Anjuran Sri Sultan..untuk tidak boleh nonggo..ing Tgl 6..7 besok semua pasar dan tempat wisata ditutup…..Sultan HB X Minta Warga Ygy Tak Saling Berkunjung jika Tak Mendesak.
YOGYAKARTA, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan HB X minta warga agar tidak bertamu ke rumah tetangga tanpa kepentinggan mendesak selagi. Pengetatan secara Terbatas Kegiatan Masyarakat (PTKM) berlaku. Karena penularan Covid-19 di DIY sudah sampai level keluarga dan antartetangga.
Jika warga bisa mengurangi kontak langsung dg tetangganya, diharapkan penularan virus corona bisa ditekan.
Kalau enggak perlu ya enggak sah nonggo (berkunjung ke tetangga), enggak usah ngobrol. Ditekankan kabupaten kota ambil inisiatif di desa spt itu, kata HB X di Kantor Gubernur DIY.
“Karena rata², penularan itu keluarga bapak, ibu, anak, sama tetangga,” sebut HB X lagi.
(GFD-2021-6281) [SALAH] Imbauan Penutupan Pasar dan Tempat Wisata DIY oleh Sri Sultan HB X
Sumber: facebook.comTanggal publish: 07/02/2021
Berita
Hasil Cek Fakta
Melalui media sosial Facebook, beredar informasi yang menyebut bahwa Gubernur Jogjakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menganjurkan agar seluruh pasar dan tempat hiburan di wilayah DIY tutup pada tanggal 6 dan 7 Februari 2021. Tak hanya melalui media sosial, pesan tersebut juga beredar melalui aplikasi percakapan seperti halnya Whatsapp.
Coba melakukan penelusuran lebih lanjut, diketahui bahwa informasi tersebut tidak berdasar. Terdapat beberapa kutipan yang ada pada narasi, namun tidak ditemukan adanya pernyataan dari Sri Sultan HB X akan anjuran penutupan pasar dan tempat wisata di wilayahnya pada 6 dan 7 Februari 2021, yang ada hanyalah imbauan agar warga bisa mengurangi intensitas melakukan kontak langsung dengan tetangga, dan berkunjung apabila memang diperlukan saja.
Sementara melansir dari akun Twitter resmi Humas Pemda DIY @humas_jogja ditegaskan bahwa pesan tersebut adalah hoaks. Gubernur DIY menegaskan bahwa pada tanggal 6 dan 7 Februari 2021 tidak ada penutupan pasar dan tempat wisata di wilayahnya. Aturan mobilisasi masyarakat DIY masih mengacu Instruksi Gubernur No.4/INSTR/2021 tentang PTKM yang berlaku hingga 8 Februari 2021.
Berdasar penjelasan tersebut, narasi yang menyebut Gubernur DIY Sri Sultan HB X menganjurkan penutupan pasar dan tempat wisata pada tanggal 6 dan 7 Februari 2021 adalah hoaks dengan misleading content atau konten yang menyesatkan.
Coba melakukan penelusuran lebih lanjut, diketahui bahwa informasi tersebut tidak berdasar. Terdapat beberapa kutipan yang ada pada narasi, namun tidak ditemukan adanya pernyataan dari Sri Sultan HB X akan anjuran penutupan pasar dan tempat wisata di wilayahnya pada 6 dan 7 Februari 2021, yang ada hanyalah imbauan agar warga bisa mengurangi intensitas melakukan kontak langsung dengan tetangga, dan berkunjung apabila memang diperlukan saja.
Sementara melansir dari akun Twitter resmi Humas Pemda DIY @humas_jogja ditegaskan bahwa pesan tersebut adalah hoaks. Gubernur DIY menegaskan bahwa pada tanggal 6 dan 7 Februari 2021 tidak ada penutupan pasar dan tempat wisata di wilayahnya. Aturan mobilisasi masyarakat DIY masih mengacu Instruksi Gubernur No.4/INSTR/2021 tentang PTKM yang berlaku hingga 8 Februari 2021.
