo Bank BTN (arsip).

    "Telah hadir Kembali yaitu Program Undian BTN SPEKTADEAL 2024 sebagai apresiasi kepada nasabah setia Bank BTN," begitu bunyi unggahan pada 11 Januari 2024 tersebut.

    Akun tersebut memuat berbagai hadiah undian, mulai dari satu unit rumah, 10 unit Mercedes-Benz, 20 unit Pajero Sport, sampai 50 unit Vespa Primavera 150. Di bagian akhir unggahan juga terdapat gambar dengan tombol "Daftar" di bagian bawahnya.

    Unggahan tersebut menarik banyak perhatian, dengan 489 tanda suka (likes) dan 268 komentar. Unggahan ini juga telah empat kali dibagikan ulang. Sejumlah komentar pada unggahan mengindikasikan ada orang-orang yang percaya dengan informasi ini.

    Perlu diketahui, Tirto sempat beberapa kali menemukan modus serupa yang mencatut nama bank lain.

    Lalu bagaimana faktanya? Apakah benar ada undian berhadiah bagi nasabah BTN dengan formulir pendaftaran yang tersebar di media sosial?

    Hasil Cek Fakta

    Tirto mencoba masuk ke tautan pendaftaran yang ada di bagian akhir unggahan. Setelah diklik, tautan mengarahkan ke situs lain. Situs tersebut menampilkan sebuah formulir dengan pertanyaan terkait data pribadi seperti nomor handphone, nomor kartu ATM, CVV, serta tanggal lahir.

    Permintaan data pribadi ini menjadi salah satu poin yang mencurigakan terkait unggahan. BTN, lewat unggahannya di Facebook pada November 2023 lalu, menyebut kalau permintaan informasi pribadi adalah salah satu modus penipuan. Praktik ini didefinisikan sebagai impersonation, "penipu akan mengaku sebagai pihak bank dan meminta korban mengisi informasi pribadi di website palsu," begitu pesan dalam unggahan resmi Facebook BTN yang bercentang biru dan terverifikasi.

    Lebih lanjut, BTN juga sempat mewanti-wanti nasabahnya terkait keberadaan akun-akun yang mengatasnamakan nama bank tersebut di media sosial. Pihak BTN menegaskan bahwa informasi terkait BTN hanya berasal dari akun media sosial resmi BTN yang terverifikasi, di antaranya:

    Instagram: @bankbtn dan @bankbtn.syariah

    Twitter: @BankBTNcoid dan @BankBTNSyariah

    Facebook: Bank BTN

    Selain itu, BTN juga mengimbau nasabah untuk melaporkan usaha penipuan yang mengatasnamakan Bank BTN. Beberapa kanal yang bisa dihubungi adalah Contact Center Bank BTN: 1500286 atau email: btncontactcenter@btn.co.id.

    Tirto melakukan pencarian juga terkait program Spektadeal. Hasil pencarian mengarahkan ke unggahan ini. Spektadeal 2.0 adalah program BTN lewat peningkatan produk simpanan e-Deposito dan BTN Siap. Sementara itu, melansir informasi dari situs resmi BTN, program ini berlaku bagi nasabah e-deposito. Di situ juga tidak ada informasi mengenai pendaftaran seperti yang tersebar di formulir media sosial.

    Tirto juga kemudian menelusuri data akun Facebook yang menyebarkan informasi soal undian BTN Spektadeal tersebut. Meski menggunakan nama dan foto profil dengan embel-embel BTN, akun tersebut tidak punya tanda verified. Sehingga bisa disimpulkan akun tersebut bukan akun resmi BTN. Penelusuran ke halaman “about” juga menunjukkan bahwa akun tersebut baru dibuat pada 11 Januari 2024. Akunnya juga hanya berisi promosi -promosi undian serupa.

    Seperti yang sudah disebut sebelumnya, akun resmi BTN di Facebook adalah akun bercentang biru berikut dengan pengikut sebanyak 167 ribu orang.

    Kesimpulan

    Hasil pemeriksaan fakta menunjukkan formulir pendaftaran undian berhadiah bagi nasabah BTN yang tersebar di media sosial bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).

