• (GFD-2024-21069) Keliru, Video Mamalia Berkepala Sapi yang Dikaitkan Tanda Akhir Zaman

    Sumber:
    Tanggal publish: 11/07/2024

    Berita



    Video berdurasi 14 detik yang memperlihatkan seekor mamalia berkepala sapi ramai beredar di media sosial Instagram. Video yang diunggah pada 10 Juli 2024 lalu di dinarasikan sebagai tanda dunia semakin tua.



    Hingga artikel ini ditulis video itu sudah mendapatkan respon 783 kali disukai. Lantas, benarkah video tersebut merupakan penemuan mamalia berkepala sapi?

    Hasil Cek Fakta



    Untuk memeriksa klaim tersebut, Tempo mula-mula memfragmentasi video tersebut menjadi gambar menggunakan tools InVID, lalu gambar hasil fragmentasi ditelusuri dengan menggunakan tools Yandex Image dan Google Image. Hasilnya video itu tersebut diketahui mirip dengan video yang diunggah Instagram luar negeri Mike Holston dan akun X pengusaha hiburan Dami' Adenuga pada 9 Juli 2024. 

    Sebelumnya Arojinle, peneliti satwa liar dan jurnalis dalam unggahannya di twitter pada 8 Juli 2024 juga sempat mengunggah video yang sama namun, namun ia memastikan jika video tersebut adalah palsu dan merupakan hasil rekayasa digital menggunakan Artificial Intelligence (AI).



    Tempo kemudian menguji keaslian video tersebut dengan menggunakan pendeteksi Artificial Intelligence (AI). Hasilnya beberapa tools yang digunakan mendeteksi video tersebut kemungkinan besar merupakan hasil rekayasa digital menggunakan Artificial Intelligence (AI), sehingga video tersebut adalah suntingan atau deepfake. 

    Pendeteksi Artificial Intelligence dengan menggunakan tools Huggingface mendapati probabilitas video itu mencapai 87 persen. Artinya, video tersebut kemungkinan besar dibuat dengan menggunakan AI atau deepfake.



    Pemeriksaan dengan menggunakan tools Is It AI juga menemukan hal yang sama. Tingkat probabilitas video mencapai 85 persen, artinya kemungkinan besar video tersebut dibuat dengan menggunakan AI atau deepfake.



    Tempo juga menemukan sejumlah kejanggalan dari video tersebut yang menjadi indikasi bahwa video itu tidak asli atau dibuat dengan generatif AI. Kejanggalan tersebut terlihat dari sejumlah orang yang berkerumun di belakangnya. Salah satu orang menggunakan sepatu yang berbeda, sedangkan lainnya terlihat berkaki tiga.

    Kesimpulan



    Hasil pemeriksaan fakta Tempo, video berdurasi 14 detik yang memperlihatkan seekor mamalia berkepala sapi ramai adalah keliru. 

    Video tersebut diketahui merupakan hasil rekayasa digital menggunakan Artificial Intelligence (AI), sehingga kemungkinan besar video tersebut adalah suntingan atau deepfake. 

    Rujukan

  • (GFD-2024-21068) Keliru, Video yang Diklaim Pemenggalan Penyelundup Narkoba di Arab Saudi pada 20 April 2023

    Sumber:
    Tanggal publish: 11/07/2024

    Berita



    Sebuah video beredar di WhatsApp dan Facebook [ arsip ] yang diklaim memperlihatkan pemenggalan terhadap penyelundup narkoba berkebangsaan Nigeria yang tertangkap otoritas Arab Saudi.

    Video itu memperlihatkan tiga orang yang berlutut di tanah yang dipenggal menggunakan pedang satu per satu. Mereka mengenakan pakaian terusan putih dan sorban merah di kepala. Narasi dalam konten itu menyebut bahwa eksekusi warga Nigeria dilakukan di depan umum setelah adanya putusan hakim Arab Saudi pada 20 April 2023. 



    Tempo menerima permintaan pembaca untuk memeriksa kebenaran narasi tersebut. Benarkah video itu memperlihatkan eksekusi mati tiga warga Nigeria yang ketahuan membawa narkotika ke Arab Saudi?

