(GFD-2021-8674) Sesat, Kadus di Jember yang Meninggal usai Jatuh Sengaja Divonis Covid-19 oleh RS
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 18/06/2021
Berita
Klaim bahwa seorang kepala dusun di Jember, Jawa Tengah, yang meninggal usai terjatuh di kamar mandi sengaja divonis Covid-19 oleh rumah sakit beredar di Instagram. Klaim itu dilengkapi dengan video yang memperlihatkan ratusan orang yang berkumpul di depan halaman sebuah rumah sakit. Akun ini mengunggah klaim beserta video itu pada 11 Juni 2021. Akun tersebut menulis narasi sebagai berikut:
"Orang jatuh dari jeding (kamar mandi) dibawa ke RS Ajung dianggap corona, berarti kan ndak beres ini rumah sakitnya," kata salah seorang dalam video. Ratusan warga Dusun Onjur Desa Suren Kecamatan Ledokombo mendatangi Rumah Sakit Daerah (RSD) Kalisat di Desa Ajung Kecamatan Kalisat, Jember. Warga tak terima karena Kepala Dusun Onjur meninggal dan dinyatakan positif Covid-19 oleh pihak rumah sakit. Sebab, kepala dusun tersebut diyakini dibawa ke RS karena terjatuh di kamar mandi.
Gambar tangkapan layar unggahan di Instagram yang berisi klaim menyesatkan tentang seorang kepala dusun di Jember.
Hasil Cek Fakta
Untuk memverifikasi klaim tersebut, Tim CekFakta Tempo mula-mula memfragmentasi video di atas menjadi sejumlah gambar dengan tool InVID. Gambar-gambar hasil fragmentasi itu kemudian ditelusuri dengan reverse image tool Google dan Yandex. Hasilnya, ditemukan bahwa video itu memperlihatkan aksi protes warga Dusun Onjur, Desa Suren, Ledokombo, Jember, terhadap Rumah Sakit Daerah (RSD) Kalisat pada 11 Juni 2021. Video ini pernah diunggah oleh akun ini pada 11 Juni 2021 dan akun ini pada 12 Juni 2021.
Dilansir dari Kompas.com, aksi protes warga Dusun Onjur tersebut dilakukan lantaran tidak terima kepala dusun mereka yang meninggal dinyatakan positif Covid-19 oleh pihak rumah sakit. Warga beranggapan kepala dusun mereka meninggal bukan karena Covid-19, melainkan karena terjatuh di kamar mandi, dan keluarga menginginkan agar pemakaman kepala dusun tersebut dilakukan seperti biasa, tanpa protokol pencegahan Covid-19.
Hal tersebut juga diberitakan oleh Detik.com. Menurut laporannya, ratusan warga Dusun Onjur mendatangi RSD Kalisat untuk mengambil paksa jenazah Kepala Dusun Onjur yang dinyatakan positif Covid-19. Mereka menginginkan pemakaman kepala dusun tersebut tidak menggunakan protokol kesehatan.
Meskipun begitu, RSD Kalisat membantah sengaja memvonis Covid-19 Kepala Dusun Onjur itu. Dilansir dari Merdeka.com, Direktur RSD Kalisat Kunin menyatakan terdapat keterangan pasien terkonfirmasi positif Covid-19 dari hasil swab tes antigen sebelum dirujuk ke RS dr. Soebandi. "Awal itu pasien datang ke rumah sakit karena jatuh, kemudian dilakukan berbagai pemeriksaan, keluarnya hasil pemeriksaan penyakit jantung, kemudian butuh rujukan ke RS dr. Soebandi," ujar Kunin.
Prosedur rujukan di RS dr. Soebandi mengharuskan rumah sakit asal melampirkan hasil tes swab antigen. Ketika itu, hasil tes kepala dusun tersebut positif Covid-19, dan harus mendapatkan penanganan sesuai prosedur Covid-19. "Sehingga, dengan keluar hasil positif, dipastikan pasien terkonfirmasi Covid-19," katanya.
