• (GFD-2025-27263) [HOAKS] Tautan Rekrutmen Pegawai BPJS Kesehatan Periode 2025

    Sumber:
    Tanggal publish: 03/06/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Di media sosial beredar tautan yang diklaim untuk mengakses proses rekrutmen pegawai Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, tautan tersebut hoaks.

    Tautan yang diklaim untuk akses rekrutmen pegawai BPJS Kesehatan dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini, pada Mei 2025.

    Berikut narasi yang dibagikan:

    Masih di Buka! Lowongan Kerja BPJS Kesehatan periode tahun 2025

    Posisi:Calon Pegawai BPJS Kesehatan - Semua Formasi

    Persyaratan Umum:Warga Negara Indonesia

    Pendidikan minimal SMA D1 S1 S2 dari semua jurusan Info pendaftaran klik link di bioPENDAFTARAN TIDAK DIPUNGUT BIAYA APAPUN

    Screenshot Hoaks, tautan rekrutmen BPJS Kesehatan periode 2025

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com mengecek tautan yang diklaim untuk akses rekrutmen BPJS Kesehatan. Namun, tautan tersebut tidak mengarah ke situs resmi BPJS Kesehatan

    Tautan itu mengarah ke sebuah situs yang meminta data nama lengkap sesuai KTP, informasi tempat dan tanggal lahir, alamat, jenis kelamin, serta nomor akun Telegram aktif.

    Tautan tersebut kemungkinan besar adalah modus phishing atau pencurian data.

    Sebab, BPJS Kesehatan melalui akun Facebook resmi telah mengeluarkan imbauan perihal beredarnya hoaks rekrutmen pegawai.

    BPJS Kesehatan hanya mempublikasikan rekrutmen melalui situs resmi www.bpjs-kesehatan.go.id dan media sosial resmi yang telah terverifikasi.

    Dalam melakukan proses rekrutmen calon pegawai, tidak pernah ada permintaan uang atau materi lainnya kepada peserta.

    "Kami mengimbau kepada masyarakat agar lebih waspada terhadap modus-modus penipuan yang dilakukan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab," demikian imbauan BPJS Kesehatan, 19 April 2025.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, tautan yang diklaim untuk akses rekrutmen pegawai BPJS Kesehatan adalah hoaks.

    Tautan tersebut tidak mengarah ke situs resmi BPJS Kesehatan, dan kemungkinan besar adalah modus phishing atau pencurian data.

    Tautan itu mengarah ke sebuah situs yang meminta data nama lengkap sesuai KTP, informasi tempat dan tanggal lahir, alamat, jenis kelamin, serta nomor akun Telegram aktif.

    BPJS Kesehatan hanya mempublikasikan rekrutmen melalui situs resmi www.bpjs-kesehatan.go.id dan media sosial resmi yang telah terverifikasi.

    Rujukan

  • (GFD-2025-27262) [KLARIFIKASI] Kejaksaan Agung Bantah Nadiem Makarim Masuk DPO

    Sumber:
    Tanggal publish: 03/06/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Di media sosial tersiar narasi bahwa Kejaksaan Agung (Kejagung) telah menetapkan eks Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim diklaim masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).

    Ia ditetapkan sebagai DPO lantaran terlibat dalam kasus dugaan korupsi pengadaan laptop berbasis Chromebook senilai Rp 9,9 triliun.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu keliru.

    Informasi mengenai penetapan Nadiem Makarim sebagai DPO disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, dan ini.

    Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Minggu (1/6/2025):

    HEBOH KARUPSI MANTAN KEMENDIKBUD REZIM JOKOWI, Nadiem DPO belum ditemukan keberadaannya. Kejagung menggeledah apartemen Nadiem, Terus kawal pak TNI dan Kejagung biar uang Negara kembali ke Negara Bravo TNI dan Kejagung

    Pengguna media sosial menyertakan sebuah video menampilkan penyidik menggeledah sebuah apartemen.

    Sementara, berikut teks yang tertera dalam video:

    Heboh..!!NADIEM MAKARIM EKS KEMENDIKBUD JADI DPO KEJAGUNG KASUS KORUPSI 9,9T

    Hasil Cek Fakta

    Video yang beredar bersumber dari peristiwa penggeledahan apartemen dua eks stafsus Nadiem Makarim, JT dan FH pada Rabu, 21 Mei 2025.

