“Pembacaan AYAT SUCI AL-QUR’AN OLEH PRESIDEN ERDOGAN DI MASJID HAGIA SHOPIA”
(GFD-2020-4398) [SALAH] Video “Pembacaan AYAT SUCI AL-QUR’AN OLEH PRESIDEN ERDOGAN DI MASJID HAGIA SHOPIA”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 22/07/2020
Berita
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan membaca ayat suci Al Qur’an di Masjid Hagia Sophia adalah klaim yang keliru.
Faktanya, bukan di Masjid Hagia Sophia tapi di Masjid Bestepe Millet yang berlokasi di stana Kepresidenan di ibu kota Ankara, Turki.
Video pembacaan Al Qur’an oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan itu dalam rangka peringatan 15 Temmuz atau 15 Juli, yang dikenal sebagai upaya kudeta untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan lewat aksi bersenjata di Istanbul pada Jumat (15/7/2016) petang waktu setempat atau Sabtu dini hari WIB di Turki. Upaya ini diduga direncanakan oleh sebuah faksi di tubuh Angkatan Bersenjata Turki namun upaya kudeta ini telah gagal.
Video yang asli, salah satunya diunggah di kanal Youtube A Haber pada 15 Juli 2020 dengan judul “Başkan Erdoğan 15 Temmuz Şehitleri için Kur’an-ı Kerim okudu” atau yang jika diterjemahkan “Presiden Erdogan membaca Al-Quran untuk 15 Juli Martir”
Di kolom deskripsi, kanal ini menuliskan keterangan sebagai berikut:
“#15Temmuz Başkan Recep Tayyip Erdoğan, Ankara’da 15 Temmuz programları çerçevesinde Millet Camii’nde şehitler için düzenlenen Hatm-i Şerif merasiminde Kur’an-ı Kerim okudu.”
Atau yang jika diterjemahkan: “Presiden Recep Tayyip Erdoğan membaca Al-Quran di Ankara selama upacara Hatm-iŞif, yang diselenggarakan untuk para martir di Masjid Millet dalam kerangka program 15 Juli.”
Dilansir situs pemerintahan Turki, tccb.gov.tr, Masjid Bestepe Millet terletak di dalam kompleks istana presiden Turki. Erdogan meresmikan masjid tersebut.
“Saya percaya masjid ini akan memberikan kontribusi besar bagi Ankara, wilayah dan seluruh negara dengan arsitektur dan posisinya di dalam kompleks,” kata Erdogan seperti dilansir situs tccb.gov.tr, Jumat 3 Juli 2015.
Faktanya, bukan di Masjid Hagia Sophia tapi di Masjid Bestepe Millet yang berlokasi di stana Kepresidenan di ibu kota Ankara, Turki.
Video pembacaan Al Qur’an oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan itu dalam rangka peringatan 15 Temmuz atau 15 Juli, yang dikenal sebagai upaya kudeta untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan lewat aksi bersenjata di Istanbul pada Jumat (15/7/2016) petang waktu setempat atau Sabtu dini hari WIB di Turki. Upaya ini diduga direncanakan oleh sebuah faksi di tubuh Angkatan Bersenjata Turki namun upaya kudeta ini telah gagal.
Video yang asli, salah satunya diunggah di kanal Youtube A Haber pada 15 Juli 2020 dengan judul “Başkan Erdoğan 15 Temmuz Şehitleri için Kur’an-ı Kerim okudu” atau yang jika diterjemahkan “Presiden Erdogan membaca Al-Quran untuk 15 Juli Martir”
Di kolom deskripsi, kanal ini menuliskan keterangan sebagai berikut:
“#15Temmuz Başkan Recep Tayyip Erdoğan, Ankara’da 15 Temmuz programları çerçevesinde Millet Camii’nde şehitler için düzenlenen Hatm-i Şerif merasiminde Kur’an-ı Kerim okudu.”
Atau yang jika diterjemahkan: “Presiden Recep Tayyip Erdoğan membaca Al-Quran di Ankara selama upacara Hatm-iŞif, yang diselenggarakan untuk para martir di Masjid Millet dalam kerangka program 15 Juli.”
Dilansir situs pemerintahan Turki, tccb.gov.tr, Masjid Bestepe Millet terletak di dalam kompleks istana presiden Turki. Erdogan meresmikan masjid tersebut.
