tirto.id - Baru-baru ini, di jagat maya, berlalu lalang video yang diklaim sebagai peristiwa asteroid menghantam Bulan. Akun Instagram bernama “putraalegregenjeh” (arsip) membagikan klip ini dengan durasi tak sampai dua menit.
Dalam video tampak sebuah visual bulat mirip Bulan, yang ditabrak oleh benda luar angkasa. Hantaman itu kemudian menciptakan lingkaran cahaya di langit yang terlihat berwarna putih terang.
Akun pengunggah turut membubuhkan keterangan dalam cuplikan tersebut, berbunyi “VIRALL!!! FENOMENA ALAM, TERJADI PERISTIWA DETIK DETIK PLANET BULAN DI HANTAM OLEH ASTORID”.
Selama lima hari beredar di Instagram, yakni dari Jumat (7/3/2025) sampai Rabu (12/3/2025), unggahan ini telah ditonton sebanyak 847 ribu kali, dan memperoleh 5.065 likes serta 639 komentar.
Klip serupa juga dijumpai di Facebook dan diberi keterangan berbahasa Inggris, seperti “Moon hit by Asteroid caught on camera”, yang berarti “Bulan dihantam asteroid yang tertangkap kamera”.
Beberapa akun Facebook yang menyebarkan klaim itu di antaranya yakni akun “Tech Buddies” dan “Experiment Knowledge”.
Pertanyaannya, benarkah video dengan klaim fenomena asteroid menghantam Bulan pada Maret 2025?
(GFD-2025-26098) Video Bulan Dihantam Asteroid, Bagaimana Faktanya?
Sumber:Tanggal publish: 12/03/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Tim Riset Tirto mencoba menelusuri berita dan sumber kredibel, salah satunya dari Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat atau NASA.
Dengan mencoba memasukkan beberapa kata kunci di mesin perambah Google, di antaranya “moon hit by an asteroid in march 2025” dan “bulan dihantam asteroid”, kami tak menemukan adanya laporan yang mengonfirmasi.
Asteroid sendiri merupakan benda berbatu kecil yang mengorbit matahari. Meskipun asteroid mengorbit matahari seperti planet, ukurannya jauh lebih kecil ketimbang planet.
Sejumlah fenomena astronomi memang akan menghiasi langit selama bulan Maret 2025, tapi Tirto tak menemukan soal berita adanya fenomena asteroid menghantam Bulan.
Dinukil dari situs NASA, pada tanggal 13-14 Maret mendatang, akan ada Gerhana Bulan Total, di mana Bulan berubah menjadi bola merah tua selama beberapa jam pada tanggal 13 Maret hingga 14 Maret (tergantung pada zona waktu).
Selain itu juga bakal ada bulan purnama pada tanggal 14 Maret 2025, dan bulan baru pada tanggal 29 Maret. Bulan baru adalah saat sisi gelap Bulan menghadap ke Bumi.
Namun, tak ada berita kredibel yang membenarkan informasi yang beredar terkait asteroid yang menabrak bulan.
Video serupa juga sudah dinyatakan tidak benar oleh beberapa lembaga pemeriksa fakta, salah satunya USA Today.
Seorang profesor ilmu komputer dari Northwestern University, V.S. Subrahmanian dan peneliti pascadoktoral, Marco Postiglione, menemukan sejumlah tanda yang membuktikan kalau video yang berlalu lalang kemungkinan merupakan hasil manipulasi digital.
Beberapa petunjuk itu antara lain asteroid yang tampak meledak sebelum menghantam bulan dan gelombang kejut melewati awan di langit secara tidak wajar. Video yang diperkecil setelah benturan juga dikatakan menunjukkan bahwa klip tersebut disunting setelah direkam.
Adapun suara ledakan yang lebih pelan daripada suara alarm dan gonggongan anjing juga disebut menunjukkan kalau audio tersebut telah diedit.
Meskipun hantaman asteroid jarang terjadi, bulan dibombardir oleh meteoroid yang lebih kecil setiap hari, dan bukan hal yang aneh jika dampak tersebut bisa terlihat dari Bumi tanpa teleskop.
