• (GFD-2020-4987) [SALAH] Foto “Dalam Lingkaran merah JACK MA Saat Masih Kecil”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 12/09/2020

    Berita

    Akun Edyk T S (fb.com/edyks3) mengunggah beberapa gambar dengan narasi sebagai berikut:

    “Anak kecil yang dilingkari ini dari keluarga miskin. Saat melamar kerja di rest siap saji dari 24 pelamar, 23 diterima kerja dan dia sendiri tidak diterima. Waktu terus berjalan, Jack Ma dengan modal pinjaman mendirikan Market Placed Alibaba. Saat ini Perusahaan Yang didirikan anak kecil yg dilingkari ini memiliki Aset Rp.7.300.000.000.000,00 (Tujuh Ribu Tiga Ratus Trilyun). TUHAN Berkuasa Meninggikan dan Merendahkan derajat manusia. Apapun yang ditanam manusia itu yang akan dituai. #jackma #alibaba @jackma @alibaba”

    Di salah satu gambar, terdapat narasi “Dalam Lingkaran merah JACK MA Saat Masih Kecil. Tidak ada yg menduga saat itu Jack Ma akan menjadi Salah Satu Orang Terkaya di Dunia”

    Hasil Cek Fakta

    Faktanya, bukan Jack Ma. Anak di foto itu bernama Fan Xiaoqin, berusia 8 tahun, dan tinggal di daerah Yongfeng, Provinsi Jiangxi, Tiongkok dan tidak ada sangkut pautnya dengan pendiri Alibaba itu.

    Dilansir dari AFP, foto yang sama pernah dimuat di dalam laporan tanggal 14 November 2016 oleh China Daily, koran berbahasa Inggris yang dimiliki pemerintah Tiongkok. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, judul laporan berita berbahasa Inggris itu adalah: “Pendiri Alibaba akan mendukung ‘Jack Ma kecil’ hingga tamat kuliah.”

    Paragraf pertama dan kedua berita itu berbunyi: “Seorang anak yang mirip Jack Ma telah menarik simpati pendiri Alibaba Group, Jack Ma yang asli. Fan Xiaoqin, atau ‘Jack Ma kecil’, berusia 8 tahun dan tinggal di daerah Yongfeng, Provinsi Jiangxi di timur Tiongkok. Kondisi keluarganya memprihatinkan karena ibunya menderita Poliomielitis, ayahnya kehilangan kaki dan neneknya menderita penyakit Alzheimer, seperti dilansir jxnews.com.cn pada tanggal 12 November.”

    Namun, menurut laporan BBC tanggal 27 November 2016, Alibaba Group sempat membantah klaim tentang donasi Ma untuk membiayai pendidikan anak kecil tersebut. Pernyataan itu muncul sebagai respons atas pertanyaan wartawan.

    Seperti dikutip BBC, perusahaan itu mengatakan: “Semua pemberitaan tentang Jack Ma kecil jangan dianggap sebagai lelucon … membiayai pendidikan satu anak adalah perkara mudah, namun untuk membantu jutaan anak-anak miskin, diperlukan lebih banyak sumber daya.”

    Rujukan

  • (GFD-2020-4986) [SALAH] Artikel “Seorang Ayah Ini Sebrangkan Anak Nya di Sungai Agar Bisa Pinjam Hp Temen Nya Untuk Sekolah Online”

    Sumber: laman daring
    Tanggal publish: 11/09/2020

    Berita

    Laman detikinfo[dot]xyz menerbitkan artikel dengan judul “Karna Tak Punya HP Seorang Ayah Ini Sebrangkan Anak Nya di Sungai Agar Bisa Pinjam Hp Temen Nya Untuk Sekolah Online” pada tanggal 9 September 2020. Pada foto artikel tersebut terdapat seorang pria membungkus anaknya dengan plastik dan menyeberang sungai.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, diketahui bahwa konten tersebut keliru. Diketahui bahwa artikel itu merupakan lansiran dari laman palingseru.com dengan judul “Agar Bisa Sekolah, Pria ini Sebrangkan Anak Anaknya di Sungai Dengan Memasukannya ke Dalam Plastik” yang tayang pada 25 Juni 2019.