“Saya percaya masjid ini akan memberikan kontribusi besar bagi Ankara, wilayah dan seluruh negara dengan arsitektur dan posisinya di dalam kompleks,” kata Erdogan seperti dilansir situs tccb.gov.tr, Jumat 3 Juli 2015.
Kesimpulan
Faktanya, bukan di Masjid Hagia Sophia tapi di Masjid Bestepe Millet yang berlokasi di stana Kepresidenan di ibu kota Ankara, Turki.
Rujukan
- https://www.medcom.id/telusur/cek-fakta/dN608Rpk-video-erdogan-baca-alquran-di-hagia-sophia-ini-faktanya
- https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4310725/cek-fakta-benarkah-presiden-turki-recep-tayyip-erdogan-baca-alquran-di-hagia-sophia
- https://www.youtube.com/watch?v=UIIkDqV2cYo
- https://www.tccb.gov.tr/en/news/542/32863/bestepe-peoples-mosque-opens-for-prayer
- https://tirto.id/kronologi-kudeta-di-turki-btbe
- https://id.wikipedia.org/wiki/Hagia_Sophia
(GFD-2020-4397) [SALAH] “Indomie Rasa Saksang Babi”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 21/07/2020
Berita
Akun Falah Ipay (fb.com/falah.ipay.9) mengunggah sebuah foto salah satu produk PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, yaitu Indomie yang seolah adalah varian “Rasa Saksang Babi”
Unggah ini disertai narasi “Indomie seleraku Rasa babi emmm endull”
Bumbu indomie haram
Unggah ini disertai narasi “Indomie seleraku Rasa babi emmm endull”
Bumbu indomie haram
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa ada foto produk Indomie Rasa Saksang Babi adalah klaim sayang salah.
Faktanya, foto itu adalah foto suntingan atau editan. Pada foto asli, varian rasa Indomie itu adalah Rasa Soto Medan.
Salah satunya, diunggah di situs jual beli Tokopedia oleh akun KEDAI HARIAN ETEK dengan judul “INDOMIE RASA SOTO MEDAN”. Foto tersebut identik dengan foto yang sudah diedit, terutama pada bagian latar belakang dan tanggal kedaluwarsa produk di foto tersebut yang itu 28 01 20.
Pihak PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk juga menegaskan bahwa klaim itu hoax, karena Indofood hanya memproduksi produk halal.
Lewat akun media sosialnya, pihak Indomie juga menegaskan, komitmennya bahwa seluruh produk Indomie halal dan aman dikonsumsi.
“Hai Indomielovers!
Kami berkomitmen bahwa seluruh produk Indomie sudah mendapatkan sertifikasi HALAL dari MUI agar aman dan halal dikonsumsi, jadi kamu ngga perlu khawatir. Kami selalu memastikan keamanan & kehalalan produk Indomie selalu terjaga, demi kenyamanan kamu.” tulis Indomie, Senin, 20 Juli 2020.
Faktanya, foto itu adalah foto suntingan atau editan. Pada foto asli, varian rasa Indomie itu adalah Rasa Soto Medan.
Salah satunya, diunggah di situs jual beli Tokopedia oleh akun KEDAI HARIAN ETEK dengan judul “INDOMIE RASA SOTO MEDAN”. Foto tersebut identik dengan foto yang sudah diedit, terutama pada bagian latar belakang dan tanggal kedaluwarsa produk di foto tersebut yang itu 28 01 20.
Pihak PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk juga menegaskan bahwa klaim itu hoax, karena Indofood hanya memproduksi produk halal.
Lewat akun media sosialnya, pihak Indomie juga menegaskan, komitmennya bahwa seluruh produk Indomie halal dan aman dikonsumsi.
“Hai Indomielovers!
Kami berkomitmen bahwa seluruh produk Indomie sudah mendapatkan sertifikasi HALAL dari MUI agar aman dan halal dikonsumsi, jadi kamu ngga perlu khawatir. Kami selalu memastikan keamanan & kehalalan produk Indomie selalu terjaga, demi kenyamanan kamu.” tulis Indomie, Senin, 20 Juli 2020.
