• (GFD-2020-3769) [SALAH] Foto “Mayat Mamak palsu jokowi kagak diterima bumi”

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 31/03/2020

    Berita

    BUKAN foto makam Almarhumah Ibunda Jokowi. Foto peristiwa tahun 2017, mayat muncul karena struktur tanah yang lembek.

    NARASI

    “Mayat Mamak palsu jokowi kagak diterima bumi????, pas dibenamin dalam kubur nongol lagi kepermukaan tanah????.
    Ini mayat kok macam ikan sapu sapu ya????
    Semoga jokowi secepatnya menyusul beliau ke nerakabjahanam.”

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN


    (1) First Draft News: “Konten yang Salah

    Ketika konten yang asli dipadankan dengan konteks informasi yang salah”

    Selengkapnya di http://bit.ly/2rhTadC / http://bit.ly/2MxVN7S.


    * Post yang dibagikan oleh SUMBER membagikan foto peristiwa tahun 2017 mengenai mayat yang timbul dari tanah kuburan, terjadi karena struktur tanah yang lembek.

    * Post yang dibagikan oleh SUMBER menambahkan narasi yang TIDAK berkaitan dengan fakta foto yang menyebabkan kesimpulan salah.


    (2) Salah satu foto yang berkaitan, Dream.co.id: “Dream – Warga sekitar pemakaman Islam Gang Kenari di Pontianak, Kalimantan Barat dikejutkan dengan ditemukannya jenazah yang muncul ke permukaan tanah pada Senin kemarin.

    Berbagai spekulasi muncul di seputar desa tempat pemakaman itu berada. Terutama di media sosial Facebook sejak kejadian menjadi viral di dunia maya.

    Bahkan ada beberapa orang yang menjadikan insiden tersebut untuk mencari popularitas dengan mengaitkannya dengan agama.”

    Selengkapnya di “Cerita Sebenarnya Mayat Masih Berkafan Keluar dari Makam” https://bit.ly/3bvT2fi / http://archive.md/MDu4u (arsip cadangan).

    ======

    Rujukan

  • (GFD-2020-3768) [SALAH] Jembatan Suramadu Bebas dari Aktivitas Orang dan Kendaraan (Ditutup)

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 31/03/2020

    Berita

    Beredar di media sosial sebuah poster yang menggambarkan bahwa Jembatan Suramadu ditutup. Alhasil banyak masyarakat yang mempercayai akan beredarnya informasi yang tidak mempunyai kejelasan sumber valid tersebut. Yang padahal setelah dilakukan penelusuran lebih lanjut, pihak kepolisian menyatakan bahwa tidak benar alias hoaks jika Jembatan Suramadu ditutup.

    NARASI:

    KAWASAN TERTIB PHYSICAL DISTANCING

    Bebas dari Segala Bentuk Aktivitas Orang dan Kendaraan Dalam Rangka Memutus Rantai Penyebaran VIRUS COVID-19 di Kota Surabaya

    JEMBATAN SURAMADU

    JUMAT, 27 MARET 2020, PUKUL: 19.00-23.00 WIB
    SABTU, 28 MARET 2020, PUKUL: 10.00-14.00 WIB 19.00-23.00 WIB
    MINGGU, 29 MARET 2020, PUKUL: 10.00-14.00 WIB

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN:

    Beredar sebuah himbauan perihal penutupan Jembatan Suramadu yang diakibatkan oleh virus corona atau Covid-19. Informasi tersebut beredar melalui media sosial dalam bentuk poster, yang menyatakan jika Jembatan Suramadu masuk ke dalam Kawasan Tertib Physical Distancing dan bebas dari segala bentuk aktivitas orang serta kendaraan.

    Akibat informasi yang tidak mempunyai kejelasan sumber valid tersebut, banyak masyarakat yang bahkan terkecoh. Tidak sedikit dari mereka yang mempercayai akan himbauan dari poster tersebut. Pasca dilakukan penelusuran lebih lanjut, diketahui bahwa narasi dalam poster yang menyebut Jembatan Suramadu bebas dari segala bentuk aktivitas orang dan kendaraan adalah tidak benar alias hoaks.

