• (GFD-2021-6180) [SALAH] Steak Berbahan Dasar Kotoran Manusia dari Jepang

    Sumber: artikel
    Tanggal publish: 23/01/2021

    Berita

    Beredar artikel dengan judul “Di Jepang Ada Menu Steak Berbahan Dasar Kotoran Manusia”. Artikel tersebut memuat penelitian dari seorang ilmuwan bernama Mitsuyuki Ikeda dari Labolatorium Okayama, Jepang yang telah berhasil membuat daging buatan berbahan dasar kotoran manusia.

    Hasil Cek Fakta

    Dari hasil penelusuran diketahui informasi tersebut tidak benar. Cerita tentang daging yang terbuat dari kotoran manusia berawal dari video yang diunggah ke kanal Youtube “ahscotty” pada 2010 lalu, menunjukan penemuan dari ilmuwan bernama Mitsuyuki Ikeda yang berhasil membuat daging dari kotoran manusia. Video itu memuat proses pembuatan daging buatan mulai dari mengekstrak protein dari limbah saluran air yang dicampur dengan bahan kimia.
    Namun video berdurasi 2 menit 25 detik itu kini telah dihapus. Kemudian pada 10 April 2011, kanal “ill318” mengunggah kembali video tersebut dengan judul “Solution to the Global Food Crisis – Let them eat TURD BURGERS!?”.

    Blog inhabitat.com membuat ulang cerita dengan tulisannya yang kemudian menjadi viral di internet hingga diberitakan oleh situs besar seperti Fox News dan lain-lain. Penulis cerita telah memberikan keterangan bahwa cerita ini kemungkinan besar adalah hoaks. Namun cerita tentang daging buatan dari kotoran manusia sudah terlanjur beredar di internet sejak saat itu.

    Dilansir dari salon.com, video dari Youtube tersebut adalah sumber utama dari hoaks ini. Namun video tidak memiliki sumber yang jelas berasal dari situs atau media mana. Beberapa arsip berita menunjukan topik serupa tentang “Shit Burger” pada tahun 1990-an, sangat identik dengan cerita yang beredar, kemungkinan besar video sengaja dibuat untuk tujuan tertentu, seperti untuk hiburan atau parodi. Dalam video disebutkan seorang bernama Mitsuyuki Ikeda, sebenarnya adalah seorang direktur Asosiasi UNESCO Okayama, bukan ilmuwan peneliti. Labolatorium Okayama sendiri terletak di Universitas Okayama dan hanya memproduksi alat-alat kesehatan.

    “Kisah yang telah beredar luas di web dan media arus utama ternyata hanya berdasarkan video berita misterius yang di upload di Youtube, di mana tidak ada jurnalis yang memeriksa kebenarannya”. Diterjemahkan dari situs salon.com pada 23 Juni 2011.

    Dari penelusuran di atas, artikel tentang steak yang berasal dari kotoran manusia masuk kategori Konten Palsu.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6179) [SALAH] “Ada 32 hotel di Jakarta untuk ISOLASI MANDIRI yang biayanya Ditanggung Pemerintah”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 23/01/2021

    Berita

    Akun Nasrullah Larada (fb.com/nasrullah.larada) pada 19 Januari 2021 mengunggah postingan yang berisi narasi sebagai berikut:

    “Gubernur DKI Anies R Baswedan patut di contoh dalam mengayomi warganya…. Ada Gubernur lain yang mau tiru….? Monggo…
    Ada 32 hotel di Jakarta untuk ISOLASI MANDIRI yang biayanya Ditanggung Pemerintah.”

    isoman

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, klaim adanya 32 hotel di Jakarta untuk isolasi mandiri yang biayanya ditanggung pemerintah adalah klaim yang keliru.

    Faktanya, bukan 32 hotel. Hanya 5 hotel di Provinsi DKI Jakarta yang menjadi tempat isolasi mandiri dengan biaya ditanggung pemerintah.