Kesimpulan
Foto suntingan / editan. Pada foto asli, varian rasa Indomie itu adalah Rasa Soto Medan. Pihak PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk juga menegaskan bahwa klaim itu hoax, karena Indofood hanya memproduksi produk halal.
Rujukan
- https://www.liputan6.com/lifestyle/read/4310523/foto-indomie-rasa-saksang-babi-ternyata-hoax-indofood-hanya-memproduksi-produk-halal
- https://www.tokopedia.com/kedaiharianetek/indomie-rasa-soto-medan
- https://www.instagram.com/p/CC3oh6hFbGq/
- https://twitter.com/Indomielovers/status/1285204115631423489
- https://www.facebook.com/Indomie/photos/a.10152591995536501/10157937268801501/?type=3&theater
- http://www.indomie.co.id/Product/Category/10
(GFD-2020-4396) [SALAH] Kaesang: “Bapak Saya dengan Kesederhaan Bisa Nipu Rakyat Indonesia Kenapa Saya Tidak?”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 21/07/2020
Berita
“Bapak Saya dengan Kesederhaan Bisa Nipu Rakyat Indonesia Kenapa Saya Tidak?,” kutipan yang atas nama dan foto dari putra Presiden Joko Widodo atau Jokowi yakni Kaesang Pangarep yang diunggah akun Facebook Andre Satya atau @andre.satya.75248 pada Minggu, (19/7).
Hasil Cek Fakta
Akun Facebook Andre Satya atau @andre.satya.75248 mengunggah foto putra dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi yakni Kaesang Pangarep yang mengenakan kemeja putih dengan celana pendek berwarna merah yang ditambahkan kutipan sebagai berikut:
“Bapak Saya dengan Kesederhaan Bisa Nipu Rakyat Indonesia Kenapa Saya Tidak?”.
Setelah menelusuri melalui mesin pencari, unggahan akun Facebook Andre Satya diketahui salah atau keliru.
Aslinya foto Kaesang yang diunggah akun Facebook Andre Satya adalah milik pribadi Kaesang. Kaesang mengunggah foto tersebut pada akun Instagram miliknya yakni @kaesangp pada Jumat, (24/4). Keterangan dalam foto Kaesang itu adalah “Atas kemeja, bawahan celana pendek dan pake srandal. OOTD ngantor jaman now,” tulis @kaesangp.
Unggahan akun Instagram Kaesang ini pun turut diberitakan oleh beberapa media daring.
Artinya dalam foto Kaesang tersebut, dirinya tidak ada membahas seperti yang diklaim akun Facebook Andre Satya.
Berdasarkan kategori Misinformasi dan Disinformasi dari First Draft, unggahan akun Facebook Andre Satya dapat disebut sebagai Misleading Content atau Konten yang Menyesatkan.
“Bapak Saya dengan Kesederhaan Bisa Nipu Rakyat Indonesia Kenapa Saya Tidak?”.
Setelah menelusuri melalui mesin pencari, unggahan akun Facebook Andre Satya diketahui salah atau keliru.
Aslinya foto Kaesang yang diunggah akun Facebook Andre Satya adalah milik pribadi Kaesang. Kaesang mengunggah foto tersebut pada akun Instagram miliknya yakni @kaesangp pada Jumat, (24/4). Keterangan dalam foto Kaesang itu adalah “Atas kemeja, bawahan celana pendek dan pake srandal. OOTD ngantor jaman now,” tulis @kaesangp.
Unggahan akun Instagram Kaesang ini pun turut diberitakan oleh beberapa media daring.
Artinya dalam foto Kaesang tersebut, dirinya tidak ada membahas seperti yang diklaim akun Facebook Andre Satya.
Berdasarkan kategori Misinformasi dan Disinformasi dari First Draft, unggahan akun Facebook Andre Satya dapat disebut sebagai Misleading Content atau Konten yang Menyesatkan.
Kesimpulan
Foto Kaesang dengan kutipan “Bapak Saya dengan Kesederhaan Bisa Nipu Rakyat Indonesia Kenapa Saya Tidak?” yang diunggah akun Facebook Andre Satya adalah tidak benar dan tidak ditemukan pada media daring. Faktanya, foto Kaesang itu pernah diunggah akun Instagram @kaesangp pada Jumat, (24/4) dengan keterangan “Atas kemeja, bawahan celana pendek dan pake srandal. OOTD ngantor jaman now”.