    Hasil Cek Fakta



    Tempo memverifikasi unggahan itu menggunakan layanan reverse image search dari mesin pencari Google dan TinEye. Ditemukan sejumlah berita yang membahas asal mula video tersebut.

    Berikut hasil penelusurannya:

    Verifikasi Video



    Tempo menemukan sejumlah foto dan video serupa di internet, diunggah paling awal adalah media asal Kanada, Georgia Straight tahun 2014, sebagai ilustrasi berita.

    Berita itu membahas kerjasama Kanada dengan Arab Saudi dalam perdagangan maupun upaya penyerangan kelompok ISIS di Irak. Padahal, diketahui Arab Saudi menerapkan hukuman mati dan terdakwa yang dihukum mati jumlahnya bertambah. Berita itu tidak memberikan keterangan terkait video yang beredar tersebut.

    Satu tahun kemudian, tangkapan layar video tersebut muncul di beberapa berita, di antaranya Middleeasteye.com dan Bartarinha.ir, yang bersumber dari akun YouTube milik aktivis asal Arab Saudi yang tinggal di Jerman, Ali Dubaisy.

    Dubaisy mengatakan, dia mendapatkan video dari seorang turis yang datang ke Arab Saudi dan merekam peristiwa itu secara diam-diam. Namun dia tidak tahu kapan video direkam, identitas orang yang dieksekusi, maupun kasus yang menjerat mereka.

    Kebijakan Pemerintah Arab Saudi saat itu mengatakan eksekusi mati tidak boleh direkam. Mereka pun tidak memberikan keterangan terkait video yang beredar tersebut.

    Sejumlah media memberikan keterangan yang berbeda-beda mengenai video tersebut, di tahun-tahun berikutnya.  Ada media yang menyatakan orang yang dieksekusi adalah penyelundup narkoba dari Nigeria, ada juga yang mengatakan perempuan yang membunuh anak tirinya, hingga pangeran Arab Saudi yang melakukan pelanggaran menembak warga sipil.

    France24.com mengimbau agar pembaca mereka berhati-hati dalam mempercayai narasi yang beredar terkait video tersebut. Mereka menemukan video tersebut telah beredar sejak tahun 2014.

    Kesimpulan



    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan video yang beredar merupakan eksekusi pancung terhadap tiga orang Nigeria pembawa narkoba oleh pemerintah Arab Saudi pada tanggal 20 April 2023, adalah klaim keliru.

    Meskipun identitas orang-orang di dalam video belum berhasil diidentifikasi, namun video tersebut telah beredar di internet sejak tahun 2014.

    Rujukan

  • (GFD-2024-21067) Keliru, Konten Berisi Najwa Shihab dan Dokter Isman Firdaus Promosikan Metode Menetralisir Hipertensi

    Sumber:
    Tanggal publish: 11/07/2024

    Berita



    Sebuah halaman Facebook [ arsip ] mengunggah video yang menunjukkan Najwa Shihab dan seorang dokter yang diklaim bernama Isman Firdaus, berbicara tentang garam yang mampu menetralisir hipertensi.

    Dalam video ini Najwa menarasikan seorang dokter bernama Isman Firdaus bersama dengan doktor-dokter kardiolog terbaik telah menemukan metode air garam yang benar-benar revolusioner yang menghilangkan hipertensi dalam 24 jam. Mereka menemukan bahwa air garam rumah mampu menetralisir hipertensi dengan kemungkinan 100%.



    Video berdurasi 1 menit 19 detik ini diunggah pada 29 Juni 2024, telah disukai 6,2 ribu kali, 260 komentar, dan dibagikan 365 kali oleh pengguna Facebook. Benarkah Najwa Shihab dan Dokter Isman Firdaus  menyampaikan hal tersebut? Berikut pemeriksaan faktanya.

    Hasil Cek Fakta



    Tim Cek Fakta Tempo memverifikasi klaim dan sumber video ini dengan melakukan transkrip narasi, pencocokan gambar dengan Google Image, dan analisis suara dengan AI Voice Detector. Juga meminta penjelasan pakar kesehatan terkait hipertensi.

