• (GFD-2020-5833) [SALAH] “IDI tolak yg Pertama dpt Vaksin Sinovac China”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 15/12/2020

    Berita

    “IDI tolak yg pertama dpt Vaksin sinovac China, mrk mau yg usul dong yg pertama dpt,
    siapa? Presiden lah.. 🤣😂”.

    Hasil Cek Fakta

    Beredar informasi yang menyebut Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menolak untuk disuntik vaksin Covid-19 pertama kali. Informasi serupa beredar di Facebook, WhatsApp dan media sosial lainnya.

    Menanggapi hal tersebut, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menggelar konferensi pers pada Senin, 14 Desember 2020 untuk memberikan klarifikasi. Melalui video berjudul “Jumpa Pers Seputar Vaksin Covid-19”, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, (IDI), Dr. Daeng M Faqih mengatakan bahwa informasi tentang penolakan IDI pada vaksin Covid-19 tidak benar. IDI selalu mendukung pengembangan vaksin Covid-19 yang disampaikan kepada Presiden melalui Menteri Kesehatan.

    IDI juga telah berdiskusi dengan Erick Thohir selaku Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi bahwa dokter dan petugas kesehatan mendapatkan prioritas pertama untuk vaksin. Hal ini karena profesi dokter dan tenaga medis masuk golongan yang rentan terkena Covid-19. IDI memastikan siap menjadi pihak yang pertama kali divaksin dan menjadi role model bagi rakyat agar ditiru.

    “IDI karena dianggap sebagai yang terdepan sebagai yang terdepan dalam bidang kesehatan, kami juga bersedia menjadi salah satu yang siap pertama dilakukan penyuntikan. Dengan menjadi contoh dan role model seperti itu kami yakin akan lebih memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap proses vaksinasi”, ujar Daeng dilansir dari kompas.com Senin, 14 Desember 2020.

    IDI juga akan terus mendukung pemerintah untuk melakukan vaksinasi Covid-19 dan mengimbau masyarakat tidak ragu mengikuti proses vaksinasi. Lebih lanjut IDI mengajak masyarakat untuk tidak takut vaksin dan mengabarkan informasi yang beredar sebelumnya tidak benar. Dari hasil penelusuran di atas, status tersebut masuk Konten yang Menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Rizqi Abdul Azis (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia).

    IDI membantah informasi yang beredar dengan mengatakan informasi tersebut tidak benar (hoaks). IDI juga mengatakan siap menjadi yang pertama divaksin agar menjadi contoh bagi masyarakat.

    Rujukan

  • (GFD-2020-5832) [SALAH] 44 Orang Tenaga Kesehatan Positif Covid di RS Tipe B Parepare

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 15/12/2020

    Berita

    “Rekan2 yg sm berbahagia, jika tdk pux kepentingan yg mendesak di rsu type b pare2, baik kirax dtunda atau ditahan dl. Terhitung smp hari ini tenaga kesehatan disana adalah 44 org penderita covid. Bangsal dan kamar2 tlh penuh penderita covid tetapi rsu type b tdk dtutup oleh pemkot pare2. Seperti halx rumkit di sidrap. Demikian info terkini”.

    Hasil Cek Fakta

    Beredar pesan berantai Whatsapp yang mengimbau masyarakat agar tidak mengunjungi RSU Tipe B Parepare karena terdapat 44 tenaga kesehatan (Nakes) yang positif Covid-19.

    Menanggapi isu tersebut, RS tipe B Parepare, Rumah Sakit Andi Makkasau Kota Parepare, Sulawesi Selatan, menepis kabar yang menyebut 44 tenaga kesehatan (nakes) di RS tersebut positif COVID-19. Informasi tersebut dipastikan hoax alias kabar bohong.

    “Itu hoax, sama sekali tidak benar (44 nakes di RS Andi Makkasau positif COVID),” ujar Direktur RS Andi Makkasau Renny Angraeny dilansir dari detik.com. Senin, 14 Desember 2020.