Rujukan
- http1.
- https://archive.fo/FlLdf 2.
- https://www.facebook.com/photo.php?fbid=154591012945526&set=p.154591012945526&type=3&_rdc=1&_rdr 3.
- https://www.instagram.com/p/B_W8Hz7Jp0l 4.
- https://www.merdeka.com/artis/potret-gaya-ngantor-zaman-now-ala-kaesang-pangarep-warganet-ngakak.html 5.
- https://www.liputan6.com/lifestyle/read/4237906/gaya-wfh-kaesang-pangarep-yang-bikin-geleng-kepala
(GFD-2020-4395) [SALAH] “Takut Dibunuh, Ahli Virus China Kabur ke AS: Saya Bersaksi Covid-19 Hasil Persekongkolan Jahat”
Sumber: ArtikelTanggal publish: 21/07/2020
Berita
Beredar artikel berjudul “Takut Dibunuh, Ahli Virus China Kabur ke AS: Saya Bersaksi Covid-19 Hasil Persekongkolan Jahat”, salah satunya dimuat di situs beritaviral-lagi[dot]blogspot.com pada 17 Juli 2020.
Berikut kutipan artikel tersebut;
“Li-Meng Yan, dokter China yang berspesialisasi dalam virologi dan imunologi di Hong Kong School of Public Health, melarikan diri ke Amerika Serikat (AS) sejak 28 April lalu. Ahli virus ini menuduh pemerintah negaranya menutup-nutupi virus corona baru penyebab Covid-19. Beberapa jam sebelum dia naik pesawat Cathay Pacific 28 April ke Amerika Serikat, dokter terkemuka ini telah merencanakan pelariannya, mengemas tasnya dan menyelinap melewati sensor dan kamera video di kampusnya di Hong Kong.
Dia saat itu sudah membawa paspor dan dompetnya dan akan meninggalkan semua orang yang dicintainya. Jika dia tertangkap, dia tahu dia bisa dijebloskan ke penjara, atau, lebih buruk lagi, menjadikan dirinya salah satu dari “orang yang hilang”.
Yan mengatakan kepada Fox News dalam sebuah wawancara eksklusif bahwa dia percaya pemerintah China tahu tentang virus corona jauh sebelum mengklaim itu. Dia mengatakan atasannya, yang terkenal sebagai beberapa ahli top di lapangan, juga mengabaikan penelitian yang dia lakukan pada awal pandemi yang dia percaya bisa menyelamatkan nyawa manusia.
Hingga saat ini virus corona masih menjadi misteri, pasalnya kabar apakah virus itu dibentuk dari alam atau buatan manusia hingga kini belum terjawab. Namun banyak sebagian ahli berpendapat bahwa virus ini buatan manusia.“
Berikut kutipan artikel tersebut;
“Li-Meng Yan, dokter China yang berspesialisasi dalam virologi dan imunologi di Hong Kong School of Public Health, melarikan diri ke Amerika Serikat (AS) sejak 28 April lalu. Ahli virus ini menuduh pemerintah negaranya menutup-nutupi virus corona baru penyebab Covid-19. Beberapa jam sebelum dia naik pesawat Cathay Pacific 28 April ke Amerika Serikat, dokter terkemuka ini telah merencanakan pelariannya, mengemas tasnya dan menyelinap melewati sensor dan kamera video di kampusnya di Hong Kong.
Dia saat itu sudah membawa paspor dan dompetnya dan akan meninggalkan semua orang yang dicintainya. Jika dia tertangkap, dia tahu dia bisa dijebloskan ke penjara, atau, lebih buruk lagi, menjadikan dirinya salah satu dari “orang yang hilang”.
Yan mengatakan kepada Fox News dalam sebuah wawancara eksklusif bahwa dia percaya pemerintah China tahu tentang virus corona jauh sebelum mengklaim itu. Dia mengatakan atasannya, yang terkenal sebagai beberapa ahli top di lapangan, juga mengabaikan penelitian yang dia lakukan pada awal pandemi yang dia percaya bisa menyelamatkan nyawa manusia.