Namun, ketika akan dibawa ke RS dr. Soebandi, pasien meninggal. Sehingga, karena terkonfirmasi positif Covid-19, dilakukan pemulangan jenazah dengan protokol Covid-19. Hal ini dilakukan sebagai upaya pencegahan supaya tidak menular ke warga. "Pasien masuk rumah sakit jam 2 dini hari, dan meninggalnya jam 8 pagi," ujar Kunin.
Dikutip dari Kompas.com, Wakil Bupati Jember Balya Firjaun Barlaman mengatakan insiden yang terjadi di RSD Kalisat adalah kesalahpahaman. Dilansir dari Kompas.com, terdapat satu pasien yang sebelumnya sudah punya penyakit jantung, setelah didiagnosis perlu dirujuk ke RS dr. Soebandi. Namun, pasien harus melakukan tes swab terlebih dulu sebagai persyaratan rujukan.
"Akhirnya, dilakukan tes swab pada pukul 07.00 WIB, ternyata hasilnya positif," ujarnya. Namun, pada pukul 08.00 WIB, kepala dusun tersebut meninggal. Karena itu, prosedur harus dilakukan dengan protokol kesehatan, termasuk dalam pemulasaraan jenazah hingga pemakaman. "Di sini kemudian, masyarakat, ada bahasa di-Covid-kan. Ini yang menyebabkan reaksi."
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaaan fakta Tempo, klaim bahwa seorang kepala dusun di Jember, Jawa Tengah, yang meninggal usai terjatuh di kamar mandi sengaja divonis Covid-19 oleh rumah sakit, menyesatkan. Kepala Dusun Onjur itu datang ke rumah sakit memang karena jatuh. Namun, berdasarkan hasil pemeriksaan, pasien ini mengidap penyakit jantung dan butuh dirujuk di RS dr. Soebandi. Menurut prosedur, pasien yang dirujuk ke RS dr. Soebandi harus menjalani hasil tes swab antigen. Berdasarkan hasil tes swab antigen itu, kepala dusun tersebut terkonfirmasi positif Covid-19.
TIM CEK FAKTA TEMPO
Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id
Rujukan
- https://www.tempo.co/tag/jember
- https://www.tempo.co/tag/positif-covid-19
- https://www.facebook.com/watch/infoseno.id/
- https://www.facebook.com/100069289950231/videos/105788708407461
- https://regional.kompas.com/read/2021/06/11/161609978/viral-video-warga-geruduk-rs-di-jember-tak-terima-kepala-dusun-yang
- https://www.tempo.co/tag/covid-19
- https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-5602216/ratusan-warga-jember-gagal-ambil-paksa-jenazah-pasien-covid-19-dari-rs
- https://www.merdeka.com/peristiwa/kasus-warga-jember-ambil-paksa-jenazah-korban-covid-19-ini-penjelasan-rumah-sakit.html
- https://www.tempo.co/tag/swab-antigen
- https://regional.kompas.com/read/2021/06/11/180108978/warga-tak-terima-kepala-dusun-meninggal-disebut-terpapar-covid-19-ini?page=all
- https://www.tempo.co/tag/tes-swab
- https://www.tempo.co/tag/jawa-tengah
(GFD-2021-8673) Keliru, Klaim Ini Video saat Erdogan Temui Anak-anak Palestina yang Tertindas
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 18/06/2021
Berita
Video yang memperlihatkan momen ketika Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan tengah bertemu dengan sejumlah anak kecil beredar di Facebook. Dalam video itu, terlihat seorang anak yang menangis di depan Erdogan. Erdogan pun berbicara dengan anak itu dan kemudian memeluknya. Video ini diklaim sebagai video saat Erdogan menemui anak-anak Palestina.
Akun ini membagikan video beserta klaim itu pada 22 Mei 2021. Akun itu menulis dalam bahasa Urdu yang jika diterjemahkan berarti: "Anak singa mencapai Palestina. Mungkin mendengar suara rakyat Palestina yang tertindas." Hingga artikel ini dimuat, video itu telah ditonton lebih dari 5 juta kali dan dikomentari lebih dari 12 ribu kali.
