Pada 7 Februari 2021, pemilik akun Ridwan Aman membagikan video yang berasal dari Tiktok dengan klaim uang baru keluaran Bank Indonesia dengan wajah Presiden Joko Widodo atau yang akrab disapa Jokowi .
Uang dengan wajah Jokowi ini senilai Rp 100. Uang kertas itu berwarna merah. Disebutkan kalau itu merupakan uang versi redonomisasi.
Sebagai keterangan untuk narasi di Facebook, Penggemar KOIN Semata menuliskan sebagai berikut:
"#ViralNEWS - Video : Tampilan Uang Kertas Indonesia Versi Redonomisasi Pecahan 100 Bergambar Presiden Jokowi. Bagaimana Menurut Kalian ?"
(GFD-2021-6289) [SALAH] Uang Baru RI Pecahan Rp 100 Bergambar Wajah Presiden Jokowi
Sumber: FacebookTanggal publish: 08/02/2021
Berita
Hasil Cek Fakta
Untuk membuktikan klaim tersebut, Cek Fakta Liputan6.com menghubungi Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono. Dia pun membantah adanya uang baru bergambar wajah Presiden Jokowi.
"Itu bukan dari Bank Indonesia," kata Erwin kepada Cek Fakta Liputan6.com melalui WhatsApp, Senin (8/2/2021).
Lebih lanjut, Erwin mengatakan, ini merupakan kerjaan orang yang tidak bertanggungjawab. Pihak Bank Indonesia tengah menggelar penyelidikan.
"Kelihatannya, ini anak-anak iseng di TikTok, terus masuk Instagram dan juga Facebook. Kami sedang investigasi," ucapnya menegaskan.
Humas Bank Indonesia juga menjelaskan kepada Cek Fakta Liputan6.com kalau salah satu syarat dalam Undang-Undang mata uang, wajah yang bisa terpampang di uang RI merupakan pahlawan dan sudah meninggal dunia.
Cek Fakta Liputan6.com juga menelusuri awal mula klaim ini yang disebut berasal dari TikTok. Hasilnya, pemilik akun @aku.ijot menjadi yang pertama mengunggah video itu, yakni pada, 7 Februari 2021. Klik link ini untuk melihat videonya.
Akun itu juga memberikan klarifikasi soal video yang dia buat dan menjadi viral. Begini klarifikasi yang dia buat:
"Oke temen-temen. Gw gak nyangka videonya bakal ramai banget. Dan di sini gw ingin meluruskan, ingin mengklarifikasi tentang duit ini (menunjukkan uang Rp 100 bergambar Jokowi).
Dari mana gw dapetin duit ini, dan apa tujuan gw upload video tersebut. Yang pertama, gw dapetin duit ini sekitar 4 tahun lalu, 2017, waktu di Galeri Nasional, di Jakarta.
Sebenarnya gw gak ada maksud apa-apa. Gw menggiring opini dan gak ada maksud membanding-bandingkan Bapak Jokowi dengan Pak Soekarno. Ini hanya ilustrasi aja. Jadi intinya, pengen dapetin traffic dan viewers."
"Itu bukan dari Bank Indonesia," kata Erwin kepada Cek Fakta Liputan6.com melalui WhatsApp, Senin (8/2/2021).
Lebih lanjut, Erwin mengatakan, ini merupakan kerjaan orang yang tidak bertanggungjawab. Pihak Bank Indonesia tengah menggelar penyelidikan.
"Kelihatannya, ini anak-anak iseng di TikTok, terus masuk Instagram dan juga Facebook. Kami sedang investigasi," ucapnya menegaskan.
Humas Bank Indonesia juga menjelaskan kepada Cek Fakta Liputan6.com kalau salah satu syarat dalam Undang-Undang mata uang, wajah yang bisa terpampang di uang RI merupakan pahlawan dan sudah meninggal dunia.