    Penggeledahan dilakukan terkait dugaan korupsi pengadaan laptop berbasis Chromebook yang diperkirakan terjadi pada 2019-2023.

    Penyidik menyita sejumlah barang bukti berupa dokumen dan benda elektronik.

    Dokumentasi proses penggeledahan tersebut dapat dilihat di kanal YouTube Kompas TV ini.

    Di sisi lain, Kejaksaan Agung (Kejagung) membantah mengenai penetapan Nadiem sebagai tersangka.

    "Saya sudah cek ke penyidik, yang bersangkutan (Nadiem) belum dipanggil dalam proses penyidikan, ini apalagi (masuk) DPO. Jadi, tidak benar," ujar Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Harli Siregar sebagaimana diwartakan Kompas.com, Senin (2/6/2025).

    Penyidik masih dalam proses pendalaman kasus, dengan meminta keterangan 28 saksi yang telah diperiksa.

    Namun nama Nadiem, belum masuk dalam daftar 28 saksi tersebut yang telah dan akan diperiksa dalam waktu dekat.

    "Dalam satu minggu ini penyidik akan fokus melakukan pemeriksaan terhadap 28 saksi ini karena kan harus bisa dipastikan siapa melakukan apa dan apakah tindakan-tindakan mereka itu merupakan tindakan yang dibenarkan hukum atau melawan hukum," kata Harli.

    Kesimpulan

    Narasi mengenai penetapan Nadiem Makarim sebagai DPO tidak benar.

    Kejagung menjelaskan, eks Mendikbud Ristek itu belum masuk dalam DPO.

    Penyidik masih melakukan pendalaman kasus dan meminta keterangan dari 28 saksi. Nama Nadiem belum masuk dalam daftar saksi.

    Rujukan

  • (GFD-2025-27261) [HOAKS] Video Putin Menyatakan Dukungan untuk Pakistan

    Sumber:
    Tanggal publish: 03/06/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Di media sosial beredar video yang memperlihatkan Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan dukungannya untuk Pakistan dalam menghadapi India.

    Dalam video itu, Putin mengatakan bahwa ia siap mendukung Pakistan apabila India menyerang negara tersebut.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video tersebut hoaks dan merupakan hasil manipulasi artificial intelligence (AI).

    Video Putin menyatakan dukungan untuk Pakistan dibagikan oleh akun Facebook ini pada 4 Mei 2025. Berikut narasi yang dibagikan:

    Presiden Rusia Vladimir Putin mendukung Pakistan

    Berikut pernyataan Putin dalam video tersebut:

    Saya ingin mengakhiri semua perang di dunia. Saya tidak ingin perang baru antara India dan Pakistan. Jika India menyerang Pakistan, saya pasti akan mendukung Pakistan dan India harus diberi tanggapan yang pantas.

    Screenshot Hoaks, video Putin menyatakan dukungan untuk Pakistan hasil manipulasi AI

    Hasil Cek Fakta

    Setelah ditelusuri, video itu memiliki kemiripan visual dengan video wawancara Putin yang dipublikasikan NBC News di YouTube pada 15 Juli 2021.

    Dalam video berjudul "Eksklusif: Wawancara Lengkap dengan Presiden Rusia Vladimir Putin", Putin berbincang dengan koresponden senior NBC News, Keir Simmons, tentang sejumlah isu.

    Akan tetapi, Putin tidak memberikan pernyataan apa pun tentang konflik India-Pakistan sepanjang wawancaranya dengan Simmons.

    Wawancara tersebut juga direkam jauh sebelum ketegangan India-Pakistan meningkat pada April 2025. Adapun konflik bersenjata antara kedua negara pecah pada awal Mei 2025.

    India menyerang Pakistan pada 7 Mei 2025 dalam operasi militer bertajuk "Operasi Sindoor" dengan dalih menghancurkan infrastruktur milik "kelompok teroris".

    Sementara itu, suara Putin dalam video dukungannya untuk Pakistan terindikasi palsu.

