• (GFD-2025-27937) Benarkah Jepang akan "blacklist" pekerja dari Indonesia?

    Sumber:
    Tanggal publish: 17/07/2025

    Berita

    Jakarta (ANTARA/JACX) – Pekerja Indonesia disebut akan masuk dalam daftar hitam atau blacklist Pemerintah Jepang mulai 2026.

    Menurut sejumlah narasi yang membanjiri berbagai platform media sosial pada pekan ketiga Juli 2025, banyak aksi Warga Negara Indonesia (WNI) telah membuat masyarakat Jepang resah, sehingga Pemerintah Negeri Sakura ini memilih memboikot pekerja Indonesia.

    Salah satu kabar penghentian kerja sama Indonesia dan Jepang pada sektor tenaga kerja ini, diunggah oleh akun Facebook berikut:

    "Terkini: Warga Indo Terancam Blacklist oleh Jepang sebab Ulah Oknum WNI,".

    Informasi soal "blacklist" tersebut terpantau banyak dikaitkan dengan curhatan Dian Kusuma, seorang pemengaruh Indonesia yang tinggal di Jepang, dikenal dengan akun Instagram @neojapan_.

    Dian Kusuma, dalam unggahannya di Instagram pada 9 Juli 2025, bercerita mendapatkan panggilan dari salah satu pejabat Jepang yang mengabarkan keterlibatan WNI dalam aksi pencurian terhadap warga lokal. Pejabat tersebut juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap kasus tersebut.

    Lantas, benarkah Jepang akan "blacklist" pekerja dari Indonesia?



    Hasil Cek Fakta

    Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding, dalam laporan ANTARA, telah membantah kabar penutupan akses bagi pekerja migran Indonesia ke Jepang.

    Menteri Karding bahkan menegaskan bahwa isu tersebut adalah hoaks.

    "Kami sudah berkoordinasi dengan KBRI Tokyo, tidak ada kebijakan penutupan sama sekali," kata dia.

    Pernyataan Menteri P2MI itu turut diperkuat dengan keterangan resmi yang dikeluarkan Kedutaan Besar RI (KBRI) Tokyo pada 15 Juli 2025.

    KBRI Tokyo menyatakan tahun 2026 akan menjadi tahun terakhir masuknya pekerja Indonesia ke Jepang adalah tidak benar.

    “Pemerintah Jepang tidak pernah menyampaikan hal tersebut, dan isu ini bukan bagian dari pembahasan resmi antara Pemerintah Indonesia dan Jepang,” demikian pernyataan KBRI Tokyo melalui akun Instagram @kbritokyo.

    Klaim: Jepang akan "blacklist" pekerja dari Indonesia

    Rating: Hoaks











    (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

    View this post on Instagram









    (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});













    (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});



    A post shared by Indonesia in Japan (@kbritokyo)

    Pewarta: Tim JACX

    Editor: Indriani

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

    Rujukan

  • (GFD-2025-27936) [KLARIFIKASI] Video DPR AS Memakzulkan Donald Trump Terjadi 2019, Bukan 2025

    Sumber:
    Tanggal publish: 16/07/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Di media sosial muncul konten dengan narasi yang mengeklaim Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat memakzulkan Donald Trump dari jabatan presiden.

    Konten itu beredar dalam sejumlah unggahan media sosial pada Juli 2025. Dengan demikian, ada kesan bahwa peristiwa itu terjadi pada Juli 2025.

    Namun, narasi itu keliru dan perlu diluruskan karena informasinya keliru.

    Narasi yang menyatakan DPR Amerika Serikat memakzulkan Donald Trump dari jabatan presiden pada Juli 2025 dibagikan di Facebook, contohnya melalui akun ini, ini, ini, dan ini.

    Dalam video, presenter berita menjelaskan bahwa DPR AS memakzulkan Donald Trump karena melakukan penyalahgunaan kekuasaan dan upaya menghalang-halangi kongres.

