Beredar di aplikasi percakapan dan media sosial pesan berantai menjanjikan hadiah dari Kopi Janji Jiwa. Pesan berantai itu ramai dibagikan beberapa waktu lalu.
Dalam pesan berantai yang beredar disebut Kopi Janji Jiwa sedang merayakan ulang tahun ke-30. Berikut narasi selengkapnya:
"Perayaan ulang tahun ke-30
Banyak hadiah yang sangat indah, serta lebih dari 1000 unit jam tangan pintar dan perangkat seluler.
Yang harus Anda lakukan adalah membuka kotak kado yang benar. Anda telah mencoba 3 kali, semoga berhasil!"
(GFD-2021-7020) [SALAH] Kopi Janji Jiwa Bagi-bagi Hadiah Lewat WhatsApp
Sumber: WhatsAppTanggal publish: 31/05/2021
Berita
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dengan mengunjungi akun Instagram resmi Kopi Janji Jiwa, @kopijanjijiwa yang sudah bercentang biru atau terverifikasi. Di sana terdapat penjelasan terkait pesan berantai tersebut.
Penjelasan itu diunggah dalam postingan tanggal 26 Mei 2021. Berikut isinya:
"Halo temansejiwa,
Dengan ini Jiwa menginformasikan bahwa segala bentuk kegiatan (event, giveaway, kuis dan lain-lain) hanya diselenggarakan di akun Instagram resmi @kopijanjijiwa.
Apabila ada pihak yang memberikan informasi kegiatan tersebut bukan melalui akun resmi Instagram @kopijanjijiwa maka hal itu bukan dari pihak Kopi Janji Jiwa.
Mohon berhati-hati untuk segala jenis penipuan ya, temansejiwa. Semoga harimu menyenangkan dan sehat selalu"
Selain itu Cek Fakta Liputan6.com juga mengunjungi website Jiwa Group, Lunarabrands.com. Di sana terdapat artikel berjudul "Press Release - Rayakan 2nd Anniversary, Janji Jiwa Berkolaborasi dengan Ayang Cempaka" yang tayang pada 15 Juni 2020.
Di sana terdapat penjelasan bahwa Kopi Janji Jiwa berulangtahun kedua pada 15 Juni 2020. Artinya saat ini Kopi Janji Jiwa baru akan berusia tiga tahun atau tidak sesuai dengan pesan berantai yang menyebut umurnya sudah 30 tahun.
Penjelasan itu diunggah dalam postingan tanggal 26 Mei 2021. Berikut isinya:
"Halo temansejiwa,
Dengan ini Jiwa menginformasikan bahwa segala bentuk kegiatan (event, giveaway, kuis dan lain-lain) hanya diselenggarakan di akun Instagram resmi @kopijanjijiwa.
Apabila ada pihak yang memberikan informasi kegiatan tersebut bukan melalui akun resmi Instagram @kopijanjijiwa maka hal itu bukan dari pihak Kopi Janji Jiwa.
Mohon berhati-hati untuk segala jenis penipuan ya, temansejiwa. Semoga harimu menyenangkan dan sehat selalu"
Selain itu Cek Fakta Liputan6.com juga mengunjungi website Jiwa Group, Lunarabrands.com. Di sana terdapat artikel berjudul "Press Release - Rayakan 2nd Anniversary, Janji Jiwa Berkolaborasi dengan Ayang Cempaka" yang tayang pada 15 Juni 2020.
Di sana terdapat penjelasan bahwa Kopi Janji Jiwa berulangtahun kedua pada 15 Juni 2020. Artinya saat ini Kopi Janji Jiwa baru akan berusia tiga tahun atau tidak sesuai dengan pesan berantai yang menyebut umurnya sudah 30 tahun.
Kesimpulan
Pesan berantai yang mengklaim Kopi Janji Jiwa sedang merayakan ulang tahun ke-30 dan mengadakan program bagi-bagi hadiah adalah hoaks.