Hasil Cek Fakta
Untuk memverifikasi klaim tersebut, Tim CekFakta mula-mula memfragmentasi video itu menjadi sejumlah gambar dengan tool InVID. Kemudian, gambar-gambar tersebut ditelusuri jejak digitalnya dengan reverse image tool Google dan Yandex. Hasilnya, ditemukan bahwa video itu adalah video lama, dan tidak terkait dengan Palestina.
Video itu pernah menyebar dengan klaim yang sama, bahwa Erdogan tengah mengunjungi anak-anak Palestina, pada Desember 2019. Video itu dibagikan oleh kanal YouTube TaZa News pada 9 Desember 2019 dengan judul "Presiden Turki Tayyip Erdogan dengan suara yang melibatkan tangisan anak-anak Palestina yang tak berdaya".
Namun, ditemukan video yang identik yang dimuat oleh kanal YouTube milik stasiun televisi Turki, Beyaz Haber, sebelum Desember 2019, yakni pada 22 Januari 2019. Video ini berjudul "Anak-anak menghentikan konvoi Erdogan". Adapun dalam keterangannya, tertulis: "Setelah kunjungan ke Ordu (sebuah provinsi di Turki ), Presiden Erdogan berbicara dengan anak-anak yang menghentikan konvoinya dalam perjalanan ke bandara dan membagikan mainan."
Ditemukan pula foto-foto dari momen yang sama, yang dimuat di situs stok foto Getty Images. Kedua foto itu merupakan dokumentasi Kantor Kepresidenan Turki yang diperoleh oleh kantor berita Turki, Anadolu Agency. Foto-foto tersebut diberi keterangan yang sama, yakni sebagai berikut:
"Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Ordu. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memeluk anak-anak saat ia bertemu dengan warga dalam perjalanan ke bandara di Ordu, Turki, pada 20 Januari 2019. (Foto oleh Kantor Kepresidenan Turki/Murat Cetinmuhurdar/Handout/Anadolu Agency/Getty Images)."
Dilansir dari situs berita Turki, Hurriyet, ketika itu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menghadiri jamuan makan malam organisasi yang diselenggarakan oleh Partai AK Kepresidenan Provinsi Ordu. Makan malam yang diadakan di sebuah hotel ini tertutup untuk pers.
Setelah itu, Erdogan berangkat ke bandara. Di tengah perjalanan, Erdogan menghentikan konvoinya dan bertemu dengan warga. Ia memberikan mainan kepada anak-anak. Ia juga memasuki toko-toko nelayan serta toko bagel dan mengobrol dengan warga.
Dikutip dari situs berita Turki lainnya, Star, ketika memasuki toko bagel, Erdogan mengambil sebuah bagel yang baru dipanggang, memotongnya menjadi dua, dan memberikan salah satunya kepada kandidat Wali Kota Metropolitan Ordu dari Partai AK, M. Hilmi Guler. Setelah berbincang-bincang sejenak, Erdogan kembali ke mobilnya untuk melanjutkan perjalanannya ke Bandara Ordu-Giresun dan berangkat ke Ankara.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa video itu adalah video saat Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menemui anak-anak Palestina yang tertindas, keliru. Video ini adalah video lama, yang diambil pada Januari 2019, ketika Erdogan berkunjung ke Ordu, Turki. Dalam perjalanan ke bandara, ia menghentikan konvoinya untuk menemui warga dan memberikan anak-anak mainan.