    Untuk melakukan analisis video, Tempo mencoba mengunduh video tersebut, namun tidak berhasil karena video tersebut diprivat. Kemudian, video tersebut bisa diunduh menggunakan fsave.io. Video yang telah diunduh lalu ditranskrip dengan Whisper Transcription, hasilnya sebagai berikut:

    Juni 2024 di Indonesia akan berakhir epidemi hipertensi dan sekarang semua orang Indonesia akan hidup dengan kehidupan yang penuh. Isman Firdaus bersama dengan doktor-dokter kardiolog terbaik telah menemukan metode air garam yang benar-benar revolusioner yang menghilangkan hipertensi dalam 24 jam.

    Nama saya Isman Firdaus, setelah 877 eksperimen ilmiah yang gagal dan lebih dari 10 miliar rupiah yang dihabiskan, kami menemukan penyebab sebenarnya dari hipertensi yang tidak ada hubungannya dengan gaya hidup, pola makan, apalagi usia Anda. Sebenarnya hipertensi disebabkan oleh satu molekul beracun yang saat ini berada di tubuh Anda dan membuat dinding pembuluh darah kaku memperburuk aliran darah dan tidak ada obat-obatan medis yang mahal atau operasi yang dapat secara efektif mempengaruhinya.

    Ada solusinya, kami mempersembahkan kepada Anda metode air garam rumah yang benar-benar revolusioner yang menetralisir hipertensi dengan kemungkinan 100%. Tonton presentasi video singkat saya sekarang karena ini hanya akan tersedia untuk 3 orang dan kemudian akan dihapus bertindaklah sekarang.

    Tempo juga melakukan penelusuran sumber video. Pada bagian Najwa Shihab, hasil penelusuran menemukan fragmen video tersebut identik dengan tayangan Mata Najwa, yang diunggah YouTube Najwa Shihab pada 11 Januari 2018.  



    Tayangan itu berjudul “Part 1 - Mata Najwa: Indonesia Rumah Kita” memiliki kesamaan pada baju, latar, dan posisi clip on (microphone) dan posisi logo Narasi dan Trans TV.

    Dalam tayangan yang menghadirkan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto (2018) dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian (2018), tidak ditemukan kalimat yang identik dengan narasi pada video Facebook tersebut. 

    Saat mencocokkan video pada fragmen gambar seorang dokter yang diklaim bernama Isman Firdaus, Tempo menemukan fragmen gambar tersebut identik dengan tayangan Kompas TV yang diunggah di YouTube tanggal 19 Februari 2020.



    Tayangan ini merupakan wawancara Kompas TV dengan Ketua Perhimpunan dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia dr Isman Firdaus. Wawancara ini terkait dengan bagaimana menjaga kesehatan jantung. Dalam video ini tidak ditemukan narasi yang menyebutkan bahwa garam rumah mampu menetralisir hipertensi.

    Tempo menganalisis ketidaknormalan dalam video yang menjadi indikasi bahwa video tersebut adalah deepfake. Ketidaknormalan terlihat dari gerakan mata yang tidak wajar, gerakan tubuh yang tidak simetris, gerakan wajah tampak patah-patah seperti gerakan robot, serta suara yang tidak identik dengan Najwa Shihab dan Isman Firdaus.

    Pembuat deepfake biasanya fokus pada visual daripada suara. Jika dibandingkan dengan suara asli, seperti dalam wawancara Kompas TV dan tayangan Narasi/TransTV, suaranya berbeda. 

    Cara mengidentifikasi video deepfake dapat dibaca pada artikel yang ditulis Tim Cek Fakta pada tautan ini.

    Cara mencegah dan menangani hipertensi

    Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia dr. Erwinanto, Sp. JP(K), FIHA mengatakan bahwa kondisi seseorang yang menderita hipertensi dan tidak dikontrol, akan menjadi kontributor tunggal yang utama untuk penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal.

    “Hipertensi adalah penyakit kronik yang tidak bisa disembuhkan. Jadi kalau seseorang tekanan darahnya sudah mencapai target bukan berarti dia sembuh, tapi terkontrol. Kalau sudah terkontrol maka diharapkan penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal, risikonya akan menurun,” kata Edwinanto, seperti dilansir laman Kementerian Kesehatan.

