• (GFD-2024-22397) Cek fakta, video Gibran Rakabuming melantunkan adzan ke bayi

    Sumber:
    Tanggal publish: 03/09/2024

    Berita

    Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah unggahan video berdurasi 20 detik beredar di X dan menampilkan wajah Wakil Presiden Terpilih Gibran Rakabuming Raka sedang melantunkan adzan pada seorang bayi.

    Berikut narasi dalam unggahan tersebut:

    “Disuruh Adzan-in Orok

    Malah Takbiran...”

    Namun, benarkah video Gibran melantunkan adzan ke bayi?

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan penelusuran, video yang menampilkan wajah Gibran tersebut merupakan hasil suntingan. Video aslinya diunggah seseorang di X dan mengklarifikasi bahwa video Gibran melantunkan adzan ke bayi merupakan hoaks. Video asli tersebut sempat viral beberapa waktu lalu yang mana laki-laki tersebut seharusnya mengumandangkan azan namun malah mengumandangkan takbir.

    Klaim: video Gibran melantunkan adzan ke bayi

    Rating: Hoaks

    Pewarta: Tim JACX

    Editor: Indriani

    Copyright © ANTARA 2024

    Rujukan

  • (GFD-2024-22396) Cek fakta, Tongkat Diponegoro pada video Anies Baswedan

    Sumber:
    Tanggal publish: 03/09/2024

    Berita

    Jakarta (ANTARA/JACX) – Politikus Anies Baswedan beberapa waktu lalu meluncurkan video pernyataan dengan latar belakang lukisan Pangeran Diponegoro dan sebuah tongkat.

    Ramai netizen yang meyakini tongkat tersebut sebagai tongkat peninggalan Pangeran Diponegoro. Sebuah unggahan video TikToK menarasikan seharusnya tongkat tersebut menjadi milik Presiden Jokowi, bukan Anies.

    Berikut narasi dalam unggahan tersebut:

    “BUKAN PUNYA ANIES TAPI PUNYA JOKOWI

    BUKANNYA DIKASIHKAN KE PRESIDEN JOKOWI MALAH DI BAWA PULANG UNTUK DIRINYA SENDIRI”

    Namun, benarkah tongkat yang berada di video Anies Baswedan itu merupakan Tongkat Pangeran Diponegoro?

    Hasil Cek Fakta

    Dilansir dari laman Kemendikbud pada 2015, Tongkat Cakra Pangeran Diponegoro disimpan selama 183 tahun oleh keluarga Baud di Belanda dan dikembalikan pada Pemerintah Indonesia.

    Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mewakil Pemerintah Indonesia menerima secara langsung Pusaka Pangeran Diponegoro dari Keluarga Baud. Penyerahan tersebut dilakukan pada acara pembukaan pameran lukisan “Aku Diponegoro” di Jakarta.

    Foto Anies saat menerima tongkat tersebut juga terdapat dalam laman aniesbaswedan.com yang diberi judul “Menerima Tongkat Cakra Pangeran Diponegoro dari Pemerintah Belanda 2015”. Dalam laman tersebut dinarasikan, Anies Baswedan, saat itu menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, menjadi orang Indonesia pertama yang menerima sekaligus memegang Tongkat Cakra Diponegoro.

    Sementara, tongkat yang menjadi latar dalam video terbaru Anies Baswedan tersebut merupakan replika tombak Cakra Kotogede. Dalam video youtube Anies Baswedan yang berjudul “Tongkat Pusaka Pangeran Diponegoro”, dijelaskan replika tombak Cakra Kotogede tersebut didapat Anies saat berziarah ke makam raja-raja Mataram islam di Dusun Sayangan Jagalan Bangun Tapan, Bantul, DIY pada 13 Agustus 2023 lalu. Dengan demikian, tongkat yang menjadi latar belakang video pernyataan Anies tersebut bukanlah tongkat Pangeran Diponegoro.

    Pewarta: Tim JACX

    Editor: Indriani

    Copyright © ANTARA 2024

    Rujukan

  • (GFD-2024-22395) [HOAKS] Pertamina Bantah Pertalite Dihapus Mulai 1 September 2024

    Sumber:
    Tanggal publish: 02/09/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Pertamina disebut tidak akan menjual bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite mulai 1 September 2024.

    Namun, berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu perlu diluruskan.

    Narasi Pertamina tidak akan menjual Pertalite mulai 1 September dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.

    Berikut narasi yang dibagikan:

    Kabarnya mulai tgl 1 September BBM jenis pertalite tidak akan dijual lagi

    Narasi itu disertai tangkapan layar artikel berjudul "Mulai 1 September 2024 Pertalite Tidak Akan Dijual Lagi di SPBU Pertamina".