Rujukan
(GFD-2021-7019) [SALAH] Pertamina Bagikan Hadiah Hari Jadi ke-60
Sumber: WhatsAppTanggal publish: 31/05/2021
Berita
Cek Fakta Liputan6.com mendapati informasi PT Pertamina (Persero) membagikan hadiah untuk merayakan hari jadi ke-60.
Informasi Pertamina bagikan hadiah untuk merayakan hari jadi ke-60, beredar lewat aplikasi pecakapan WhatsApp berupa link atau tautan. Isinya sebagai berikut:
"Hari jadi perusahaan ke-60. Setiap orang bisa mendapatkan hadiah gratis"
Pertamina bagi hadiah
Pertamina hadiah
Hari jadi ke 60 pertamina
Informasi Pertamina bagikan hadiah untuk merayakan hari jadi ke-60, beredar lewat aplikasi pecakapan WhatsApp berupa link atau tautan. Isinya sebagai berikut:
"Hari jadi perusahaan ke-60. Setiap orang bisa mendapatkan hadiah gratis"
Pertamina bagi hadiah
Pertamina hadiah
Hari jadi ke 60 pertamina
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri informasi Pertamina bagikan hadiah untuk merayakan hari jadi ke-60, dengan menanyakan ke pihak Pertamina.
Pjs. Senior Vice President Corporate Communications & Investor Relations Pertamina Fajriyah Usman mengatakan informasi Pertamina bagikan hadiah untuk merayakan hari jadi ke-60 tidaklah benar alias hoaks.
"Hoaks, sebelumnya juga ada ultah ke 40," kata Fajriyah, saat berbincang dengan Liputan6.com.
Menurutnya, ulang tahun Pertamina berlangsung pada bulan Desember, sehingga pemberian hadiah dalam rangka perayaan tersebut merupakan modus penipuan digital.
“Undian yang mengatasnamakan Pertamina baik yang disampaikan melalui Whatsapp, SMS, email, maupun media sosial itu tidak benar. Kami menghimbau masyarakat agar berhati-hati terhadap segala bentuk hoax maupun penipuan yang mengatasnamakan Pertamina,” ujar Fajriyah.
Pertamina pun sudah menyampaikan peringatan kehati-hatian mengenai penipuan maupun berita bohong melalu website https://www.pertamina.com/id/waspada-penipuan, maupun menyampaikannya dalam saluran media sosial Pertamina dan situs-situs informasi anti-hoax lainnya.
Fajriyah menegaskan seluruh program promosi Pertamina disampaikan melalui saluran komunikasi resmi perusahaan yakni website www.pertamina.com, akun sosial media @pertamina serta aplikasi resmi MyPertamina atau atau Pertamina Call Center 135.
“Seluruh program promosi dan hadiah dari Pertamina tidak dipungut biaya karena sudah ditanggung oleh perseroan. Sekali lagi hati-hati, jika ada yang meminta uang sebagai syarat untuk memenangkan hadiah,” imbuh Fajriyah.
Program promosi, lanjut Fajriyah, merupakan upaya Pertamina untuk meningkatkan pelayanan dan loyalitas pelanggan, karena itu semuanya dilaksanakan secara terbuka, transparan dan akuntabel.
“Jika ada program promosi atau undian berhadiah yang bukan berasal dari akun resmi Pertamina, maka itu adalah penipuan dan berita bohong. segera hubungi Call Center 135, jangan sampai menjadi korban dari modus penipuan," pungkas Fajriyah.
Pjs. Senior Vice President Corporate Communications & Investor Relations Pertamina Fajriyah Usman mengatakan informasi Pertamina bagikan hadiah untuk merayakan hari jadi ke-60 tidaklah benar alias hoaks.
"Hoaks, sebelumnya juga ada ultah ke 40," kata Fajriyah, saat berbincang dengan Liputan6.com.
Menurutnya, ulang tahun Pertamina berlangsung pada bulan Desember, sehingga pemberian hadiah dalam rangka perayaan tersebut merupakan modus penipuan digital.
“Undian yang mengatasnamakan Pertamina baik yang disampaikan melalui Whatsapp, SMS, email, maupun media sosial itu tidak benar. Kami menghimbau masyarakat agar berhati-hati terhadap segala bentuk hoax maupun penipuan yang mengatasnamakan Pertamina,” ujar Fajriyah.