    Melansir dari tribunnews.com, kepolisian setempat menyatakan bahwa informasi tersebut tidak benar adanya. Kapolres Bangkalan AKBP Rama Samtama Putra menegaskan bahwa Jembatan Suramadu tetap dibuka. Seperti halnya yang diketahui bahwa Jembatan Suramadu merupakan akses utama penghubung Madura dan Pulau Jawa selain Pelabuhan Kamal.

    “Saya kira tidak betul, isu Jembatan Suramadu ditutup adalah hoaks,” jelas AKBP Rama.

    Pernyataan senada juga dilontarkan oleh Kasatlantas Polres Bangkalan, AKP Andhika Mizaldi Lubis. Melansir dari matamaduranews.com, dijelaskan bahwa informasi tersebut tidak benar adanya. AKP Andhika menyatakn bahwa hingga kini pihaknya belum menerima informasi resmi seperti halnya yang tercantum dalam poster yang beredar tersebut.

    “Tidak benar itu mas jika mau ditutup. Belum ada informasi masuk pada kami perihal penutupan Jembatan Suramadu,” pungkasnya.

    ===

    Rujukan

  • (GFD-2020-3767) [SALAH] Penganut Islam Kristen, Yahudi dan Buddha Hadir di Selandia Baru Mengalunkan Asmaul Husna dan Kalimat Tauhid untuk Menghadapi Wabah Corona

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 31/03/2020

    Berita

    Di tengah maraknya informasi kasus COVID-19, beredar sebuah pesan video dengan narasi lirik Asmaul Husna “Lailla hailallah” sebagai penangkal COVID-19 yang dilantunkan oleh penyanyi-penyanyi lintas agama Islam, Kristen, Yahudi dan Buddha yang berlokasi di Selandia Baru (New Zealand). Berikut kutipan narasinya:

    "☝️ Pertama kali dalam Sejarah Dunia...Para Pemuzik dan Penyanyi dari kalangan Penganut Agama Islam..Kristian...Yahudi dan Budha...hadhir bersama-sama di New Zealand...mengalunkan ASMAUL HUSNA (99 Nama ALLAH) dan kalimat Tauhid: 'Laa ilaaha illalloh' dalam Bahasa Arab...Khusus dalam menghadapi Wabah CV 19 ....Terlalu banyak hikmah berlakunya Wabah CV 19 sekarang ini...Saksikan hingga selesai ☝️”

    Hasil Cek Fakta

    Setelah dilakukan penelusuran dengan mesin pencari, kiriman yang beredar tersebut merupakan video dari konser musik Saraybosna Fatih Sultan Mehmet Korosu yang berlangsung pada 25 Mei 2011 di Ayia Irene Museum (bekas gereja) di Istanbul, Turki. Konser musik ini juga ditayangkan oleh stasiun televisi negara Turki yaitu TRT Corporation. Stasiun televisi ini juga menayangkan programnya secara daring atau streaming, sehingga juga dapat dinikmati melalui gawai (Smartphone) di seluruh dunia.

    Penelusuran berikutnya dengan mesin pencari, video ini juga ditayangkan di situs layanan streaming Dailymotion, dengan durasi 1 jam 42 menit 59 detik. Video yang beredar merupakan potongan video pada menit 4,56 menit, saat lantunan Asmaul Husna, yang dipimpin oleh Mehmed Bajraktarevics sebagai pemimpin paduan suara. Paduan suara Saraybosna Fatih Sultan Mehmet Korosu ini terdiri atas pelajar Kroasia, Serbia dan Bosnia yang belajar di Akademi Musik Bosnia. Lagu-lagu dilantunkan dengan bahasa Turki, Malaysia, Arab, Bosnia, Urdu, dan Persia.

