• (GFD-2020-5584) [SALAH] Orang Terkaya Afrika Bagikan Bantuan Melalui Facebook

    Sumber: Facebook
    Tanggal publish: 20/11/2020

    Berita

    Beredar di media sosial postingan bagi-bagi bantuan mengatasnamakan pengusaha asal Nigeria sekaligus orang terkaya di benua Afrika, Aliko Dangote. Postingan ini ramai dibagikan sejak akhir tahun lalu.

    Salah satunya adalah akun di Facebook bernama Dangote Giveaway. Akun ini selalu membuat postingan terkait pemberian bantuan tersebut.

    Seperti dalam postingan tanggal 8 November 2020 kemarin. Berikut narasinya:

    "Selamat malam semuanya

    NAMA SAYA ALIKO DANGOTE. AKU INGIN MEMBANTU 30,000 ORANG PERTAMA yang memberitahuku satu hal yang kau butuhkan dariku dan aku bersumpah untuk melakukannya untukmu. Aku janji akan melakukannya.

    Ini adalah batch lain untuk seperangkat orang lain untuk diterapkan, pemenang akan diumumkan sebelum pukul 9 hari ini1. UANG-50,0002. MAKANAN3. RUMAH4. BEASISWA UNTUK BELAJAR DI LUAR NEGERI6. PROMOSIKAN BISNIS ANDA7. SIGNIFIKAN LAINNYAKirimi saya pesan melalui tombol kirim pesan di bawah, Apa pun yang Anda pilih adalah milik Anda! Mulai sekarang!"

    Hasil Cek Fakta

    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri fakta dan menemukan artikel dari AFP Fact Check berjudul "Scam alert: Africa’s richest man is not running a Facebook giveaway for youths affected by Covid-19" yang tayang 18 November 2020.

    Dalam artikel tersebut AFP Fact Check meminta konfirmasi dari juru bicara Dangote Group, Anthony Chiejina.

    "Alhaji Aliko Dongate tidak mempunyai akun Facebook hingga saat ini. Ia hanya berkomunikasi dengan publik melalui akun Twitter yang sudah terverifikasi," ujar Chiejina.

    "Selain itu bantuan yang diberikan Dangote hanya melalui yayasannya dan bisa dilihat dalam website berikut ini dan akun laman Facebook ini," katanya menambahkan.

    AFP Fact Check menjelaskan akun seperti ini terindikasi melakukan penipuan. Jika kita mengirim pesan maka akan dimintai data pribadi yang sangat berbahaya jika diberikan.

    Aliko Dangote merupakan orang terkaya di Afrika seperti dilansir versi media bisnis AS, Forbes. Hingga Juli 2020, pria asal Nigeria itu mempunyai estimasi kekayaan hingga 8,3 miliar dolar AS.

    Dilansir AFP Fact Check, Dangote memberikan bantuan covid-19 sebesar 3,8 juta dolar AS yang disalurkan melalui UNDP. Ia juga memprakarsai terbentuknya CACOVID, yang terdiri dari perusahaan swasta Nigeria dalam membantu pemerintah menangani warga Nigeria yang terdampak covid-19

    Kesimpulan

    Akun Facebook yang menjanjikan bantuan dari pengusaha asal Nigeria Aliko Dangote adalah tidak benar. Faktanya Dangote tidak pernah memberikan bantuan atau hadiah melalui Facebook.

    Rujukan

  • (GFD-2020-5583) [SALAH] Xbox Series X Berasap

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 14/11/2020

    Berita

    Pengguna Twitter NICKBLanco_ mengunggah sebuah video (11/11) yang menunjukkan Xbox Series X mengeluarkan asap saat digunakan. Dalam keterangan yang terdapat pada unggahan tersebut, terdapat narasi bahwa “This Xbox nigga is smoking”. Unggahan tersebut telah di tonton sebanyak 904.8000 kali, dengan 15.100 suka, 5.200 retweet, dan 608 komentar.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, pihak Xbox mengofirmasi melalui akun Twitter resminya dimohon untuk gamer tidak meniupkan asap vape ke dalam mesin Xbox Series X. Salah satu user Twitter memperlihatkan bagaimana mudahnya menciptakan ulang efek ini dengan menggunakan Vape, bahkan dengan status konsol yang tidak hidup sekalipun. Anda hanya tinggal meniupkan sang uap ke arah lubang dimana mesin ini mengambil udara, dikutip dari jagatpaly.com

    Dilansir dari gizmochina.com, alasan yang menyebabkan asap vape tersebut keluar dari ventilasi karena desain konsol itu sendiri. Kipas dirancang untuk menghisap panas dari konsol dan mengeluarkannya melalui ventilasi. Karena Xbox Series X tidak menempel di permukan, berkat kaki di bagian bawah, kipas tersebut bisa menyedot asap vape sehingga, seolah-olah konsol seperti terbakar.

    Dengan demikian, video yang diunggah oleh pengguna Twitter NICKBLanco_ tersebut dapat dikategorikan sebagai konten yang menyesatkan.

    Rujukan

  • (GFD-2020-5582) [SALAH] Angkut 100 Prajurit TNI, Pesawat Hercules Jatuh di Papua

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 13/11/2020

    Berita

    Beredar pesan berantai di grup Whatsapp yang menyebutkan telah terjadi kecelakaan pesawat hercules yang membawa 100 prajurit TNI di wilayah Papua pada tanggal 09 November 2020, serta merinci jumlah korban luka dan meninggal.