Hingga saat ini virus corona masih menjadi misteri, pasalnya kabar apakah virus itu dibentuk dari alam atau buatan manusia hingga kini belum terjawab. Namun banyak sebagian ahli berpendapat bahwa virus ini buatan manusia.“
Hasil Cek Fakta
Berdasar hasil penelusuran Tim Cek Fakta Tempo dan Liputan6, klaim bahwa ahli virus Cina Li Meng Yan menyebut bahwa Covid-19 merupakan hasil persekongkolan jahat adalah klaim yang keliru.
Li Meng Yan hanya menyebut bahwa Cina menutup-nutupi keberadaan Covid-19 sebelum akhirnya diumumkan secara resmi oleh pemerintah. Universitas Hong Kong (HKU) membantah klaim tersebut. HKU menyatakan isi wawancara Li dengan Fox News tidak sesuai dengan fakta-fakta kunci yang ada.
Artikel di situs beritaviral-lagi[dot]blogspot.com tersebut bersumber dari wawancara eksklusif Fox News dengan Li Meng Yan yang terbit pada 10 Juli 2020. Wawancara tersebut dimuat dalam artikel Fox News yang berjudul “Exclusive: Chinese virologist accuses Beijing of coronavirus cover-up, flees Hong Kong: ‘I know how they treat whistleblowers’“.
Namun, setelah artikel itu diperiksa secara menyeluruh, ditemukan bahwa Li tidak menyebut Covid-19 sebagai hasil persekongkolan jahat. Bahkan, dalam artikel yang dimuat oleh situs di atas, juga tidak tercantum pernyataan Li seperti yang dikutip dalam judul artikel tersebut, bahwa Covid-19 merupakan hasil persekongkolan jahat.
Li hanya mengatakan kepada Fox News bahwa dia percaya Cina tahu tentang virus Corona baru penyebab Covid-19, SARS-CoV-2, jauh sebelum mengakui munculnya virus tersebut. Li juga mengatakan bahwa atasannya mengabaikan penelitian yang ia lakukan yang ia yakini bisa menyelamatkan nyawa.
Fox News pun memuat video wawancaranya dengan Li itu dengan judul “Coronavirus Whistleblower: Exclusive Fox News Interview”. Video berdurasi 13 menit 42 detik tersebut diberi keterangan bahwa Li, ahli virologi dari Hong Kong, mengatakan kepada Fox News dalam sebuah wawancara eksklusif tentang penelitian awal yang dilakukan terkait Covid-19.
Pernyataan Li di Fox News yang menyebut Cina telah mengetahui Covid-19 sebelum diumumkan secara resmi itu pun ramai dikutip oleh sejumlah media di Indonesia.
Dilansir dari CNBC Indonesia, Li menuturkan bahwa Cina sudah lama tahu akan adanya virus Corona Covid-19 sebelum diumumkan secara resmi oleh pemerintah. Li sendiri merupakan ilmuwan Cina asal Hong Kong yang kini disebut Fox News ‘melarikan diri’ ke Amerika Serikat.
Dalam wawancara tersebut, Li menyebut Cina menutup-nutupi keberadaan Covid-19, bahkan mengabaikan penelitian yang dilakukannya di awal pandemi, yang ia percayai bisa menyelamatkan nyawa. Padahal, mereka memiliki kewajiban untuk memberi tahu dunia mengingat statusnya sebagai laboratorium rujukan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) khusus untuk virus influenza dan pandemi.
“Pemerintah China menolak membiarkan para ahli di luar negeri, termasuk yang di Hong Kong, melakukan penelitian di Cina,” kata Li dalam wawancara Fox News. “Jadi, aku menghubungi teman-temanku (peneliti Cina lain) untuk menggali informasi.”
Dilansir dari Kompas.com, pada 31 Desember 2019, teman Li memberitahu dirinya mengenai kemungkinan transmisi antar manusia, jauh sebelum WHO dan Beijing mengakuinya. Li pun segera memberitahukannya kepada atasannya. Tapi, menurut Li, dia “hanya menggangguk” dan memintanya untuk terus bekerja.
Pada 9 Januari 2020, WHO merilis pernyataan, berdasarkan laporan otoritas Cina, virus ini menyebabkan gejala yang sangat parah pada sejumlah pasien. Namun, badan kesehatan di bawah PBB itu menyatakan virusnya belum menular antar manusia. “Sedikit sekali informasi yang diterima untuk menentukan risiko klaster,” ujar WHO.