    Pada artikel tersebut memberitakan peristiwa seorang seorang pria menyediakan jasa untuk menyeberangkan anak-anak di desanya agar dapat sekolah dengan cara membungkus mereka menggunakan plastik di seberang sungai. Dalam artikel juga disebutkan peristiwa terjadi di desa Huoi Ha, Provinsi Dien Bien, Vietnam. Tidak disebutkan bahwa pria tersebut bukan ayah dari anak yang diseberangkan dan tujuan penyeberangannya bukan untuk meminjam ponsel.

    Peristiwa tersebut juga diberitakan oleh brilio.net dengan judul “Aksi pria bantu anak-anak seberangi sungai saat ke sekolah ini unik” yang tayang pada tanggal 25 Juni 2019.

    Kesimpulan

    Judul dan isi artikel salah. Peristiwa sebenarnya ialah seorang pria menyediakan jasa untuk menyeberangkan anak-anak desanya menggunakan plastik agar dapat sekolah di seberang sungai pada tahun 2019. Bukan untuk pinjam ponsel temannya untuk sekolah daring.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4985) [SALAH] “RS wisma atlet lampu Kamar menyala semua Petanda Fuul pasien Corona”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 11/09/2020

    Berita

    Akun Sihong Hong (fb.com/sihong.hong.96) mengunggah sebuah gambar tangkapan layar dengan narasi sebagai berikut:

    “WASPADA LAH Petanda Fuul pasien Corona…”

    Di gambar yang ia unggah, tampak semua lampu Wisma Atlet menyala dan terdapat narasi “RS Wisma Atlet lampu Kamar nyala semua….kurangi keluar rumah kalau ngga penting banget……mencekaam….”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat penuh pasien COVID-19 ditandai dengan menyalanya semua lampu adalah klaim yang salah.

    Faktanya, Koordinator RSD Wisma Atlet Kemayoran Kolonel Stefanus Dony memastikan nyalanya lampu-lampu di Wisma Atlet bukan berarti semua tower terisi penuh oleh pasien Covid-19. Nyalanya lampu di seluruh tower, merupakan bentuk kesiapan Wisma Atlet.

    Dilansir dari Kompas.tv, Dony menegaskan hingga saat ini daya tampung Rumah Sakit Wisma Atlet untuk pasien Covid-19 masih memadai. Menurutnya, seluruh lampu di tower Wisma Atlet dinyalakan sebagai langkah perawatan sistem kelistrikan gedung dan bukti kesiapan Wisma Atlet.

    “Ya memang nyala malam itu. Kita nyalakan untuk memberi suasana terang, ini kan rumah sakit, kalau gelap kan orang kesannya mengerikan. Ini memberi rasa tenang kepada mereka (pasien), tujuannya untuk itu,” ujar Stefanus Kamis (10/9/2020).

    “Bukan berarti penuh, jadi memang nyala hanya sekitar 60% yang saya sampaikan tadi 60% yang dihuni,” terang dia.

    Selain itu, dilansir dari detik.com, Kepala Penerangan Kogabwilhan-I Kolonel Marinir Aris Mudian menjelaskan nyalanya lampu-lampu di Wisma Atlet itu bukan berarti semua tower terisi pasien COVID-19. Nyalanya lampu di seluruh tower, kata dia, merupakan bentuk kesiapan Wisma Atlet.

    Aris menjelaskan, dari tujuh tower yang ada di Wisma Atlet, hanya dua yang saat ini digunakan untuk menangani COVID-19. Satu tower untuk menangani pasien COVID-19 dan satu tower lagi untuk observasi.

    “Yang aktif untuk pasien itu di Tower 7. Tower 7 untuk pasien dan Tower 6 untuk observasi,” jelasnya.