    Keterangan dalam video yakni sebagai berikut:

    TRUMP RESMI DIMAKZULKANPRESIDEN KONTROVERSIAL

    Akun Facebook Tangkapan layar Facebook narasi yang mengeklaim DPR AS memakzulkan Trump pada Juli 2025

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com mengambil tangkapan layar video tersebut dan menelusurinya menggunakan Google Lens.

    Hasilnya, video identik dengan unggahan di kanal YouTube CNBC Indonesia pada 19 Desember 2019.

    Keterangan dalam pemberitaan menyebut Trump dimakzulkan DPR pada 18 Desember 2019  karena dianggap melakukan penyalahgunaan kekuasaan dan menghalang-halangi kongres. 

    Donald Trump dituduh menekan Ukraina untuk menyelidiki bakal calon saingannya dalam Pemilihan Presiden, Joe Biden. 

    Dalam voting yang dilakukan di Gedung Capitol di Washington, D.C,  230 orang sepakat Trump lengser karena menyalahgunkan kekuasaan, sementara yang menolak sebanyak 197 orang. 

    Namun akhirnya pada Februari 2020 Senat Amerika Serikat meloloskan Donald Trump dari pemakzulan tersebut.

    Diberitakan Kompas.id, hasil pemungutan suara di Senat menyebutkan, Trump tidak menyalahgunakan kekuasaan dengan skor 52-48 dan Trump tidak merintangi penyelidikan dengan skor 53-47

    Kesimpulan

    Narasi yang mengeklaim DPR AS memakzulkan Donald Trump pada Juli 2025 merupakan informasi tidak benar atau hoaks.

    Video yang beredar merupakan pemberitaan pada Desember 2019. Saat itu, mayoritas anggota DPR menyepakati pemakzulan karena Trump dinilai melakukan penyalahgunaan kekuasaan dan menghalang-halangi kongres.

    Namun, pada Februari 2020 Senat Amerika Serikat meloloskan Donald Trump dari pemakzulan tersebut.

    Rujukan

  • (GFD-2025-27935) [HOAKS] Link Pospay untuk Cek Pencairan Bantuan Subsidi Upah 2025

    Sumber:
    Tanggal publish: 16/07/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Di media sosial beredar tautan mengatasnamakan Pospay, yang diklaim sebagai akses untuk mengecek status pencairan Bantuan Subsidi Upah (BSU) 2025 Rp 600.000.

    Sebagaimana diketahui, BSU dicairkan kepada pekerja yang memenuhi syarat melalui Bank Himbara (BRI, BNI, BTN, dan Mandiri), BSI, dan layanan Pospay yang dikelola PT Pos Indonesia.

    Namun, berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, tautan tersebut tidak mengarah ke layanan Pospay dan terindikasi phishing atau pencurian data.

    Tautan mengatasnamakan Pospay yang diklaim untuk mengecek pencairan BSU dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini, pada 14 Juli 2025.

    Berikut narasi yang dibagikan:

    BSU Kembali Cair! Dapatkan Rp600.000 Sekarang Melalui apk PospayCek status Anda dan nikmati subsidi dari pemerintah untuk pekerja aktif.

    Khusus pekerja terdaftar BPJS KetenagakerjaanCair langsung ke rekening Andapospay1[dot]b-su[dot]com

    Jangan tunggu! Segera klaim sekarang juga.

    Screenshot Hoaks, tautan mengatasnamakan Pospay dan diklaim untuk pencairan BSU 2025

    Hasil Cek Fakta

    Setelah diperiksa, tautan itu tidak mengarah ke situs resmi PT Pos Indonesia atau halaman aplikasi Pospay di Play Store atau App Store.

    Tautan itu mengarah ke situs yang meminta pengunjung memasukkan nama lengkap dan nomor Telegram aktif. Ini merupakan indikasi phishing.

    Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) telah mengingatkan masyarakat agar tidak tertipu tautan mencurigakan yang mengatasnamakan BSU.

    Kepala Biro Humas Kemnaker Sunardi Manampiar Sinaga mengatakan, informasi resmi terkait BSU hanya disampaikan melalui situs resmi Kemnaker, yaitu bsu.kemnaker.go.id.

    "Di luar itu berarti palsu atau penipuan," kata Sunardi, seperti diberitakan Kompas.com, pada Selasa (15/7/2025).

    Masyarakat diminta tidak sembarangan memberikan data pribadi seperti NIK, nomor rekening, atau OTP kepada pihak yang tidak jelas identitas dan otoritasnya.

    Berikut langkah mengecek pencairan BSU lewat aplikasi Pospay:

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, tautan mengatasnamakan Pospay yang diklaim untuk mengecek pencairan BSU 2025 adalah hoaks.

    Tautan itu mengarah ke situs yang meminta pengunjung memasukkan nama lengkap dan nomor Telegram aktif. Ini merupakan indikasi phishing.

    Rujukan

  • (GFD-2025-27934) [HOAKS] Video Barack Obama Dilantik Jadi Presiden AS Gantikan Trump

    Sumber:
    Tanggal publish: 16/07/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar unggahan media sosial berupa video yang diklaim menampilkan Barack Obama dilantik menjadi Presiden Amerika Serikat menggantikan Donald Trump

    Namun, setelah ditelusuri narasi dalam video tersebut tidak benar atau hoaks.

    Video yang diklaim menampilkan Obama dilantik menjadi Presiden Amerika Serikat menggantikan Donald Trump dibagikan di Facebook, misalnya akun ini, ini, ini, dan ini.

    Dalam video, tampak sejumlah orang di sebuah ruangan bertepuk tangan menyambut Obama.

    Barack Obama juga bersalaman dengan beberapa orang salah satunya, mantan Presiden Amerika, Joe Biden.

    Narasi dalam video yakni sebagai berikut:

    SAH HARI INI OBAMA SUDAH MENJADI PRESIDEN AMERIKA DENGAN MENGG4NTIKAN POSISI TRUMP YANG KONTROVERSIONAL TERLIHAT BETAPA BAHAGIANYA WARGA AS MENYAMBUT OBAMA SEBAGAI PRESIDEN YANG SAH DAN BERWIBAWA

    Akun Facebook Video yang diklaim menampilkan Obama dilantik menjadi Presiden Amerika menggantikan Trump

    Hasil Cek Fakta

    Setelah ditelusuri, video itu bukan peristiwa pada 2025. Video identik dengan unggahan di kanal YouTube Buyout Footage Historic Film Archive. 

    Dalam keterangannya, video tersebut adalah momen ketika Obama menyampaikan pidato kenegaraan pertamanya pada 27 Januari 2010 di Sidang Gabungan Kongres Amerika Serikat. 

    Obama menyampaikan beberapa hal dalam pidatonya, salah satunya terkait upaya menciptakan lapangan kerja baru serta memulihkan ekonomi dari resesi.

    Adapun Obama merupakan Presiden ke-44 Amerika Serikat. Ia menjabat sejak 2009 hingga 2017.

    Sementara, saat ini Amerika Serikat masih dipimpin oleh Donald Trump yang terpilih dalam Pemilihan Presiden 2024.

    Di laman Whitehouse.gov, Donald Trump juga masih tercatat sebagai Presiden Amerika Serikat yang sah. 

    Kesimpulan

    Video yang diklaim menampilkan Obama dilantik menjadi Presiden Amerika Serikat merupakan informasi tidak benar atau hoaks.

    Adapun video itu adalah momen ketika Obama menyampaikan pidato kenegaraan pertamanya pada 27 Januari 2010. Obama menjabat Presiden Amerika Serikat dari 2009 hingga 2017. 

    Rujukan