Beredar sebuah pesan melalui WhatsApp, yang menjelaskan jika WHO mengeluarkan pernyataan baru mengenai virus Corona yang dapat ditularkan melalui udara. Dengan Narasi
”Resmi dinyatakan oleh WHO bahwa covid-19 tidak lagi hanya ditularkan lewat droplet atau titik air berisi vorus dari batuk dan bersin, tetapi sekarang virus tersebut dari hasil penelitian bisa bertahan di udara, melayang-layang sampai 8 jam sesudah keluar dari tubuh penderita saat bersin atau batuk, tidak lagi butuh medium cairan untuk bertahan.
Di ruangan tertutup, lebih lama lagi dia bertahan dan lebih cepat medarat ditubuh orang yang belum kena karena udara yang berputar disitu-situ saja.
Maka, Bapak dan Ibu tolong kita ikuti protokol yang semakin ketat ini yaitu bahwa kalau kita keluar, biarpun tidak ke kerumunan massa, WAJIB pakai masker untuk saling melindungi satu sama lain karena menurut WHO ada satu golongan baru dalam proses penularan wabah ini yaitu OTG (orang tanpa gejala): suhu tubuh normal, tidak batu tapi sudah membawa virus karena daya tahan tubuhnya cukup kuat.
Siapa di antara kita yang sempat berpergian ke wilayah zona merah atau wilayah yang sudah ada warganya positif Covid-19, bisa jasi sudah menjadi OTG.
Maka kita lindungi orang lain dari virus yang kita bawa itu.
Semoga tidak ada satupun dari kita kena, sampai wabah ini tuntas diselesaikan, dengan mengikuti aturan atau protocol yang mungkin akan semakin ketat.
Terima kasih,
Jubir Pemerintah:
Sesuai rekomendasi WHO, mulai hari ini semua gunakan masker.”
(GFD-2020-4805) [SALAH] WHO Sebut Penularan Corona Tak Lagi Hanya Lewat Droplet Tapi Juga Udara
Sumber: whatsapp.comTanggal publish: 29/04/2020
Berita
Hasil Cek Fakta
Setelah melakukan penelusuran, informasi tersebut tidak benar. WHO belum pernah mengeluarkan pernyataan yang menyebutkan jika virus Corona dapat ditularkan melalui udara. Selain itu WHO juga sempat menuliskan dalam akun instagramnya, jika virus Corona hanya dapat ditularkan melalui tetesan yang dihasilkan ketika orang yang terinfeksi virus Corona batuk dan bersin.
“virus Corona dapat menyebar dari orang ke orang melalui droplet dari hidung atau mulut yang keluar saat orang yang terjangkit virus Corona batuk atau napas (bersin). Droplet ini kemudian jatuh ke benda-benda dan permukaan di sekitarnya. Orang yang menyentuh benda atau permukaan tersebut lalu menyentuh mata, hidung, atau mulutnya dapat terjangkit virus Corona. Penularan virus Corona juga dapat terjadi jika orang menghirup droplet yang keluar dari batuk atau napas (bersin) orang yang terjangkit virus Corona. Karena itu, penting bagi kita untuk menjaga jarak lebih dari 1 meter dari orang yang sakit. WHO terus mengkaji perkembangan penelitian tentang cara penyebaran virus Corona dan akan menyampaikan temuan-temuan terbaru,” dikutip dari Tempo.co.
Selain itu pada artikel pendukung yang berasal dari Kompas.com tersebut tidak ditemukan keterangan dari juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona, Achmad Yurianto, bahwa WHO menyatakan jika penularan virus Corona tidak lagi hanya melalui droplet tapi juga udara.
Dalam artikel tersebut Achmad Yurianto, hanya meminta seluruh masyarakat untuk menggunakan masker per Minggu (5/4/2020) hari ini. Sesuai dengan rekomendasi dari WHO dalam mencegar penyebaran virus Corona.
WHO tidak pernah mengeluarkan pernyataan yang menyebutkan jika virus Corona bisa bertahan dan melayang-layang di udara selama 8 jam atau pun bertahan lebih lama di ruangan tertutup serta lebih cepat mendarat di tubuh seseorang yang belum terkena virus Corona karena udara berputar di situ-situ saja.