TIM CEK FAKTA TEMPO
Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id
Rujukan
- https://www.tempo.co/tag/erdogan
- https://web.facebook.com/QuettaCanttt/videos/492107685338936?_rdc=1&_rdr
- https://www.tempo.co/tag/palestina
- https://www.youtube.com/watch?v=eXmyubL2_yA
- https://www.youtube.com/watch?v=gto7CYMpg_M
- https://www.tempo.co/tag/turki
- https://www.gettyimages.it/detail/fotografie-di-cronaca/president-of-turkey-recep-tayyip-erdogan-hugs-fotografie-di-cronaca/1085650338
- https://www.gettyimages.it/detail/fotografie-di-cronaca/president-of-turkey-recep-tayyip-erdogan-hugs-fotografie-di-cronaca/1085650344
- https://www.hurriyet.com.tr/galeri-cocuklardan-cumhurbaskani-erdogana-sevgi-seli-41089199/3
- https://www.star.com.tr/guncel/baskan-erdogan-vatandaslarla-cay-icip-simit-yedi-haber-1427826/
- https://majalah.tempo.co/tag/recep-tayyip-erdogan
(GFD-2021-8672) Keliru, Pesan Berantai yang Sebut Kanada Tolak Hilangkan Babi dari Menu Makanan Sekolah
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 17/06/2021
Berita
Pesan berantai yang berjudul "Babi di Kanada" beredar di Facebook dalam beberapa hari terakhir. Pesan ini berisi penjelasan tentang mengapa Kanada menolak menghilangkan babi dari menu makanan sekolah, meskipun banyak muslim di sana yang meminta babi tidak dihidangkan di kantin-kantin dan restoran-restoran di Montreal, salah satu kota di Quebec, Kanada.
Dalam pesan berantai sepanjang lima paragraf ini, terdapat kutipan yang diklaim berasal dari Gubernur Montreal. Berikut sebagian kutipannya:
"Akhirnya, mereka ( muslim yang di Kanada) harus mengerti bahwa di Kanada (Quebec) dengan akar Yudeo-Kristen, pohon natal, gereja dan festival keagamaannya, agama harus tetap berada dalam wilayah pribadi. Kotamadya Dorval benar menolak konsesi apapun terhadap Islam dan Syariah."
Salah satu akun yang membagikan pesan berantai itu adalah akun ini, tepatnya pada 15 Juni 2021. Hingga artikel ini dimuat, unggahan tersebut telah mendapatkan lebih dari 700 reaksi dan 500 komentar serta dibagikan sebanyak 94 kali.
Hasil Cek Fakta
Untuk memverifikasi isi dari pesan berantai tersebut, Tim CekFakta Tempo mula-mula melakukan pencarian di Facebook dengan kata kunci "Canadian mayor tells muslim to pound pork". Hasilnya, ditemukan pesan berantai dengan narasi serupa dalam bahasa Inggris yang beredar pada 2014 dan 2017. Narasi ini pun dipublikasikan oleh sejumlah situs berbahasa Inggris dan dibagikan ulang oleh para warganet di Facebook.Meskipun begitu, Pemerintah Kotamadya Dorval telah memberikan bantahan terhadap klaim tersebut pada 27 Januari 2015 silam. Berikut penjelasan mereka seperti dikutip dari laman resmi Pemerintah Kotamadya Dorval :
"Selama beberapa minggu terakhir, berita palsu beredar di jejaring sosial, serta melalui serangkaian email, bahwa Walikota Dorval diduga menolak menindaklanjuti permintaan dari orang tua muslim untuk menghapus menu babi dari kantin sekolah. Cerita ini juga mengutip komentar spekulatif dari Wali Kota tentang umat Islam.
Kota Dorval ingin mencela artikel palsu ini dan membenci perampasan identitas ini. Pengguna internet di seluruh dunia telah mempublikasikan berita palsu ini, dan Wali Kota ingin meluruskan dengan mengatakan bahwa, tidak ada alasan bagi dia atau perwakilan kota mana pun untuk membuat komentar seperti itu.
Meskipun sulit untuk melacak asal-usul tipuan ini, penyelidikan kami menduga bahwa artikel palsu ini menyebar dari Amerika Serikat. Kebohongan serupa tentang seorang Wali Kota di Belgia pernah menyebar di internet pada 2013."
Narasi serupa, namun menyasar Wali Kota Ath di Belgia, memang pernah menyebar pada 2013. Organisasi pemeriksa fakta AS, Snopes, telah memverifikasi klaim tersebut pada 29 September 2014.
Menurut Snopes, sesuai pengumuman yang diunggah ke situs resmi Pemerintah Kota Ath, Wali Kota Duvivier tidak hanya membantah telah membuat pernyataan yang dikaitkan dengannya itu. Ia juga menyatakan bahwa tidak pernah ada permintaan kepadanya untuk mengeluarkan menu babi dari kantin sekolah.