    Hasil Cek Fakta

    Informasi tersebut salah. Faktanya, foto bangkai pesawat tersebut merupakan kecelakaan pesawat pada tahun 2016 lalu yang terjadi di sekitar Gunung Lisuwa, Kampung Maima, Distrik Minimo, Kabupaten Jayawijaya.

    Dilansir dari detik.com dan lenteratoday.com, Informasi kecelakaan pesawat ternyata adalah kabar bohong (hoax). Kapuspen TNI Mayjen Achmad Riad mengatakan semua pesawat dalam kondisi aman. Mayjen Achmad Riad mengatakan foto-foto yang beredar merupakan peristiwa kecelakaan pada 2016.

    “Selamat siang rekan rekan, terkait info tersebut adalah tidak benar. Saya sudah cross check dengan Asintel Kasau jawabannya ‘Semua pesawat aman’. Gambar tersebut menunjukkan nomor lambung sama dengan kejadian kecelakaan tahun 2016. Terima kasih,” ungkap Mayjen Achmad Riad.

    Hal senada disampaikan Danlanud Silas Papare Jayapura, Marsma Budhi Achmadi. Dia mengatakan tak ada kecelakaan pesawat dan gambar yang beredar merupakan foto lama.

    “Hoax (ada kecelakaan pesawat). Foto-foto semua tidak betul. Iya foto-foto lama,” katanya.

    Dengan demikian, informasi yang menyebutkan bahwa pesawat hercules membawa 100 prajurit TNI dan terjatuh di wilayah Papua adalah salah dan merupakan konten yang salah.

    Rujukan

  • (GFD-2020-5581) [SALAH] Foto Suasana Vaksinasi Covid-19 di Peru

    Sumber: Facebook
    Tanggal publish: 19/11/2020

    Berita

    Beredar di media sosial kabar terkait vaksinasi covid-19 yang wajib dijalani di Peru. Kabar ini ramai dibagikan sejak pekan lalu.

    Salah satu akun yang membagikannya adalah Fernando Capanacci Alves. Ia mengunggahnya pada 9 November 2020 lalu.

    Dalam postingannya ia mengunggah beberapa foto orang sedang disuntik dan disertai tentara. Selain itu ia menambahkan narasi sebagai berikut:

    "Pembantaian di Peru. Vaksinasi wajib dipaksakan dengan peringatan militer. Rumah-rumah, seperti di era Nazisme, ditandai setelahnya. Mengingat bahwa belum ada vaksin yang disetujui. Sialan apa yang mereka letakkan pada orang-orang ini? Kita berada di tengah Perang Dunia ke 3. Bersiap dan berdiri teguh."

    Selain itu ada juga postingan dengan foto serupa namun disertai narasi berbeda. "Di Peru, vaksinasi terhadap COVID-19 sekarang diwajibkan dan siapa pun yang menolak untuk menggunakannya akan ditangkap, lihat gambar. Sudah dimulai, BANGUN. Kekhawatiran besar datang, ini adalah awal dari rasa sakit."

    Hasil Cek Fakta

    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri fakta dan menemukan artikel dari lembaga pemeriksa fakta asal Brasil, Aosfatos.org. Aosfatos membahas postingan tersebut dalam artikel berjudul "Photos do not show mandatory vaccination against Covid-19 in Peru" yang tayang 10 November 2020.

    Dalam artikel itu dijelaskan foto yang tersebar tidak terkait vaksinasi covid-19 melainkan kampanye vaksinasi melawan difteri di La Victoria, distrik Lima pada 28 Oktober 2020.

    Vaksinasi difteri dilakukan karena ada laporan kasus penyakit tersebut setelah menghilang selama 20 tahun. Pemerintah Peru pun langsung melakukan imunisasi untuk menghentikan epidemi tersebut.

    Hingga 30 Oktober 2020 tercatat sudah 5.300 orang divaksinasi dan Pemerintah Peru menjelaskan sudah 2.189 rumah dikunjungi selama kampanye vaksinasi difteri itu. Selain itu 86 persen keluarga yang dikunjungi menerima kampanye tersebut dan tidak ada penangkapan bagi keluarga yang tidak mau divaksin.

    Selain itu ada artikel dari DW.com berjudul "Coronavirus vaccines: Fake news and myths go viral" yang tayang 18 November 2020.

    Dalam artikel itu dijelaskan foto yang beredar berasal dari postingan Kementerian Kesehatan Peru di Twitter pada 28 Oktober 2020. Postingan tersebut disertai narasi.

    "Saat ini, 50 brigade Minsa melakukan aksi vaksinasi dari rumah ke rumah di daerah Manzanilla, La Victoria, di mana kasus difteri terdaftar. Para spesialis ke sana dengan tujuan untuk mengidentifikasi orang yang tidak divaksinasi dan kasus yang dicurigai sebagai penyakit."

    Terkait vaksin covid-19, DW menulis Menteri Kesehatan Peru, Pilar Mazzetti menjelaskan tidak akan wajib bagi warganya.

    "Jika memang ada orang yang tak mau divaksin maka kami tidak akan mewajibkannya," ujar Mazzeti dilansir DW.

    Vaksin covid-19 sendiri saat ini belum ada yang memperoleh izin edar. Beberapa calon vaksin covid-19 seperti dari Moderna, Pfizer, hingga Sinovac masih menjalani fase uji klinis tahap ketiga.

    Kesimpulan

    Postingan yang menyebut vaksinasi covid-19 wajib diikuti di Peru adalah tidak benar. Faktanya foto tersebut merupakan foto kampanye vaksinasi difteri yang muncul lagi di Peru sejak 20 tahun terakhir.

    Rujukan