(GFD-2021-7632) [SALAH] Gambar Tangkapan Layar Berjudul “Nelayan Natuna Dibayangi Kapal Kuwait Hingga Nelayan Yaman”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 01/10/2021
Berita
Akun Facebook bernama Mikoyan Bin Sherm memposting sebuah tangkapan layar dari artikel Republika yang berjudul “Nelayan Natuna Dibayangi Kapal Kuwait Hingga Nelayan Yaman”. Dalam gambar terdapat keterangan waktu pengunggahan artikel yaitu Kamis, 23 September 2021, 21:13 WIB.
Hasil Cek Fakta
Setelah ditelusuri pada website resmi Republika tidak ada artikel yang berjudul “Nelayan Natuna Dibayangi Kapal Kuwait Hingga Nelayan Yaman”. Namun ketika ditelusuri melalui indeks berdasarkan tanggal pengunggahan yakni Kamis 23 September 2021 puklul 21.13 WIB terdapat artikel asli yang berjudul “Nelayan Natuna Dibayangi Kapal China Hingga Nelayan Vietnam”. Kesamaan gambar tangkapan layar yang diunggah akun tersebut dengan artikel asli terletak di keterangan foto. Lebih lanjut pada artikel asli tidak ada kalimat “Gubernur ingin pengamanan Laut Natuna bisa lebih ditingkatkan”.
Dengan demikian gambar tangkapan layar yang diunggah di Facebook merupakan hasil suntingan. Letak suntingan berada di judul artikel yang seharusnya “Nelayan Natuna Dibayangi Kapal China Hingga Nelayan Vietnam” disunting menjadi “Nelayan Natuna Dibayangi Kapal Kuwait Hingga Nelayan Yaman” sehingga masuk dalam kategori konten yang dimanipulasi.
Dengan demikian gambar tangkapan layar yang diunggah di Facebook merupakan hasil suntingan. Letak suntingan berada di judul artikel yang seharusnya “Nelayan Natuna Dibayangi Kapal China Hingga Nelayan Vietnam” disunting menjadi “Nelayan Natuna Dibayangi Kapal Kuwait Hingga Nelayan Yaman” sehingga masuk dalam kategori konten yang dimanipulasi.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Luthfiyah Oktari Jasmien (UIN Raden Mas Said Surakarta).
Gambar tersebut merupakan suntingan. Faktanya, judul artikel Republika yang asli adalah “Nelayan Natuna Dibayangi Kapal China Hingga Nelayan Vietnam” disunting menjadi “Nelayan Natuna Dibayangi Kapal Kuwait Hingga Nelayan Yaman”.
Gambar tersebut merupakan suntingan. Faktanya, judul artikel Republika yang asli adalah “Nelayan Natuna Dibayangi Kapal China Hingga Nelayan Vietnam” disunting menjadi “Nelayan Natuna Dibayangi Kapal Kuwait Hingga Nelayan Yaman”.
Rujukan
(GFD-2021-7631) [SALAH] Narasi “Mulai tanggal 6 kemarin siap2 kedepan beli lotek, cendol, seblak, cireng, cilok dan sebagainya bisa jadi wajib oleh yuan”
Sumber: Facebook.comTanggal publish: 30/09/2021
Berita
“Ngawitan kaping 6 kamari
Siap siap kapayunna mah meuli lotek, cendol, seblak, cireng, cilok jeung sajabana bisa jadi kudu ku yuan
Ngarti pan kunaon hayoooooooo we di perpanjang…. Can panjang eta nana
Dek ku saha di belaan mun lain ku urang urang.
Cik mikil kumaha anak incu urang kahareup na.
Persiapkeun DZOHIR batin na Sing weweg khusus na masalah ka imanan
Hayukkkk urang sauyunan melaan lemah cai urang sorangan
Enjoykeun”
Siap siap kapayunna mah meuli lotek, cendol, seblak, cireng, cilok jeung sajabana bisa jadi kudu ku yuan
Ngarti pan kunaon hayoooooooo we di perpanjang…. Can panjang eta nana
Dek ku saha di belaan mun lain ku urang urang.
Cik mikil kumaha anak incu urang kahareup na.