Berdasar penjelasan tersebut, narasi yang menyebut Gubernur DIY Sri Sultan HB X menganjurkan penutupan pasar dan tempat wisata pada tanggal 6 dan 7 Februari 2021 adalah hoaks dengan misleading content atau konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Informasi palsu. Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menegaskan tidak ada penutupan, baik pasar maupun tempat wisata di Jogja seperti yang disampaikan pada awal kalimat dalam pesan. Pada kutipan yang terdapat pada narasi, tidak ditemukan pernyataan dari Sri Sultan terkait penutupan pasar dan tempat wisata pada 6 dan 7 Februari 2021.
Rujukan
(GFD-2021-6280) [SALAH] Pekalongan Dilanda Banjir Darah
Sumber: FacebookTanggal publish: 07/02/2021
Berita
Kabar tentang banjir darah melanda pemukiman warga di Pekalongan, Jawa Tengah beredar di media sosial. Kabar tersebut disebarkan oleh akun Facebook I Gede Ngurah Delem pada 7 Februari 2021.
Akun Facebook I Gede Ngurah Delem mengunggah foto perumahaan atau pemukiman warga yang terendam air berwarna merah mirip darah.
Akun Facebook I Gede Ngurah Delem kemudian mengaitkan foto tersebut dengan banjir darah yang terjadi di salah satu perumahan di Pekalongan, Jawa Tengah.
"Foto dari kerabat di Pekalongan, Banjir darah di tambun tulang," tulis akun Facebook I Gede Ngurah Delem.
Konten yang disebarkan akun Facebook I Gede Ngurah Delem telah 73 kali dibagikan dan mendapat 581 komentar warganet.
Akun Facebook I Gede Ngurah Delem mengunggah foto perumahaan atau pemukiman warga yang terendam air berwarna merah mirip darah.
Akun Facebook I Gede Ngurah Delem kemudian mengaitkan foto tersebut dengan banjir darah yang terjadi di salah satu perumahan di Pekalongan, Jawa Tengah.
"Foto dari kerabat di Pekalongan, Banjir darah di tambun tulang," tulis akun Facebook I Gede Ngurah Delem.
Konten yang disebarkan akun Facebook I Gede Ngurah Delem telah 73 kali dibagikan dan mendapat 581 komentar warganet.
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri kabar banjir darah melanda pemukiman warga di Pekalongan, Jawa Tengah.
Penelusuran dilakukan dengan menghubungi Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Iskandar Fitriana Sutisna.
Iskandar mengatakan, air berwarna merah yang membanjiri pemukiman warga di Pekalongan bukan berasal dari darah. Melainkan cairan pewarna batik.
"Itu akibat dari cairan perwarna batik," kata Iskandar kepada Liputan6.com, Minggu (7/2/2021).
Iskandar menjelaskan, banjir berwarna merah tersebut terjadi di Kelurahan Jenggot, Kecamatan Pekalongan Selatan pada Sabtu 6 Februari 2021. Menurut Iskandar, di lokasi tersebut terdapat beberapa perajin dan industri batik.
"Cukup banyak perajin batik. Karena rumahnya terendam banjir," ucap Iskandar.
Liputan6.com kemudian menemukan artikel yang menjelaskan lebih detail mengenai peristiwa banjir berwarna merah di Pekalongan, Jawa Tengah.
Adalah artikel berjudul "Heboh Air Bah Banjir Berwarna Merah di Pekalongan, Ternyata ..." yang dimuat situs Liputan6.com pada 7 Februari 2021.
Liputan6.com, Pekalongan - Kepolisian Resor Pekalongan Kota, Jawa Tengah, mengamankan pembungkus sisa obat batik yang menyebabkan air banjir berwarna merah pekat yang menggenangi permukiman warga di Kelurahan Jenggot, Kecamatan Pekalongan Selatan, Sabtu.
Kepala Polres Pekalongan Kota AKBP Mochammad Irwan Susanto di Pekalongan, Sabtu, mengatakan air banjir yang berwana merah pekat tersebut karena obat batik yang dibungkus dalam plastik sobek dan terbawa air banjir.