Pertamina pun sudah menyampaikan peringatan kehati-hatian mengenai penipuan maupun berita bohong melalu website https://www.pertamina.com/id/waspada-penipuan, maupun menyampaikannya dalam saluran media sosial Pertamina dan situs-situs informasi anti-hoax lainnya.
Fajriyah menegaskan seluruh program promosi Pertamina disampaikan melalui saluran komunikasi resmi perusahaan yakni website www.pertamina.com, akun sosial media @pertamina serta aplikasi resmi MyPertamina atau atau Pertamina Call Center 135.
“Seluruh program promosi dan hadiah dari Pertamina tidak dipungut biaya karena sudah ditanggung oleh perseroan. Sekali lagi hati-hati, jika ada yang meminta uang sebagai syarat untuk memenangkan hadiah,” imbuh Fajriyah.
Program promosi, lanjut Fajriyah, merupakan upaya Pertamina untuk meningkatkan pelayanan dan loyalitas pelanggan, karena itu semuanya dilaksanakan secara terbuka, transparan dan akuntabel.
“Jika ada program promosi atau undian berhadiah yang bukan berasal dari akun resmi Pertamina, maka itu adalah penipuan dan berita bohong. segera hubungi Call Center 135, jangan sampai menjadi korban dari modus penipuan," pungkas Fajriyah.
Kesimpulan
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, informasi Pertamina bagikan hadiah untuk merayakan hari jadi ke-60 tidak benar.
Pertamina pun menghimbau masyarakat agar berhati-hati terhadap segala bentuk hoaks modus penipuan yang mengatasnamakan Pertamina.
Pertamina pun menghimbau masyarakat agar berhati-hati terhadap segala bentuk hoaks modus penipuan yang mengatasnamakan Pertamina.
Rujukan
(GFD-2021-7018) [SALAH] Suntikan Vaksin Kosong di Indonesia
Sumber: instagram.comTanggal publish: 31/05/2021
Berita
“Minta pendapat ton, kopid berbahaya ga ton?”
Suntikan kosong
Suntik vaksin bohong
Suntik vaksin kosong
Suntikan kosong
Suntik vaksin bohong
Suntik vaksin kosong
Hasil Cek Fakta
Beredar sebuah video dari media sosial Instagram dengan nama akun Infobanglibali, yang memperlihatkan seorang perawat menyuntikkan vaksin tampa injeksi kepada seorang pasien vaksinasi. Video ini menunjukkan bahwa sang perawat menyuntikkan jarum yang kosong kepada pasien laki-laki tersebut. Video tersebut pun telah dilihat sebanyak 8 ribu kali, dengan berbagai tanggapan di kolom komentar.
Namun setelah menelusuri terkait kebenaran video tersebut, diketahui bahwa video itu bukan berasal dari Indonesia. Melalui laman pencarian gambar Google, terdapat sebuah artikel berita dari media terchap.com yang menjelaskan terkait video viral tersebut.
Diketahui bahwa videon tersebut terjadi di Pusat Vaksinasi Mucho Lote di Guayaquil, Ekuador pada hari Minggu, 25 April 2021. Dijelaskan pula bahwa pria di dalam video tersebut memang tidak mendapatkan suntikan vaksin dari perawat.
Pria ini diduga menyuap perawat untuk memotong antrian agar mendapatkan vaksinasi COVID-19 sebelum gilirannya. Namun, perawat malah memberinya suntikan palsu, secara harfiah menusuk jarum di bahunya tanpa benar-benar menyuntikkan apa pun. Ini mungkin karena dosis vaksin sangat terbatas, dan akan di bawah pengawasan ketat sehingga dosis yang hilang akan diperhatikan.
Sekretaris Jenderal Kepresidenan Ekuador, Jorge Wated Reshuan pun membenarkan bahwa perawat yang melakukan suntikan palsu tersebut telah ditangkap. Pria yang merekam video dirinya itu pun juga ditangkap.