Cek Fakta Liputan6.com juga menelusuri awal mula klaim ini yang disebut berasal dari TikTok. Hasilnya, pemilik akun @aku.ijot menjadi yang pertama mengunggah video itu, yakni pada, 7 Februari 2021. Klik link ini untuk melihat videonya.
Akun itu juga memberikan klarifikasi soal video yang dia buat dan menjadi viral. Begini klarifikasi yang dia buat:
"Oke temen-temen. Gw gak nyangka videonya bakal ramai banget. Dan di sini gw ingin meluruskan, ingin mengklarifikasi tentang duit ini (menunjukkan uang Rp 100 bergambar Jokowi).
Dari mana gw dapetin duit ini, dan apa tujuan gw upload video tersebut. Yang pertama, gw dapetin duit ini sekitar 4 tahun lalu, 2017, waktu di Galeri Nasional, di Jakarta.
Sebenarnya gw gak ada maksud apa-apa. Gw menggiring opini dan gak ada maksud membanding-bandingkan Bapak Jokowi dengan Pak Soekarno. Ini hanya ilustrasi aja. Jadi intinya, pengen dapetin traffic dan viewers."
Kesimpulan
Klaim uang kertas baru pecahan Rp 100 bergambar wajah Presiden Jokowi ternyata tidak benar atau hoaks. Faktanya, uang itu tidak dikeluarkan Bank Indonesia.
Rujukan
(GFD-2021-6288) [SALAH] Jakarta tanggal 12-15 Februari Lockdown
Sumber: whatsapp.comTanggal publish: 07/02/2021
Berita
“Barusan di umumkan oleh
Presiden Jokowi…
Mulai tgl 12 hari jum’at jam
8.00 malam sd tgl 15 hari Senin pagi jam.5.00 Jkt
Lockdown tidak boleh keluar
Rumah sama sekali dan toko2 .S.M .Rest. semua tutup. Semua hrs diam dirumah, harus sedia bahan makanan buat masak di
Rumah & jgn keluar rumah di tangkap lgs di Swap serta di denda besar sekali.
WARNING.”
Udah dengar blm, lihat nontonn TV blm.
Barusan di umumkan oleh
Jokowi presiden
Mulai tgl 12 hari jumaat jam
8.00 malam sp tgl 15 hari Senin pagi jam.5.00 Jkt
Lockdown tidak boleh keluar
Rumah sama sekali dan toko2 .S.M .Rest. semua tutup. Semua hrs diam dirumah.
Lu harus sedia bahan makanan buat masak di
Rumah jgn main.
Keluar rumah di tangkap lgs
Di Swap . Dan di denda besar sekali.
WARNING.
Jakarta Lockdown
Presiden Jokowi…
Mulai tgl 12 hari jum’at jam
8.00 malam sd tgl 15 hari Senin pagi jam.5.00 Jkt
Lockdown tidak boleh keluar
Rumah sama sekali dan toko2 .S.M .Rest. semua tutup. Semua hrs diam dirumah, harus sedia bahan makanan buat masak di
Rumah & jgn keluar rumah di tangkap lgs di Swap serta di denda besar sekali.
WARNING.”
Udah dengar blm, lihat nontonn TV blm.
Barusan di umumkan oleh
Jokowi presiden
Mulai tgl 12 hari jumaat jam
8.00 malam sp tgl 15 hari Senin pagi jam.5.00 Jkt
Lockdown tidak boleh keluar
Rumah sama sekali dan toko2 .S.M .Rest. semua tutup. Semua hrs diam dirumah.
Lu harus sedia bahan makanan buat masak di
Rumah jgn main.
Keluar rumah di tangkap lgs
Di Swap . Dan di denda besar sekali.
WARNING.
Jakarta Lockdown
Hasil Cek Fakta
Beredar pesan berantai yang menginformasikan bahwa tanggal 12 -15 Februari Jakarta Lockdown. Semua harus berdiam dirumah jika keluar makan akan diswab dan didenda.