    Lebih lanjut Aris mengungkapkan, satu tower di Wisma Atlet menampung 2.500 orang. Sementara itu, saat ini ada 1.637 pasien yang dirawat di RSD Wisma Atlet. Dari 1.637 yang dirawat, 1.635 di antaranya merupakan pasien positif COVID-19. Sedangkan dua lainnya merupakan pasien suspek.

    “Untuk satu tower itu kan bisa lebih-kurang 2.500 orang sampai saat ini masih nampung,” kata Aris.

    Untuk diketahui, sejak dibuka pada 23 Maret 2020 lalu hingga sekarang, RSD Wisma Atlet telah merawat 14.265 pasien terkait COVID-19. Dari jumlah tersebut, 12.128 orang telah dinyatakan sembuh, 270 dirujuk ke RS lain, dan pasien yang meninggal sebanyak 5 orang.

    Kesimpulan

    Koordinator RSD Wisma Atlet Kemayoran Kolonel Stefanus Dony memastikan nyalanya lampu-lampu di Wisma Atlet bukan berarti semua tower terisi penuh oleh pasien Covid-19. Nyalanya lampu di seluruh tower, merupakan bentuk kesiapan Wisma Atlet.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4984) [SALAH] “Bachtaroeddin, anggota Fraksi PKI di DPR, adalah kakek Arteria Dahlan”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 10/09/2020

    Berita

    Akun Kinanti Ayuningati (fb.com/kinanti.ayuningati.5) mengunggah beberapa gambar dengan narasi sebagai berikut:

    “Ini dokumen bukti Bachtaroeddin, kakek Arteria Dahlan, pernah menjadi anggota Fraksi PKI di DPR. Lihat catatan kaki. Copas Wall Buni Yani”

    Sumber klaim juga mencantumkan tautan yang sudah tidak bisa diakses.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa Arteria Dahlan adalah cucu dari Bachtaroeddin, anggota Fraksi PKI di DPR adalah klaim yang salah.

    Faktanya, Arteria Dahlan dan keluarga besarnya membantah klaim bahwa kakek Arteria Dahlan adalah pendiri PKI di Sumatra Barat. Hasril Chaniago sendiri menyatakan dia tidak menuduh Arteria keturunan PKI.

    Dilansir dari detik.com, Arteria membantah dirinya adalah cucu tokoh PKI. “Tidak benar saya cucu seorang tokoh PKI,” kata Arteria saat dimintai konfirmasi, Rabu (9/9/2020). Arteria lalu menjelaskan silsilah keluarganya. Disebutkan Arteria, kakeknya tidak ada yang bernama Bachtarudin.

    “Kakek saya namanya Dahlan, bukan Bachtarudin yang tokoh PKI itu. Jadi namanya AD itu adalah Arteria Dahlan bin Zaini bin Dahlan bin Ali bin Sulaiman. Mereka semua orang-orang alim. Nenek saya Bu Nian (Dahniar) guru ngaji orang-orang di Maninjau lebih dari tiga generasi,” ungkapnya.

    “Ya salah itu (kakeknya tokoh PKI). Nenek saya tokoh Masyumi. Ayah saya dibimbing sama Ummi Rasuna Said. Kakek saya yang dari Ibu H Abdul Wahab, saudagar, pedagang di Tanah Abang. Masuk Jakarta tahun 1950. Semua perantau pasti diurus kakek saya kala itu,” imbuhnya.

    Arteria menyebut neneknya yang bernama Dahniar Yahya atau Ibu Nian adalah tokoh Masyumi dan merupakan satu-satunya guru mengaji di Kukuban Maninjau. Menurutnya, sang nenek pernah ditahan saat pemerintahan Presiden Sukarno yang akhirnya menyebabkan sang ayah ditolak masuk akademi kepolisian.

