• (GFD-2024-21470) Cek Fakta: Hoaks Foto Kamala Harris Bersama Jeffrey Epstein di Pantai

    Sumber:
    Tanggal publish: 29/07/2024

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Sebuah foto yang diklaim Wakil Presiden Amerika Serikat, Kamala Harris berpose bersama terpidana pelaku kejahatan seksual, mendiang Jeffrey Epstein di pantai beredar di media sosial. Foto tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 25 Juli 2024.
    Foto tersebut memperlihatkan Jeffrey Epstein sedang memeluk Kamala yang mengenakan bikini. Lokasi foto tampak berada di sebuah pantai.
    "Jeffrey Epstein and Kamala Harris.Look quickly before democratically owned facebook fake news lying fact checkers remove this and claim it’s false," tulis salah satu akun Facebook.
    Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah empat kali dibagikan dan mendapat beberapa komentar dari warganet.
    Benarkah dalam foto tersebut Kamala Harris sedang berpose bersama mendiang Jeffrey Epstein? Berikut penelusurannya.
     

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri foto yang diklaim Kamala Harris sedang berpose bersama mendiang Jeffrey Epstein.
    Penelusuran dilakukan dengan mengunggah foto tersebut ke situs isitai.com. Situs tersebut bisa mengidentifikasi sebuah gambar apakah hasil rekayasa atau asli.
    Hasilnya, foto yang diklaim Kamala Harris berpose bersama Jeffrey Epstein ternyata hasil rekayasa digital dengan menggunakan perangkat kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
    Berikut gambar tangkapan layarnya.
    Hasil yang sama juga didapatkan ketika penelusuran menggunakan situs fakeimagedetetor.com. Foto tersebut merupakan hasil rekayasa digital menggunakan AI.
    Berikut gambar tangkapan layarnya.
    Dikutip dari hindustantimes.com, foto Kamala Harris bersama Jeffrey Epstein memicu perdebatan di media sosial, menyusul Harris yang telah didukung Presiden AS Joe Biden maju sebagai capres dari Partai Demokrat pada Pemilihan Presiden AS 2024.
    Ini bukan pertama kalinya foto Kamala Harris diedit dan menjadi viral. Pada 2021, seorang pengguna Instagram membagikan gambar Harris bersama Jeffrey Epstein yang telah dimanipulasi.
    Pencarian gambar terbalik mengungkapkan bahwa foto asli diambil pada September 2015. Dalam foto itu menampilkan Harris bersama suaminya, Douglas Emhoff, di acara makan Pelantikan Broad Museum Black Tie, Los Angeles, Amerika Serikat.
     

    Kesimpulan


    Foto yang diklaim Kamala Harris sedang berpose bersama terpidana pelaku kejahatan seksual, mendiang Jeffrey Epstein di pantai ternyata tidak benar alias hoaks. Faktanya, foto tersebut merupakan hasil rekayasa digital menggunakan AI.

    Rujukan

  • (GFD-2024-21469) Menyesatkan, Video Berisi Klaim Tuli Dapat Sembuh dengan Konsumsi Obat-obatan

    Sumber:
    Tanggal publish: 29/07/2024

    Berita



    Sebuah akun Facebook [ arsip ] mengunggah video berisi klaim tentang obat-obatan yang dapat menyembuhkan gangguan pendengaran atau tuli permanen.  

    Video itu berisi klaim penyembuhan tuli hanya menggunakan dua kapsul. Namun tidak ada keterangan detail mengenai jenis kapsul yang dikonsumsi. “20 tahun tuli sembuh permanen,” isi klaim dalam narasi. 



    Sejak dibagikan pada Rabu, 10 Juli 2024, video ini sudah ditonton sebanyak 892 ribu kali, disukai oleh 1,5 ribu kali, dan mendapat 386 komentar. Namun benarkah tuli dapat disembuhkan hanya dengan dua kapsul obat?

    Hasil Cek Fakta



    Menurut Guru Besar dalam Bidang Ilmu Neurotologi Aspek Komunitas pada Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Nyilo Purnami, pengobatan gangguan pendengaran atau tuli tidak dapat disembuhkan dengan mengkonsumsi obat. 

    Menurut dia, perlu pemeriksaan ke dokter untuk mengetahui penyebab tuli tersebut, tingkat ketajaman pendengaran apakah bersifat sementara atau permanen.

    "Sekilas, hanya dengan minum obat bisa menyembuhkan berbagai jenis ketulian, itu seperti tidak masuk akal," kata penulis buku “Deteksi Dini Gangguan Pendengaran” kepada Tempo saat dihubungi pada Sabtu, 27 Juli 2024.

    Menurutnya, gangguan pendengaran ada tingkatannya dan juga ada jenisnya. Lalu ada yang sementara dan bersifat permanen, ada yang terjadi mendadak tuli dan perlahan semakin memberat. Ada penyebab genetik, infeksi, trauma dan lain-lain. "Perlu konsultasi ke dokter, memastikan penyebabnya," tutur Nyilo.

