(diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia)
“Percayalah pada Tuhan bukan pada vaksin – Mike Tyson”
NARASI DALAM GAMBAR:
(diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia)
“Mantan juara tinju Mike Tyson menyatakan “ Aku percaya pada Tuhan, bukan pada Vaksin “ melalui baju yang ia kenakan.”
(GFD-2021-7190) [SALAH] Foto Mike Tyson Mengenakan Baju Bertuliskan “TRUST IN GOD NOT IN VACCINE”
Sumber: twitter.comTanggal publish: 04/07/2021
Berita
Hasil Cek Fakta
Akun Twitter dengan nama pengguna BordersAgainst mengunggah sebuah foto hasil tangkapan layar sebuah unggahan di Facebook yang menunjukkan atlet tinju Mike Tyson mengenakan sebuah baju bertuliskan “TRUST IN GOD NOT IN VACCINE”, atau dalam Bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai “PERCAYA PADA TUHAN BUKAN PADA VAKSIN”.
Berdasarkan hasil penelusuran, foto tersebut adalah hasil suntingan. Foto asli menunjukkan Tyson yang tengah mengenakan salah satu desain baju yang menjadi suvenir resmi bagi klub penggemarnya. Foto asli dapat dilihat dalam unggahan di akun Instagram resmi Mike Tyson pada 24 November 2020 lalu. Lebih lanjut, melansir dari Reuters, salah satu perwakilan dari Mike Tyson, Joann Mignano juga telah menegaskan bahwa foto tersebut merupakan hasil suntingan.
Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh akun Twitter dengan nama pengguna BordersAgainst tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten yang Dimanipulasi/Manipulated Content.
Berdasarkan hasil penelusuran, foto tersebut adalah hasil suntingan. Foto asli menunjukkan Tyson yang tengah mengenakan salah satu desain baju yang menjadi suvenir resmi bagi klub penggemarnya. Foto asli dapat dilihat dalam unggahan di akun Instagram resmi Mike Tyson pada 24 November 2020 lalu. Lebih lanjut, melansir dari Reuters, salah satu perwakilan dari Mike Tyson, Joann Mignano juga telah menegaskan bahwa foto tersebut merupakan hasil suntingan.
Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh akun Twitter dengan nama pengguna BordersAgainst tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten yang Dimanipulasi/Manipulated Content.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini (Universitas Diponegoro).
Foto hasil suntingan. Foto asli menunjukkan Tyson yang tengah mengenakan salah satu desain baju yang menjadi suvenir resmi bagi klub penggemarnya.
Foto hasil suntingan. Foto asli menunjukkan Tyson yang tengah mengenakan salah satu desain baju yang menjadi suvenir resmi bagi klub penggemarnya.
Rujukan
(GFD-2021-7189) [SALAH] Gambar “praktis .. bisa dicoba .. pengganti tabung oksigen”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 04/07/2021
Berita
Akun Facebook Siomaypedass SumedangHoyong (fb.com/siomaypedass.sumedang) pada 1 Juli 2021 mengunggah mengunggah sebuah gambar infografik dengan narasi sebagai berikut:
“praktis .. bisa dicoba .. pengganti tabung oksigen”
Di gambar tersebut, terdapat narasi “SOLUSI PRAKTIS MEMBUAT ALAT PENYARING UDARA SEDERHANA”. Selain itu, terdapat petunjuk pembuat alat penyaring udara menggunakan aerator akuarium, selang, batu pemecah udara, dan dua botol bekas minuman.
“praktis .. bisa dicoba .. pengganti tabung oksigen”
Di gambar tersebut, terdapat narasi “SOLUSI PRAKTIS MEMBUAT ALAT PENYARING UDARA SEDERHANA”. Selain itu, terdapat petunjuk pembuat alat penyaring udara menggunakan aerator akuarium, selang, batu pemecah udara, dan dua botol bekas minuman.
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, adanya gambar infografik cara pembuatan alat penyaring udara sederhana menggunakan aerator akuarium yang diklaim sebagai pengganti tabung oksigen merupakan klaim yang salah.
Faktanya, bukan pengganti tabung oksigen. Alat di gambar tersebut hanya berfungsi untuk menyaring udara terkait kejadian kebakaran hutan dan lahan pada tahun 2015. Gambar yang sama diunggah di akun Twitter Kompas Muda pada 27 Oktober 2015.
Dilansir dari akun Twitter Kompas Muda dan situs Kompas.id, infografik itu terbit pada 2015 dalam konteks tragedi asap. Alat tersebut berfungsi untuk menyaring udara dan bukan meningkatkan saturasi oksigen. Alat tersebut dibutuhkan karena saat itu banyak korban sesak napas akibat kejadian kebakaran hutan dan lahan.