    Saat ini RS Andi Makkasau tengah merawat 36 pasien positif COVID-19, yaitu 35 orang pasien warga Kota Parepare dan 1 orang dari luar kota. Manajemen RSUD Andi Makkasau juga makin memperketat penerapan protokol kesehatan sejak awal Desember lalu. Lebih lanjut, Reny mengatakan masyarakat, khususnya warga Parepare, diminta tidak mempercayai kabar bohong tersebut dan tidak ikut menyebarkan pesan yang beredar. Dari penelusuran di atas, pesan berantai yang menyebut 44 nakes positif Covid-19 di RS tipe B Parepare masuk kategori Konten Palsu.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Rizqi Abdul Azis (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia).

    Pesan berantai palsu. Direktur RSUD Andi Makkasau, dr Renny Anggraeni Sari mengatakan kabar tersebut hoaks. Saat ini RSUD Andi Makkasau tangah merawat 36 pasien positif COVID-19, yaitu 35 orang pasien warga Kota Parepare dan 1 orang dari luar kota.

    Rujukan

  • (GFD-2020-5831) [SALAH] Foto Keluarga CEO BioNTech

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 15/12/2020

    Berita

    (diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia)

    “Ini adalah sebuah keluarga imigran yang baru saja tiba di Jerman. Anak laki-laki yang memakai pakaian berwarna kuning pada akhirnya akan menemukan vaksin COVID.”

    Hasil Cek Fakta

    Pengguna Twitter richardsennett mengunggah sebuah foto (6/12) yang menunjukkan foto keluarga seorang ayah, ibu, dan empat orang anak. Bersama dengan unggahan tersebut, juga disertakan keterangan yang menyatakan bahwa foto tersebut merupakan foto keluarga Ugur Sahin, CEO BioNTech yang juga merupakan salah satu penemu vaksin mRNA, setelah berimigrasi ke Jerman. Lebih lanjut, dalam keterangan disebutkan bahwa anak laki-laki yang memakai pakaian berwarna kuning merupakan Sahin ketika masih kecil.

    Berdasarkan hasil penelusuran, foto tersebut bukan merupakan foto keluarga Sahin, melainkan foto sebuah keluarga imigran yang berasal dari Aksaray, Turki, pada tahun 1975. Foto tersebut diambil oleh seorang fotografer asal Jerman, Candida Hofer, dalam koleksi foto berjudul “Turken in Deutschland 1979”. Melansir dari DiasporaTurk, salah satu keturunan dari keluarga tersebut memaparkan cerita mengenai kehidupan keluarga imigran tersebut dan menyatakan bahwa anak laki-laki berbaju kuning kini telah menjadi seorang ahli mekanik. Pengguna Twitter IsilAcehan juga telah mengunggah foto keluarga Ugur Sahin yang sebenarnya pada 8 Desember 2020 yang lalu.

    Dengan demikian, foto yang diunggah oleh pengguna Facebook Ania Ostrowski tersebut dapat dikategorikan sebagai Konteks yang Salah/False Context.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini (Universitas Diponegoro).

    Informasi yang salah. Faktanya, foto tersebut bukan merupakan foto keluarga Ugur Sahin, CEO BioNTech yang juga merupakan salah satu penemu vaksin mRNA, melainkan foto sebuah keluarga imigran yang berasal dari Aksaray, Turki, pada tahun 1975.

    Rujukan

  • (GFD-2020-5830) [SALAH] Singapura Lakukan Vaksinasi Covid-19 di Bandara Changi

    Sumber: WhatsApp
    Tanggal publish: 15/12/2020

    Berita

    Sebuah narasi beredar di WhatsApp Group yang menyebut Singapura akan membuka vaksinasi covid-19 di Bandara Changi. Disebutkan juga kalau kebijakan ini akan menyedot wisatawan asing untuk pelesir ke Singapura.

    Narasi itu menyebut Singapura membuka program 'Vaccine Tourism' bagi wisatawan asing. Cara ini, dalam klaim tersebut, menjadi peluang Singapura untuk menghidupkan pariwisata mereka yang sempat melemah akibat pandemi covid-19.

    Begini narasinya:

    "Singapore akan buka "Vaccine Tourism"; kita bisa terbang ke Spore, sampe Changi airport suntik vaccine, nginep di hotel airport atau langsung pulang.Pinter SG cari kesempatan bisnis 👍👍🏼

    jadi org yg datang ga usah masuk SG, cukup di hotel airport saja. Jalan jalan beli oleh oleh di airport trus pulang lg ke JKT.PM Singapore Lee Hsien Loong baru saja mengumumkan Singapore akan masuk dlm phase 3 yg lebih longgar mulai 28 December ini..