"Air genangan banjir itu disebabkan karena ada obat batik berwarna merah berasal dari industri rumah batik yang hanyut terbawa banjir. Kemudian, plastik pembungkus obat batik itu sobek sehingga menyebabkan air banjir di wilayah itu ikut berwarna merah," katanya, dikutip Antara.
Ia yang didampingi Kepala Polsek Pekalongan Selatan Kompol Basuki Budisantosa mengatakan obat batik yang dibungkus dalam plastik itu disimpan di tempat produksi batik namun tidak diketahui jika obat batik itu hanyut terbawa air banjir.
"Juragan (pemilik) batik kebetulan tidak mengecek tempat produksi batik karena banjir dan memang tidak ada aktivitas membatik. Obat batik itu ada yang hanyut," katanya.
Menurut dia, polisi sudah mengamankan barang bukti sisa obat batik yang hanyut itu, yaitu sekitar satu kilogram.
Sementara ini, kata dia, polsek belum menemukan bukti adanya unsur kesengajaan maupun orang yang sengaja mencecerkan obat batik warna merah ke genangan banjir.
"Sementara informasi yang kami dapatkan seperti itu. Kami juga masih melakukan pemeriksaan terhadap warga yang menemukan obat batik yang hanyut itu maupun lurah setempat sebagai saksi," katanya.
Penelusuran dilakukan dengan menghubungi Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Iskandar Fitriana Sutisna.
Iskandar mengatakan, air berwarna merah yang membanjiri pemukiman warga di Pekalongan bukan berasal dari darah. Melainkan cairan pewarna batik.
"Itu akibat dari cairan perwarna batik," kata Iskandar kepada Liputan6.com, Minggu (7/2/2021).
Iskandar menjelaskan, banjir berwarna merah tersebut terjadi di Kelurahan Jenggot, Kecamatan Pekalongan Selatan pada Sabtu 6 Februari 2021. Menurut Iskandar, di lokasi tersebut terdapat beberapa perajin dan industri batik.
"Cukup banyak perajin batik. Karena rumahnya terendam banjir," ucap Iskandar.
Liputan6.com kemudian menemukan artikel yang menjelaskan lebih detail mengenai peristiwa banjir berwarna merah di Pekalongan, Jawa Tengah.
Adalah artikel berjudul "Heboh Air Bah Banjir Berwarna Merah di Pekalongan, Ternyata ..." yang dimuat situs Liputan6.com pada 7 Februari 2021.
Liputan6.com, Pekalongan - Kepolisian Resor Pekalongan Kota, Jawa Tengah, mengamankan pembungkus sisa obat batik yang menyebabkan air banjir berwarna merah pekat yang menggenangi permukiman warga di Kelurahan Jenggot, Kecamatan Pekalongan Selatan, Sabtu.
Kepala Polres Pekalongan Kota AKBP Mochammad Irwan Susanto di Pekalongan, Sabtu, mengatakan air banjir yang berwana merah pekat tersebut karena obat batik yang dibungkus dalam plastik sobek dan terbawa air banjir.
"Air genangan banjir itu disebabkan karena ada obat batik berwarna merah berasal dari industri rumah batik yang hanyut terbawa banjir. Kemudian, plastik pembungkus obat batik itu sobek sehingga menyebabkan air banjir di wilayah itu ikut berwarna merah," katanya, dikutip Antara.
Ia yang didampingi Kepala Polsek Pekalongan Selatan Kompol Basuki Budisantosa mengatakan obat batik yang dibungkus dalam plastik itu disimpan di tempat produksi batik namun tidak diketahui jika obat batik itu hanyut terbawa air banjir.
"Juragan (pemilik) batik kebetulan tidak mengecek tempat produksi batik karena banjir dan memang tidak ada aktivitas membatik. Obat batik itu ada yang hanyut," katanya.
Menurut dia, polisi sudah mengamankan barang bukti sisa obat batik yang hanyut itu, yaitu sekitar satu kilogram.