    Pada penelusuran lebih lanjut pada mesin pencari ditemukan pemberitaan di World Bulletin yang diterbitkan 30 Mei 2011 bahwa konser musik tersebut merupakan rangkaian acara peringatan 558 tahun invasi Ottoman ke Istanbul pada tahun 1453, menandai berakhirnya era Bizantium di Istanbul, yang dirayakan di Museum Sejarah Aya Ireni pada tanggal 29 Mei 2011.

    Kesimpulan

    Narasi video dalam pesan berantai yang beredar di WhatsApp mengenai paduan suara lintas agama yang melantunkan Asmaul Husna untuk melawan COVID-19 di Selandia Baru adalah tidak benar, karena sebenarnya itu adalah konser musik yang terjadi di tahun 2011, sehingga informasi ini masuk dalam kategori False Context atau Konten yang Salah.

    Rujukan

  • (GFD-2020-3766) [SALAH] Efek Kejut Ciri Khas Gubernur, Angka Mayat Di Mark-Up

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 31/03/2020

    Berita

    Beredar postingan yang menampilkan tangkapan berita dari portal cnnindonesia.com dengan judul “Anies: 283 Jenazah di Jakarta Ditangani Protap Pasien Corona.” Dalam gambar, jumlah angka 283 pada tangkapan layar berita dibandingkan dengan jumlah pasien virus Corona atau wabah COVID-19 yang meninggal dari data BNPB, yakni 122. Berikut kutipan narasinya:

    “APAKAH INI "EFEK KEJUT" YG TERBARU ???

    INI CIRI KHAS GUBERNUR GUE.....!!
    NTAR YG DIPECAT......PARA PENGGALI KUBUR YG SALAH KASI INFORMASI........

    ANGKA "MAYAT" AZA BERANI DI MARK-UP...

    GAK ADA KAPOK2-NYA.

    KURANG APA....COBA ???!!!”

    Hasil Cek Fakta

    Setelah dilakukan penelusuran, diketahui bahwa berita pada portal cnnindonesia.com tidak membahas pernyataan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengenai jumlah pasien COVID-19 yang meninggal di DKI Jakarta.

    Pada berita yang tayang pada 30 Maret 2020 itu, diberitakan mengenai pernyataan Anies perihal penerapan prosedur tetap (protap) atau SOP COVID-19 terhadap jenazah yang meninggal dari tanggal 6-29 Maret 2020, termasuk terduga COVID-19 belum dites dan sudah dites namun belum keluar hasilnya. Berikut kutipan beritanya:

    […] Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan pihaknya telah mengurus 283 jenazah sepanjang 6 sampai 29 Maret 2019 dengan menggunakan protap penanganan pasien virus corona (Covid-19).

    Anies menjelaskan protap Covid-19 yang diterapkan yakni jenazah dibungkus dengan plastik, menggunakan peti, lalu harus dimakamkan kurang dari 4 jam oleh petugas yang menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap.

    "Karena itu saya benar-benar meminta kepada seluruh, masyarakat Jakarta jangan pandang angka ini sebagai angka statistik. 283 itu bukan angka statistik, itu adalah warga yang bulan lalu sehat, yang bulan lalu bisa berkegiatan, mereka punya istri, punya saudara," kata Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (30/3).

    Anies mengatakan jumlah jenazah yang ditangani dengan protap Covid-19 lebih besar dari angka resmi kematian akibat virus corona.

    Menurutnya, perbedaan jumlah bisa terjadi karena pasien yang meninggal belum sempat dilakukan tes atau sudah dites tetapi meninggal sebelum keluar hasilnya.

    Mantan menteri pendidikan dan kebudayaan itu pun meminta masyarakat untuk disiplin untuk menekan penyebaran virus corona. Anies mengatakan situasi Jakarta sangat mengkhawatirkan dalam penyebaran virus corona.

    "Ini semua harus kita cegah pertambahannya dengan secara serius, bukan pembatasan. Tinggal lah di rumah, disiplin untuk menjaga jarak, lindungi diri, lindungi keluarga, lindungi tetangga, lindungi semua," ujarnya.

    Sampai hari ini, jumlah pasien positif corona di Indonesia mencapai 1.414 jiwa. Dari jumlah itu, 122 orang meninggal dunia dan 75 lainnya dinyatakan sembuh dari infeksi corona.