Hingga artikel ini diterbitkan, dalam situs resminya WHO menyebut bahwa virus Corona umumnya hanya menular melalui kontak dengan droplet dari saluran pernapasan orang yang terinfeksi, bukan melalui udara.
Berdasarkan penjelasan mengenai penrnyataan WHO di atas, maka artikel tersebut masuk ke dalam Konten Yang Menyesatkan.
“virus Corona dapat menyebar dari orang ke orang melalui droplet dari hidung atau mulut yang keluar saat orang yang terjangkit virus Corona batuk atau napas (bersin). Droplet ini kemudian jatuh ke benda-benda dan permukaan di sekitarnya. Orang yang menyentuh benda atau permukaan tersebut lalu menyentuh mata, hidung, atau mulutnya dapat terjangkit virus Corona. Penularan virus Corona juga dapat terjadi jika orang menghirup droplet yang keluar dari batuk atau napas (bersin) orang yang terjangkit virus Corona. Karena itu, penting bagi kita untuk menjaga jarak lebih dari 1 meter dari orang yang sakit. WHO terus mengkaji perkembangan penelitian tentang cara penyebaran virus Corona dan akan menyampaikan temuan-temuan terbaru,” dikutip dari Tempo.co.
Selain itu pada artikel pendukung yang berasal dari Kompas.com tersebut tidak ditemukan keterangan dari juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona, Achmad Yurianto, bahwa WHO menyatakan jika penularan virus Corona tidak lagi hanya melalui droplet tapi juga udara.
Dalam artikel tersebut Achmad Yurianto, hanya meminta seluruh masyarakat untuk menggunakan masker per Minggu (5/4/2020) hari ini. Sesuai dengan rekomendasi dari WHO dalam mencegar penyebaran virus Corona.
WHO tidak pernah mengeluarkan pernyataan yang menyebutkan jika virus Corona bisa bertahan dan melayang-layang di udara selama 8 jam atau pun bertahan lebih lama di ruangan tertutup serta lebih cepat mendarat di tubuh seseorang yang belum terkena virus Corona karena udara berputar di situ-situ saja.
Hingga artikel ini diterbitkan, dalam situs resminya WHO menyebut bahwa virus Corona umumnya hanya menular melalui kontak dengan droplet dari saluran pernapasan orang yang terinfeksi, bukan melalui udara.
Berdasarkan penjelasan mengenai penrnyataan WHO di atas, maka artikel tersebut masuk ke dalam Konten Yang Menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Indri Pramesti Widyaningrum (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Gunadarma)
WHO menyatakan virus Corona tidak dapat ditularkan melalui udara. Virus Corona umumnya dapat ditularkan melalui tetesan yang dihasilkan ketika orang yang terinfeksi batuk, bersin atau berbicara.
WHO menyatakan virus Corona tidak dapat ditularkan melalui udara. Virus Corona umumnya dapat ditularkan melalui tetesan yang dihasilkan ketika orang yang terinfeksi batuk, bersin atau berbicara.
Rujukan
- https://cekfakta.tempo.co/fakta/752/fakta-atau-hoaks-benarkah-who-sebut-penularan-corona-tak-lagi-hanya-lewat-droplet-tapi-juga-udara
- https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20200330080609-185-488118/hoaks-covid-19-who-tegaskan-corona-tak-menular-lewat-udara
- https://nasional.kompas.com/read/2020/04/05/16562611/jubir-pemerintah-sesuai-rekomendasi-who-mulai-hari-ini-semua-gunakan-masker
- https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4222382/cek-fakta-tidak-ada-bukti-corona-covid-19-menular-lewat-udara
- https://www.liputan6.com/global/read/4214488/who-tegaskan-corona-covid-19-tak-menular-lewat-udara-ini-penjelasannya
(GFD-2020-4804) [SALAH] “salah satu warga Bekasi ada yg positif terkena virus Corona, meninggal dunia”
Sumber: whatsapp.comTanggal publish: 04/03/2020
Berita
Beredar pesan berantai melalui aplikasi Whatsapp dengan narasi sebagai berikut :
“Assalamualaikum….