    Orang Indonesia pergi nonton F1 Grand Prix atau konser Coldplay ke Singapura aja didatangi - apalagi cuma buat pergi vaksinasi ke negara tetangga?

    Mending mana: antrean vaksin berbayarnya di dalam negeri atau di luar negeri?

    Tidak perlu karantina karena orangnya tidak masuk kota Singapura. Vaksinasi cukup dilakukan di Changi.

    Selesai vaksinasi langsung pulang pakai penerbangan berikutnya.

    Ongkosnya paling banyak "cuma" Rp.4 juta.

    Tempat yang bernama bandara nggak punya masalah dengan logistik. Juga punya banyak ruang terbuka.

    Ketimbang repot nunggu antrean vaksinasinya - lebih baik orangnya yang datang. Dari seluruh penjuru (kalo ngga dunia, ya tetangga tetangga di Asia Tenggara).."

    Hasil Cek Fakta

    Untuk membuktikan klaim tersebut, Cek Fakta Liputan6.com menelusurinya melalui Google Search dengan kata kunci: "Vaccine covid-19 at Changi".

    Hasil penelusuran mengarahkan ke situs The Straits Times dengan judul artikel: "Changi Airport seeks to be hub for distribution of Covid-19 vaccine to the region".

    Artikel itu mengambil penjelasan dari Mr Ho Yuen Sang, direktur industri penerbangan di Otoritas Penerbangan Sipil Singapura (CAAS). Dalam artikel tersebut, dijelaskan kalau Bandara Changi bukan menjadi tempat vaksinasi untuk wisatawan asing, melainkan menjadi tempat distribusi vaksin covid-19 di Asia Tenggara.

    "Di wilayah seperti itu, mereka mungkin lebih suka menerima pengiriman vaksin mereka lebih sering dalam volume yang lebih kecil agar tidak membebani kapasitas penanganan rantai dingin lokal mereka," kata Ho.

    Ho mengatakan konektivitas udara Singapura serta kemampuannya untuk menyimpan pengiriman pada suhu rendah menempatkannya dalam posisi yang baik untuk menyimpan sementara vaksin. Dia berbicara pada jumpa pers kemarin oleh Changi Ready Taskforce untuk menjelaskan kesiapan Singapura menangani kargo udara vaksin Covid-19.

    Dalam hal ini, vaksin covid-19, seperti Pfizer perlu disimpan pada suhu minus 70 derajat celcius, sedangkan Moderna harus disimpan di suhu minus 20 derajat celcius.

    Mengenai kemampuan Singapura untuk memelihara rantai dingin, Direktur Pengelola CAG Lim Ching Kiat mengungkapkan telah banyak menekankan pada penguatan keunggulan kompetitif Changi dalam hal pengiriman kargo farmasi.

    "Jadi Bandara Changi khususnya dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi hub pilihan utama untuk pengiriman farmasi," ujar Lim Ching Kiat.

    Hasil penelusuran Google juga mengarahkan ke situs Nikkei Asia dengan artikel berjudul: "Singapore races to become Southeast Asia's vaccine distribution hub". Artikel itu dipublikasikan pada 9 Desember 2020.

    Begini petikan dari situs tersebut yang menjelaskan soal Bandara Changi akan menjadi distributor vaksinasi covid-19 di wilayah Asia Tenggara:

    "Changi akan berfungsi sebagai pusat pengiriman vaksin yang berasal dari wilayah seperti AS dan Eropa. Dua vaksin yang segera dipasarkan membutuhkan suhu yang sangat dingin untuk penyimpanannya. Vaksin Pfizer dan BioNTech harus disimpan pada suhu minus 70° C, sedangkan vaksin yang dikembangkan Moderna juga harus disimpan pada suhu minus 20° C," terang Nikkei Asia.

    Kesimpulan

    Klaim yang menyebut Singapura melakukan vaksinasi covid-19 di Bandara Changi untuk wisatawan asing adalah informasi palsu alias hoaks. Faktanya, Bandara Changi menjadi tempat distribusi vaksin covid-19 di Asia Tenggara.

    Rujukan