Dalam siaran persnya, Duvivier menjelaskan bahwa “tidak ada orang dari kebangsaan atau kelompok etnis apa pun yang mengajukan permintaan seperti itu kepada layanan kota, dengan Tuan Bruno Boel, Sekretaris Kota, atau saya sendiri. Ini bohong,” katanya. Ia menambahkan, selama ini, kehadiran menu babi di kantin sekolah tidak pernah menjadi masalah.
Menurut Snopes, pada 2016, narasi palsu ini kembali menyebar, dengan menarget Wali Kota Maryborough di Victoria, Australia.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, pesan berantai yang berjudul "Babi di Kanada", yang berisi klaim bahwa Kanada menolak menghilangkan babi dari menu makanan sekolah itu, keliru. Pesan berantai tersebut merupakan hasil daur ulang dari pesan berantai yang telah menyebar sejak 2013. Pemerintah Kanada telah membantah klaim dalam pesan berantai itu pada 2015.
TIM CEK FAKTA TEMPO
Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id
Rujukan
- https://www.tempo.co/tag/kanada
- https://www.tempo.co/tag/muslim
- https://web.facebook.com/johanes.budiraharjo/posts/4022891547806809
- https://www.ville.dorval.qc.ca/en/news/article/the-city-of-dorval-denounces-false-news-circulating-on-the-internet
- https://www.tempo.co/tag/belgia
- https://www.snopes.com/fact-check/belgium-mayor-pork-ban/
- https://www.tempo.co/tag/australia
- https://www.tempo.co/tag/babi
(GFD-2021-8671) Keliru, Klaim Produk Hand Sanitizer di Foto Ini Mengandung Virus Baru
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 17/06/2021
Berita
Foto yang memperlihatkan sebotol hand sanitizer dengan merek "Farah" yang disandingkan dengan foto telapak tangan yang melepuh beredar di Facebook. Menurut klaim yang menyertainya, hand sanitizer dalam foto tersebut tidak berisi zat pembersih, melainkan virus baru.
"Jangan gunakan sanitizer perusahaan ini. Ini bukan sanitizer. Ini adalah virus baru dengan penyakit awal. Bagikan dengan semua orang," demikian teks yang tertulis di bagian atas kedua foto tersebut. Foto-foto dan klaim itu dibagikan salah satunya oleh akun ini pada 11 Juni 2021.
Gambar tangkapan layar unggahan di Facebook yang berisi klaim keliru terkait produk hand sanitizer yang terlihat dalam foto yang diunggahnya.
Hasil Cek Fakta
Untuk memverifikasi klaim tersebut, Tim CekFakta Tempo menelusuri berbagai informasi dan pemberitaan terkait produk hand sanitizer Farah dalam unggahan di atas. Dari hasil penelusuran, diketahui bahwa hand sanitizer Farah merupakan produk yang diproduksi oleh National Detergent Company (NDC), perusahaan manufaktur asal Oman.
NDC memproduksi dan mendistribusikan berbagai produk, seperti deterjen bubuk, deterjen cair, sabun, sampo, alat bantu binatu, dan pembersih rumah tangga. NDC disebut sebagai perusahaan sabun dan deterjen bersertifikat ISO pertama di Oman dengan lima pabrik yang berlokasi di kawasan Industri Sohar, Ghala, dan Rusayl.
Dilansir dari laman resmi NDC, produk hand sanitizer Farah dibuat sesuai standar tertinggi, dengan memastikan kadar etil alkohol atau etanol di atas 70 persen v/v (persyaratan standar adalah 60 persen v/v etil alkohol). Produk itu pun diklaim menggunakan etil alkohol kualitas unggul yang hanya mengandung tingkat metanol yang dapat dilacak.