Ada info dari rekan kerja yg tinggal di Villa Bekasi Indah 1, bahwa salah satu warganya ada yg positif terkena virus Corona, hari ini meninggal dunia dan akan dimakamkan di TPU Mangunjaya….
Untuk sementara waktu hindari tempat tempat keramaian, tetap menjaga kesehatan dan semoga Allah SWT menjaga kita semua….aamiin…”
“Assalamualaikum….
Ada info dari rekan kerja yg tinggal di Villa Bekasi Indah 1, bahwa salah satu warganya ada yg positif terkena virus Corona, hari ini meninggal dunia dan akan dimakamkan di TPU Mangunjaya….
Untuk sementara waktu hindari tempat tempat keramaian, tetap menjaga kesehatan dan semoga Allah SWT menjaga kita semua….aamiin…”
Hasil Cek Fakta
Keluarga D, pasien suspect corona yang meninggal dunia di RSDH Cianjur membantah korban terjangkit virus corona atau Covid-19. Korban yang merupakan pegawai Telkom ini sempat akan dibawa ke Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung.
“Dari awal saya jamin bukan virus corona, saya saja enggak pakai apa-apa karena memang negatif,” kata Sudrajat, kerabat korban di rumahnya di Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, Selasa, 3 Maret 2020.
“Dari gejalanya juga enggak sama (seperti Corona). Enggak ada panas sama batuk. Cuma sesak napas aja,” ujar Sudrajat. “Dokternya bilang ada pembengkakan di jantung sama paru-parunya ada cairan. Istilah medisnya apa saya kurang paham,” kata dia.
Dia menyayangkan adanya pemberitaan berlebihan yang ditujukan pada keluarga. Padahal, sejak dirawat dan diisolasi di RS Mitra Keluarga Bekasi hingga RSDH Cianjur, tidak ada satupun dokter yang menyatakan D terkena virus corona.
Sebab, ia memiliki surat yang didapat dari rumah sakit yang menyetakan bahwa Darja tidak dinyatakan terkena virus itu.
“Sempat dirawat di Mitra Keluarga Bekasi Timur, lalu diisolasi. Kemudian dinyatakan negatif (virus corona) makanya dipulangkan,” kata dia.
Karena merasa badannya masih drop, D kemudian pergi ke Cianjur untuk berobat. Memilih berobat di RSDH Cianjur lantaran di sana ada banyak keluarganya.
“Kenapa dibawa ke Cianjur karena di enggak ada keluarganya di sini. Di Cianjur ada mertua, ada adeknya supaya kalau ada apa-apa dekat. Lalu dibawa ke RSDH statusnya apa dicek disana, ternyata negatif,” tambah dia.
Pernyataan Sudrajat dikonfirmasi kebenarannya oleh Sekretaris Dirjen P2P Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto. Dia menegaskan, pasien RSDH Cianjur yang merupakan warga Kabupaten Bekasi negatif Covid-19.
“Dari data kami, beliau masuk 155 (spesimen) yang negatif. Jadi, meninggalnya bukan karena Covid-19,” katanya.
Pasien di Cianjur tersebut adalah salah satu dari 155 spesimen yang diambil sampelnya oleh pemerintah dari 44 rumah sakit di 23 provinsi. Dari 155 spesimen tersebut, pemerintah menyatakan dua positif yakni dua warga Depok yang telah dirawat di RSPI Sulianto Saroso, sementara yang di Cianjur dinyatakan negatif.
“Dari awal saya jamin bukan virus corona, saya saja enggak pakai apa-apa karena memang negatif,” kata Sudrajat, kerabat korban di rumahnya di Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, Selasa, 3 Maret 2020.
“Dari gejalanya juga enggak sama (seperti Corona). Enggak ada panas sama batuk. Cuma sesak napas aja,” ujar Sudrajat. “Dokternya bilang ada pembengkakan di jantung sama paru-parunya ada cairan. Istilah medisnya apa saya kurang paham,” kata dia.
Dia menyayangkan adanya pemberitaan berlebihan yang ditujukan pada keluarga. Padahal, sejak dirawat dan diisolasi di RS Mitra Keluarga Bekasi hingga RSDH Cianjur, tidak ada satupun dokter yang menyatakan D terkena virus corona.