Persiapkeun DZOHIR batin na Sing weweg khusus na masalah ka imanan
Hayukkkk urang sauyunan melaan lemah cai urang sorangan
Enjoykeun”
Hasil Cek Fakta
Akun Facebook Sundaisme mengunggah hasil tangkapan layar artikel berita berjudul “Mulai Hari Ini, Transaksi RI-China Bisa Pakai Rupiah atau Yuan” disertai dengan narasi yang menyebutkan bahwa segala transaksi di dalam negeri harus menggunakan mata uang China, yakni Yuan. Unggahan yang diunggah pada 8 September 2021 itu mendapat atensi berupa 3,3 rb reaksi, 1,7 rb komentar, dan telah dibagikan sebanyak 684 kali.
Berdasarkan hasil penelusuran, hasil tangkapan layar yang dilampirkan pada unggahan Facebook itu adalah artikel berita VIVA News yang terbit pada 6 September 2021. Dalam berita tersebut, dijelaskan bahwa Bank Indonesia (BI) dan People’s Bank of China (PBC) menyepakati implementasi kerja sama penyelesaian transaksi bilateral dengan menggunakan mata uang lokal masing-masing negara atau local currency settlement (LCS). Kerangka kerja sama itu meliputi penggunaan kuotasi nilai tukar secara langsung dan relaksasi regulasi tertentu dalam transaksi valuta asing antara mata uang rupiah dan yuan. Mengutip dari CNN Indonesia, transaksi kedua negara itu sebelumnya menggunakan dolar AS, namun kemudian diganti dengan mata uang lokal sebagai upaya bank sentral untuk mendorong penggunaan mata uang lokal yang lebih luas dalam penyelesaian transaksi perdagangan dan investasi langsung dengan berbagai negara mitra.
“Perluasan penggunaan LCS diharapkan dapat mendukung stabilitas rupiah melalui dampaknya terhadap pengurangan ketergantungan pada mata uang tertentu di pasar valas domestik,” papar BI.
Dari berbagai fakta di atas, unggahan akun Facebook Sundaisme dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan.
Berdasarkan hasil penelusuran, hasil tangkapan layar yang dilampirkan pada unggahan Facebook itu adalah artikel berita VIVA News yang terbit pada 6 September 2021. Dalam berita tersebut, dijelaskan bahwa Bank Indonesia (BI) dan People’s Bank of China (PBC) menyepakati implementasi kerja sama penyelesaian transaksi bilateral dengan menggunakan mata uang lokal masing-masing negara atau local currency settlement (LCS). Kerangka kerja sama itu meliputi penggunaan kuotasi nilai tukar secara langsung dan relaksasi regulasi tertentu dalam transaksi valuta asing antara mata uang rupiah dan yuan. Mengutip dari CNN Indonesia, transaksi kedua negara itu sebelumnya menggunakan dolar AS, namun kemudian diganti dengan mata uang lokal sebagai upaya bank sentral untuk mendorong penggunaan mata uang lokal yang lebih luas dalam penyelesaian transaksi perdagangan dan investasi langsung dengan berbagai negara mitra.
“Perluasan penggunaan LCS diharapkan dapat mendukung stabilitas rupiah melalui dampaknya terhadap pengurangan ketergantungan pada mata uang tertentu di pasar valas domestik,” papar BI.
Dari berbagai fakta di atas, unggahan akun Facebook Sundaisme dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Renanda Dwina Putri (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia)
Faktanya, Bank Indonesia dan People’s Bank of China memulai implementasi skema pembayaran dengan mata uang masing-masing negara, Yuan dan Rupiah untuk transaksi bilateral, bukan seluruh transaksi di Indonesia menggunakan Yuan.
Faktanya, Bank Indonesia dan People’s Bank of China memulai implementasi skema pembayaran dengan mata uang masing-masing negara, Yuan dan Rupiah untuk transaksi bilateral, bukan seluruh transaksi di Indonesia menggunakan Yuan.
Rujukan
(GFD-2021-7630) [SALAH] Video “mama Egawati yg lagi dirawat di RSPP”
Sumber: Twitter.comTanggal publish: 30/09/2021
Berita
“Bener ga ya… kalo ini videonya mama Egawati yg lagi dirawat di RSPP dan katanya lagi belajar syahadat dituntun oleh perawat???”
Hasil Cek Fakta
Akun Twitter Qírαní (@_Qirani__ayr4) mengunggah cuitan berupa video disertai dengan narasi yang menyebutkan bahwa pasien dalam video itu bernama Egawati tengah dirawat di RSPP (Rumah Sakit Pusat Pertamina). Cuitan tersebut diunggahnya pada 20 September 2021.