Dikutip dari Times of Oman, Anish Kumar, Head of Marketing NDC, mengatakan produk hand sanitizer tersebut telah disetujui oleh Kementerian Kesehatan Oman. Pembersih tangan ini telah mematuhi standar kesehatan lokal dan global. Hand sanitizer tersebut dibuat sesuai standar kualitas tertinggi dan memastikan kandungan etil alkohol jauh di atas 70 persen.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat pun tidak memasukkan produk buatan NDC tersebut dalam daftar produk pembersih tangan berbasis alkohol yang diawasi. FDA hanya mengawasi dengan ketat produk pembersih tangan berbasis alkohol yang berasal dari Meksiko dan melarang sementara impor produk pembersih tangan dari negara tersebut, serta memperingatkan konsumen dan penyedia layanan kesehatan untuk melakukan pengawasan ketat pada produk pembersih tangan yang diberi label mengandung metanol.
Metanol adalah zat yang dapat menjadi racun bila diserap melalui kulit atau tertelan. Jika tertelan, hal itu dapat mengancam jiwa. Metanol bukanlah bahan yang dapat diterima untuk pembersih tangan dan tidak boleh digunakan karena efek toksiknya. FDA mengingatkan konsumen untuk sering mencuci tangan dengan sabun dan air. Jika sabun dan air tidak tersedia, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) merekomendasikan konsumen menggunakan pembersih tangan berbasis alkohol yang mengandung setidaknya 60 persen etanol.
Dilansir dari CNN, selama pandemi Covid-19 berlangsung, FDA telah meningkatkan pengawasan produk hand sanitizer. Badan itu juga mengeluarkan daftar 100 pembersih tangan berbahaya yang mengandung metanol. Sepanjang April-Desember 2020, FDA menemukan bahwa 84 persen sampel yang dianalisis tidak sesuai dengan ketentuan dan lebih dari setengah sampel ditemukan mengandung bahan beracun, termasuk metanol dan/atau 1-propanol, dalam tingkat yang berbahaya.
Daftar pembersih tangan berbahaya menurut FDA bisa diakses di tautan ini.
Terkait foto tangan melepuh yang disandingkan dengan foto hand sanitizer Farah, foto tersebut pernah beredar di India pada Juli 2020 lalu. Ketika itu, foto ini disebut memperlihatkan tangan seorang pria yang melepuh akibat hand sanitizer. Namun, sejumlah organisasi pemeriksa fakta telah membantahnya, salah satunya Digiteye.
Menurut dokter kulit yang diwawancarai oleh Digiteye, sangat tidak mungkin hand sanitizer bisa menyebabkan efek seperti yang terlihat dalam foto tersebut. Bisa jadi itu adalah eksim dishidrotik, kondisi kulit di mana lepuh kecil berisi cairan muncul di telapak tangan dan jari. Setelah ditelusuri, Digiteye menemukan bahwa kondisi kulit dalam foto itu memang identik dengan kondisi kulit penderita eksim dishidrotik.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa hand sanitizer dalam foto di atas, yang bermerek Farah, mengandung virus baru, keliru. Produk hand sanitizer Farah, buatan perusahaan manufaktur Oman, National Detergent Company (NDC), telah disetujui oleh Kementerian Kesehatan Oman serta dinilai telah mematuhi standar kesehatan lokal dan global. FDA pun tidak memasukkan produk tersebut dalam daftar produk hand sanitizer berbasis alkohol yang diawasi.
TIM CEK FAKTA TEMPO
Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id
Rujukan
- https://www.tempo.co/tag/hand-sanitizer
- https://web.facebook.com/photo.php?fbid=1532354193762578
- https://www.ndcoman.com/personal-care/product/FarahHandSanitizer
- https://timesofoman.com/article/90043-ndcs-farah-hand-sanitiser-gets-ministry-approval
- https://timesofoman.com/article/90043-ndcs-farah-hand-sanitiser-gets-ministry-approval
- https://www.tempo.co/tag/metanol
- https://www.tempo.co/tag/etanol
- https://edition.cnn.com/2021/01/27/us/mexico-hand-sanitizers-fda-import-alert/index.html
- https://www.tempo.co/tag/fda
- https://edition.cnn.com/2020/08/03/health/fda-hand-sanitizers-list-expands-trnd/index.html
- https://digiteye.in/mangaluru-man-suffered-burns-after-using-sanitizers-fact-check/
- https://www.tempo.co/tag/virus
Halaman: 5471/7056



