• (GFD-2020-4845) [SALAH] Universitas Brawijaya Kembalikan Uang Kuliah Akibat Persebaran Virus Corona

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 31/03/2020

    Berita

    Mulai besok, Jum’at 27 Maret 2020, Semua mahasiswa Universitas, berhak menerima kompensasi uang kuliah di KEMBALIKAN sebagai tunjangan untuk tinggal di rumah dalam rangka menghindari penyebaran COVID-19, Coronavirus.

    Segera daftarkan NIM dan jurusan anda dan isi formulir dalam site di bawah ini :

    Bit.ly/3dptBNa

    Uang kompensasi

    berita dari universitas brawijaya

    Hasil Cek Fakta

    Melalui media sosial dan juga pesan berantai, beredar sebuah pengumuman yang mencatut nama Universitas Brawjiaya. Dalam pengumuman tersebut, dinyatakan bahwa pihak Universitas Brawijaya akan mengembalikan uang kuliah para mahasiswa, sebagai bentuk tunjangan tinggal di rumah yang diakibatkan oleh persebaran virus corona atau Covid-19.

    Dalam pengumuman yang beredar, mahasiswa Universitas Brawijaya diminta untuk segera mengisi link yang dibagikan beserta narasi tersebut. Namun tak lama pasca informasi tersebut sampai di kalangan mahasiswa, pihak kampus pun angkat bicara. Melansir dari Twitter resmi Universitas Brawijaya @UB_Official menyatakan bahwa pengumuman tersebut tidak benar.

    Berikut pengumuman lengkap oleh Universitas Brawijaya:

    Hai, #TemanUB. Tadi mimin dikirimkan ini nih. #KampusUB tidak pernah membuat pengumuman seperti ini. Berhati-hati dalam mengisi data ya. Waspada penipuan.

    Kesimpulan

    Universitas Brawijaya dengan tegas menyatakan bahwa tidak benar pihaknya akan memberikan kompensasi pengembalian uang kuliah sebagai tunjangan tinggal di rumah akibat virus corona atau Covid-19. Pihak kampus juga menghimbau mahasiswanya untuk lebih waspada dalam menerima atau pun menyerap informasi.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4844) [SALAH] “salah satu solusi untuk virus ini adalah secangkir teh sederhana”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 28/03/2020

    Berita

    Akun Agusta Ita (fb.com/agusta.ita) mengunggah sebuah postingan berisi klaim sebagai berikut:

    “_ *Breaking News dari Xinhua* _
    * Dr. Li Wenliang *, Dokter pahlawan Tiongkok yg dihukum karena mengatakan yg sebenarnya tentang Virus Corona dan kemudian meninggal karena penyakit yg sama, telah mendokumentasikan kasusfile untuk tujuan penelitian dan dalam kasusfile mengusulkan penyembuhan yg secara signifikan akan mengurangi dampak COVID – 19 Virus pada tubuh manusia.
    _Bahan kimia *Methylxanthine*, *Theobromine* dan *Theophylline* merangsang senyawa yang dapat menangkal virus ini pada manusia dengan minimal sistem kekebalan rata-rata._
    Apa yang lebih mengejutkan adalah bahwa kata-kata rumit Bahan Kimia yang begitu sulit bagi orang-orang di China untuk mengerti sebenarnya adalah *_Seduhan Teh Panas_* yg dikonsumsi oleh Orang China dan India.
    _YA, Teh reguler kami memiliki semua bahan kimia ini di dalamnya, Methylxanthine utama dalam teh adalah kafein stimulan, Methylxanthines lain yang ditemukan dalam teh adalah dua senyawa yang secara kimiawi serupa, Theobromine dan Theophilin._
    Pabrik teh secara otomatis telah menciptakan bahan kimia ini sebagai cara untuk mengusir serangga dan hewan lainnya.
    _Siapa yang tahu bahwa salah satu solusi untuk virus ini adalah secangkir teh sederhana. dan itulah alasan mengapa begitu banyak pasien di China lebih cepat disembuhkan. Staf rumah sakit di Cina telah mulai menyajikan Teh Panas kepada pasien 3 kali sehari, Dan efeknya akhirnya di *Wuhan* “Pusat Pandemi ini” telah terkandung dan penularannya hampir berhenti._
    *_Silakan bagikan pesan ini kepada teman dan keluarga Anda untuk membuat mereka mengetahui tentang berkah ini dalam bentuk TEH di dapur, Sesering mungkin minum Teh Panas, akan menolong Anda._*”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran Tim Cek Fakta Tempo, klaim bahwa minum teh dapat membantu mengurangi dampak COVID-19 pada tubuh manusia adalah klaim yang tidak ada bukti ilmiah.