Sebab, ia memiliki surat yang didapat dari rumah sakit yang menyetakan bahwa Darja tidak dinyatakan terkena virus itu.
“Sempat dirawat di Mitra Keluarga Bekasi Timur, lalu diisolasi. Kemudian dinyatakan negatif (virus corona) makanya dipulangkan,” kata dia.
Karena merasa badannya masih drop, D kemudian pergi ke Cianjur untuk berobat. Memilih berobat di RSDH Cianjur lantaran di sana ada banyak keluarganya.
“Kenapa dibawa ke Cianjur karena di enggak ada keluarganya di sini. Di Cianjur ada mertua, ada adeknya supaya kalau ada apa-apa dekat. Lalu dibawa ke RSDH statusnya apa dicek disana, ternyata negatif,” tambah dia.
Pernyataan Sudrajat dikonfirmasi kebenarannya oleh Sekretaris Dirjen P2P Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto. Dia menegaskan, pasien RSDH Cianjur yang merupakan warga Kabupaten Bekasi negatif Covid-19.
“Dari data kami, beliau masuk 155 (spesimen) yang negatif. Jadi, meninggalnya bukan karena Covid-19,” katanya.
Pasien di Cianjur tersebut adalah salah satu dari 155 spesimen yang diambil sampelnya oleh pemerintah dari 44 rumah sakit di 23 provinsi. Dari 155 spesimen tersebut, pemerintah menyatakan dua positif yakni dua warga Depok yang telah dirawat di RSPI Sulianto Saroso, sementara yang di Cianjur dinyatakan negatif.
Kesimpulan
“RS Dr Hafiz Cianjur menyatakan D negatif (Corona). Jadi, bukan terkena Corona,” kata perwakilan keluarga pasien. Kementerian Kesehatan juga memastikan warga Bekasi yang meninggal di Cianjur itu tidak terinfeksi virus corona.
Rujukan
- https://megapolitan.kompas.com/read/2020/03/03/13451021/bukan-karena-virus-corona-pasien-asal-bekasi-yang-meninggal-di-cianjur?page=all
- https://jabar.suara.com/read/2020/03/03/141830/kemenkes-pastikan-warga-bekasi-meninggal-di-cianjur-tak-terinfeksi-corona
- https://metro.tempo.co/read/1314964/keluarga-bantah-warga-bekasi-meninggal-karena-virus-corona/full&view=ok
(GFD-2020-4803) [SALAH] “Elisa Granato kelinci percobaan vaksin kopit di inggris meninggal 2 hari setelah divaksin”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 01/05/2020
Berita
Akun Rap Faiqa Hamda (fb.com/abufaiqa.hamdashakia) mengunggah beberapa gambar dengan narasi sebagai berikut:
“Tantangan menggiurkan nih. Berharap sales-sales vakvak yang hobi menjual ayat bisa jadi volunteer nih. Jangan cuma triak ikhtiar sambil jualan ayatnya doang. Buktikan loyalismu sama nabi Bill Gay lah
—
*Copas Mba Menuk Kiki…
Elisa Granato adl seorg scientist yg berdedikasi tinggi pd ilmu pengetahuan. Saking dedikasinya sampe menawarkan diri jd kelinci percobaan vaksin kopit di inggris. Hasilnya dia meninggal 2 hari setelah divaksin. 4 rekannya pun lsg kipi berat dan berjuang mempertahankan nyawanya akibat komplikasi berat.
Kasian banget.. Pdhl sebelum mereka divaksin, mereka hrs melewati proses skrining kesehatan secara ketat. Apabila ada indikasi tdk sehat lsg di delet namany.
Pikirkan. Apakah saat bayi2 newborn itu divaksin, sebelumnya dilakukan skrining kesehatan ? Ngga kan? plg banter di cek suhu tubuh doang. Lalu begitu terjadi kematian dikatakan takdir. Fair ngga tuh?
Kasian 4 org ini.. Kalopun bisa sembuh, itu hanya kasat mata aja. Kerusakan udah terjadi dan zat2 pengawet vaksin akan terus mengendap di tubuhnya dan menghancurkan sistem metabolik perlahan2.. Kasian..
Berapa mereka dibayar utk jd kelinci lab? Hanya 100an sd 600an poundsterling. Ngga sepadan dgn nyawa yg disodorkan.