Sementara ini, kata dia, polsek belum menemukan bukti adanya unsur kesengajaan maupun orang yang sengaja mencecerkan obat batik warna merah ke genangan banjir.
"Sementara informasi yang kami dapatkan seperti itu. Kami juga masih melakukan pemeriksaan terhadap warga yang menemukan obat batik yang hanyut itu maupun lurah setempat sebagai saksi," katanya.
Kesimpulan
Kabar tentang banjir darah melanda pemukiman warga di Pekalongan, Jawa Tengah ternyata tidak benar. Faktanya, air berwarna merah yang merendam pemukiman warga itu berasal dari cairan pewarna batik, bukan darah.
Rujukan
(GFD-2021-6279) [SALAH] Kapal Tenggelam di Selat Bali pada 5 Februari 2021
Sumber: whatsapp.comTanggal publish: 07/02/2021
Berita
“Detik-detik kecelakaan di penyebrangan gilimanuk-ketapang, hari ini Jum at 5 Febr 2021”
Kapal revalia
Revalia
Gilimanuk
Kapal penyeberangan Gilimanuk tenggelam
Kapal penyeberangan Gilimanuk tenggelam
Detik detik kecelakaan kapal penyebrangan gilimanuk ketapang.
Hari ini Jumat 5 feb 2021
selat bali
Kapal terbalik di ketapang
Kecelakaan ferry di gilimanuk
Kapal tenggelam di Gilimanuk
Kecelakaan feri
Kecelakaan penyebrangan ketapang ke Gilimanuk hari ini Jum'at tgl 5 februari 2021.
Gilimanuk
Kapal revalia
Revalia
Gilimanuk
Kapal penyeberangan Gilimanuk tenggelam
Kapal penyeberangan Gilimanuk tenggelam
Detik detik kecelakaan kapal penyebrangan gilimanuk ketapang.
Hari ini Jumat 5 feb 2021
selat bali
Kapal terbalik di ketapang
Kecelakaan ferry di gilimanuk
Kapal tenggelam di Gilimanuk
Kecelakaan feri
Kecelakaan penyebrangan ketapang ke Gilimanuk hari ini Jum'at tgl 5 februari 2021.
Gilimanuk
Hasil Cek Fakta
Beredar pesan WhatsApp mengenai insiden kapal tenggelam di Selat Bali pada tanggal 5 Februari 2021. Dalam pesan tersebut juga disertakan sebuah video yang merekam insiden tenggelamnya kapal tersebut.
Berdasarkan hasil penelusuran, insiden kapal tenggelam tersebut tidak terjadi pada tanggal 5 Februari 2021, melainkan pada tanggal 4 Maret 2016 yang lalu. Video serupa telah diunggah oleh kanal YouTube ‘GAMA comnet’ pada 4 Maret 2016, dengan judul video “Video Amatir detik – detik KMP Rafelia 2 Tenggelam di selat bali_4 maret 2016”.
Dengan demikian, pesan WhatsApp yang beredar tersebut dapat dikategorikan sebagai Konteks yang Salah/False Context.
Kapal ferry
Berdasarkan hasil penelusuran, insiden kapal tenggelam tersebut tidak terjadi pada tanggal 5 Februari 2021, melainkan pada tanggal 4 Maret 2016 yang lalu. Video serupa telah diunggah oleh kanal YouTube ‘GAMA comnet’ pada 4 Maret 2016, dengan judul video “Video Amatir detik – detik KMP Rafelia 2 Tenggelam di selat bali_4 maret 2016”.
Dengan demikian, pesan WhatsApp yang beredar tersebut dapat dikategorikan sebagai Konteks yang Salah/False Context.
Kapal ferry
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini (Universitas Diponegoro).
[SALAH] Kapal Tenggelam di Selat Bali pada 5 Februari 2021
Insiden kapal tenggelam tersebut tidak terjadi pada tanggal 5 Februari 2021, melainkan pada tanggal 4 Maret 2016 yang lalu.