Menurut siaran pers NASA, pada 17 Maret 2013 silam, sebuah objek dengan lebar kurang dari 2 kaki menabrak Bulan saat melaju sekitar 56.000 mph. Hal itu menyebabkan ledakan yang setara dengan 5 ton TNT (senyawa kimia sebagai bahan peledak).
“Siapa pun yang melihat bulan pada saat terjadi tabrakan dapat melihat ledakan tersebut – tidak perlu teleskop,” begitu bunyi siaran tersebut. “Selama sekitar satu detik, lokasi tumbukan bersinar seperti bintang berkekuatan empat.”
NASA juga memuat video di situsnya yang menunjukkan kilatan serupa yang disebabkan oleh tumbukan di bulan.
Mengutip informasi dari situs The Planetary Society (organisasi nirlaba di AS yang fokus pada isu astronomi), jika asteroid besar menghantam bulan, ia akan membuat kawah yang cukup besar dan melontarkan material dari permukaan, tetapi kerusakannya hanya sampai di situ. Tidak ada asteroid di tata surya yang cukup besar untuk memecah bulan atau menjatuhkannya dari orbitnya.
Dengan mencoba memasukkan beberapa kata kunci di mesin perambah Google, di antaranya “moon hit by an asteroid in march 2025” dan “bulan dihantam asteroid”, kami tak menemukan adanya laporan yang mengonfirmasi.
Asteroid sendiri merupakan benda berbatu kecil yang mengorbit matahari. Meskipun asteroid mengorbit matahari seperti planet, ukurannya jauh lebih kecil ketimbang planet.
Sejumlah fenomena astronomi memang akan menghiasi langit selama bulan Maret 2025, tapi Tirto tak menemukan soal berita adanya fenomena asteroid menghantam Bulan.
Dinukil dari situs NASA, pada tanggal 13-14 Maret mendatang, akan ada Gerhana Bulan Total, di mana Bulan berubah menjadi bola merah tua selama beberapa jam pada tanggal 13 Maret hingga 14 Maret (tergantung pada zona waktu).
Selain itu juga bakal ada bulan purnama pada tanggal 14 Maret 2025, dan bulan baru pada tanggal 29 Maret. Bulan baru adalah saat sisi gelap Bulan menghadap ke Bumi.
Namun, tak ada berita kredibel yang membenarkan informasi yang beredar terkait asteroid yang menabrak bulan.
Video serupa juga sudah dinyatakan tidak benar oleh beberapa lembaga pemeriksa fakta, salah satunya USA Today.
Seorang profesor ilmu komputer dari Northwestern University, V.S. Subrahmanian dan peneliti pascadoktoral, Marco Postiglione, menemukan sejumlah tanda yang membuktikan kalau video yang berlalu lalang kemungkinan merupakan hasil manipulasi digital.
Beberapa petunjuk itu antara lain asteroid yang tampak meledak sebelum menghantam bulan dan gelombang kejut melewati awan di langit secara tidak wajar. Video yang diperkecil setelah benturan juga dikatakan menunjukkan bahwa klip tersebut disunting setelah direkam.
Adapun suara ledakan yang lebih pelan daripada suara alarm dan gonggongan anjing juga disebut menunjukkan kalau audio tersebut telah diedit.
Meskipun hantaman asteroid jarang terjadi, bulan dibombardir oleh meteoroid yang lebih kecil setiap hari, dan bukan hal yang aneh jika dampak tersebut bisa terlihat dari Bumi tanpa teleskop.
Menurut siaran pers NASA, pada 17 Maret 2013 silam, sebuah objek dengan lebar kurang dari 2 kaki menabrak Bulan saat melaju sekitar 56.000 mph. Hal itu menyebabkan ledakan yang setara dengan 5 ton TNT (senyawa kimia sebagai bahan peledak).
“Siapa pun yang melihat bulan pada saat terjadi tabrakan dapat melihat ledakan tersebut – tidak perlu teleskop,” begitu bunyi siaran tersebut. “Selama sekitar satu detik, lokasi tumbukan bersinar seperti bintang berkekuatan empat.”