Silakan bermain2 dgn maut sodara2. Not for my fam and me lah..”
“Tantangan menggiurkan nih. Berharap sales-sales vakvak yang hobi menjual ayat bisa jadi volunteer nih. Jangan cuma triak ikhtiar sambil jualan ayatnya doang. Buktikan loyalismu sama nabi Bill Gay lah
—
*Copas Mba Menuk Kiki…
Elisa Granato adl seorg scientist yg berdedikasi tinggi pd ilmu pengetahuan. Saking dedikasinya sampe menawarkan diri jd kelinci percobaan vaksin kopit di inggris. Hasilnya dia meninggal 2 hari setelah divaksin. 4 rekannya pun lsg kipi berat dan berjuang mempertahankan nyawanya akibat komplikasi berat.
Kasian banget.. Pdhl sebelum mereka divaksin, mereka hrs melewati proses skrining kesehatan secara ketat. Apabila ada indikasi tdk sehat lsg di delet namany.
Pikirkan. Apakah saat bayi2 newborn itu divaksin, sebelumnya dilakukan skrining kesehatan ? Ngga kan? plg banter di cek suhu tubuh doang. Lalu begitu terjadi kematian dikatakan takdir. Fair ngga tuh?
Kasian 4 org ini.. Kalopun bisa sembuh, itu hanya kasat mata aja. Kerusakan udah terjadi dan zat2 pengawet vaksin akan terus mengendap di tubuhnya dan menghancurkan sistem metabolik perlahan2.. Kasian..
Berapa mereka dibayar utk jd kelinci lab? Hanya 100an sd 600an poundsterling. Ngga sepadan dgn nyawa yg disodorkan.
Silakan bermain2 dgn maut sodara2. Not for my fam and me lah..”
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa Elisa Granato, relawan uji coba vaksin Virus Corona atau COVID-19 meninggal dunia adalah klaim yang salah.
Elisa Granato masih hidup, bahkan dia menambahkan kalimat “100 persen hidup” di user name akun twitternya untuk membantah kabar yang beredar.
Kantor berita University of Oxford juga memberikan konfirmasi pada Reuters bahwa Elisa Granato masih hidup dan baik-baik saja.
Melalui laman resminya, University of Oxford mengatakan bahwa belakangan ini sebuah rumor palsu tentang progres dari uji coba vaksin virus corona telah beredar luas.
“Kami mendesak orang untuk tidak membagikan berita itu. Kami tidak akan memberikan komentar tentang proses berjalannya uji coba vaksin, tapi kami akan memberikan semua update terbaru terkait uji coba vaksin di sini,” kata seorang perwakilan University of Oxford melalui laman resminya.
Departemen Kesehatan dan Perawatan Sosial Inggris juga mengatakan melalui akun twitternya DHSCGovuk bahwa berita yang melaporkan kematian Elisa Granato adalah tidak benar.
Fergus Walsh, seorang wartawan dari BBC News juga mengonfirmasi bahwa Elisa Granato masih hidup.
“Itu tidak benar! pagi ini saya mengobrol bersama Elisa Granato melalui Skype. Dia mengatakan bahwa kondisinya baik-baik saja,” tulis Fergus Walsh melalui akun twitternya BBCFergushWalsh.
Elisa Granato masih hidup, bahkan dia menambahkan kalimat “100 persen hidup” di user name akun twitternya untuk membantah kabar yang beredar.
Kantor berita University of Oxford juga memberikan konfirmasi pada Reuters bahwa Elisa Granato masih hidup dan baik-baik saja.
Melalui laman resminya, University of Oxford mengatakan bahwa belakangan ini sebuah rumor palsu tentang progres dari uji coba vaksin virus corona telah beredar luas.
“Kami mendesak orang untuk tidak membagikan berita itu. Kami tidak akan memberikan komentar tentang proses berjalannya uji coba vaksin, tapi kami akan memberikan semua update terbaru terkait uji coba vaksin di sini,” kata seorang perwakilan University of Oxford melalui laman resminya.
Departemen Kesehatan dan Perawatan Sosial Inggris juga mengatakan melalui akun twitternya DHSCGovuk bahwa berita yang melaporkan kematian Elisa Granato adalah tidak benar.