Berdasarkan hasil penelusuran, video tersebut direkam di Hospital Duchess of Kent (HDOK), Sabah, Malaysia saat seorang pasien bernama Nur Laila berusia 66 tahun mengucapkan dua kalimat Syahadat untuk memeluk agama Islam yang didampingi oleh tiga perawat pada 9 September 2021. Mengutip dari Harian Metro, pasien yang menjalani perawatan karena Covid-19 itu sebelumnya beragama Kristen. Menurut pernyataan sang anak, Firdaus Abdullah, kini ibunya sudah membaik dari kondisi sebelumnya.
“Alhamdulillah dengan bantuan tiga jururawat, ibu akhirnya memeluk Islam dan kami adik-beradik sangat gembira sehingga menitiskan air mata. Kami juga meminta keadaan itu dirakamkan. Kesihatan ibu semakin baik. Kami lihat ibu semakin ada tenaga dan boleh duduk,” jelas Firdaus.
Dari berbagai fakta di atas, unggahan akun Twitter Qírαní (@_Qirani__ayr4) dikategorikan sebagai Konten yang Salah.
Berdasarkan hasil penelusuran, video tersebut direkam di Hospital Duchess of Kent (HDOK), Sabah, Malaysia saat seorang pasien bernama Nur Laila berusia 66 tahun mengucapkan dua kalimat Syahadat untuk memeluk agama Islam yang didampingi oleh tiga perawat pada 9 September 2021. Mengutip dari Harian Metro, pasien yang menjalani perawatan karena Covid-19 itu sebelumnya beragama Kristen. Menurut pernyataan sang anak, Firdaus Abdullah, kini ibunya sudah membaik dari kondisi sebelumnya.
“Alhamdulillah dengan bantuan tiga jururawat, ibu akhirnya memeluk Islam dan kami adik-beradik sangat gembira sehingga menitiskan air mata. Kami juga meminta keadaan itu dirakamkan. Kesihatan ibu semakin baik. Kami lihat ibu semakin ada tenaga dan boleh duduk,” jelas Firdaus.
Dari berbagai fakta di atas, unggahan akun Twitter Qírαní (@_Qirani__ayr4) dikategorikan sebagai Konten yang Salah.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Renanda Dwina Putri (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia)
Faktanya, video tersebut adalah pasien Covid-19 bernama Nur Laili yang sedang menjalani perawatan dan memutuskan untuk memeluk agama Islam dengan mengucap dua kalimat Syahadat di Hospital Duchess of Kent (HDOK), Sabah, Malaysia.
Faktanya, video tersebut adalah pasien Covid-19 bernama Nur Laili yang sedang menjalani perawatan dan memutuskan untuk memeluk agama Islam dengan mengucap dua kalimat Syahadat di Hospital Duchess of Kent (HDOK), Sabah, Malaysia.
Rujukan
(GFD-2021-7629) [SALAH] Video “Rakyat Menang.. !! Pemerintah Rumania menutup semua pusat vaksin..!”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 30/09/2021
Berita
Akun Facebook Nafisah Alyssa Arabee (fb.com/nadia.rahmadhani.9484) pada 22 September 2021 mengunggah sebuah video yang memperlihatkan aksi unjukrasa dengan narasi sebagai berikut:
“Luar biasa…!!! Pemerintah Rumania menutup semua pusat vaksin..! Karena 70% Warganya Tidak mau menerima suntikan Pemaksaan terhadap Rakyat Tidak berhasil .. Rakyat Menang..
“Luar biasa…!!! Pemerintah Rumania menutup semua pusat vaksin..! Karena 70% Warganya Tidak mau menerima suntikan Pemaksaan terhadap Rakyat Tidak berhasil .. Rakyat Menang..
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, video aksi unjuk rasa yang disertai klaim bahwa Pemerintah Rumania menutup semua pusat vaksin merupakan konten yang menyesatkan.
Faktanya, video itu merupakan video tahun 2017 dan tidak ada kaitannya dengan vaksin. Rekaman video tersebut sebenarnya memperlihatkan demo anti korupsi di Rumania pada tahun 2017. Pemerintah Rumania memang menutup sejumlah pusat vaksinasi, tetapi sampai pada tanggal 23 September 2021, ratusan lainnya masih tetap buka.
Dilansir dari AFP, video yang identik diunggah di kanal Youtube TVR pada 6 Februari 2017 dengan judul “Proteste în Piața Victoriei – 5 februarie 2017, ora 21:00”.