    Dia pun mengimbau, bila ada masalah pendengaran terganggu, segera periksa ke dokter. Bila ada dugaan atau memiliki risiko terjadi gangguan pendengaran, perlu segera periksa dan konsultasi. Pencegahan lebih baik dan periksa lebih dini.

    Dikutip dari laman Layanan Gangguan Pendengaran di Durham, Carolina Utara, Amerika Serikat, ada dua jenis gangguan pendengaran. Pertama gangguan pendengaran konduktif yakni ketika saluran telinga tersumbat oleh sesuatu seperti tumpukan kotoran telinga, maka seseorang akan mengalami gangguan pendengaran. Bentuk gangguan pendengaran ini akan sembuh bila penyebab penyumbatannya dihilangkan.

    Kedua, gangguan pendengaran sensorineural yakni gangguan pendengaran yang bersifat lebih permanen. Getaran di udara ditangkap oleh rambut halus di telinga yang disebut stereocilia. Otak manusia mampu menafsirkan getaran ini sebagai suara. Sayangnya, rambut-rambut ini rusak seiring berjalannya waktu, biasanya karena suara yang sangat keras. Dan rambut-rambut ini berhenti berfungsi setelah rusak sehingga menurunkan kemampuan seseorang untuk mendengar. 

    Tubuh manusia tidak akan menumbuhkan kembali rambut-rambut ini secara alami dan menyebabkan seseorang kehilangan pendengaran secara permanen. Gangguan pendengaran sensorineural mungkin tidak dapat disembuhkan, namun bukan berarti tidak dapat ditangani. Beberapa penanganan seperti menggunakan alat bantu dengar, implan koklea, dan sejumlah metode baru.

    Kesimpulan



    Berdasarkan pemeriksaan fakta, video berisi klaim tuli dapat disembuhkan dengan obat adalah menyesatkan.

    Prof. Dr. Nyilo Purnami menjelaskan pengobatan gangguan pendengaran atau tuli tidak dapat disembuhkan dengan mengkonsumsi obat. Intinya, kata dia, perlu pemeriksaan ke dokter, untuk mengetahui apa penyebabnya, tingkat ketajaman pendengarannya seberapa, bersifat sementara atau permanen.

    Rujukan

  • (GFD-2024-21468) Menyesatkan, Klaim tentang Salju di Bandara Internasional Philadelphia saat Terjadi Gelombang Panas

    Sumber:
    Tanggal publish: 29/07/2024

    Berita



    Sebuah gambar beredar di WhatsApp dan X atau Twitter [ Arsip] yang diklaim menunjukkan suasana salju yang turun di Bandara Internasional Philadelphia, negara bagian Pennsylvania, Amerika Serikat. Padahal saat itu sedang terjadi gelombang panas di sana.

    Gambar itu memperlihatkan dua pesawat terbang milik British Airways dan US Airways yang tengah parkir di airport yang tertutup salju putih. Gambar disertai tulisan bahwa Bandara Philadelphia diterpa salju pada Juli 2024 ketika ada gelombang panas.



    Tempo menerima permintaan pembaca untuk memeriksa kebenaran narasi tersebut. Benarkah Bandara Internasional Philadelphia tertutup salju di tengah gelombang panas di bulan Juli 2024?

    Hasil Cek Fakta



    Dari penelusuran Tempo, diketahui cuitan itu bersumber dari artikel yang diterbitkan website Qz.com. Sementara akun X yang menyebarkannya kerap mengunggah narasi tentang tanda-tanda kiamat dan perenggangan bumi.

    Artikel itu membahas publikasi Badan Cuaca Nasional yang menyebut ‘jejak salju’ di Bandara Internasional Philadelphia pada Juli 2024. Sesungguhnya yang terjadi adalah adanya hujan es yang butirannya sangat kecil sehingga disebut sebagai ‘jejak salju’.



    Hal itu berbeda dengan salju yang turun pada musim dingin di negara-negara empat musim. Namun foto yang digunakan oleh situs QZ memperlihatkan suasana salju lebat sebagaimana yang terjadi di musim dingin, sehingga menggambarkan situasi yang berbeda.

    Padahal dalam keterangan foto, QZ menjelaskan bahwa foto tersebut diambil saat terjadi badai salju yang membatalkan seluruh jadwal penerbangan di Bandara Internasional Philadelphia, pada tanggal 17 Februari 2003. Foto diambil Don Murray dan pertama terbit di Getty Images.

    Dilansir Accuweather.com, isu salju itu muncul karena keliru menangkap istilah ‘jejak salju’ dari tweet National Weather Service (NWS) alias kantor badan cuaca nasional di Mount Holly, New Jersey. Saat itu Accuweather menyatakan merekam kemunculan ‘jejak salju’ di Bandara Internasional Philadelphia di tengah gelombang panas pada Juli 2024.

