• (GFD-2025-26819) [KLARIFIKASI] Mumi di Museum Bolivia Bukan Dua Anak Korban Reruntuhan

    Sumber:
    Tanggal publish: 03/05/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Tersiar narasi mengenai dua anak yang menjadi korban reruntuhan rumah, tetapi baru ditemukan dua bulan kemudian.

    Pengguna media sosial mengunggah foto menampilkan dua mayat anak-anak, satu laki-laki dan lainnya perempuan.

    Salah satu akun mengaitkannya sebagai korban perang yang terjadi di Gaza.

    Berdasarkan hasil penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut keliru.

    Foto dua anak korban reruntuhan yang ditemukan setelah dua bulan disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.

    Berikut penggalan narasi yang ditulis salah satu akun pada 12 April 2025:

    Dua anak ditemukan dua bulan kemudian di bawah reruntuhan rumah mereka.

    Dua anak telah di temukan di bawah reruntuhan rumah.. Selama dua bulan mengetahui jasad kedua anak gaza

    Terjadi tragedi perang terus terjadi..

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com menggunakan teknik reverse image search untuk melacak jejak digital foto.

    Hasil pencarian Google mengarahkan ke situs berbagi gambar Flickr Tanya Knight yang diunggah pada 25 Desember 2006.

    Keterangan unggahan menyebutkan, foto tersebut merupakan mumi dari anak asal Spanyol dari tahun 1800-an, yang tersimpan di Museum Nasional Mint di Potosi, Bolivia.

    Pengguna Flickr lain mengunggah foto mumi, seperti akun ini dan ini.

    Tampak sepasang mumi itu dipasang pada instalasi kaca dengan tulisan yang menerangkan bahwa mumi itu berasal dari Gereja San Bernardo.

    Mumi tersebut merupakan praktik pemakaman Spanyol kuno.

    Tidak ada keterangan yang membuktikan bahwa mumi tersebut merupakan korban reruntuhan, atau terkait dengan korban di Gaza.

    Pengunjung museum memberi ulasan di Google Maps dan mengunggah foto mumi anak yang ada di Museum Nasional Mint, Bolivia.

    Misalnya seperti yang diunggah di sini dan di sini.

    Kesimpulan

    Mumi anak asal Spanyol yang disimpan di Museum Nasional Mint, Bolivia disebarkan dengan konteks keliru.

    Dua jasad anak yang diawetkan itu bukanlah korban reruntuhan yang ditemukan setelah dua bulan atau korban perang di Gaza.

    Rujukan

  • (GFD-2025-26818) [HOAKS] PLN Bagikan Token Listrik Gratis Rp 200.000

    Sumber:
    Tanggal publish: 03/05/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Di media sosial beredar tautan yang diklaim untuk mendapatkan token listrik gratis senilai Rp 200.000 dari Perusahaan Listrik Negara (PLN).

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, tautan tersebut hoaks.

    Tautan yang diklaim untuk mendapatkan token listrik gratis Rp 200.000 dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini. Berikut narasi yang dibagikan:

    PLN Lagi Bagi-bagi Token Listrik Gratis Untuk Seluruh Rakyat Indonesia Daftarkan Segera Dan Klaim Token Listrik Gratis Dari PLN

    Narasi itu disertai poster yang memuat teks sebagai berikut:

    PLN BAGI-BAGI TOKEN LISTRIK GRATIS RP.200.000 SEGERA DAFTAR DAN KLAIM TOKEN GRATIS DARI PLN

    Screenshot Hoaks, PLN bagikan token listrik gratis Rp 200.000

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com mengecek tautan tersebut dan menemukannya mengarah ke sebuah situs mencurigakan.

    Situs tersebut meminta pengunjung memasukkan nama lengkap, asal provinsi, serta nomor akun Telegram aktif.

    Tautan tersebut kemungkinan adalah modus phishing atau pencurian data. Sebab, tidak ditemukan informasi pembagian token listrik gratis Rp 200.000 di media sosial resmi PLN.

    Sebelumnya, informasi pembagian token listrik gratis senilai Rp 250.000 juga sempat beredar di Facebook pada Februari 2025.

    Manager Komunikasi & TJSL PLN UID Jateng-DIY, Prayudha Fasya Perdana mengatakan, informasi tersebut dipastikan hoaks.

    "PLN tidak pernah membagikan token listrik gratis melalui link atau tautan yang beredar di luar kanal resmi perusahaan," kata Yudha seperti diberitakan Kompas.com, 28 Februari 2025.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, tautan yang diklaim untuk mendapatkan token listrik gratis Rp 200.000 dari PLN adalah hoaks.

    Tautan tersebut kemungkinan adalah modus phishing atau pencurian data. Selain itu, PLN telah membantah adanya pembagian token listrik gratis.

    Rujukan

  • (GFD-2025-26817) Cek Fakta: Tidak Benar Ini Link Pendaftaran BLT Anak Sekolah SD, SMP dan SMA

