• (GFD-2021-6662) [SALAH] Undangan Aksi HMI menuju Balai Kota untuk Seret Anies Baswedan

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 07/04/2021

    Berita

    Repost

    NotForDRUN

    SERUAN AKSI Himpunan Mahasiswa
    Islam (HMI-MPO) Se-Jakarta
    “GERUDUK BALAI KOTA, SERET ANIES KE KPK”
    Selasa, 6 April 2021
    Jam 10 WIB s/d Menang.
    Titik Kumpul:
    TUGU PROKLAMASI
    Titik Aksi :
    GEDUNG BALAIKOTA DKI JAKARTA
    NB:
    Memakai Atribut HMI & Wajib Patuhi Protokol Kesehatan
    Narahubung :
    0877-1180-0747 & 0813-3970-0041

    seruanaksi #HMI #hmimpo #jakarta #dkijakarta

    jakartainfo #tangkapaniesbaswedan #patriotgaruda

    #lenterankri #gabener

    Hasil Cek Fakta

    Beredar postingan di Facebook oleh akun bernama Dinyna Putri yang membagikan narasi disertai dengan gambar poster undangan aksi penggrudukan Balai Kota di Jakarta Pusat, untuk menyeret Anies Baswedan ke KPK. Dalam undangan tersebut bertuliskan HMI MPO (Himpunan Mahasiswa Indonesia Majelis Penyelamat Organisasi) sebagai pelopor demo tersebut dan mengumpulkan kader HMI MPO seluruh Jakarta untuk melakukan aksi.

    Rencana penggrudukan akan dilaksanakan pada Selasa, 6 April 2021, pukul 10.00 WIB. Dimulai dari Tugu Proklamasi sebagai titik kumpul, kemudian melanjutkan perjalanan ke Gedung Balai Kota DKI untuk mendemo Anies Baswedan. Keterangan lebih lanjut dalam posternya, para peserta demo diingatkan untuk memakai atribut HMI dan mematuhi protokol kesehatan.

    Setelah dilakukan penelusuran fakta terkait, undangan aksi demo tersebut adalah PALSU. Ketua HMI MPO Affandi Ismail membantah, HMI berencana melakukan aksi demo ke Balai Kota DKI.

    “Ini bukan kebijakan PB HMI MPO,” ungkap Affandi dalam teks, pada Senin, 5 April 2021.

    Lebih lanjut, Affandi menerangkan, poster yang beredar di internet adalah bukan resmi dari HMI MPO.

    “Saya siap untuk diwawancarai perihal hal ini dan menegaskan bahwa flyer yang tersebar ini bukanlah dari Pengurus Besar HMI MPO,” pungkasnya.

    Dilansir dari Detik, Affandi Ismail mengungkapkan bahwa HMI MPO akan bersikap obyektif dan independen dalam menilai semua kepada daerah termasuk Gubernur Anies Baswedan.

    “Poinnya, siapa pun itu, HMI tetap independen,” tegas Affandi.

    Berdasarkan data yang dikumpulkan, dapat disimpulkan bahwa poster undangan aksi demo HMI untuk menyeret Anies Baswedan adalah HOAX dan termasuk kategori Konten yang Menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Ani Nur MR (Universitas Airlangga).

    Informasi Palsu. Tidak ada undangan aksi demo untuk seluruh kader HMI di Jakarta pada Selasa, 6 April 2021 hari ini. Ketua HMI-MPO Affandi Ismail membantah adanya rencana penggrudukan Balai Kota Jakarta untuk menyeret Anies Baswedan ke KPK.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6661) [SALAH] Musibah di NTT Tidak Disiarkan di Televisi

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 07/04/2021

    Berita

    “Turut berdukacita atas musibah d NTT,
    Media TV sampai lupa GK ada yg nyiarin berita musibah d NTT”

    Hasil Cek Fakta

    Akun bernama Difa dif dif memposting sebuah narasi turut berduka cita atas musibah yang melanda NTT serta mengklaim bahwa media TV tidak ada yang menyiarkan berita bencana di NTT.

    Setelah ditelusuri klaim tersebut tidak benar karena beberapa media TV sudah menyiarkan berita bencana yang melanda NTT seperti CNN Indonesia yang memuat siaran berjudul “Banjir Bandang Terjanh Flores Timur” pada tanggal 5 April 2021.

    Kemudian pada Youtube Kompas TV juga menayangkan berita tentang susana kepanikan warga saat menyaksikan banjir bandang. Tvone juga memberitakan bencana yang terjadi di NTT dalam tayangan yang diunggah pada 4 April 2021 itu memuat informasi tentang korban bencana dan kerusakan yang disebabkan bencana tersebut.