Dari penelusuran di atas dapat disimpulkan bahwa video penyuntikkan vaksin kosong tersebut merupakan hoaks kategori misleading content atau konten yang menyesatkan. Hal tersebut karena video tersebut bukan terjadi di Indonesia.
Namun setelah menelusuri terkait kebenaran video tersebut, diketahui bahwa video itu bukan berasal dari Indonesia. Melalui laman pencarian gambar Google, terdapat sebuah artikel berita dari media terchap.com yang menjelaskan terkait video viral tersebut.
Diketahui bahwa videon tersebut terjadi di Pusat Vaksinasi Mucho Lote di Guayaquil, Ekuador pada hari Minggu, 25 April 2021. Dijelaskan pula bahwa pria di dalam video tersebut memang tidak mendapatkan suntikan vaksin dari perawat.
Pria ini diduga menyuap perawat untuk memotong antrian agar mendapatkan vaksinasi COVID-19 sebelum gilirannya. Namun, perawat malah memberinya suntikan palsu, secara harfiah menusuk jarum di bahunya tanpa benar-benar menyuntikkan apa pun. Ini mungkin karena dosis vaksin sangat terbatas, dan akan di bawah pengawasan ketat sehingga dosis yang hilang akan diperhatikan.
Sekretaris Jenderal Kepresidenan Ekuador, Jorge Wated Reshuan pun membenarkan bahwa perawat yang melakukan suntikan palsu tersebut telah ditangkap. Pria yang merekam video dirinya itu pun juga ditangkap.
Dari penelusuran di atas dapat disimpulkan bahwa video penyuntikkan vaksin kosong tersebut merupakan hoaks kategori misleading content atau konten yang menyesatkan. Hal tersebut karena video tersebut bukan terjadi di Indonesia.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Gabriela Nauli Sinaga (Universitas Sumatera Utara)
Berita tersebut keliru. Video penyuntikkan vaksin kosong tersebut bukan terjadi di Indonesia, namun di Pusat Vaksinasi Mucho Lote di Guayaquil, Ekuador.
Berita tersebut keliru. Video penyuntikkan vaksin kosong tersebut bukan terjadi di Indonesia, namun di Pusat Vaksinasi Mucho Lote di Guayaquil, Ekuador.
Rujukan
(GFD-2021-7017) [SALAH] Bendera Israel Dibakar Rakyatnya Sendiri Karena Konflik dengan Palestina
Sumber: facebook.comTanggal publish: 30/05/2021
Berita
Bismillah
BENDERA ISR4HELL 🇮🇱
DI BAKAR RAKYATNYA SENDIRI😂
APA KABAR Y4Hud1 PESEK😅
Sepertinya gak bakal cair ini dananya🤣🤣
#palestine🇸🇩
#freepalestine🇸🇩
#savepalestine🇸🇩
#savealaqsha🇸🇩🇸🇩🇸🇩✊✊✊🇮🇩🇮🇩🇮🇩
BENDERA ISR4HELL 🇮🇱
DI BAKAR RAKYATNYA SENDIRI😂
APA KABAR Y4Hud1 PESEK😅
Sepertinya gak bakal cair ini dananya🤣🤣
#palestine🇸🇩
#freepalestine🇸🇩
#savepalestine🇸🇩
#savealaqsha🇸🇩🇸🇩🇸🇩✊✊✊🇮🇩🇮🇩🇮🇩
Hasil Cek Fakta
Beredar postingan di Facebook oleh akun bernama Bin Syam, yang membagikan postingan berupa video disertai narasi yang menyatakan bahwa rakyat Israel membakar benderanya sendiri, ia juga menampilkan hashtag bertema dukungan terhadap Palestina, seperti #palestine #freepalestine #savepalestine #savealaqsha.
Dalam videonya memperlihatkan, sejumlah orang-orang Yahudi Ortodoks yang memakai pakaian dengan ciri khas umatnya. Dalam video yang berdurasi 1 menit, orang-orang Yahudi tersebut membakar bendera Israel sambil mengucap dengan bahasa Ibrani.