Selain itu, terkait penggunaan alat seperti yang ditunjukkan di gambar tersebut sendiri sudah diklarifikasi di artikel berjudul [SALAH] Video “Membuat oksigen dengan aerator akuarium” yang terbit di situs turnbackhoax.id pada 3 Juli 2021.
Dilansir dari artikel tersebut, Kepala Balai Pengembangan Instrumentasi di LIPI, Anto Tri Sugiarto, menjelaskan, alat tersebut tidak akan dapat menambah jumlah oksigen yang dihirup. Pompa aerator, dia berujar, hanya membantu mengirim udara ke saluran pernapasan.
Selain itu, Koordinator Kelompok Penelitian Otomasi Industri, Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik LIPI, Hendri Maja Saputra mengatakan bahwa ia dan timnya sudah mencoba bereksperimen menggunakan alat seperti yang ditampilkan dalam video tersebut. Dari hasil pengukuran, udara yang dihasilkan alat tersebut tidak menunjukkan adanya peningkatan fraksi oksigen yakni masih sekitar 21 persen. Sedangkan untuk oksigen murni, fraksi oksigennya seharusnya mencapai di atas 90 persen.
Artinya, aerator atau alat yang dibuat dalam video viral tersebut, yang diklaim dapat digunakan pada pasien Covid-19 yang membutuhkan oksigen, menunjukkan bahwa fraksi oksigen yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang diinginkan. Hendri menyimpulkan bahwa berdasarkan hasil uji yang dilakukan bersama timnya, alat aerator yang direkayasa untuk menghasilkan oksigen bagi pasien Covid-19 dalam video viral itu, artinya sama saja seperti kita menghirup udara bebas, karena nilai fraksi oksigennya sama saja.
Sementara itu, dokter spesialis paru Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, Prasenohadi menyampaikan, aerator sebenarnya alat yang digunakan di akuarium dan berfungsi untuk menghasilkan untuk menghasilkan gelembung udara agar udara dan oksigen dalam udara tadi terdifusi dalam air akuarium, membuat air akuarium kaya akan oksigen untuk pernapasan ikan dalam air. Sedangkan alat bantu pernapasan untuk manusia telah tersedia dan diproduksi dengan kualitas yang sesuai standar.
Meski belum ada kajian ilmiah, ia menduga alat tersebut hanya menghasilkan udara yang lebih dingin dan lembab. Kelembaban tersebut penting agar saluran napas tidak kering atau terjadi iritasi.
“Mungkin dampak negatif penggunaan alat ini tidak ada dan masih harus dibuktikan. Tetapi, jika alat ini digunakan oleh orang normal, maka saluran pernapasannya akan menjadi lebih lembab. Bahkan, mungkin akan timbul infeksi atau penyakit tertentu lainnya,” katanya.
Faktanya, bukan pengganti tabung oksigen. Alat di gambar tersebut hanya berfungsi untuk menyaring udara terkait kejadian kebakaran hutan dan lahan pada tahun 2015. Gambar yang sama diunggah di akun Twitter Kompas Muda pada 27 Oktober 2015.
Dilansir dari akun Twitter Kompas Muda dan situs Kompas.id, infografik itu terbit pada 2015 dalam konteks tragedi asap. Alat tersebut berfungsi untuk menyaring udara dan bukan meningkatkan saturasi oksigen. Alat tersebut dibutuhkan karena saat itu banyak korban sesak napas akibat kejadian kebakaran hutan dan lahan.
Selain itu, terkait penggunaan alat seperti yang ditunjukkan di gambar tersebut sendiri sudah diklarifikasi di artikel berjudul [SALAH] Video “Membuat oksigen dengan aerator akuarium” yang terbit di situs turnbackhoax.id pada 3 Juli 2021.
Dilansir dari artikel tersebut, Kepala Balai Pengembangan Instrumentasi di LIPI, Anto Tri Sugiarto, menjelaskan, alat tersebut tidak akan dapat menambah jumlah oksigen yang dihirup. Pompa aerator, dia berujar, hanya membantu mengirim udara ke saluran pernapasan.
Selain itu, Koordinator Kelompok Penelitian Otomasi Industri, Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik LIPI, Hendri Maja Saputra mengatakan bahwa ia dan timnya sudah mencoba bereksperimen menggunakan alat seperti yang ditampilkan dalam video tersebut. Dari hasil pengukuran, udara yang dihasilkan alat tersebut tidak menunjukkan adanya peningkatan fraksi oksigen yakni masih sekitar 21 persen. Sedangkan untuk oksigen murni, fraksi oksigennya seharusnya mencapai di atas 90 persen.