    Hasil Cek Fakta

    Dilansir Antara, PT Pertamina Patra Niaga menyatakan, tidak ada rencana penghentian distribusi Pertalite pada 1 September 2024.

    Menurut Corporate Secretary Pertamina Heppy Wulansari, Pertamina akan tetap menyalurkan Pertalite sesuai penugasan pemerintah.

    "Masyarakat tidak perlu termakan berita hoaks. Pertalite akan terus kami salurkan sesuai kuota yang ditetapkan pemerintah," kata Heppy di Jakarta, 30 Agustus 2024.

    Ia mengatakan, Pertamina juga berupaya agar subsidi BBM tepat sasaran dengan melakukan pendataan melalui pendaftaran QR code.

    Pendaftaran QR code Pertalite dilasanakan di sejumlah wilayah secara bertahap dan hanya untuk kendaraan roda empat.

    Saat ini pendaftaran QR code Pertalite difokuskan di wilayah Jawa, Madura, Bali (Jamali), dan sebagian wilayah non-Jamali yaitu Kepulauan Riau, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Gorontalo, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Aceh, Bangka Belitung, Bengkulu dan Kabupaten Timika.

    Heppy mengatakan, jumlah pendaftar yang terverifikasi dan telah mendapat QR Code saat ini mencapai 3,9 juta.

    "Diharapkan tahap 1 bisa tercapai 100 persen pada akhir September 2024. Sisanya akan dilakukan tahap kedua rencana paling cepat bulan Oktober- November 2024," ujar Heppy.

    Pendaftaran QR code Pertalite dilakukan melalui www.subsiditepat.mypertamina.id.

    Dokumen yang perlu dipersiapkan untuk mendaftar adalah foto KTP, foto diri, foto STNK (tampak depan dan belakang), foto kendaraan tampak keseluruhan, foto kendaraan tampak depan nomor polisi dan foto KIR bagi kendaraan pengguna KIR.

    Heppy mengimbau pengguna Pertalite untuk segera melakukan pendaftaran QR code Pertalite untuk memastikan akses subsidi BBM yang tepat sasaran.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi Pertamina tidak akan menjual Pertalite mulai 1 September 2024 perlu diluruskan.

    PT Pertamina Patra Niaga menyatakan, tidak ada rencana penghentian distribusi Pertalite pada 1 September 2024.

    Rujukan

  • (GFD-2024-22394) [HOAKS] Tautan Kuota Internet Gratis 30 GB untuk Semua Operator

    Sumber:
    Tanggal publish: 02/09/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar unggahan di Facebook yang memuat narasi adanya tautan kuota internet gratis sebesar 30 GB dari semua operator seluler.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, tautan tersebut palsu.

    Unggahan berisi tautan kuota internet gratis dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini, pada Agustus 2024.

    Berikut narasi yang dibagikan:

    *Penawaran Internet Gratis 30GB*

    Untuk Mengaktifkan Internet Gratis 30GB klik di sini*1. Telkomsel*https://juw4g.xabou.buzz/Telkomsel-30GB

    *2. XL*https://juw4g.xabou.buzz/XL-30GB

    *3. THREE*https://juw4g.xabou.buzz/Three-30GB

    *4. indosat*https://juw4g.xabou.buzz/indosat-30GB

    *5. AXIS*https://juw4g.xabou.buzz/AXIS-30GB

    *6. smartfren*https://juw4g.xabou.buzz/smartfren-30GB

    *7. Other Networks*https://juw4g.xabou.buzz/Other-30GB

    Hasil Cek Fakta

    Sebagaimana diberitakan Kompas.com, hoaks tautan kuota internet gratis pernah beredar pada 2023. Tautan yang disebarkan tidak mengarah ke situs resmi operator seluler.

    Setelah ditelusuri menggunakan WhereGoes, unggahan pada 2024 juga memuat tautan yang tidak mengarah ke situs resmi.

    Berikut alamat situs resmi dari operator seluler yang dicantumkan dalam unggahan Facebook tersebut:

    Tidak ada informasi mengenai pembagian kuota data internet gratis dalam situs resmi operator seluler yang disebut.

    Situs yang beredar di media sosial kemungkinan besar merupakan phishing. Sebaiknya kita tidak sembarangan mengeklik situs yang berpotensi membahayakan keamanan data.

    Phishing tidak hanya bisa mencuri data pribadi kita, tetapi juga dimanfaatkan untuk penipuan yang menyebabkan kerugian material.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, unggahan Facebook berisi tautan kuota internet gratis adalah hoaks.

    Setelah ditelusuri menggunakan WhereGoes, unggahan tersebut memuat tautan yang tidak mengarah ke situs resmi operator seluler.

    Situs yang beredar di media sosial kemungkinan besar merupakan phishing.

    Rujukan