NASA juga memuat video di situsnya yang menunjukkan kilatan serupa yang disebabkan oleh tumbukan di bulan.
Mengutip informasi dari situs The Planetary Society (organisasi nirlaba di AS yang fokus pada isu astronomi), jika asteroid besar menghantam bulan, ia akan membuat kawah yang cukup besar dan melontarkan material dari permukaan, tetapi kerusakannya hanya sampai di situ. Tidak ada asteroid di tata surya yang cukup besar untuk memecah bulan atau menjatuhkannya dari orbitnya.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran fakta yang telah dilakukan, tidak ada sumber kredibel maupun berita dari Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) yang mengonfirmasi adanya peristiwa asteroid menghantam Bulan pada Maret 2025.
Video serupa juga sudah dinyatakan tidak benar oleh beberapa lembaga pemeriksa fakta. Seorang profesor ilmu komputer dari Northwestern University, V.S. Subrahmanian dan peneliti pascadoktoral, Marco Postiglione, menemukan sejumlah tanda yang membuktikan kalau video yang berlalu lalang kemungkinan merupakan hasil manipulasi digital.
Beberapa petunjuk itu di antaranya asteroid tampak meledak sebelum menghantam bulan dan gelombang kejut melewati awan di langit secara tidak wajar.
Jadi, bisa disimpulkan kalau video dengan klaim Bulan dihantam asteroid bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).
Video serupa juga sudah dinyatakan tidak benar oleh beberapa lembaga pemeriksa fakta. Seorang profesor ilmu komputer dari Northwestern University, V.S. Subrahmanian dan peneliti pascadoktoral, Marco Postiglione, menemukan sejumlah tanda yang membuktikan kalau video yang berlalu lalang kemungkinan merupakan hasil manipulasi digital.
Beberapa petunjuk itu di antaranya asteroid tampak meledak sebelum menghantam bulan dan gelombang kejut melewati awan di langit secara tidak wajar.
Jadi, bisa disimpulkan kalau video dengan klaim Bulan dihantam asteroid bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).
Rujukan
- https://www.instagram.com/reel/DG5dUExP436/?igsh=MXV0c2FldWdwYXkyYw==
- https://archive.ph/EFBVt
- https://web.facebook.com/reel/362018033200418
- https://web.facebook.com/reel/1210557650120709
- https://spaceplace.nasa.gov/asteroid/en/
- https://science.nasa.gov/solar-system/skywatching/whats-up-march-2025-skywatching-tips-from-nasa/
- https://www.usatoday.com/story/news/factcheck/2024/08/27/asteroid-hitting-moon-digitally-fabricated-fact-check/74957846007/
- https://science.nasa.gov/science-research/planetary-science/16may_lunarimpact/
- https://www.nasa.gov/meteoroid-environment-office/lunar-impact-monitoring/videos/
- https://www.planetary.org/articles/what-would-happen-if-an-asteroid-hit-the-moon#:~:text=If%20a%20large,of%20the%20Moon.
(GFD-2025-26097) Hoaks! Tautan kompensasi Rp1,5 juta bagi korban "blending" BBM
Sumber:Tanggal publish: 12/03/2025
Berita
Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah unggahan di Instagram menarasikan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) membuka posko pengaduan untuk masyarakat yang kendaraannya terkena dampak dari blending BBM khususnya pengguna Pertamax akan mendapat kompensasi sebesar Rp1,5 juta.
Berikut narasi dalam unggahan tersebut:
“LBH BUKA POS PENGADUAN KORBAN PERTAMAX OPLOSAN
PERTAMAX ANGANTE KLAIM KOMPENSASI DARI PT.PERTAMINA (Persero)”
Namun, benarkah tautan kompensasi bagi korban blending BBM tersebut?