    Dilansir dari situs Jala Hoaks Jakarta, berdasarkan hasil koordinasi Tim Jalahoaks dengan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta serta Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (19/01/2021), disampaikan klarifikasi bahwa terdapat 5 hotel di Provinsi DKI Jakarta yang menjadi tempat isolasi mandiri pada masa pandemi Covid-19 hingga saat ini.

    Daftar nama hotel yang menjadi tempat isolasi mandiri tersebut, sebagai berikut:
    1. Hotel Grand Asia Penjaringan
    2. Hotel IBIS Senen
    3. Hotel IBIS Style Mangga Dua
    4. Hotel Twin Plaza – Slipi
    5. Hotel U-Stay Mangga Besar

    Adapun pembiayaan isolasi mandiri pada 5 hotel tersebut ditanggung oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI yang diserahkan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

    Terkait beredarnya informasi tersebut, Tim Cek Fakta Kompas.com menghubungi Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Lies Dwi Oktavia. Ketika dikonfirmasi ulang, Dwi membenarkan akan hal tersebut.

    “Ya Mas (hanya 5),” terang Dwi.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6178) [SALAH] Ketua BPOM Ditekan dan Diancam Untuk Keluarkan Vaksin Sinovac

    Sumber: Youtube.com
    Tanggal publish: 23/01/2021

    Berita

    Channel Youtube PECINTA IB HRS mengunggah video berdurasi 12 menit 18 detik yang berjudul “Terkuak! Ditekan dan Diancam Ketua Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Keluarkan Izin Vaksin Sinovac”. Video tersebut memperlihatkan Anggota Komisi IX DPR dari Fraksi PKS, Ansori Siregar yang mempertanyakan kredibilitas BPOM dalam mengambil keputusan mengenai perizinan vaksin Sinovac.

    Hasil Cek Fakta

    Setelah ditelusuri, Dr. dra. Lucia Rizka Andalusia selaku Juru Bicara BPOM menegaskan bahwa pemilihan tanggal 13 Januari 2021 sebagai waktu perdana vaksinasi sudah diprediksi oleh BPOM sebelumnya.

    “Enggak (dipaksa menyesuaikan jadwal vaksinasi presiden). Kami sudah memprediksi tanggal segitu sudah selesai,” tutur dia lagi.

    Sebelumnya, BPOM telah mengeluarkan izin dalam kondisi darurat yaitu Emergency Use Authorization (EUA) pada penggunaan Vaksin Covid-19 sejak 11 Januari 2021 lalu. Ketua BPOM Penny K Lukito mengatakan bahwa pemberian EUA atau izin penggunaan darurat Vaksin Sinovac atau CoronaVac menggunakan metode adaptive trial dan rolling submission. Metode ini dilakukan untuk melihat data keamanan, khasiat, serta mutu vaksin covid-19 itu secara bertahap.

    BPOM menjelaskan ada beberapa data yang harus dikumpulkan untuk dapat menerbitkan EUA. Pertama data uji klinis fase 1 dan 2 dalam pemantauan yang full 6 bulan untuk menunjukkan keamanan dan imunogenitas vaksin. Selain itu, Vaksin Sinovac tersebut memenuhi standar Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk bisa mendapatkan izin EUA dengan tingkat efikasi minimal 50 persen. Vaksin Sinovac di Indonesia sudah memperoleh EUA meski efikasinya baru 65,3 persen. Menurut Penny, sebenarnya efikasi 65,3 persen sudah mengikuti ketetapan internasional untuk digunakan.

    “Jadi untuk menerbitkan EUA itu ada beberapa data yang harus kita kumpulkan dulu. Pertama data uji klinis fase 1 dan 2 dalam pemantauan yang full 6 bulan untuk menunjukkan keamanan dan imunogenitas vaksin. Ini untuk melengkapi, karena kita akan menerbitkan use authorization dengan data uji klinis fase III. Dengan analis pemantauan 3 bulan untuk menunjukkan keamanan, imunogenitas plus efikasi vaksin. Di mana standarnya dibolehkan minimal 50%,” paparnya.