    “Ibu Nian juga pernah ditahan pemerintahan Sukarno karena diduga terlibat PRRI saat itu. Ayah saya H Zaini Dahlan, guru di beberapa SMA dan ketua salah satu yayasan pendidikan swasta. Pernah mendaftar Akpol, itu pun pada tes terakhir ditolak karena terindikasi Masyumi dan PRRI. Ayah saya lama di Yogya karena sempat kuliah di Farmasi UGM, sempat pula mengajar di SMA Muhammadiyah Yogyakarta,” jelasnya.

    Dilansir dari padangkita.com, keluarga besar Arteria Dahlan, anggota DPR-RI dari Fraksi PDI Perjuangan membantah, bahwa kakek Arteria Dahlan adalah pendiri Partai Komunis Indonesia atau PKI di Sumatra Barat (Sumbar). Penjelasan ini disampaikan adik ibu Arteria Dahlan, Prof. Auzal Halim Dt. Bagindo Sati, membantah pernyataan wartawan Hasril Chaniago, pada sebuah acara diskusi televisi swasta di Jakarta (8/9/2020), yang mendapat liputan luas dari media.

    Salah seorang sepupu Arteria Dahlan, Harry Asmar Dt. Panghulu Dirajo, Ketua Dewan Pembina Ikatan Keluarga Maninjau, membenarkan apa yang disampaikan Auzal Halim. Menurut Harry Asmar, kakek Arteria Dahlan dari pihak ibu yang bernama Wahab Syarif dalah seorang pedagang Tanah Abang yang sukses. Ia merantau ke Jakarta sekitar tahun 1950-an, dan menjadi semacam tempatan dari perantau-perantau Sumbar umumnya, dan Maninjau khususnya, yang ingin mengadu nasib di Jakarta.

    Menurut Harry Asmar, di Maninjau memang ada tokoh PKI yang bernama Bachtaruddin, yang ikut mendirikan PKI di Sumbar. Namun itu, kata dia, itu sudah pasti bukanlah kakek Arteri Dahlan. Harry Asmar maupun Auzal Halim, sangat menyesalkan pernyataan Hasril Chaniago, yang kurang akurat dalam memberikan informasi, sehingga sangat merugikan Arteria Dahlan secara pribadi dan Partai PDI Perjuangan secara umum.

    Sementara itu, Budayawan Sumbar Hasril Chaniago menjelaskan soal ucapannya itu. Hasril mengatakan, saat itu ia sedang menjelaskan dalam konteks demokrasi masyarakat Minangkabau.

    “Jangan katakan saya menuduh Arteria keturunan PKI, bukan itu. Konteksnya demokrasi di Minangkabau. Arteria itu keluarga Masyumi di Maninjau, itu ada PKI, mereka saling menghormati,” kata Hasril kepada IDN Times, Rabu (9/9/2020). Hasril menjelaskan, keluarga Arteria Dahlan berasal dari daerah Maninjau, Sumbar. Bachtarudin masih sepupu pahlawan nasional, HR Rasuna Said.

    “Bachtiaruddin yang menjadi anggota konstituante mewakili Sumbar itu masih bersepupu dengan neneknya Arteria, jadi kakek dari garis ibu, bukan kakek dari garis bapak,” kata Hasril.

    “Jadi keluarga Arteria ini dia Masyumi, ini masih kakek dari garis ibu, matrilineal. Jadi Minang ini kan matrilineal, yang dari pihak ibu juga kakek kan. Saya bicaranya dalam konteks demokrasi orang Minang, bukan menuduh Arteria PKI. Saya tahu keluarga itu keluarga Masyumi dia, tolong tidak disalahpahami. Dan saya kasih tahu Arteria, dia benarkan,” ujarnya.

    Kesimpulan

    Arteria Dahlan dan keluarga besarnya membantah klaim bahwa kakek Arteria Dahlan adalah pendiri PKI di Sumatra Barat. Hasril Chaniago sendiri menyatakan dia tidak menuduh Arteria keturunan PKI.

    Rujukan