Artinya, aerator atau alat yang dibuat dalam video viral tersebut, yang diklaim dapat digunakan pada pasien Covid-19 yang membutuhkan oksigen, menunjukkan bahwa fraksi oksigen yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang diinginkan. Hendri menyimpulkan bahwa berdasarkan hasil uji yang dilakukan bersama timnya, alat aerator yang direkayasa untuk menghasilkan oksigen bagi pasien Covid-19 dalam video viral itu, artinya sama saja seperti kita menghirup udara bebas, karena nilai fraksi oksigennya sama saja.
Sementara itu, dokter spesialis paru Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, Prasenohadi menyampaikan, aerator sebenarnya alat yang digunakan di akuarium dan berfungsi untuk menghasilkan untuk menghasilkan gelembung udara agar udara dan oksigen dalam udara tadi terdifusi dalam air akuarium, membuat air akuarium kaya akan oksigen untuk pernapasan ikan dalam air. Sedangkan alat bantu pernapasan untuk manusia telah tersedia dan diproduksi dengan kualitas yang sesuai standar.
Meski belum ada kajian ilmiah, ia menduga alat tersebut hanya menghasilkan udara yang lebih dingin dan lembab. Kelembaban tersebut penting agar saluran napas tidak kering atau terjadi iritasi.
“Mungkin dampak negatif penggunaan alat ini tidak ada dan masih harus dibuktikan. Tetapi, jika alat ini digunakan oleh orang normal, maka saluran pernapasannya akan menjadi lebih lembab. Bahkan, mungkin akan timbul infeksi atau penyakit tertentu lainnya,” katanya.
Kesimpulan
BUKAN pengganti tabung oksigen. Alat di gambar tersebut hanya berfungsi untuk menyaring udara terkait kejadian kebakaran hutan dan lahan pada tahun 2015. Gambar yang sama diunggah di akun Twitter Kompas Muda pada 27 Oktober 2015.
Rujukan
- https://twitter.com/kompasmuda/status/658846604279939072 (Arsip:
- https://archive.ph/WcdJm)
- https://twitter.com/kompasmuda/status/1410792470221234178 (Arsip:
- https://archive.ph/PDwAQ)
- https://www.kompas.id/baca/ilmu-pengetahuan-teknologi/2021/07/02/mewaspadai-alat-oksigen-buatan-berbahan-aerator-akuarium
- https://turnbackhoax.id/2021/07/03/salah-video-membuat-oksigen-dengan-aerator-akuarium/
(GFD-2021-7188) [SALAH] Hadiah Dana Giro dari BRI Sebesar Rp37 Juta
Sumber: SMSTanggal publish: 04/07/2021
Berita
“Nasabah Yth!!! Nomor Rekening BRI Anda Mendptkan DAN4 G1RO’ Rp. 37.000.000,-No UND1 Anda 5778979 Info di https://bit[dot]ly/BRIpoin-14017”
Hasil Cek Fakta
Beredar sebuah narasi melalui pesan singkat atau SMS yang menginformasikan pemberian hadiah berupa dana giro sebesar Rp37 juta. Dalam pesan tersebut juga dicantumkan sebuah tautan yang nantinya akan meminta untuk memasukkan nomor undian yang telah dikirimkan melalui SMS.
Setelah melakukan penelusuran, hal tersebut tidak benar. Melalui akun resmi Facebooknya, Bank BRI menghimbau kepada masyarakat apabila menerima SMS, Whatsapp ataupun email yang mengatasnamakan Bank BRI untuk melaporkan kepada contact center BRI di nomor 14017/1500017, karena hal tersebut merupakan penipuan. Informasi mengenai Bank BRI akan dipublikasikan melalui akun resmi Bank BRI pada Instagram dan Twitter BRI yakni bankbri_id, akun resmi Facebook BRI yaitu BANK BRI, dan pada website www.bri.co.id. Hasil periksa fakta dengan narasi serupa juga sudah diunggah pada laman turnbackhoax.id dengan judul “[SALAH] SMS Berhadiah Cek Rp35.000.000 Dari BRI”.
Dengan demikian, narasi pemberian hadiah berupa dana giro dari Bank BRI sebesar Rp37 juta melalui SMS tersebut tidak sesuai fakta dan masuk ke dalam kategori fabricated content atau konten palsu.
Setelah melakukan penelusuran, hal tersebut tidak benar. Melalui akun resmi Facebooknya, Bank BRI menghimbau kepada masyarakat apabila menerima SMS, Whatsapp ataupun email yang mengatasnamakan Bank BRI untuk melaporkan kepada contact center BRI di nomor 14017/1500017, karena hal tersebut merupakan penipuan. Informasi mengenai Bank BRI akan dipublikasikan melalui akun resmi Bank BRI pada Instagram dan Twitter BRI yakni bankbri_id, akun resmi Facebook BRI yaitu BANK BRI, dan pada website www.bri.co.id. Hasil periksa fakta dengan narasi serupa juga sudah diunggah pada laman turnbackhoax.id dengan judul “[SALAH] SMS Berhadiah Cek Rp35.000.000 Dari BRI”.