    Sementara Jakarta menjadi daerah dengan jumlah pasien positif corona terbanyak. Merujuk data di laman corona.jakarta.go.id, jumlah pasien positif di Jakarta mencapai 727 jiwa, dengan 78 di antaranya meninggal dunia. […]

    Dari kutipan itu dapat dipahami bahwa berita di cnnindonesia.com tidak mengutip pernyataan Anies Baswedan terkait jumlah pasien COVID-19 yang meninggal di DKI Jakarta. Diketahui pula, berita tersebut terkait dengan konferensi pers yang diadakan Anies di Balai Kota pada Senin 30 Maret 2020.

    Berikut pernyataan Anies Baswedan ketika konferensi pers:

    […] Kalau kita perhatikan lonjakan angka kasus cukup besar, karena itu pada seluruh masyarakat untuk serius dalam melakukan pembatasan jaga jarak atau physical distancing untuk mencegah penularan. Jadi ini harus dengan cara amat serius. Kemudian Pemprov DKI Jakarta juga secara khusus memberikan instruksi kepada ketua RT RW dan PKK untuk melakukan identifikasi atas kelompok masyarakat yang rentan bila tertular COVID-19, mereka adalah warga lanjut usia di atas 60 tahun, kemudian penyandang penyakit bawaan misalnya ada diabetes, penyakit jantung atau penyakit paru, tekanan darah tinggi, itu di antaranya, ada lagi bagian, jadi mereka bertugas untuk mengidentifikasi di lingkungannya.

    Lalu secara khusus dilakukan sosialisasi cara-cara mencegah penularan, dan ada sebagian dari lansia yang tinggal sendiri tanpa didampingi keluarganya, di situ harus ada pendampingan khusus. Kita sudah sampaikan pada ketua RT RW untuk bisa memberi dukungan agar mereka bisa tetap bertahan di rumah tanpa harus keluar.

    Kenapa ini tegas saya sampaikan, karena selain data jumlah kasus yang disampaikan resmi oleh kementerian kesehatan, Pemprov DKI Jakarta juga memantau data dari Dinas Pertamanan dan Hutan Kota. Di bulan Maret ini terjadi pemulasaran dan pemakaman dengan menggunakan protap COVID19, antaranya jenazah dibungkus dengan plastik menggunakan peti, lalu harus dimakamkan kurang dari 4 jam, petugasnya menggunakan APD. Sejak tanggal 6 itu mulai ada kejadian pertama, sampai kemarin tanggal 29 ada 283 kasus.

    Artinya ini adalah mungkin mereka yang belum sempat dites, karena itu tidak bisa disebut sebagai positif, atau sudah dites tapi belum ada hasilnya kemudian wafat, ini menggambarkan situasi bahwa Jakarta terkait dengan COVID19 amat mengkhawatirkan.

    Karena itu saya benar-benar meminta kepada seluruh masyarakat Jakarta jangan pandang angka ini sebagai angka statistik, 283 itu bukan angka statistik. Itu adalah warga yang bulan lalu sehat, yang bulan lalu bisa berkegiatan. Mereka punya istri, punya saudara, ini semua harus kita cegah pertambahannya dengan secara serius, bukan pembatasan. Tinggallah di rumah, disiplin untuk menjaga jarak, lindungi diri, lindungi keluarga, lindungi tetangga, lindungi semua. Jangan sampai Dinas Pertamanan dan Hutan Kota yang mengurusi makam ini punya angka yang lebih tinggi lagi. Mari kita ambil tanggungjawab semuanya, itu kenapa kami merasa perlu untuk menyampaikan pesan yang amat kuat pada seluruh masyarakat soal ini. […]

    Kesimpulan

    Berdasarkan penjelasan tersebut, konten yang terunggah di Facebook tersebut memelintir konteks pemberitaan dari cnnindonesia.com. Oleh sebab itu, konten tersebut masuk ke dalam kategori Misleading Content atau Konten yang Menyesatkan.

    Rujukan