Setelah ditelusuri, pada akun Twitter resmi Divisi Humas Polri ditemukan postingan pada tanggal 5 Februari 2021 tentang informasi jakarta lockdown. Dalam postingan tersebut Divisi Humas Polri memastikan bahwa informasi tersebut tidak benar atau hoax dan mengimbau agar netizen selalu menerapkan saring sebelum sharing.
“Memang kontennya biasa saja, tapi isinya bisa bersifat menghasut membuat fitnah, dan kemudian hoaks itu akan menyasar emosi masyarakat dan kemudian menimbulkan opini negatif yang dapat mengakibatkan kegaduhan di masyarakat dan diintegrasi bangsa,” tutur Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono pada Jumat (5/2) melansir dari bisnis.com.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmidzi menyampaikan terkait informasi Jakarta lockdown yang beredar itu tidak benar.
“Sampai saat ini pemerintah belum mengeluarkan kebijakan untuk melakukan lockdown total, baik di Jakarta maupun di daerah lainnya. Kita tahu, kebijakan yang sekarang telah diterapkan adalah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di wilayah Jakarta dan Bali.” penjelasan Nadia melansir dari liputan6.com.
Dengan beberapa informasi baik dari Divisi Humas Polri melalui akun Twitter dan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmidzi yang sama menegaskan pesan berantai mengenai tanggal 12-15 Februari Jakarta lockdown adalah tidak benar atau hoax maka hal tersebut masuk dalam kategori konten yang menyesatkan.
Setelah ditelusuri, pada akun Twitter resmi Divisi Humas Polri ditemukan postingan pada tanggal 5 Februari 2021 tentang informasi jakarta lockdown. Dalam postingan tersebut Divisi Humas Polri memastikan bahwa informasi tersebut tidak benar atau hoax dan mengimbau agar netizen selalu menerapkan saring sebelum sharing.
“Memang kontennya biasa saja, tapi isinya bisa bersifat menghasut membuat fitnah, dan kemudian hoaks itu akan menyasar emosi masyarakat dan kemudian menimbulkan opini negatif yang dapat mengakibatkan kegaduhan di masyarakat dan diintegrasi bangsa,” tutur Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono pada Jumat (5/2) melansir dari bisnis.com.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmidzi menyampaikan terkait informasi Jakarta lockdown yang beredar itu tidak benar.
“Sampai saat ini pemerintah belum mengeluarkan kebijakan untuk melakukan lockdown total, baik di Jakarta maupun di daerah lainnya. Kita tahu, kebijakan yang sekarang telah diterapkan adalah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di wilayah Jakarta dan Bali.” penjelasan Nadia melansir dari liputan6.com.
Dengan beberapa informasi baik dari Divisi Humas Polri melalui akun Twitter dan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmidzi yang sama menegaskan pesan berantai mengenai tanggal 12-15 Februari Jakarta lockdown adalah tidak benar atau hoax maka hal tersebut masuk dalam kategori konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Luthfiyah Oktari Jasmien (Institut Agama Islam Negeri Surakarta).
Informasi tersebut tidak benar atau hoax. Faktanya, Divisi Humas Polri dan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmidzi menegaskan hal tersebut tidak benar.
Informasi tersebut tidak benar atau hoax. Faktanya, Divisi Humas Polri dan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmidzi menegaskan hal tersebut tidak benar.
Rujukan
- https://twitter.com/DivHumas_Polri/status/1357679965605486594/photo/1
- https://m.bisnis.com/amp/read/20210205/16/1353018/polri-berikan-klarifikasi-terkait-lockdown-jakarta-12-15-februari
- https://m.liputan6.com/health/read/4476140/beredar-info-jakarta-lockdown-12-15-februari-2021-kemenkes-itu-tidak-benar
(GFD-2021-6287) [SALAH] “Suara Uang Tunai Di ATM Suara Palsu Yang Dihasilkan Speaker”
Sumber: instagram.comTanggal publish: 07/02/2021
Berita
“Suara Uang Tunai Yang Dikeluarkan Di ATM
Adalah Suara Palsu Yang Dihasilkan Oleh
Speaker Untuk Memberi Anda Kepuasan
Saat Mengetahui Uang Akan Datang.”