    Unggahan di media sosial tersebut berisi tautan yang mengarahkan ke situs lain yang meminta data pribadi nasabah. Akun Facebook tersebut juga diketahui bukan akun resmi BTN.

    Rujukan

  • (GFD-2024-21063) Hoaks Campuran Kopi, Kemiri, dan Pasta Gigi Bisa Memutihkan Gigi

    Sumber:
    Tanggal publish: 11/07/2024

    Berita

    tirto.id - Menjaga kesehatan mulut, termasuk gigi dan gusi, adalah hal penting yang harus diperhatikan. Tak hanya faktor kenyamanan, tapi juga soal penampilan dan kualitas hidup. Di media sosial, beredar beberapa klaim tips dan trik untuk merawat kesehatan mulut, khususnya gigi.

    Baru-baru ini, misalnya, beredar sebuah narasi yang menyebut bahwa menyikat gigi dengan menggunakan campuran bubuk kopi, kemiri, dan pasta gigi dapat membantu memutihkan gigi. Narasi tersebut disebarkan oleh akun Facebook bernama "Bindia Tamayo Girsang” lewat video reels yang diunggah pada Minggu (9/6/2024).

    Berikut transkrip narasi dalam video tersebut:

    “Sering dihina gara-gara gigi kuning? Haluskan kemiri lalu campurkan kopi tuangkan odol secukupnya setelah itu masukan ke dalam wadah. Gosokkan ke gigimu dua kali sehari. Lakukan selama tujuh hari. Gigi sekuning apapun putih seperti mutiara.” let gpt_inline4 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline4.cmd.push(function() {gpt_inline4.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-4', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline4-passback').addService(gpt_inline4.pubads());gpt_inline4.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline4.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline4.enableServices();gpt_inline4.display('gpt-inline4-passback');});#gpt-inline4-passback{text-align:center;}

    Sepanjang Minggu (9/6/2024) hingga Kamis (11//2024), atau sekitar 32 hari tersebar di Facebook, unggahan itu telah memperoleh 7 ribu tanda suka, 205 komentar, serta telah dibagikan sebanyak 1,5 ribu kali.

    Menariknya, banyak komentar warganet di unggahan tersebut yang meragukan kebenaran klaim ini dan mempertanyakan apakah campuran bahan tersebut dapat memutihkan gigi. Namun, tak sedikit juga warganet yang terlihat percaya dan langsung mempraktikannya.

    Lantas, benarkah klaim bahwa menyikat gigi dengan menggunakan campuran bubuk kopi, kemiri, dan pasta gigi dapat membantu memutihkan gigi?

    Hasil Cek Fakta

    Untuk menelusuri kebenaran klaim ini secara medis, Tim Riset Tirto mengubungi Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI), drg. Usman Sumantri, M.Sc.

    Menanggapi klaim ini, Usman menjelaskan, kopi dan kemiri tidak memiliki sifat pemutih gigi yang terbukti secara ilmiah.

    Sementara itu, pasta gigi memang mengandung bahan abrasif yang bertujuan untuk membersihkan plak dan noda, namun bukan bertujuan untuk memutihkan gigi secara signifikan.

    “Secara medis campuran kemiri, kopi, dan odol tidak dapat memutihkan gigi,” katanya melalui pesan singkat, saat dihubungi Tirto, Rabu (10/7/2024).

    Dalam kesempatan tersebut, ia memberikan sejumlah tips untuk memutihkan gigi secara efektif, dengan menggunakan metode yang telah terbukti aman dan efektif. Pertama, ia mengimbau untuk menggunakan produk pemutih gigi yang yang mengandung bahan whitening seperti peroksida hidrogen. Produk ini biasanya lebih efektif dalam memutihkan gigi daripada bahan alami.

    Kedua, melakukan perawatan pemutih gigi oleh dokter gigi profesional. Ketiga, menjaga kebersihan gigi secara rutin. Hal ini salah satunya bisa dilakukan dengan cara menghindari konsumsi makanan atau minuman berwarna gelap yang dapat menyebabkan noda pada gigi.