[SALAH] Kapal Tenggelam di Selat Bali pada 5 Februari 2021
Insiden kapal tenggelam tersebut tidak terjadi pada tanggal 5 Februari 2021, melainkan pada tanggal 4 Maret 2016 yang lalu.
Rujukan
(GFD-2021-6278) [SALAH] “Anies: Jakarta Macet Tak Betul Juga, Kalau Jam 2 Pagi Sepi”
Sumber: twitter.comTanggal publish: 07/02/2021
Berita
“Komen frustasi, kyaknya stlah junjungannya Rizieq masuk penjara”
Narasi dalam foto:
“Anies: Jakarta Macet Tak Betul Juga, Kalau Jam 2 Pagi Sepi”
Narasi dalam foto:
“Anies: Jakarta Macet Tak Betul Juga, Kalau Jam 2 Pagi Sepi”
Hasil Cek Fakta
Akun Twitter Mohamad Guntur Romli (@GunRomli) mengunggah foto hasil tangkapan layar artikel Kumparan berjudul “Anies: Jakarta Macet Tak Betul Juga, Kalau Jam 2 Pagi Sepi” dengan disertai narasi. Unggahan tersebut telah mendapatkan atensi sebanyak 102 balasan, 171 retweet, dan 825 suka.
Berdasarkan hasil penelusuran, foto tangkapan layar tersebut adalah foto yang dimanipulasi dengan menghilangkan kata “canda”. Ditemukan artikel dengan tanggal terbit yang sama pada 30 Januari 2021 pada portal Kumparan berjudul “Canda Anies: Jakarta Macet Tak Betul Juga, Kalau Jam 2 Pagi Sepi”. Di dalam artikel tersebut, disebutkan bahwa Anies Baswedan sambil bercanda mengatakan jika ada warga ingin ke Jakarta bebas macet, sebaiknya datang pada pukul 2 pagi.
“Kalau jam 2 pagi Jakarta itu sepi, jadi kalau mau bebas macet jam 2 pagi, enggak ada kendaraan di situ,” pungkas Anies.
Dari berbagai fakta yang dijelaskan, unggahan akun Twitter Mohamad Guntur Romli (@GunRomli) dapat dikategorikan sebagai Konten yang Dimanipulasi.
Berdasarkan hasil penelusuran, foto tangkapan layar tersebut adalah foto yang dimanipulasi dengan menghilangkan kata “canda”. Ditemukan artikel dengan tanggal terbit yang sama pada 30 Januari 2021 pada portal Kumparan berjudul “Canda Anies: Jakarta Macet Tak Betul Juga, Kalau Jam 2 Pagi Sepi”. Di dalam artikel tersebut, disebutkan bahwa Anies Baswedan sambil bercanda mengatakan jika ada warga ingin ke Jakarta bebas macet, sebaiknya datang pada pukul 2 pagi.
“Kalau jam 2 pagi Jakarta itu sepi, jadi kalau mau bebas macet jam 2 pagi, enggak ada kendaraan di situ,” pungkas Anies.
Dari berbagai fakta yang dijelaskan, unggahan akun Twitter Mohamad Guntur Romli (@GunRomli) dapat dikategorikan sebagai Konten yang Dimanipulasi.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Renanda Dwina Putri (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia)
Foto hasil suntingan. Faktanya, foto beserta judul dalam artikel Kumparan itu sudah dimanipulasi. Adapun judul asli dari artikel yang tayang pada 30 Januari 2021 itu adalah “Canda Anies: Jakarta Macet Tak Betul Juga, Kalau Jam 2 Pagi Sepi”.
Foto hasil suntingan. Faktanya, foto beserta judul dalam artikel Kumparan itu sudah dimanipulasi. Adapun judul asli dari artikel yang tayang pada 30 Januari 2021 itu adalah “Canda Anies: Jakarta Macet Tak Betul Juga, Kalau Jam 2 Pagi Sepi”.
Rujukan
Halaman: 5929/6925

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3370436/original/087535400_1612678769-BanjirDarah1.jpg)