    Ia juga mengatakan bahwa hipertensi dapat dicegah dengan mengendalikan perilaku berisiko seperti merokok, diet yang tidak sehat seperti kurang konsumsi sayur dan buah, konsumsi garam berlebih, obesitas, kurang aktivitas fisik, konsumsi alkohol, dan stres. Keberhasilan mengontrol tekanan darah mencapai target terbukti menurunkan kejadian stroke sebesar 30-40% dan kejadian penyakit jantung koroner sebesar 20%.

    Erwinanto juga menyarankan untuk perbanyak makan sayur, buah, sedikit lemak jenuh, ikan, dan sedikit gula. Hal itu harus diiringi dengan berolahraga secara teratur 30 menit per hari. Serta membatasi konsumsi garam hanya 5-6 gram perhari.

    Dilansir laman Kementerian Kesehatan, seseorang didiagnosis hipertensi jika hasil pengukuran tekanan darah menunjukkan hasil tekanan sistol (angka yang pertama) ≥140 mmHg dan/atau tekanan diastol (angka yang kedua) ≥90 mmHg pada lebih dari 1(satu) kali kunjungan.

    Berdasarkan Tata Laksana Hipertensi Dewasa secara keseluruhan prevalensi hipertensi sekitar 30-45% pada orang dewasa dan meningkat progresif prevalensinya seiring bertambahnya usia, dimana diketahui bahwa terdapat prevalensi >60% pada usia >60 tahun.

    Kesimpulan



    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Tempo, video yang menampilkan Najwa Shihab dan dr Isman Firdaus dengan narasi garam rumah mampu menetralisir hipertensi adalah keliru.

    Video Najwa dan Isman Firdaus dibuat dengan menggunakan deep fake. Terbukti dari narasi yang tidak sesuai dengan sumber asli video dan gerakan bibir yang tidak normal saat berbicara.

    Klaim yang menyebutkan garam mampu menetralisir hipertensi juga keliru. Menurut ahli, seseorang yang didiagnosis hipertensi justru harus membatasi konsumsi garam hanya 5-6 gram perhari.

    Rujukan

  • (GFD-2024-21066) [SALAH] JOKOWI SELEWENGKAN DANA PENDIDIKAN 665T

    Sumber: youtube.com
    Tanggal publish: 11/07/2024

    Berita

    JOKOWI SELEWENGKAN DANA PENDIDIKAN ?

    BREAKING NEWS
    JOKOWI LANGGAR UNDANG”?
    SELEWENGKAN DANA PENDIDIKAN 665T

    Hasil Cek Fakta

    Channel youtube bernama PILIHAN RAKYAT membagikan sebuah video bernarasikan Jokowi selewengkan dana pendidikan sebesar 665 Triliun.

    Setelah dilakukan penelusuran, thumbnail yang ditampilkan dalam video tersebut merpakan hasil manipulasi dari beberapa gambar berbeda yang digabung menjadi satu. Beberapa cuplikan video yang ditampilkan juga tidak mendukung klaim narasi.

    Narasi yang dibacakan dalam video tersebut bersumber dari artikel kompas.com berjudul “JPPI Sebut Setengah Anggaran Pendidikan Dialokasikan untuk Dana Desa Adalah Kebijakan Ngawur”.

    Dalam artikel tersebut membahas tentang Koordinator Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) Ubaid Matraji yang menyebut pemerintah benar-benar ngawur apabila setengah dari anggaran pendidikan dialokasikan untuk dana transfer daerah dan dana desa.

    Berdasarkan penjelasan di atas, narasi dengan klaim Jokowi selewengkan dana pendidikan sebesar 665 Triliun tidak terbukti dan termasuk ke dalam konten yang dimanipulasi.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Pekik Jalu Utomo.
    Informasi menyesatkan. Tidak terdapat pemberitaan terkait Jokowi selewengkan dana pendidikan. Video tersebut hanya berisi cuplikan dari beberapa peristiwa berbeda yang tidak berkaitan.

    Rujukan