    “Sikat gigi secara teratur, gunakan benang gigi, hindari konsumsi makanan atau minuman berwarna gelap yang dapat menyebabkan noda pada gigi," katanya.

    Terakhir, drg. Usman berpesan kepada masyarakat untuk tidak mencoba-coba campuran bahan-bahan yang tidak terbukti secara medis dapat memberikan manfaat pada kesehatan gigi.

    Ia juga mengimbau masyarakat untuk berkonsultasi langsung ke dokter gigi untuk mendapatkan rekomendasi pemutihan gigi yang aman dan efektif.

    Tirto memang tidak menemukan bukti penelitian ilmiah bahwa campuran bubuk kopi, kemiri dan pasta gigi dapat memutihkan gigi. Mengutip penjelasan di laman hellosehat yang telah ditinjau oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H., kami justru menemukan bahwa kopi mengandung senyawa tanin yang dapat menyebabkan perubahan warna gigi menjadi menguning.

    Sebagai konteks, tanin merupakan sejenis senyawa antioksidan kuat pada tumbuhan yang mudah terurai dalam air. Kemampuan penguraian tersebut membuat senyawa ini lebih mudah menempel pada gigi. Selanjutnya, tanin akan terus menetap pada gigi sehingga dapat mengubah warna gigi menjadi menguning.

    Selebihnya, Tirto juga menemukan klaim serupa yang menyebut bahwa campuran bubuk kopi dapat memutihkan gigi juga telah dibantah kebenarannya oleh pemerintah melalui penjelasan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) berikut. Kominfo mengkategorikan klaim itu sebagai hoaks.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran fakta yang dilakukan, tidak ditemukan bukti ilmiah dan penjelasan medis yang membenarkan klaim bahwa menyikat gigi dengan menggunakan campuran bubuk kopi, kemiri, dan pasta gigi dapat memutihkan gigi.

    Dokter Gigi Usman Sumantri dari PDGI berpesan kepada masyarakat untuk tidak mencoba-coba campuran bahan-bahan yang tidak terbukti secara medis dapat memberikan manfaat pada kesehatan gigi.

    Jadi, klaim yang menyebut bahwa menyikat gigi dengan menggunakan campuran bubuk kopi, kemiri, dan pasta gigi dapat memutihkan gigi bersifat salah dan menyesatkan (false and misleading).

    Rujukan

  • (GFD-2024-21062) Cek fakta, Menteri Amerika sebut Kominfo sibuk urus Palestina

    Sumber:
    Tanggal publish: 11/07/2024

    Berita

    Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah unggahan di Facebook menampilkan tangkapan layar media yang menarasikan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Anthony Blinken menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bodoh dan sibuk urus Palestina hingga tidak tahu databasenya diretas.

    Berikut narasi dalam tangkapan layar tersebut:

    “Menteri Amerika klaim: Kominfo Indonesia sangat bodoh, Database Negaranya dihacker tidak tau, karena terlalu sibuk ngurus Palestina”

    Namun, benarkah Menteri Amerika sebut Kominfo Indonesia bodoh dan sibuk urus Palestina?

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan penelusuran, ANTARA mencari unggahan yang disertakan dalam tangkapan layar video tersebut. ANTARA tidak menemukan artikel dengan judul tersebut dan juga unggahan artikel pada Selasa, 2 Juli 2024 pukul 07:34.

    Menteri Amerika yang disebut dalam unggahan tersebut merupakan Anthony Blinken, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat. Foto tersebut merupakan saat Blinken berbicara pada peluncuran "Strategi AS tentang Keamanan Ekonomi Perempuan Global" yang pertama, di Ruang Benjamin Franklin Departemen Luar Negeri di Washington, DC pada 4 Januari 2023, dilansir dari Getty Image.

    Selain itu, tidak ada pernyataan resmi Blinken terkait ransomeware yang sempat dialami di Indonesia.

    Klaim: Menteri Amerika sebut Kominfo Indonesia sibuk urus Palestina.

    Rating: Hoaks

    Pewarta: Tim JACX

    Editor: Indriani

    Copyright © ANTARA 2024

    Rujukan