Ratusan ribu warga Rumania berunjuk rasa selama beberapa hari di bulan Februari 2017 menentang ketetapan darurat yang dapat mendekriminalisasi tindak pidana korupsi tertentu. Bahkan setelah ketetapan tersebut dibatalkan, diperkirakan setengah juta orang masih berkumpul di Victory Square di Bukares, ibu kota Rumania, pada tanggal 5 Februari 2017, menuntut pemerintah untuk mengundurkan diri, AFP melaporkan.
Selain itu, memang benar bahwa lebih dari 70% warga Rumania belum divaksin, seperti yang dikatakan oleh unggahan menyesatkan itu.
Sampai dengan tanggal 24 September 2021, hanya 27,31% dari populasi Rumania yang sudah divaksin penuh. Sebanyak 237 pusat vaksinasi ditutup karena kurangnya minat masyarakat, seperti dilansir surat kabar Rumania, Adevarul pada tanggal 21 September 2021.
Akan tetapi, terdapat 581 pusat vaksinasi yang masih buka dan 837 kantor yang menyediakan vaksin di seluruh negeri, kata seorang pejabat dari Komite Koordinasi Nasional untuk Kegiatan Vaksinasi COVID-19 (CNCAV) Rumania kepada AFP pada tanggal 23 September 2021. Selain itu, terdapat 2.781 klinik dokter keluarga di daerah perkotaan dan pedesaan, serta 43 tim vaksinasi keliling yang dikerahkan dari tanggal 13 September hingga 19 September 2021, kata CNCAV.
Faktanya, video itu merupakan video tahun 2017 dan tidak ada kaitannya dengan vaksin. Rekaman video tersebut sebenarnya memperlihatkan demo anti korupsi di Rumania pada tahun 2017. Pemerintah Rumania memang menutup sejumlah pusat vaksinasi, tetapi sampai pada tanggal 23 September 2021, ratusan lainnya masih tetap buka.
Dilansir dari AFP, video yang identik diunggah di kanal Youtube TVR pada 6 Februari 2017 dengan judul “Proteste în Piața Victoriei – 5 februarie 2017, ora 21:00”.
Ratusan ribu warga Rumania berunjuk rasa selama beberapa hari di bulan Februari 2017 menentang ketetapan darurat yang dapat mendekriminalisasi tindak pidana korupsi tertentu. Bahkan setelah ketetapan tersebut dibatalkan, diperkirakan setengah juta orang masih berkumpul di Victory Square di Bukares, ibu kota Rumania, pada tanggal 5 Februari 2017, menuntut pemerintah untuk mengundurkan diri, AFP melaporkan.
Selain itu, memang benar bahwa lebih dari 70% warga Rumania belum divaksin, seperti yang dikatakan oleh unggahan menyesatkan itu.
Sampai dengan tanggal 24 September 2021, hanya 27,31% dari populasi Rumania yang sudah divaksin penuh. Sebanyak 237 pusat vaksinasi ditutup karena kurangnya minat masyarakat, seperti dilansir surat kabar Rumania, Adevarul pada tanggal 21 September 2021.
Akan tetapi, terdapat 581 pusat vaksinasi yang masih buka dan 837 kantor yang menyediakan vaksin di seluruh negeri, kata seorang pejabat dari Komite Koordinasi Nasional untuk Kegiatan Vaksinasi COVID-19 (CNCAV) Rumania kepada AFP pada tanggal 23 September 2021. Selain itu, terdapat 2.781 klinik dokter keluarga di daerah perkotaan dan pedesaan, serta 43 tim vaksinasi keliling yang dikerahkan dari tanggal 13 September hingga 19 September 2021, kata CNCAV.
Kesimpulan
Video tahun 2017 dan tidak ada kaitannya dengan vaksin. Rekaman video tersebut sebenarnya memperlihatkan demo anti korupsi di Rumania pada tahun 2017. Pemerintah Rumania memang menutup sejumlah pusat vaksinasi, tetapi sampai pada tanggal 23 September 2021, ratusan lainnya masih tetap buka.
Rujukan
- https://periksafakta.afp.com/
- http%253A%252F%252Fdoc.afp.com%252F9NN73X-1
- https://www.youtube.com/watch?v=KVKTDOCkfPs
- https://news.yahoo.com/romania-scraps-corruption-decree-protesters-keep-pressure-143321465.html
- https://perma.cc/JFM3-BLA4?type=image
- https://adevarul.ro/news/societate/sute-centre-vaccinare-anti-covid-fost-inchise-temporar-mai-functionale-1_61498a365163ec427177f775/index.html
Halaman: 5611/6936