    Selain itu, tidak ditemukan situs kredibel yang menulis tentang dokter Li Wenliang ataupun rumah sakit di Cina yang menggunakan teh panas untuk menyembuhkan pasien yang terinfeksi virus Corona Covid-19.

    Sebaliknya, beberapa media telah menerbitkan artikel bantahan atas pesan berantai yang juga viral di sejumlah negara itu, seperti India dan Singapura.

    Dikutip dari China Daily, pada akhir Februari 2020, beredar sebuah artikel yang mengklaim bahwa minum teh dapat membantu mencegah infeksi virus Corona Covid-19. Menurut artikel itu, para peneliti dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Zhejiang, Cina, dalam sebuah percobaan dengan sel yang dikultur secara in vitro, menemukan bahwa teh, yang kaya polifenol, bekerja dengan baik dalam membunuh virus tersebut secara ekstraseluler dan menekan proliferasi intraselulernya.

    Namun, hal itu dibantah oleh seorang ahli imunologi. Menurut dia, virus Corona Covid-19 menginfeksi sel epitel alveolar di paru-paru. Sementara teh yang diminum tidak akan mencapai paru-paru.

    Bahkan, jika percobaan in vitro menunjukkan bahwa teh dapat membunuh virus tersebut, tidak berarti bahwa minum teh bisa menghasilkan efek yang sama. Setelah tes in vitro, uji coba pada hewan harus dilakukan, kemudian dipertimbangkan untuk uji klinis pada manusia. Hasil tes in vitro tidak cukup untuk menyimpulkan bahwa minum teh dapat membantu mencegah infeksi virus Corona Covid-19.

    Saat ini pun, artikel yang dipublikasikan lewat akun WeChat CDC Zhejiang tersebut sudah dihapus. Staf CDC Zhejiang mengatakan temuan dari penelitian terbaru akan dipublikasikan melalui akun WeChat setelah prosedur-prosedur yang diperlukan telah diselesaikan.

    Dilansir dari BBC, memang benar bahwa methylxanthine ditemukan dalam teh, serta dalam kopi dan coklat. Namun, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa dokter Li Wenliang meneliti efek dari bahan kimia itu terhadap pasien Corona. Li Wenliang pun merupakan seorang dokter spesialis mata, bukan ahli virus. Selain itu, menurut laporan BBC, klaim bahwa rumah sakit di Cina merawat pasien Corona dengan memberikan teh tidak benar.

    India Today pun telah memverifikasi klaim tersebut dan menyatakan bahwa tidak ada bukti ilmiah atas klaim itu.

    Sejauh ini, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), belum ada vaksin ataupun obat yang bisa mencegah serta mengobati Covid-19. Para pasien Corona hanya mendapatkan perawatan untuk meredakan gejala-gejalanya. Sementara pasien yang mengalami gejala sakit yang lebih serius harus dibawa ke rumah sakit.

    Ada beberapa kandidat vaksin serta obat untuk Covid-19 yang masih diteliti melalui uji klinis. WHO tengah mengkoordinasikan upaya dalam menyediakan vaksin dan obat untuk mencegah dan mengobati Covid-19 tersebut.

    WHO juga menyatakan bahwa cara yang paling efektif untuk melindungi diri dan orang lain dari Covid-19 adalah sering mencuci tangan, menutup mulut saat batuk dengan siku yang terlipat atau tisu, dan menjaga jarak setidaknya 1 meter dari orang yang batuk-batuk atau bersin-bersin.

