• (GFD-2020-3774) [SALAH] Foto “59 Orang Jemaat Gereja Tew4s Minum Dettol demi Cegah C0R0NA”

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 31/03/2020

    Berita

    Foto tahun 2016 dan TIDAK terkait dengan wabah Virus Corona COVID-19. Pada Desember 2016, ada pendeta bernama Rufus Phala yang mengaku nabi. Dia melakukan pengobatan masal untuk mengatasi virus ebola.

    Beredar artikel berjudul “59 Orang Jemaat Gereja Tew4s Minum Dettol demi Cegah C0R0NA” yang diunggah di situs nuansakeluargaislam[dot]blogspot.com pada 25 Maret 2020.

    Berikut kutipan artikel tersebut:

    “Seorang pemuka agama di Afrika Selatan, Rufus Phala diduga memberi para anggotanya Dettol, sejenis antiseptic untuk obat luar. Mereka meminum Dettol sebagai obat pencegahan bagi virus corona atau Coronavirus dan juga sebagai tanda iman selama kebaktian gereja. Sejumlah 59 orang dipastikan tewas, sedangkan 4 lainnya dalam kondisi kritis setelah minum Dettol. Saat ini polisi sedang menyelidiki insiden itu. Menurut polisi, pengikut Rufus Phala yang mengaku seorang nabi sudah tertipu dan dibuat percaya, bahwa dettol akan menjauhkan mereka dari tertular virus Corona yang mematikan dan penyakit lainnya.”

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN

    Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa foto di artikel itu adalah jemaat Gereja tewas setelah minum Dettol demi cegah Virus Corona COVID-19 adalah klaim yang salah.

    Foto itu diunggah di situs citizen.co.za yang beroperasi di Guateng, Afrika Selatan, pada 9 Desember 2016. Judulnya berbunyi “Another pastor strikes, makes congregants drink Dettol”.

    Dalam artikelnya, situs tersebut menjelaskan, peristiwa jemaat diminta minum cairan Dettol terjadi di Gereja Kristen Spiritual AK di Makgodu, Limpopo, Afrika Selatan.

    Dikisahkan bahwa saat itu ada pendeta bernama Rufus Phala yang mengaku nabi. Dia melakukan pengobatan masal untuk mengatasi virus ebola. Phala mengetahui bahwa Dettol adalah cairan berbahaya untuk dikonsumsi. Namun, dia mengaku mendapat perintah dari Tuhan untuk menggunakannya. Dia pun mengeklaim bahwa ada jemaat yang telah sembuh setelah meminum cairan tersebut.

    Sementara itu, situs pencari fakta OpIndia memastikan bahwa peristiwa jemaat minum Dettol terjadi pada 2016.

    Namun mereka tidak menemukan sumber kredibel yang menyebutkan ada 59 kematian akibat peristiwa itu.Situs Kenya Report yang pertama melaporkan justru telah menarik pemberitaan tersebut.

    Rujukan

  • (GFD-2020-3773) [SALAH] Foto “kumpulan untuk mengakhiri COVID-19 di Cleveland hari ini #EndCOVID”

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 31/03/2020

    Berita

    TIDAK terkait COVID-19. Yang dibagikan adalah foto dari “Parade Cavs 2016”, sebelumnya dipublikasikan pada 22 Juni 2016.

    NARASI

    “Cuaca bagus membuat orang-orang keluar berkumpul untuk mengakhiri COVID-19 di Cleveland hari ini #EndCOVID”.

    (“Nice weather has brought people out at the March to End COVID-19 in Cleveland today. #EndCOVID”.)

    ======

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN


    (1) First Draft News: “Konten yang Salah

    Ketika konten yang asli dipadankan dengan konteks informasi yang salah”

    Selengkapnya di http://bit.ly/2rhTadC / http://bit.ly/2MxVN7S.


    * SUMBER membagikan foto “Parade Cavs 2016 (“Cavs Parade 2016”), sudah dipublikasikan sebelumnya pada 22 Juni 2016.

    * SUMBER menambahkan narasi yang salah yang menyebabkan kesimpulan keliru.


    (2) Foto yang berkaitan, Google Image: “The New York Times

    ‘2016 World Champions. Cleveland, Ohio.’

    Jun 22, 2016

    Basketball fans gathered on Wednesday in Cleveland to watch a parade celebrating the Cavaliers’ historic N.B.A. championship.”

    https://bit.ly/2xzK8yA / http://archive.md/cwsnk (arsip cadangan).


    Tautan langsung ke berkas foto: https://bit.ly/2UJAm4Z / http://archive.md/ZYKLU (arsip cadangan).