Mendengar pernyataan itu, Li mengungkapkan bahwa temannya yang biasanya terbuka soal penyakit itu mendadak diam. Meski sumbernya menerangkan transmisi antar manusia terus meningkat, pengawas Li hanya memintanya untuk “diam dan berhati-hati”. “Dia memperingatkan saya, ‘Jangan injak garis merah. Kita bisa terlibat masalah dan hilang nantinya’,” katanya mengingat ucapan atasannya.
Namun, dilansir dari Liputan6.com, Universitas Hong Kong (HKU) membantah klaim Li tersebut. HKU mengkonfirmasi bahwa Li adalah mahasiswa pascadoktoralnya yang telah meninggalkan kampus. “Kami mencatat bahwa isi laporan berita tersebut tidak sesuai dengan fakta-fakta kunci seperti yang kita pahami,” demikian penjelasan HKU.
HKU juga mengklarifikasi bahwa Li belum melakukan penelitian tentang topik tersebut di kampus dari Desember 2019 hingga Januari 2020. “Kami selanjutnya mengamati bahwa apa yang mungkin ditekankannya dalam wawancara yang dilaporkan tidak memiliki dasar ilmiah tapi menyerupai desas-desus.”
HKU pun membantah klaim Li bahwa ia menemukan adanya potensi penularan dari manusia ke manusia, namun tidak digubris oleh pejabat setempat. Menurut pernyataan HKU, salah satu profesornya, Yuen Kwok Yung, justru memberi tahu Menteri Kesehatan Hong Kong Sophia Chan Siu Chee tentang wabah di Wuhan dan mencatat potensi pandemi serta kemiripannya dengan SARS, yang mana menular antar manusia.
Sumber Covid-19
Dilansir dari organisasi cek fakta AS, Fact Check, setelah virus Corona Covid-19 pertama kali muncul di Wuhan pada akhir Desember 2019, memang tersebar berbagai rumor palsu tentang misteri asal-usul virus. Salah satunya adalah bahwa virus Corona Covid-19 merupakan senjata biologi yang bocor dari laboratorium di Wuhan. Namun, seluruh versi teori ini tidak memiliki pijakan bukti dan penjelasan secara sains.
Bukti-bukti yang ada justru menunjukkan bahwa virus itu kemungkinan menular ke manusia dari hewan yang belum teridentifikasi, seperti yang pernah terjadi di masa lalu pada jenis virus Corona lain. SARS-CoV pada 2002-2003 misalnya, diperkirakan berasal dari kelelawar dan menyebar ke manusia melalui musang. Pada 2012, muncul pula MERS-CoV yang kemungkinan berasal dari kelelawar, dan menyebar ke manusia melalui unta.
Berdasarkan arsip berita Tempo pada 30 Maret 2020, hasil studi yang dipimpin oleh Kristian Andersen, profesor imunologi dan mikrobiologi di Scripps Research Institute, California, AS, pun telah membantah rumor bahwa virus Corona Covid-19 sengaja dibuat atau produk rekayasa laboratorium. Menurut studi yang telah dipublikasikan dalam jurnal Nature Medicine ini, virus Corona Covid-19 adalah buah dari proses evolusi alami.
Andersen menjelaskan, sejak awal pandemi Covid-19, para peneliti telah menguliti asal-usul SARS-CoV-2 tersebut dengan menganalisis data urutan genomnya. “Dengan membandingkan data urutan genom jenis-jenis virus Corona yang sudah diketahui, kami dapat dengan tegas menentukan bahwa SARS-CoV-2 berasal dari proses alami,” ujarnya.
Li Meng Yan hanya menyebut bahwa Cina menutup-nutupi keberadaan Covid-19 sebelum akhirnya diumumkan secara resmi oleh pemerintah. Universitas Hong Kong (HKU) membantah klaim tersebut. HKU menyatakan isi wawancara Li dengan Fox News tidak sesuai dengan fakta-fakta kunci yang ada.