Bin Syam kemudian menghubungkan pembakaran bendera Israel dengan peristiwa konflik Israel-Palestina yang terjadi sejak 10 Mei lalu, dapat diketahui dari narasinya yang mencantumkan hashtag bertema pembebasan Palestina.
Meski begitu setelah dilakukan penelusuran fakta terkait, video tersebut tidak ada hubungannya dengan konflik Israel-Palestina. Hasil penelusuran gambar menggunakan Google search image, ditemukan video tersebut beredar sejak Juli 2019. Beberapa pengguna media sosial di Twitter, seperti akun @ahmeturndu telah membagikan video yang sama persis pada 5 Juli 2019.
Salah satu media berbahasa Turki, gaste24.com, pada 4 Juli 2019 mengabarkan peristiwa pembakaran bendera Israel oleh sejumlah umat Yahudi dengan judul berita “Yahudi Membakar Bendera Israel” kemudian diberikan keterangan:
“Demonstrasi di Israel untuk memprotes kematian seorang anak Ethiopia karena peluru polisi semakin membludak”. Dalam berita tersebut juga disertai video yang sama persis sebagaimana postingan Bin Syam.
Media Turki lainnya yakni ahaber.com.tr, mengupload video yang sama dalam sebuah artikel beritanya yang berjudul “Ultra-Ortodoks Yahudi Membakar Bendera Israel”, diunggah pada 4 Juli 2019 pukul 16:57. Dalam artikel tersebut memberitakan, seorang anak Israel (19 tahun) keturunan Ethiopia ditembak mati oleh polisi yang sedang tidak betugas, pada hari Minggu di kota Kiryat Haim, Israel.
Penelusuran pun berlanjut untuk mencari konteks peristiwa lebih lengkap. Dengan menggunakan kata kunci berbahasa Inggris yakni “Ethiopian-Israelis protest”. Ditemukan artikel berita dari nytimes.com, berjudul “Ethiopian-Israelis Protest for 3rd Day After Fatal Police Shooting” (hari ketiga protes Ethiopian-Israelis setelah penembakan fatal oleh polisi), diunggah pada 3 Juli 2019.
Diberitakan saat itu, Solomon Tekah yang berusia 18 tahun sedang pergi bersama teman-temannya di Pelabuhan Utara Kota Haifa, pada hari Minggu. Pertemuan para pemuda tersebut telah menimbulkan kericuhan, seorang polisi yang sedang berlibur bersama istri dan anaknya akhirnya turun tangan. Seorang dari mereka melemparkan batu, sehingga membuat polisi itu merasa terancam. Polisi tersebut kemudian mengeluarkan pistol dan menembakkan ke arah Solomon Tekah, menyebabkan Solomon Tekah tewas.
Solomon Tekah adalah keturunan Ethiopia yang bermigrasi ke Israel pada 2012. Protes publik terhadap penembakan tersebut tidak hanya ditengarai protes tindak kekerasan aparat setempat, namun juga protes terhadap tindak diskriminasi terhadap warga keturunan Ethiopia di Israel.
Dilansir dari ahaber.com.tr,z Ultra-Yahudi Ortodoks yang membakar bendera Israel sebagaimana video yang beredar di media sosial, menyatakan bahwa negara Israel tidak mewakili keseluruhan orang Yahudi dan bahwa negara tersebut adalah negara Zionis yang juga tidak aman bagi mereka.
Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa klaim Bin Syam adalah Hoaks dan termasuk kategori Konten yang Menyesatkan.
Dalam videonya memperlihatkan, sejumlah orang-orang Yahudi Ortodoks yang memakai pakaian dengan ciri khas umatnya. Dalam video yang berdurasi 1 menit, orang-orang Yahudi tersebut membakar bendera Israel sambil mengucap dengan bahasa Ibrani.
Bin Syam kemudian menghubungkan pembakaran bendera Israel dengan peristiwa konflik Israel-Palestina yang terjadi sejak 10 Mei lalu, dapat diketahui dari narasinya yang mencantumkan hashtag bertema pembebasan Palestina.