Adalah Suara Palsu Yang Dihasilkan Oleh
Speaker Untuk Memberi Anda Kepuasan
Saat Mengetahui Uang Akan Datang.”
Hasil Cek Fakta
SUMBER menyebut suara mekanisme bagian mesin ATM adalah suara buatan speaker, sehingga menimbulkan kesimpulan keliru.
Electro Magnetic Components: “Bagian dari ATM meliputi:” [4] Speaker memang ada, tetapi penempatannya BUKAN di dalam mesin melainkan di bagian atas yang KALAUPUN dibuat untuk membuat suara uang akan terdengar berbeda karena sumber suaranya BUKAN dari dalam.
Concerning Reality: “Mesin ATM adalah beberapa teknologi yang paling berguna saat ini, dan mungkin salah satu yang paling menonjol yang menghubungkan dunia digital kita dengan dunia fisik.” [5]
Electro Magnetic Components: “Bagian dari ATM meliputi:” [4] Speaker memang ada, tetapi penempatannya BUKAN di dalam mesin melainkan di bagian atas yang KALAUPUN dibuat untuk membuat suara uang akan terdengar berbeda karena sumber suaranya BUKAN dari dalam.
Concerning Reality: “Mesin ATM adalah beberapa teknologi yang paling berguna saat ini, dan mungkin salah satu yang paling menonjol yang menghubungkan dunia digital kita dengan dunia fisik.” [5]
Kesimpulan
BUKAN suara speaker. Faktanya adalah, suara mekanisme bagian mesin yang menarik uang dari bagian penyimpanan dan menghitung satu-persatu untuk mencegah kelebihan jumlah yang dikeluarkan.
Rujukan
- http[1] firstdraftnews.org: “Berita palsu. Ini rumit.”
- http://bit.ly/2MxVN7S (Google Translate),
- http://bit.ly/2rhTadC. [2] youtube.com: “Bagaimana ATM Bekerja” (Google Translate Chrome extension),
- https://bit.ly/3tCCbRK. [3] howstuffworks.com: “Bagaimana ATM Bekerja”,
- http://bit.ly/3cNOchg (Google Translate) /
- http://bit.ly/2Z6CUwR (arsip cadangan). [4] atmparts.net: “ATM: Cara Kerja dan Suku Cadang ATM Dasar”,
- http://bit.ly/39SVqPf (Google Translate) /
- http://bit.ly/3ruKPjp (arsip cadangan). [5] youtube.com: “Bagaimana Cara Kerja ATM?” (Google Translate Chrome extension),
- https://bit.ly/3jpDBuc. [6] youtube.com: “Apa isi ATM?” (Google Translate Chrome extension),
- https://bit.ly/3q4dlIE.
(GFD-2021-6286) [SALAH] “Setelah difucksin, otak jadi Lelet”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 07/02/2021
Berita
Akun Anto Emha (fb.com/anto.barat.3705) pada 5 Februari 2021 mengunggah sebuah gambar tangkapan layar dengan narasi sebagai berikut:
“Setelah difucksin, otak jadi Lelet. BahaHaha..”
Di gambar tangkapan layar percakapan tersebut, tangkapan gambar status seseorang di Whatsapp dan percakapan pesan. Tulisan di status tersebut menyatakan “Berasa lebih susah ngapalin nama obat baru”. Pengirim gambar tersebut menulis “status temen saya apoteker habis vaksin kmren”
“Setelah difucksin, otak jadi Lelet. BahaHaha..”
Di gambar tangkapan layar percakapan tersebut, tangkapan gambar status seseorang di Whatsapp dan percakapan pesan. Tulisan di status tersebut menyatakan “Berasa lebih susah ngapalin nama obat baru”. Pengirim gambar tersebut menulis “status temen saya apoteker habis vaksin kmren”
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim adanya reaksi berupa gangguan otak seperti lamban berpikir dan sulit menghapal setelah divaksin adalah klaim yang menyesatkan.