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Berikut narasi dalam unggahan tersebut:
“LBH BUKA POS PENGADUAN KORBAN PERTAMAX OPLOSAN
PERTAMAX ANGANTE KLAIM KOMPENSASI DARI PT.PERTAMINA (Persero)”
Namun, benarkah tautan kompensasi bagi korban blending BBM tersebut?
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Hasil Cek Fakta
ANTARA membuka tautan yang disertakan di profil Instagram pengunggah. Saat membuka tautan tersebut, pengguna diminta untuk mengisi data diri seperti nama yang sesuai dengan KTP dan nomor telepon aktif yang terhubung dengan telegram. Tautan tersebut merupakan bentuk phising yang mencuri data pribadi.
Waspadai tautan phising yang disebarkan melalui sosial media maupun aplikasi perpesanan dengan narasi bahwa penerima pesan berhak menerima bantuan sosial. Pengirim pesan tersebut akan mengarahkan penerimanya ke sebuah tautan untuk memeriksa status bantuan sosial yang didapatkan.
Tim CSIRT Kota Tangerang menganalisa tautan yang dikirim di aplikasi perpesanan merupakan tautan phising. Alamat IP dari domain yang diperiksa terdeteksi sebagai malware.
Setelah memasukkan nama, nomor telepon dan klik tombol cek status, sebuah form tambahan yang meminta korban untuk memasukkan Kode OTP akan muncul.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Jika korban melanjutkan untuk memasukkan kode OTP karena hal ini dapat membuat akun telegram korban diambil alih. Hal ini memungkinkan attacker mengambil alih akun telegram korban dan memanfaatkannya untuk tujuan yang berbahaya seperti menyebarkan kembali tautan phishing, penipuan mengatasnamakan korban, dan lainnya.
Pewarta: Tim JACX
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2025
Waspadai tautan phising yang disebarkan melalui sosial media maupun aplikasi perpesanan dengan narasi bahwa penerima pesan berhak menerima bantuan sosial. Pengirim pesan tersebut akan mengarahkan penerimanya ke sebuah tautan untuk memeriksa status bantuan sosial yang didapatkan.
Tim CSIRT Kota Tangerang menganalisa tautan yang dikirim di aplikasi perpesanan merupakan tautan phising. Alamat IP dari domain yang diperiksa terdeteksi sebagai malware.
Setelah memasukkan nama, nomor telepon dan klik tombol cek status, sebuah form tambahan yang meminta korban untuk memasukkan Kode OTP akan muncul.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Jika korban melanjutkan untuk memasukkan kode OTP karena hal ini dapat membuat akun telegram korban diambil alih. Hal ini memungkinkan attacker mengambil alih akun telegram korban dan memanfaatkannya untuk tujuan yang berbahaya seperti menyebarkan kembali tautan phishing, penipuan mengatasnamakan korban, dan lainnya.
Pewarta: Tim JACX
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2025
Rujukan
(GFD-2025-26096) [HOAKS] Video Dirut Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan Promosikan Situs Judi
Sumber:Tanggal publish: 11/03/2025
Berita
KOMPAS.com - Sebuah video mengeklaim Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan mempromosikan situs judi.
Video itu beredar di media sosial pada 6 Maret 2025, setelah Riva terjerat kasus hukum dan menjadi tersangka kasus korupsi tata kelola minyak mentah.
Namun, setelah ditelusuri video tersebut merupakan hasil manipulasi.
Video yang mengeklaim Riva Siahaan mempromosikan situs judi muncul di media sosial, salah satunya dibagikan akun Facebook ini.
Dalam video, Riva mengatakan, ia akan membagikan uang hasil korupsi melalui situs judi miliknya.
Video itu beredar di media sosial pada 6 Maret 2025, setelah Riva terjerat kasus hukum dan menjadi tersangka kasus korupsi tata kelola minyak mentah.
Namun, setelah ditelusuri video tersebut merupakan hasil manipulasi.
Video yang mengeklaim Riva Siahaan mempromosikan situs judi muncul di media sosial, salah satunya dibagikan akun Facebook ini.
Dalam video, Riva mengatakan, ia akan membagikan uang hasil korupsi melalui situs judi miliknya.