Dengan demikian, narasi pemberian hadiah berupa dana giro dari Bank BRI sebesar Rp37 juta melalui SMS tersebut tidak sesuai fakta dan masuk ke dalam kategori fabricated content atau konten palsu.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Nadine Salsabila Naura Marhaeni (Universitas Diponegoro)
Hal tersebut tidak benar. Melansir melalui akun resmi Facebook Bank BRI, segala bentuk SMS, Whatsapp ataupun email yang mengatasnamakan Bank BRI merupakan penipuan dan harus dilaporkan pada contact center BRI di nomor 14017/1500017.
Hal tersebut tidak benar. Melansir melalui akun resmi Facebook Bank BRI, segala bentuk SMS, Whatsapp ataupun email yang mengatasnamakan Bank BRI merupakan penipuan dan harus dilaporkan pada contact center BRI di nomor 14017/1500017.
Rujukan
(GFD-2021-7187) [SALAH] Gambar Artikel Kompas.com Berjudul “SOLO BATASI KEGIATAN SAMPE JAM 8 MALAM KECUALI SEMANGGI , TERSERAH!!”
Sumber: whatsapp.comTanggal publish: 04/07/2021
Berita
“SOLO BATASI KEGIATAN SAMPE JAM 8 MALAM KECUALI SEMANGGI , TERSERAH!!”
Ppkm darurat 2021
Ppkm darurat 2021
Hasil Cek Fakta
Beredar sebuah gambar tangkapan layar artikel dari Kompas.com dengan judul “SOLO BATASI KEGIATAN SAMPE JAM 8 MALAM KECUALI SEMANGGI , TERSERAH!!”. Gambar tangkapan layar tersebut beredar di Whatsapp.
Setelah ditelusuri pada website Kompas.com dengan menggunakan kata kunci judul artikel tangkapan layar tersebut tidak ditemukan artikel dengan judul tersebut.
Setelah ditelusuri lebih lanjut menggunakan tanggal pada tangkapan layar artikel tersebut ditemukan pada webiste Kompas.com artikel yang berjudul “PPKM Darurat Jawa-Bali, Pilihan Jokowi Atasi Ledakan Pandemi, Berlaku Mulai Besok Selama 18 Hari”. Tanggal dan waktu antara artikel Kompas.com dan tangkapan layar yang tersebar di Whatsapp sama yaitu Jumat, 2 Juli 2021 pukul 06.19.
Dengan demikian gambar tangkapan layar yang beredar di Whatsapp merupakan suntingan dari artikel Kompas.com dengan judul asli “PPKM Darurat Jawa-Bali, Pilihan Jokowi Atasi Ledakan Pandemi, Berlaku Mulai Besok Selama 18 Hari” sehingga masuk dalam kategori konten dimanipulasi.
Setelah ditelusuri pada website Kompas.com dengan menggunakan kata kunci judul artikel tangkapan layar tersebut tidak ditemukan artikel dengan judul tersebut.
Setelah ditelusuri lebih lanjut menggunakan tanggal pada tangkapan layar artikel tersebut ditemukan pada webiste Kompas.com artikel yang berjudul “PPKM Darurat Jawa-Bali, Pilihan Jokowi Atasi Ledakan Pandemi, Berlaku Mulai Besok Selama 18 Hari”. Tanggal dan waktu antara artikel Kompas.com dan tangkapan layar yang tersebar di Whatsapp sama yaitu Jumat, 2 Juli 2021 pukul 06.19.
Dengan demikian gambar tangkapan layar yang beredar di Whatsapp merupakan suntingan dari artikel Kompas.com dengan judul asli “PPKM Darurat Jawa-Bali, Pilihan Jokowi Atasi Ledakan Pandemi, Berlaku Mulai Besok Selama 18 Hari” sehingga masuk dalam kategori konten dimanipulasi.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Luthfiyah Oktari Jasmien (Institut Agama Islam Negeri Surakarta).
Judul pada gambar tersebut merupakan suntingan. Faktanya, judul yang asli adalah “PPKM Darurat Jawa-Bali, Pilihan Jokowi Atasi Ledakan Pandemi, Berlaku Mulai Besok Selama 18 Hari”.
Judul pada gambar tersebut merupakan suntingan. Faktanya, judul yang asli adalah “PPKM Darurat Jawa-Bali, Pilihan Jokowi Atasi Ledakan Pandemi, Berlaku Mulai Besok Selama 18 Hari”.
Rujukan
Halaman: 5932/7149