    ‘Jejak salju’ itu berupa presipitasi beku alias hujan es dengan butiran kecil. Hal itu bisa muncul di musim panas, tepatnya dari badai petir di musim panas. Kejadian semacam itu pun tercatat telah terjadi beberapa kali.

    Ahli Meteorologi AccuWeather, Brandon Buckingham, mengatakan bahwa NWS biasa mencatat hujan es yang menutupi tanah sebagai ‘jejak salju’ dalam arsip klimatologi harian mereka.

    "Dalam arsip klimatologi, Badan Cuaca Nasional mengumpulkan semua bentuk presipitasi beku yang terakumulasi (sebagai salju). Kenyataannya, ini bukanlah salju yang turun, karena mustahil terjadi di suhu 90-an Fahrenheit yang terjadi pada saat itu," kata Buckingham.

    Antara Salju dan Hujan Es

    Narasi yang beredar menyatakan yang jatuh ke Bandara Internasional Philadelphia adalah hujan es yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah ‘hail’. Apakah hail itu? Apa perbedaannya dengan salju atau snow dalam bahasa Inggris?

    Dilansir Nationalgeographic.org, istilah hail berbeda dengan snow. Penjelasannya berangkat dari pengertian presipitasi, yang merupakan jenis-jenis air yang terbentuk di atmosfer dan turun ke bumi.

    Presipitasi bisa berbentuk cair sebagaimana hujan air, bisa juga berbentuk padat sebagaimana hujan es dan hujan salju. Hujan es atau hail adalah butiran es yang bertemu berbagai partikel di tengah badai dingin, dan berubah menjadi padat.

    Butiran hujan es biasanya berukuran seperti batu kecil, ukurannya bisa mencapai 15 centimeter atau enam inci, dan beratnya lebih dari satu pon.

    Sementara salju merupakan kristal es berbentuk kepingan dengan struktur yang kompleks. Salju sepenuhnya terdiri dari tetesan air yang membeku. Ada kalanya kepingan salju saling bergabung dan menggumpal yang kemudian disebut graupel.

    Butuh suhu di tanah mendekati atau di bawah titik beku, kurang dari 0 derajat celcius/32 derajat Fahrenheit, untuk mempertahankan salju. Bila tidak, salju akan langsung mencair ketika sampai tanah.

    Kesimpulan



    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan Bandara Internasional Philadelphia diterpa salju hingga tertutup lapisan salju saat terjadi gelombang panas pada Juli 20224, adalah klaim menyesatkan.

    Sesungguhnya yang terjadi adalah hujan es dengan ukuran kecil-kecil yang disebut sebagai ‘jejak salju’ turun di Bandara Internasional Philadelphia, dan bukan salju yang biasa turun pada musim dingin di negara empat musim.

    Rujukan

  • (GFD-2024-21467) [PENIPUAN] Akun Instagram Raffi-Nagita Berbagi Hadiah melalui Pesan WhatsApp

    Sumber: Instagram.com
    Tanggal publish: 30/07/2024

    Berita

    Akun Instagram @raffi_nagitaberbagi221: “RaffiNagitaberbagi1717. SILAHKAN ANDA KLIK LINK WA SAYA DI BAWAH INI AMBIL HADIAH KALIAN SEKARANG :phone::arrow_heading_down::point_down::point_down::point_down::point_down::point_down: Chat[dot]whatsapp[dot]com/E0aC1p4O5lB0rEjuXyNtII”

    Hasil Cek Fakta

    Terdapat sebuah akun di Instagram dengan username @raffi_nagitaberbagi221 membagikan postingan yang mengatasnamakan Raffi Ahmad dan istrinya, Nagita Slavina, berbagi hadiah kepada masyarakat. Hadiah tersebut dapat diambil dengan mengirim pesan melalui link WhatsApp yang disematkan pada bio. Saat artikel ini dibuat akun tersebut telah mendapatkan 244rb pengikut dengan 111 postingan.

    Namun faktanya akun resmi Raffi dan Nagita dengan username @raffinagita1717 tidak pernah menyebut maupun me-mention adanya akun mereka yang dikhususkan untuk berbagi. Setelah ditelusuri link WhatsApp pada bio akun tersebut menuju pada grup yang mungkin saja digunakan pihak yang tidak bertanggung jawab untuk menipu hingga merugikan masyarakat.

    Sebelumnya Pemeriksa Fakta Mafindo juga telah membantah konten-konten tiruan yang mengatasnamakan Raffi Ahmad dan Nagita Slavina, beberapa konten tersebut serupa dengan postingan yang diunggah pada akun Instagram tersebut.

    Dengan demikian, akun Instagram Raffi dan Nagita berbagi hadiah adalah tidak benar dengan kategori Konten yang Menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Moch. Marcellodiansyah

    Akun tersebut adalah akun tiruan yang dapat digunakan untuk menipu dan merugikan masyarakat.

    Rujukan