Hasil Cek Fakta
Penelusuran menggunakan teknik reverse image search menemukan bahwa video itu identik dengan unggahan di kanal YouTube Official Warta Sukabumi ini.
Klip yang menampilkan Riva Siahaan bisa dilihat pada menit 1:18.
Dalam video aslinya ia tidak mempromosikan situs judi. Namun, dia menyampaikan soal penyegelan sebuah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Sukabumi, Jawa Barat pada 19 Februari 2025.
Penyegelan dilakukan karena SPBU tersebut melakukan kecurangan dengan memanipulasi takaran bahan bakar minyak (BBM) yang dibeli masyarakat.
Kemudian Tim Cek Fakta Kompas.com mengecek suara Riva Saihaan mempromosikan situs judi menggunakan Hive Moderation.
Tools tersebut dapat mendeteksi sebuah konten dihasilkan oleh artificial intelligence (AI) atau bukan. Setelah dicek, video itu diketahui memiliki probabilitas 99,6 persen dihasilkan oleh AI.
Klip yang menampilkan Riva Siahaan bisa dilihat pada menit 1:18.
Dalam video aslinya ia tidak mempromosikan situs judi. Namun, dia menyampaikan soal penyegelan sebuah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Sukabumi, Jawa Barat pada 19 Februari 2025.
Penyegelan dilakukan karena SPBU tersebut melakukan kecurangan dengan memanipulasi takaran bahan bakar minyak (BBM) yang dibeli masyarakat.
Kemudian Tim Cek Fakta Kompas.com mengecek suara Riva Saihaan mempromosikan situs judi menggunakan Hive Moderation.
Tools tersebut dapat mendeteksi sebuah konten dihasilkan oleh artificial intelligence (AI) atau bukan. Setelah dicek, video itu diketahui memiliki probabilitas 99,6 persen dihasilkan oleh AI.
Kesimpulan
Video yang mengeklaim Riva Siahaan mempromosikan situs judi merupakan hasil manipulasi. Konten itu merupakan hoaks.
Dalam video aslinya Riva menyampaikan soal penyegelan sebuah SPBU di Sukabumi, Jawa Barat karena terbukti melakukan kecurangan.
Setelah dicek menggunakan Hive Moderation, suara Riva mempromosikan situs judi terdeteksi dihasilkan oleh AI.
Dalam video aslinya Riva menyampaikan soal penyegelan sebuah SPBU di Sukabumi, Jawa Barat karena terbukti melakukan kecurangan.
Setelah dicek menggunakan Hive Moderation, suara Riva mempromosikan situs judi terdeteksi dihasilkan oleh AI.
Rujukan
(GFD-2025-26095) [KLARIFIKASI] Video Pria Dipenjara karena Menabrak Bebek adalah Lelucon
Sumber:Tanggal publish: 11/03/2025
Berita
KOMPAS.com - Sebuah unggahan video dengan narasi seorang pria dipenjara karena menabrak bebek beredar di media sosial pada Maret 2025.
Narasi dalam unggahan menyatakan, pemilik bebek menuntut ganti rugi berupa kambing. Hingga kemudian, penabrak berakhir di sel penjara.
Namun, setelah ditelusuri narasi tersebut tidak benar dan informasinya perlu diluruskan.
Video seorang pria dipenjara karena menabrak bebek muncul di media sosial, salah satunya dibagikan akun Facebook ini, ini, ini, ini ini. dan ini.
Akun tersebut membagikan video seorang polisi sedang bertanya kepada pria di sebuah sel tahanan. Pria itu mengaku dipenjara karena menabrak bebek.
Ia mengatakan, pemilik bebek meminta ganti rugi seekor kambing, namun tidak bisa terpenuhi sehingga akhirnya ia dipenjara.
Dalam video terdapat keterangan sebagai berikut:
VIRAL
Seorang pria menabrak bebek tapi pemiliknya meminta ganti rugi kambing
Gara2 bebek sampai masuk sel
Akun Facebook Tangkapan layar Facebook narasi yang menyebut seorang pria dipenjara karena menabrak bebek
Narasi dalam unggahan menyatakan, pemilik bebek menuntut ganti rugi berupa kambing. Hingga kemudian, penabrak berakhir di sel penjara.