Meski begitu setelah dilakukan penelusuran fakta terkait, video tersebut tidak ada hubungannya dengan konflik Israel-Palestina. Hasil penelusuran gambar menggunakan Google search image, ditemukan video tersebut beredar sejak Juli 2019. Beberapa pengguna media sosial di Twitter, seperti akun @ahmeturndu telah membagikan video yang sama persis pada 5 Juli 2019.
Salah satu media berbahasa Turki, gaste24.com, pada 4 Juli 2019 mengabarkan peristiwa pembakaran bendera Israel oleh sejumlah umat Yahudi dengan judul berita “Yahudi Membakar Bendera Israel” kemudian diberikan keterangan:
“Demonstrasi di Israel untuk memprotes kematian seorang anak Ethiopia karena peluru polisi semakin membludak”. Dalam berita tersebut juga disertai video yang sama persis sebagaimana postingan Bin Syam.
Media Turki lainnya yakni ahaber.com.tr, mengupload video yang sama dalam sebuah artikel beritanya yang berjudul “Ultra-Ortodoks Yahudi Membakar Bendera Israel”, diunggah pada 4 Juli 2019 pukul 16:57. Dalam artikel tersebut memberitakan, seorang anak Israel (19 tahun) keturunan Ethiopia ditembak mati oleh polisi yang sedang tidak betugas, pada hari Minggu di kota Kiryat Haim, Israel.
Penelusuran pun berlanjut untuk mencari konteks peristiwa lebih lengkap. Dengan menggunakan kata kunci berbahasa Inggris yakni “Ethiopian-Israelis protest”. Ditemukan artikel berita dari nytimes.com, berjudul “Ethiopian-Israelis Protest for 3rd Day After Fatal Police Shooting” (hari ketiga protes Ethiopian-Israelis setelah penembakan fatal oleh polisi), diunggah pada 3 Juli 2019.
Diberitakan saat itu, Solomon Tekah yang berusia 18 tahun sedang pergi bersama teman-temannya di Pelabuhan Utara Kota Haifa, pada hari Minggu. Pertemuan para pemuda tersebut telah menimbulkan kericuhan, seorang polisi yang sedang berlibur bersama istri dan anaknya akhirnya turun tangan. Seorang dari mereka melemparkan batu, sehingga membuat polisi itu merasa terancam. Polisi tersebut kemudian mengeluarkan pistol dan menembakkan ke arah Solomon Tekah, menyebabkan Solomon Tekah tewas.
Solomon Tekah adalah keturunan Ethiopia yang bermigrasi ke Israel pada 2012. Protes publik terhadap penembakan tersebut tidak hanya ditengarai protes tindak kekerasan aparat setempat, namun juga protes terhadap tindak diskriminasi terhadap warga keturunan Ethiopia di Israel.
Dilansir dari ahaber.com.tr,z Ultra-Yahudi Ortodoks yang membakar bendera Israel sebagaimana video yang beredar di media sosial, menyatakan bahwa negara Israel tidak mewakili keseluruhan orang Yahudi dan bahwa negara tersebut adalah negara Zionis yang juga tidak aman bagi mereka.
Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa klaim Bin Syam adalah Hoaks dan termasuk kategori Konten yang Menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Ani Nur MR (Universitas Airlangga).
Bukan karena konflik dengan Palestina yang terjadi baru-baru ini. Bendera Israel tersebut dibakar oleh sejumlah umat Yahudi Ultra-Ortodoks di negaranya, Israel, untuk memprotes penembakan polisi setempat kepada warga berkulit hitam keturunan Ethiopia, Solomon Tekah, pada tahun 2019.
Bukan karena konflik dengan Palestina yang terjadi baru-baru ini. Bendera Israel tersebut dibakar oleh sejumlah umat Yahudi Ultra-Ortodoks di negaranya, Israel, untuk memprotes penembakan polisi setempat kepada warga berkulit hitam keturunan Ethiopia, Solomon Tekah, pada tahun 2019.
Rujukan
Halaman: 5932/7107
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3468844/original/070250500_1622429292-cek_fakta_janji_jiwa.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3469004/original/036355300_1622438045-pertamina_hut_60.jpg)