    Sebab, dalam wawancara dengan NBC News, Putin berbicara dalam bahasa Rusia yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris.

    Sedangkan dalam video yang beredar di Facebook, Putin bicara dalam bahasa Inggris secara langsung. Suara Putin dalam video lantas diperiksa menggunakan Resemble AI.

    Perangkat tersebut memanfaatkan model AI untuk menganalisis konten audio dan menentukan apakah konten tersebut dihasilkan menggunakan AI.

    Hasil pengecekan Resemble AI menunjukkan, suara Putin dalam video dukungannya untuk Pakistan adalah palsu.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video Putin menyatakan dukungan untuk Pakistan adalah hoaks.

    Video itu merupakan hasil manipulasi AI. Video asli merupakan wawancara Putin dengan NBC News yang dipublikasikan di YouTube pada Juli 2021.

    Dalam wawancara dengan NBC News, Putin tidak memberikan pernyataan apa pun tentang konflik India-Pakistan.

    Rujukan

  • (GFD-2025-27260) Cek Fakta: Tidak Benar Tiga Titik Bergaris di Grup WhatsApp Tanda Ada Hacker Bisa Kuras M-banking

    Sumber:
    Tanggal publish: 04/06/2025

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim tiga titik bergaris di grup WhatsApp tanda ada hacker yang bisa menguras M-banking, informasi tersebut beredar lewat aplikasi percakapan WhatsApp.
    Klaim tiga titik bergaris di grup WhatsApp tanda ada hacker bisa menguras M-banking, berupa tulisan sebagai berikut.
    "Mohon perhatiannya Group HP yg di kanan atas dekat titik 3 itu ada garis² dari atas ke bawah ber bentuk kotak (dalam lingkaran) berarti di group tsb ada hecker nya Tapi kalau sebelah dekat titik 3 ada gambar gagang tilp group tsb nggak ada hecker nya Coba periksa semua group yg njenengan punya. Jangan pernah ikut bergabung di telepon group krn bisa menguras isi M-Banking"
    Benarkah klaim tiga titik bergaris di grup WhatsApp tanda ada hacker bisa menguras M-banking? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim tiga titik bergaris di grup WhatsApp tanda ada hacker bisa menguras M-banking, penelusuran mengarah pada artikel berjudul "WhatsApp Luncurkan Fitur Voice Chat untuk Grup Besar di Aplikasi" yang dimuat situs Liputan6.com yang mengulas fitur seperti yang disebutkan dalam klaim.
    Fitur tersebut bernama Obrolan Suara atau Voice Chat, yang menjadi cara baru bagi pengguna untuk berinteraksi dengan grup yang besar.
    WhatsApp mengatakan bahwa fitur ini berbeda dengan panggilan grup, yang terdengar ke semua anggota. Nantinya, percakapan suara akan dimulai dengan munculnya gelembung dalam chat (in-chat bubble), yang bisa diketuk oleh pengguna untuk segera bergabung.
    Karena panggilan juga tetap berada di bagian atas chat, memungkinkan pengguna untuk dengan cepat membisukan, menutup, atau hanya mengirim pesan ke grup tanpa harus meninggalkan percakapan yang sudah ada.
    Platform milik Meta itu pun mengatakan bahwa mereka tetap melindungi obrolan suara dengan enkripsi end-to-end secara bawaan, selayaknya panggilan dan pesan pribadi.
    Fitur obrolan suara pun akan diluncurkan secara global, di mana fitur ini akan hadir di grup besar, yang dimulai dengan grup yang memiliki 33 anggota atau lebih.

    Kesimpulan


    Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim tiga titik bergaris di grup WhatsApp tanda ada hacker bisa menguras M-banking tidak benar.
    Fitur tersebut bernama Obrolan Suara atau Voice Chat, yang menjadi cara baru bagi pengguna untuk berinteraksi dengan grup yang besar.
    WhatsApp mengatakan bahwa fitur ini berbeda dengan panggilan grup, yang terdengar ke semua anggota. Nantinya, percakapan suara akan dimulai dengan munculnya gelembung dalam chat (in-chat bubble), yang bisa diketuk oleh pengguna untuk segera bergabung.