Namun, setelah ditelusuri narasi tersebut tidak benar dan informasinya perlu diluruskan.
Video seorang pria dipenjara karena menabrak bebek muncul di media sosial, salah satunya dibagikan akun Facebook ini, ini, ini, ini ini. dan ini.
Akun tersebut membagikan video seorang polisi sedang bertanya kepada pria di sebuah sel tahanan. Pria itu mengaku dipenjara karena menabrak bebek.
Ia mengatakan, pemilik bebek meminta ganti rugi seekor kambing, namun tidak bisa terpenuhi sehingga akhirnya ia dipenjara.
Dalam video terdapat keterangan sebagai berikut:
VIRAL
Seorang pria menabrak bebek tapi pemiliknya meminta ganti rugi kambing
Gara2 bebek sampai masuk sel
Akun Facebook Tangkapan layar Facebook narasi yang menyebut seorang pria dipenjara karena menabrak bebek
Hasil Cek Fakta
Setelah ditelusuri, video itu identik dengan tangkapan layar di laman Kompas.com ini.
Dalam pemberitaan dijelaskan, video itu dibuat anggota Polda Banten berinisal Briptu KH untuk konten lelucon.
Kepala Bidang Humas Polda Banten, Kombes Didik Heryanto mengatakan, pria yang ada di dalam sel bukanlah tahanan polisi, melainkan teman Briptu KH berinisial AG.
Didik memastikan tidak ada kasus pengendara menabrak bebek yang ditangani kepolisian.
"Bukan tahanan itu, tapi temannya. Temannya sipil, orang luar. Jadi itu guyonan buat konten pribadi," ujar Didik.
Setelah konten tersebut viral di media sosial, Briptu KH kemudian membuat video klarifikasi dan permohonan maaf.
Briptu KH pun harus menjalani penempatan khusus (patsus) di Bidang Propam Polda Banten.
Dalam pemberitaan dijelaskan, video itu dibuat anggota Polda Banten berinisal Briptu KH untuk konten lelucon.
Kepala Bidang Humas Polda Banten, Kombes Didik Heryanto mengatakan, pria yang ada di dalam sel bukanlah tahanan polisi, melainkan teman Briptu KH berinisial AG.
Didik memastikan tidak ada kasus pengendara menabrak bebek yang ditangani kepolisian.
"Bukan tahanan itu, tapi temannya. Temannya sipil, orang luar. Jadi itu guyonan buat konten pribadi," ujar Didik.
Setelah konten tersebut viral di media sosial, Briptu KH kemudian membuat video klarifikasi dan permohonan maaf.
Briptu KH pun harus menjalani penempatan khusus (patsus) di Bidang Propam Polda Banten.
Kesimpulan
Video seorang pria dipenjara karena menabrak bebek tidak benar, sehingga informasinya perlu diluruskan.
Adapun video itu dibuat oleh anggota Polda Banten, Briptu KH untuk konten lelucon. Pria yang ada di dalam sel bukan tahanan polisi, melainkan teman Briptu KH yang merupakan warga sipil.
Adapun video itu dibuat oleh anggota Polda Banten, Briptu KH untuk konten lelucon. Pria yang ada di dalam sel bukan tahanan polisi, melainkan teman Briptu KH yang merupakan warga sipil.
Rujukan
- https://www.facebook.com/reel/9028699760591990
- https://www.facebook.com/reel/1148371646502081
- https://www.facebook.com/reel/848499937403592
- https://www.facebook.com/watch/?v=2393216124365956&rdid=U56umlvFzlNaTjIG
- https://www.facebook.com/reel/1380418723339319
- https://www.facebook.com/reel/1751417155637960
- https://regional.kompas.com/read/2025/02/17/195205178/bikin-konten-tabrak-bebek-ganti-kambing-sebagai-lelucon-anggota-polda
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
Halaman: 727/6612