Artikel di situs beritaviral-lagi[dot]blogspot.com tersebut bersumber dari wawancara eksklusif Fox News dengan Li Meng Yan yang terbit pada 10 Juli 2020. Wawancara tersebut dimuat dalam artikel Fox News yang berjudul “Exclusive: Chinese virologist accuses Beijing of coronavirus cover-up, flees Hong Kong: ‘I know how they treat whistleblowers’“.
Namun, setelah artikel itu diperiksa secara menyeluruh, ditemukan bahwa Li tidak menyebut Covid-19 sebagai hasil persekongkolan jahat. Bahkan, dalam artikel yang dimuat oleh situs di atas, juga tidak tercantum pernyataan Li seperti yang dikutip dalam judul artikel tersebut, bahwa Covid-19 merupakan hasil persekongkolan jahat.
Li hanya mengatakan kepada Fox News bahwa dia percaya Cina tahu tentang virus Corona baru penyebab Covid-19, SARS-CoV-2, jauh sebelum mengakui munculnya virus tersebut. Li juga mengatakan bahwa atasannya mengabaikan penelitian yang ia lakukan yang ia yakini bisa menyelamatkan nyawa.
Fox News pun memuat video wawancaranya dengan Li itu dengan judul “Coronavirus Whistleblower: Exclusive Fox News Interview”. Video berdurasi 13 menit 42 detik tersebut diberi keterangan bahwa Li, ahli virologi dari Hong Kong, mengatakan kepada Fox News dalam sebuah wawancara eksklusif tentang penelitian awal yang dilakukan terkait Covid-19.
Pernyataan Li di Fox News yang menyebut Cina telah mengetahui Covid-19 sebelum diumumkan secara resmi itu pun ramai dikutip oleh sejumlah media di Indonesia.
Dilansir dari CNBC Indonesia, Li menuturkan bahwa Cina sudah lama tahu akan adanya virus Corona Covid-19 sebelum diumumkan secara resmi oleh pemerintah. Li sendiri merupakan ilmuwan Cina asal Hong Kong yang kini disebut Fox News ‘melarikan diri’ ke Amerika Serikat.
Dalam wawancara tersebut, Li menyebut Cina menutup-nutupi keberadaan Covid-19, bahkan mengabaikan penelitian yang dilakukannya di awal pandemi, yang ia percayai bisa menyelamatkan nyawa. Padahal, mereka memiliki kewajiban untuk memberi tahu dunia mengingat statusnya sebagai laboratorium rujukan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) khusus untuk virus influenza dan pandemi.
“Pemerintah China menolak membiarkan para ahli di luar negeri, termasuk yang di Hong Kong, melakukan penelitian di Cina,” kata Li dalam wawancara Fox News. “Jadi, aku menghubungi teman-temanku (peneliti Cina lain) untuk menggali informasi.”
Dilansir dari Kompas.com, pada 31 Desember 2019, teman Li memberitahu dirinya mengenai kemungkinan transmisi antar manusia, jauh sebelum WHO dan Beijing mengakuinya. Li pun segera memberitahukannya kepada atasannya. Tapi, menurut Li, dia “hanya menggangguk” dan memintanya untuk terus bekerja.
Pada 9 Januari 2020, WHO merilis pernyataan, berdasarkan laporan otoritas Cina, virus ini menyebabkan gejala yang sangat parah pada sejumlah pasien. Namun, badan kesehatan di bawah PBB itu menyatakan virusnya belum menular antar manusia. “Sedikit sekali informasi yang diterima untuk menentukan risiko klaster,” ujar WHO.
Mendengar pernyataan itu, Li mengungkapkan bahwa temannya yang biasanya terbuka soal penyakit itu mendadak diam. Meski sumbernya menerangkan transmisi antar manusia terus meningkat, pengawas Li hanya memintanya untuk “diam dan berhati-hati”. “Dia memperingatkan saya, ‘Jangan injak garis merah. Kita bisa terlibat masalah dan hilang nantinya’,” katanya mengingat ucapan atasannya.
Namun, dilansir dari Liputan6.com, Universitas Hong Kong (HKU) membantah klaim Li tersebut. HKU mengkonfirmasi bahwa Li adalah mahasiswa pascadoktoralnya yang telah meninggalkan kampus. “Kami mencatat bahwa isi laporan berita tersebut tidak sesuai dengan fakta-fakta kunci seperti yang kita pahami,” demikian penjelasan HKU.