    Sehingga, klaim terkait adanya tekanan dan ancaman terhadap BPOM untuk mengeluarkan EUA vaksin Sinovac lebih cepat tidak benar sehingga termasuk hoaks dengan kategori konten yang menyesatkan.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6177) [SALAH] Dokter di Palembang Meninggal Dunia Usai Disuntik Covid-19

    Sumber: Facebook
    Tanggal publish: 23/01/2021

    Berita

    Kabar tentang seorang dokter di Palembang yang diklaim meninggal dunia usai divaksin Covid-19 beredar di media sosial. Kabar tersebut disebarkan akun Facebook Prof. Yuwono pada 23 Januari 2023.

    Akun Facebook Prof. Yuwono mengunggah narasi berisi klaim bahwa ada seorang dokter di Palembang meninggal dunia usai divaksin Covid-19.

    "ALLAHUMMAGHFIRLAHU

    Semalam sahabatku (dokter, 49 thn) ditemukan wafat di mobilnya. Kamis kemarin ia divaksin. Ia tidak punya comorbid & tak ada riwayat dirawat di rumah sakit.

    Apakah ini ada hubungannya dgn vaksin? Perlu penjelasan dari dinkes kota sebagai penanggungjawab vaksin sekaligus lembaga di mana sahabatku mengabdi. Sebagai dokter saya sdh bilang bhw pemberian vaksin atau obat apapun harus benar2 ilmiah dg jaminan safety & efficacy yg baik.

    Tidak ada yg kebetulan di dunia ini dan tidak ada mushibah termasuk kematian kecuali sudah digariskan oleh Allah. Manusia diberi kebebasan bersikap & bertindak sesuai dgn kapasitas keilmuannya. Karena itu saya tak jemu mengingatkan utk selalu memutuskan, bersikap & berbuat berdasarkan ilmu bukan berdasar kepentingan.

    Moga para pemimpin bijak dalam hal apapun krn mereka akan diminta pertanggungjawabannya.

    Selamat jalan sahabatku, Allah menyayangimu," tulis akun Facebook Prof. Yuwono.

    Konten yang disebarkan akun Facebook Prof. Yuwono telah 970 kali dibagikan dan mendapat 560 komentar warganet.

    Hasil Cek Fakta

    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri kabar seorang dokter di Palembang yang diklaim meninggal dunia usai disuntik vaksin Covid-19.

    Penelusuran dilakukan dengan menghubungi Kasi Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular, Dinas Kesehatan Kota Palembang, Yudhi Setiawan.

    Yudhi mengatakan bahwa dokter yang meninggal tersebut berinisial JF. Namun penyebab dokter JF meninggal dunia bukan karena vaksin Covid-19, melainkan kekurangan oksigen.

    "Berdasarkan pemeriksaan dokter forensik, yang bersangkutan meninggal karena kekurangan oksigen. Tidak ada hubungannya dengan vaksin yang diberikan," kata Yudhi kepada Liputan6.com, Minggu (23/1/2021).

    Menurut Yudhi, jasad dokter JF (49) ditemukan di dalam mobil yang terparkir di salah satu minimarket Jalan Sultan Mansyur Palembang, Jumat 22 Januari 2021 malam.

    Yudhi menjelaskan, dokter JF memang sempat disuntik vaksin pada Kamis 21 Januari 2021. Setelah divaksin, kondisi dokter JF cukup baik dan tidak ada indikasi gangguan kesehatan.

    "Yang bersangkutan sehat-sehat saja (setelah divaksin). Karena kalau memang ada kaitannya dengan vaksin, biasa akan timbul gejala segera setelah pemberian vaksin," terang Yudhi.

    Kesimpulan

    Kabar tentang seorang dokter di Palembang yang diklaim meninggal dunia usai divaksin Covid-19 ternyata tidak benar. Faktanya, berdasarkan hasil pemeriksaan forensik, dokter JF meninggal dunia karena kekurangan oksigen.

    Rujukan