    Kesimpulan

    Tidak ada bukti ilmiah atas klaim minum teh dapat membantu mengurangi dampak COVID-19 pada tubuh manusia. Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa dokter Li Wenliang meneliti efek dari bahan kimia itu terhadap pasien Corona. Li Wenliang pun merupakan seorang dokter spesialis mata, bukan ahli virus.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4843) [SALAH] Foto “Italia. Tidak ada lagi ruang yang tersedia di rumah sakit. #CoronavirusLockdown”

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 28/03/2020

    Berita

    “Ini dari Italia. Tidak ada lagi ruang yang tersedia di rumah sakit. Tolong jangan keluar dari rumah Anda untuk 14 hari ke depan. #CoronavirusLockdown”.

    (“This is from Italy. No more spaces are available in hospitals. Please do not step out of your homes for next 14 days. #CoronavirusLockdown”.)

    Hasil Cek Fakta

    SUMBER membagikan foto-foto korban gempa bumi yang terjadi di Zagreb, Kroasia. SUMBER menambahkan narasi yang salah yang menyebabkan kesimpulan keliru.

    EcoWatch: “Gempa bumi berkekuatan 5,4 skala Richter melanda Zagreb, Kroasia pagi ini – yang terkuat dalam 140 tahun! Hatiku hancur melihat rumah sakit dievakuasi seperti ini selama #coronavirus dengan pasien dan ibu dengan bayi mereka yang baru lahir kedinginan”

    INDEPENDENT: “Setidaknya 17 orang terluka setelah gempa berkekuatan 5,3 skala Richter melanda ibukota Zagreb
    Bayi yang baru lahir harus dievakuasi dari rumah sakit bersalin setelah gempa kuat mengguncang Kroasia selama penguncian sebagian coronavirus .Gempa berkekuatan 5,3 skala Richter – terbesar yang menghantam ibu kota Zagreb dalam 140 tahun – menyebabkan sedikitnya 17 orang terluka dan menyebabkan kerusakan luas pada bangunan. Seorang gadis berusia 15 tahun berada dalam kondisi kritis, menurut pihak berwenang.”

    Kesimpulan

    BUKAN di Italia, lokasi yang benar dari foto-foto yang dibagikan adalah Zagreb (Kroasia).

    Rujukan

  • (GFD-2020-4842) [SALAH] Kanika Kapoor Tularkan Virus Corona ke Pangeran Charles

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 27/03/2020

    Berita

    “Kanika Kapoor spreading love and care all around the world.

    With HRH Prince Charles here who was diagnosed with Covid19 today 😁”

    Terjemahan:

    “Kanika Kapoor menyebarkan cinta dan perhatian ke seluruh dunia.

    Dengan HRH Pangeran Charles di sini yang didiagnosis Covid 19 hari ini 😁”

    Hasil Cek Fakta

    Beredar unggahan foto melalui Facebook tentang Kanika Kapoor yang bertemu dengan Pangeran Charles dengan narasi yang seakan-akan pertemuan tersebut menjadi penyebab Pangeran Charles tertular virus Corona.

    Berdasarkan hasil penelusuran, gambar tersebut sudah ada sejak tahun 2015 saat Kanika Kapoor mendatangi acara amal “Travels to my Elephants” yang diselenggarakan oleh Pangeran Charles dan istri keduanya, Camilla.

    “Travels to my Elephants” adalah acara amal yang bertujuan untuk konservasi gajah dan tidak ada hubungannya dengan virus Corona, bahkan acara tersebut ada di tahun 2015 jauh sebelum Kanika Kapoor dan Pangeran Charles terinfeksi virus Corona.

    Berdasarkan penjelasan tersebut, gambar tentang Karina Kapoor menyebabkan Pangeran Charles tertular virus Corona tidak benar. Oleh sebab itu, gambar tersebut masuk dalam Misleading Content atau Konten Yang Menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Auliyaa Muhammad Hesa (Anggota Komisariat MAFINDO UI & FC UI)

    Unggahan gambar melalui Facebook yang diklaim penyebab Pangeran Charles terkena virus Corona tidak benar. Gambar tersebut sudah ada sejak tahun 2015 dan tidak ada kaitannya dengan virus Corona.

    =====

    Rujukan