    Dengan demikian klaim bahwa musibah di NTT tidak disiarkan pada media TV adalah tidak benar pasalnya banyak media TV seperti Tvone, metro, dan CNN sudah menyiarkan berita tersebut sehingga masuk dalam kategori konten salah.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Luthfiyah Oktari Jasmien (Institut Agama Islam Negeri Surakarta).

    Hal tersebut tidak benar. Faktanya banyak media yang sudah menyiarkan bencana yang melanda NTT tersebut misalnya Tvone, Metro, dan CNN.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6660) [SALAH] Video “Lebih dari 300 kapal menunggu di Kanal Suez untuk transit”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 07/04/2021

    Berita

    Akun Facebook Damian Zohar (fb.com/damianjaya.permai) pada 28 Maret 2021 mengunggah sebuah video dengan narasi sebagai berikut:

    “Lebih dari 300 kapal menunggu di Kanal Suez untuk transit. Dengan informasi dari Esteban Cedeno”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, adanya video yang diklaim menunjukkan lebih dari 300 kapal yang terjebak di Terusan Suez, Mesir merupakan klaim yang salah.

    Faktanya, bukan di Terusan Suez. Kejadian di video itu aslinya diambil di perairan Bangladesh pada bulan Februari 2021.

    Video yang identik, diunggah oleh pengguna Linkedin, Sujeeva SALWATURA pada bulan Februari 2021 dengan narasi sebagai berikut:

    “Fascinating site witnessed early hours yesterday while on a short flight from Port City Chittagong to Dhaka …. because of current global context and due to less bb imports most of lighter barges become unemployed and anchored. for sure they are not maintaining social distances as it appears!” atau yang jika diterjemahkan:

    “Situs menarik disaksikan dini hari kemarin ketika dalam penerbangan singkat dari Port City Chittagong ke Dhaka …. karena konteks global saat ini dan karena impor bb yang lebih sedikit, sebagian besar tongkang yang lebih ringan menjadi menganggur dan berlabuh. pasti mereka tidak menjaga jarak sosial seperti yang terlihat!”

    Keterangan unggahan LinkedIn itu menyebutkan bahwa video itu direkam saat penerbangan dari Chittagong, kota pelabuhan Bangladesh, menuju ke ibukota negara, Dhaka.

    Dilansir dari AFP, dalam sebuah pesan kepada AFP pada tanggal 1 April 2021, Sujeeva Salwatura, pengguna LinkedIn yang memegang jabatan “country head” di “Pacific International Lines (PTE)”, mengonfirmasi bahwa dialah perekam video itu.

    “Saya merekamnya di sebuah penerbangan domestik dari kota pelabuhan Chittagong ke Dhaka, 23 Februari,” katanya.

    Kesimpulan

    BUKAN di Terusan Suez. Kejadian di video itu aslinya diambil di perairan Bangladesh pada bulan Februari 2021.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6659) [SALAH] Artikel berjudul “China Tidak Bisa Berbohong Lagi, WHO Akhirnya Bongkar Asal Usul Virus Corona yang Sebenarnya, Benarkah Dunia Sudah Dibohongi Selama Ini?”

    Sumber: Artikel
    Tanggal publish: 07/04/2021

    Berita

    Beredar artikel berjudul “China Tidak Bisa Berbohong Lagi, WHO Akhirnya Bongkar Asal Usul Virus Corona yang Sebenarnya, Benarkah Dunia Sudah Dibohongi Selama Ini?”
    Artikel itu berisi penjelasan bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menemukan peternakan satwa liar di Cina yang menjadi sumber pandemi Covid-19. Informasi tersebut diklaim berasal dari situs Intisari Grid, yang mengutip situs sains luar negeri Live Science pada 18 Maret 2021.

    “Sudah lebih dari setahun virus corona (Covid-19) menyerang dunia.
    Lebih dari 100 juta orang terinfeksi dan 2 juta lebih tewas karenanya. Namun hingga kini asal usul virus corona masih belum jelas. Sebab ada dugaan China telah membohongi dunia terkait virus baru itu. Nah, setelah berbulan-bulan, Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang telah melakukan penyelidikan menemukan dari mana pandemi Covid-19 berasal.