Faktanya, vaksin Covid-19 sudah melalui serangkaian uji coba dan tidak mendapati efek samping berupa gangguan otak seperti lamban berpikir dan sulit menghapal.
Dilansir dari Kompas, Ahli Patologi Klinis yang juga Direktur RS UNS Tonang Dwi Ardyanto menyatakan, vaksin Covid-19 menyebabkan gangguan otak seperti lamban berpikir dan sulit menghapal adalah klaim yang tidak benar.
Ia mencontohkan, program vaksinasi yang sudah berjalan puluhan bahkan ratusan tahun lalu.
“Yang jelas, anak-anak kita, yang bahkan kurang dari 1 tahun, sudah rutin mendapatkan vaksin termasuk yang metode pembuatannya sama: inactivated. Itu sudah bukti nyata,” kata Tonang saat dihubungi Kompas.com, Minggu (7/2/2021).
Selain itu, dalam Surat Keputusan Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor HK.02.02/4/1/2021 tentang Teknis Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Covid-19 menyebutkan reaksi yang mungkin terjadi setelah vaksinasi COVID-19 hampir sama dengan vaksin yang lain. Beberapa gejala tersebut antara lain:
1. Reaksi lokal, seperti: Nyeri, kemerahan, bengkak pada tempat suntikan. Reaksi lokal lain yang berat, misalnya selulitis.
2. Reaksi sistemik seperti: Demam, nyeri otot seluruh tubuh (myalgia), nyeri sendi (atralgia), badan lemah, sakit kepala.
3. Reaksi lain, seperti: Reaksi alergi misalnya urtikaria, oedem, reaksi anafilaksis, syncope (pingsan).
Dari teknis pelaksanaan vaksin tersebut, tidak terdapat efek samping gangguan otak seperti lamban berpikir dan sulit menghapal seperti yang ada pada narasi sumber klaim.
Faktanya, vaksin Covid-19 sudah melalui serangkaian uji coba dan tidak mendapati efek samping berupa gangguan otak seperti lamban berpikir dan sulit menghapal.
Dilansir dari Kompas, Ahli Patologi Klinis yang juga Direktur RS UNS Tonang Dwi Ardyanto menyatakan, vaksin Covid-19 menyebabkan gangguan otak seperti lamban berpikir dan sulit menghapal adalah klaim yang tidak benar.
Ia mencontohkan, program vaksinasi yang sudah berjalan puluhan bahkan ratusan tahun lalu.
“Yang jelas, anak-anak kita, yang bahkan kurang dari 1 tahun, sudah rutin mendapatkan vaksin termasuk yang metode pembuatannya sama: inactivated. Itu sudah bukti nyata,” kata Tonang saat dihubungi Kompas.com, Minggu (7/2/2021).
Selain itu, dalam Surat Keputusan Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor HK.02.02/4/1/2021 tentang Teknis Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Covid-19 menyebutkan reaksi yang mungkin terjadi setelah vaksinasi COVID-19 hampir sama dengan vaksin yang lain. Beberapa gejala tersebut antara lain:
1. Reaksi lokal, seperti: Nyeri, kemerahan, bengkak pada tempat suntikan. Reaksi lokal lain yang berat, misalnya selulitis.
2. Reaksi sistemik seperti: Demam, nyeri otot seluruh tubuh (myalgia), nyeri sendi (atralgia), badan lemah, sakit kepala.
3. Reaksi lain, seperti: Reaksi alergi misalnya urtikaria, oedem, reaksi anafilaksis, syncope (pingsan).
Dari teknis pelaksanaan vaksin tersebut, tidak terdapat efek samping gangguan otak seperti lamban berpikir dan sulit menghapal seperti yang ada pada narasi sumber klaim.
Kesimpulan
Vaksin Covid-19 sudah melalui serangkaian uji coba dan tidak mendapati efek samping berupa gangguan otak seperti lamban berpikir dan sulit menghapal.
Rujukan
Halaman: 5928/6926