HKU juga mengklarifikasi bahwa Li belum melakukan penelitian tentang topik tersebut di kampus dari Desember 2019 hingga Januari 2020. “Kami selanjutnya mengamati bahwa apa yang mungkin ditekankannya dalam wawancara yang dilaporkan tidak memiliki dasar ilmiah tapi menyerupai desas-desus.”
HKU pun membantah klaim Li bahwa ia menemukan adanya potensi penularan dari manusia ke manusia, namun tidak digubris oleh pejabat setempat. Menurut pernyataan HKU, salah satu profesornya, Yuen Kwok Yung, justru memberi tahu Menteri Kesehatan Hong Kong Sophia Chan Siu Chee tentang wabah di Wuhan dan mencatat potensi pandemi serta kemiripannya dengan SARS, yang mana menular antar manusia.
Sumber Covid-19
Dilansir dari organisasi cek fakta AS, Fact Check, setelah virus Corona Covid-19 pertama kali muncul di Wuhan pada akhir Desember 2019, memang tersebar berbagai rumor palsu tentang misteri asal-usul virus. Salah satunya adalah bahwa virus Corona Covid-19 merupakan senjata biologi yang bocor dari laboratorium di Wuhan. Namun, seluruh versi teori ini tidak memiliki pijakan bukti dan penjelasan secara sains.
Bukti-bukti yang ada justru menunjukkan bahwa virus itu kemungkinan menular ke manusia dari hewan yang belum teridentifikasi, seperti yang pernah terjadi di masa lalu pada jenis virus Corona lain. SARS-CoV pada 2002-2003 misalnya, diperkirakan berasal dari kelelawar dan menyebar ke manusia melalui musang. Pada 2012, muncul pula MERS-CoV yang kemungkinan berasal dari kelelawar, dan menyebar ke manusia melalui unta.
Berdasarkan arsip berita Tempo pada 30 Maret 2020, hasil studi yang dipimpin oleh Kristian Andersen, profesor imunologi dan mikrobiologi di Scripps Research Institute, California, AS, pun telah membantah rumor bahwa virus Corona Covid-19 sengaja dibuat atau produk rekayasa laboratorium. Menurut studi yang telah dipublikasikan dalam jurnal Nature Medicine ini, virus Corona Covid-19 adalah buah dari proses evolusi alami.
Andersen menjelaskan, sejak awal pandemi Covid-19, para peneliti telah menguliti asal-usul SARS-CoV-2 tersebut dengan menganalisis data urutan genomnya. “Dengan membandingkan data urutan genom jenis-jenis virus Corona yang sudah diketahui, kami dapat dengan tegas menentukan bahwa SARS-CoV-2 berasal dari proses alami,” ujarnya.
Kesimpulan
Li Meng Yan hanya menyebut bahwa Cina menutup-nutupi keberadaan Covid-19 sebelum akhirnya diumumkan secara resmi oleh pemerintah. Universitas Hong Kong (HKU) membantah klaim tersebut. HKU menyatakan isi wawancara Li dengan Fox News tidak sesuai dengan fakta-fakta kunci yang ada.
Rujukan
- https://cekfakta.tempo.co/fakta/897/fakta-atau-hoaks-benarkah-ahli-virus-cina-klaim-covid-19-hasil-persekongkolan-jahat
- https://www.foxnews.com/world/chinese-virologist-coronavirus-cover-up-flee-hong-kong-whistleblower
- https://video.foxnews.com/v/6170706702001#sp=show-clips
- https://www.cnbcindonesia.com/tech/20200713131727-37-172222/china-sudah-lama-tahu-soal-infeksi-virus-corona-covid-19
- https://www.kompas.com/global/read/2020/07/13/112028270/pakar-virologi-ini-tuding-china-sengaja-menutupi-wabah-virus-corona?page=all
- https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4306046/cek-fakta-ahli-virus-china-sebut-covid-19-hasil-persekongkolan-jahat-benarkah
- https://cekfakta.tempo.co/fakta/751/fakta-atau-hoaks-benarkah-peneliti-cina-ini-sebut-virus-corona-hanya-satu-dari-1-500-virus-yang-tersimpan-di-lab-wuhan
Halaman: 5927/6479