    Dalam investigasinya, WHO menemukan bahwa peternakan satwa liar di China menjadi sumber pandemi Covid-19. Seperti dikutip dari Live Science, Kamis (18/3/2021) menurut Peter Daszak, ahli ekologi penyakit di tim WHO yang melakukan investigasi ke China, di sekitar provinsi Yunna di China selatan terdapat banyak peternakan satwa liar. Menurutnya, peternak satwa liar tersebut kemungkinan besar memasok hewan ke pedagang di Pasar Grosir Makanan Laut Huanan di Wuhan, tempat kasus pertama Covid-19 di temukan. “https://intisari.grid.id/”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran Tim CekFakta Tempo, artikel berjudul “China Tidak Bisa Berbohong Lagi, WHO Akhirnya Bongkar Asal Usul Virus Corona yang Sebenarnya, Benarkah Dunia Sudah Dibohongi Selama Ini?” merupakan klaim yang menyesatkan.

    Faktanya, di artikel berita Intisari Grid (Grup Kompas) yang menjadi sumber artikel ini, tidak ada penjelasan bahwa Cina melakukan kebohongan. Sumber virus Corona penyebab Covid-19 masih ditelusuri oleh WHO.

    Dilansir dari Tempo, artikel yang dipublikasikan oleh Kabarterkini.sehatalajsr.com tersebut memang berasal dari artikel Intisari Grid yang diterbitkan pada 19 Maret 2021. Namun, artikel itu tidak memuat secara lengkap artikel Intisari Grid. Artikel tersebut hanya berisi sekitar sepertiga dari isi artikel yang dimuat Intisari.

    Judul artikel Intisari Grid (Grup Kompas) pun tidak sesuai dengan isi berita di situs Kompas.com yang menjadi sumber artikel tersebut. Berita Kompas.com yang dimaksud adalah berita yang berjudul “Dari Mana Covid-19 Berasal, WHO Ungkap Hasil Investigasinya” yang terbit pada 18 Maret 2021.

    Berita Kompas.com ini tidak menyebut adanya kebohongan yang dilakukan oleh Cina. Berita itu menjelaskan temuan WHO, bahwa kemungkinan virus Corona penyebab Covid-19, SARS-CoV-2, berasal dari peternakan hewan yang banyak berdiri di Cina.

    Di Intisari Grid, artikel tersebut disajikan dalam tiga halaman. Kabarterkini.sehatalajsr.com hanya mengutip isi artikel Intisari Grid yang terdapat di halaman pertama. Penjelasan yang tidak dimuat oleh situs itu antara lain sebagai berikut:

    1. Penjelasan tentang adanya kemungkinan bahwa beberapa hewan liar yang dipasok bisa saja tertular SARS-CoV-2 dari kelelawar di daerah tersebut. Pada Januari lalu, tim ahli WHO pergi ke Cina untuk menyelidiki bagaimana pandemi Covid-19 pertama kali dimulai. Banyak teori konspirasi menyebar tentang asal-usul virus Corona, termasuk bahwa virus ini lolos dari laboratorium Wuhan. Namun, bulan lalu, penyidik WHO menepis teori itu.

    2. Konsesus umum para ilmuwan adalah bahwa virus Corona beredar di kelelawar dan melompat ke manusia kemungkinan melalui spesies perantara. Konsensus umum inilah yang kemudian ditemukan oleh WHO, bahwa virus Corona kemungkinan ditularkan dari kelelawar di Cina selatan ke hewan di peternakan satwa liar, kemudian menular ke manusia. Namun, WHO masih belum mengetahui hewan yang menjadi perantara virus tersebut antara kelelawar dan manusia.

    3. Peternakan satwa liar sendiri merupakan bagian dari proyek yang telah dipromosikan oleh pemerintah Cina selama 20 tahun terakhir, untuk mengangkat penduduk pedesaan keluar dari kemiskinan. “Mereka mengambil hewan eksotis, seperti musang, landak, trenggiling, rakun, dan tikus bambu, dan membiakkan mereka di penangkaran,” kata Daszak.

    4. Tapi, pada Februari 2020, Cina menutup peternakan tersebut, kemungkinan karena pemerintah mengira bahwa peternakan itu adalah bagian dari jalur transmisi kelelawar ke manusia. Pemerintah pun memberikan instruksi kepada peternak tentang bagaimana mengubur, membunuh, atau membakar hewan supaya tak menyebarkan penyakit. “Saya pikir Covid-19 pertama kali menyerang orang-orang di Cina Selatan. Dan tampaknya seperti itu,” kata Daszak.

    Kesimpulan

    Di artikel berita Intisari Grid (Grup Kompas) yang menjadi sumber artikel ini, tidak ada penjelasan bahwa Cina melakukan kebohongan. Sumber virus Corona penyebab Covid-19 masih ditelusuri oleh WHO.

    Rujukan