    Sumber:
    Tanggal publish: 05/05/2025

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim link pendaftaran BLT anak sekolah SD, SMP dan SMA, informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 24 April 2025.
    Klaim link pendaftaran BLT anak sekolah SD, SMP dan SMA berupa tulisan sebagai berikut.
    "Ayo daftar BLT Anak sekolah SD,SMP,SMA
    SISWA SD/MI:RP900.000 PERBULAN
    SISWA SMP/MTS:RP1.200.000 PERBULAN
    SISWA SMA/MA:RP2.000.000 PERBULAN
    PENDAFTARAN SECARA GRATIS"
    Unggahan tersebut mengarahkan penerimanya untuk mengakses link pendaftaran BLT anak sekolah SD, SMP dan SMA.
    Berikut linknya:
    "https://pendaftaran4-blt-anak-sekolah.2025-online.com/?fbclid=IwY2xjawKE_l9leHRuA2FlbQIxMQBicmlkETFDTUk2bHBNQU9hVlNtYjl6AR6UGduSMeGhY500-i3IG73TXqD-o_zqAOfFaTWdH3ZTJEq0fH8x7hGog_10Ig_aem_7Vw_IRNRUkG1HYhY7XFfpg"
    Link tersebut diklik, mengarah pada halaman situs dengan tampilan formulir digital yang meminta sejumlah identitas seperti nama, provinsi dan nomor Telegram.
    Benarkah klaim link pendaftaran BLT anak sekolah SD, SMP dan SMA? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
     

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim link pendaftaran BLT anak sekolah SD, SMP dan SMA, penelusuran mengarah pada pengumuman berjudul "Waspada Hoaks terkait Bantuan Sosial" yang dimuat dalam situs resmi Kementerian Sosial kemensos.go.id.
    Berikut pengumumannya:
    "Akhir-akhir ini banyak beredar pesan berantau berisi link/tautan yang di dalanya terdapat berita bohong (hoaks) terkait pencairan dan/atau pendaftaran bantuan sosial.
    Kementerian Sosial tidak pernah membuat situs ataupun tautan terkait pendaftaran maupun pencairan bantuan sosial. Adapun penerima bantuan sosial Program Kartu Sembako/ BPNT dan PKH adalah masyarakat yang telah terdaftar ke dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), jika masyarakat layak menerima namun belum terdaftar dalam DTKS, bisa diusulkan Pemerintah Daerah atau mengajukan melalui Aplikasi Cek Bansos di menu Usul-Sanggah."
    Masyarakat diimbau agar selalu mengecek ulang kebenaran berita dan tidak ikut menyebarkannya.
    Mari saling ingatkan dan lebih kritis terhadap informasi yang tidak dikeluarkan secara resmi oleh Kementerian Sosial RI agar kita terhindar dari hoaks maupun modus penipuan lainnya katanya menambahkan."
    Penelusuran juga mengarah pada artikel berjudul "Cara Mengecek Bantuan PKH, Panduan Lengkap untuk Penerima Manfaat" yang dimuat situs Liputan6.com, pada 2 Oktober 2024.
    Artikel situs Liputan6.com menyebutkan, cara mendaftar Bantuan Sosial PKH secara online bagi yang belum terdaftar sebagai penerima bantuan PKH namun merasa berhak menerimanya bisa dilakukan dengan mengikut langkah-langkah untuk mendaftar secara online:
    Setelah pendaftaran selesai, data Anda akan melalui proses validasi dan verifikasi oleh pihak berwenang. Sistem akan memeriksa kelayakan Anda sebagai penerima Bantuan Sosial PKH berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. 
     
    Sumber: https://kemensos.go.id/waspada-hoaks-terkait-bantuan-sosial
     
     

    Kesimpulan


    Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim link pendaftaran BLT anak sekolah SD, SMP dan SMA tidak benar.
    Kementerian Sosial tidak pernah membuat situs ataupun tautan terkait pendaftaran maupun pencairan bantuan sosial.
  • (GFD-2025-26816) [KLARIFIKASI] Video Kebakaran Ini Terjadi di California, Bukan Israel

    Sumber:
    Tanggal publish: 03/05/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Sebuah video diklaim sebagai peristiwa kebakaran yang terjadi di Israel pada akhir April 2025. Video itu beredar di sejumlah platform media sosial, terutama Threads dan Facebook.

    Dalam video itu, tampak si jago merah melahap sebuah kota.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video tersebut disebarkan dengan konteks keliru.

    Video kebakaran di Israel disebarkan oleh akun Threads ini, ini, ini, dan ini.

    Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Sabtu (26/4/2025):

    Israel dilanda kebakaran hebat yang menyebar ke berbagai wilayah, termasuk perbukitan Yerusalem. Jalan utama Route 38 dari pusat Israel ke Yerusalem sampai ditutup, dan warga di Eshtaol, Beit Meir, dan Meshilat Zion dievakuasi.

    Pusat kebakaran ada di sekitar Beit Shemesh. Api awalnya muncul di dekat Moshav Tarum

    Video yang sama juga diunggah oleh akun ini dan ini.

    Hasil Cek Fakta

    Video yang beredar bukan berlokasi di Israel, melainkan California, Amerika Serikat (AS).

    Video serupa ditemukan di akun Facebook The Wrap.

    Keterangan unggahan menyebutkan, video itu bersumber dari warga sekitar ketika terjadi kebakaran di Altadena, perumahan Echo Mountain dan Rubio Canyon pada Januari 2025.

    Video serupa juga disiarkan NBC 10 News pada 9 Januari 2025, tepatnya pada menit ke-1 detik ke-2.

    Sebelumnya, pemeriksa fakta AFP telah menelusuri video serupa.

    Titik lokasi kebakaran di Altadena, California dapat dilihat di tautan Google Maps ini.

    Sebagai informasi, kebakaran hebat melanda Israel mulai Rabu (30/5/2025), menyebabkan Kebakaran penutupan jalan raya utama yang menghubungkan Tel Aviv ke Yerusalem.

    Kesimpulan

    Video kebakaran di California, AS pada Januari 2025 disebarkan dengan konteks keliru.

    Peristiwa dalam video tidak terkait dengan kebakaran di Israel pada Rabu (30/4/2025). Informasinya perlu diluruskan agar tidak menjadi gangguan informasi.

    Rujukan