    ======

    Rujukan

  • (GFD-2020-3772) [SALAH] Kompensasi Listrik oleh PLN Karena Work From Home

    Sumber: www.whatsapp.com
    Tanggal publish: 31/03/2020

    Berita

    Sebuah pesan berantai dengan narasi bahwa PLN memberikan kompensasi listrik dikarenakan banyaknya pekerja yang melakukan Work From Home (WFH) atau bekerja dari rumah beredar di masyarakat luas. Dalam narasi yang beredar disebutkan bahwa kommpensasi listrik hanya berlaku untuk daerah Banten, DKI Jakarta dan Jawa Barat. Menanggapi informasi tersebut, PLN pun angkat bicara dan menyatakan bahwa tidak benar pihaknya memberi kompensasi seperti halnya yang terdapat dalam pesan.

    NARASI:

    Bulan ini ada kompensasi dari PLN karena pada WFH,

    klik link dibawah :

    https://layanan.pln.co.id/InfoTmp.html
    Lumayan tambahan listrik dikit.

    Khusus Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat

    [19:04, 3/29/2020] +62 813-9851-0349:

    ===

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN: Sebuah pesan berantai dengan narasi bahwa PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) memberikan kompensasi listrik dikarenakan banyaknya pekerja yang Work From Home (WFH) atau bekerja dari rumah. Pesan tersebut beredar sejak Minggu pagi di berbagai kalangan masyarakat. Dalam narasi yang beredar, PLN akan memberikan kompensasi listrik terkhusus untuk tiga daerah, yakni Banten, DKI Jakarta dan Jawa Barat.

    Menanggapi informasi yang sudah menyebar luas di kalangan masyarakat, PLN pun akhirnya angkat bicara. Melansir dari kompas.com, GM PLN Distribusi Jakarta Raya, Ikhsan Assad menyatakan bahwa informasi yang menyatakan bahwa PLN memberi kompensasi karena WFH adalah tidak benar alias hoaks.

    Ihksan menjelaskan bahwa untuk bisa memutuskan ada atau tidaknya kompensasi listrik harus melalui keputusan dan regulator, yakni Kementerian BUMN, Kementerian ESDM dan Kementerian Keuangan.

    “Itu hoaks, belum. PLN masih mengkomunikasikan dengan regulator. Kita kan ada tiga (regulator), Kementerian ESDM, BUMN dan Keuangan,” pungkasnya.

    Lebih lanjut dijelaskan, bahwa link yang dibagikan melalui pesan berantai tersebut merupakan kompensasi yang pernah diberikan oleh PLN pada saat terjadinya pemadaman listrik dibulan Agustus 2019 lalu. Dan bukan kompensasi listrik yang diberikan pasca dilakukannya work from home.

    Pernyataan serupa juga dilontarkan oleh Excecutive Vice President Corporate Communication and Corporate Social Responsibility PLN, I Made Suprateka. Ia menyatakan bahwa narasi dalam pesan berantai tersebut adalah tidak benar alias hoaks.

    “Bisa kami pastikan isu tersebut tidak benar,” jelas I Made.

    ===

    Rujukan

  • (GFD-2020-3771) [SALAH] Video “Di india Lockdown buntutnya rusuh”

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 31/03/2020

    Berita

    BUKAN video lockdown India. Video kerusuhan ketika protes UU Kewarganegaraan, sudah dipublikasikan pada Desember 2019.

    NARASI

    “Di india Lockdown buntutnya rusuh karena secara sosial tidak siap”.

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN


    (1) First Draft News: “Konten yang Salah

    Ketika konten yang asli dipadankan dengan konteks informasi yang salah”

    Selengkapnya di http://bit.ly/2rhTadC / http://bit.ly/2MxVN7S.


    * SUMBER membagikan video kerusuhan ketika protes UU Kewarganegaraan di India.

    * SUMBER menambahkan narasi yang salah yang menyebabkan kesimpulan keliru.


    (2) Salah satu video yang berkaitan, YouTube: “CAA Protest के नाम पर Gujrat के Ahmedabad से आई हिंसा की सबसे डरावनी तस्वीर| Stone Pelting Video

    544,399 views • Dec 19, 2019

    The Lallantop
    12.5M subscribers

    Many cops reported injured after violence broke out in Shah Alam area of Ahmedabad during protests against the Citizenship Act. According to local media reports, a mob resorted to stone pelting during an agitation. Eight police personnel were injured in the incident. A police vehicle also”

    Video di https://bit.ly/2UHCjz2 / http://archive.md/dIB5o (backup archive).

    Rujukan