Fergus Walsh, seorang wartawan dari BBC News juga mengonfirmasi bahwa Elisa Granato masih hidup.
“Itu tidak benar! pagi ini saya mengobrol bersama Elisa Granato melalui Skype. Dia mengatakan bahwa kondisinya baik-baik saja,” tulis Fergus Walsh melalui akun twitternya BBCFergushWalsh.
Kesimpulan
Elisa Granato masih hidup, bahkan dia menambahkan kalimat “100 persen hidup” di user name akun twitternya untuk membantah kabar yang beredar. Kantor berita University of Oxford juga memberikan konfirmasi pada Reuters bahwa Elisa Granato masih hidup dan baik-baik saja.
Rujukan
- https://depok.pikiran-rakyat.com/cek-fakta/pr-09373505/cek-fakta-gagal-relawan-uji-coba-vaksin-virus-corona-meninggal-dunia-simak-faktanya?page=2
- https://www.snopes.com/fact-check/elisa-granato-trial-covid-19-vax/
- https://twitter.com/Prokaryota
- https://www.reuters.com/article/uk-factcheck-elisa-granato-vaccine/false-claim-the-first-volunteer-in-a-uk-coronavirus-vaccine-trial-has-died-idUSKCN2280MK
- https://twitter.com/DHSCgovuk/status/1254406873928908802
- https://twitter.com/BBCFergusWalsh/status/1254356432780214272
- https://covid19vaccinetrial.co.uk/news-about-trial-progress
- https://www.bbc.com/news/health-52394485
(GFD-2020-4802) [SALAH] “Untuk antisipasi menularnya wabah corona, Tutorial cara pemakaian masker yg benar”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 04/03/2020
Berita
Akun Ferry Thehunter (fb.com/ferry.thehunter) mengunggah sebuah gambar ke grup Penyeimbang Media Hoax (fb.com/groups/142467989797691) dengan narasi sebagai berikut:
“Untuk antisipasi menularnya wabah corona…”
Dalam gambar, tampak Presiden Joko Widodo dan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), di gambar tersebut juga terdapat narasi “Tutorial cara pemakaian masker yg benar”
Masker jokowi
“Untuk antisipasi menularnya wabah corona…”
Dalam gambar, tampak Presiden Joko Widodo dan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), di gambar tersebut juga terdapat narasi “Tutorial cara pemakaian masker yg benar”
Masker jokowi
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, potongan gambar yang menampilkan Presiden Joko Widodo dan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu tidak ada hubungannya dengan wabah penyakit coronavirus 2019–2020 atau dikenal sebagai wabah COVID-19 yang disebabkan oleh coronavirus jenis baru yang diberi nama SARS-CoV-2.
Cuplikan gambar itu diambil dari video liputan Tribun Timur yang berjudul “Presiden Jokowi dan Iriana Jenguk Ani Yudhoyono di Singapura” yang diunggah pada 21 Februari 2019. Dan tidak ada tulisan “Tutorial cara pemakaian masker yg benar” di video aslinya yang diunggah oleh akun Tribun Timur tersebut.
Video Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjenguk istri Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Ani Yudhoyono, yang tengah dirawat di Singapura dirilis oleh akun Youtube Biro Pers Media dan Informasi Sekretariat Presiden hari ini Kamis (21/2/2019).
Video berdurasi dua menit lebih dua detik tersebut berjudul “Menjenguk Ibu Ani Yudhoyono, Singapura 21 Februari 2019”.
Memperlihatkan momen saat Presiden Jokowi dan Iriana Jokowi juga sang bungsu, Kaesang Pangarep, menyempatkan diri menjenguk Ani Yudhoyono yang kabarnya menderita sakit kanker darah.
Awalnya video memperlihatkan gedung National University Hospital Cancer Institute, Singapura. Kemudian menyorot kedatangan Jokowi, Iriana, dan Kaesang yang disambut oleh Hatta Rajasa dan anak pertama SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di depan rumah sakit.
Hatta Rajasa lalu berjalan berdampingan dengan Jokowi. Sementara Iriana ditemani AHY diikuti rombongan di belakang keduanya. Lalu mereka berjalan di lorong masuk ke lift.
Sampai di ruang kamar Ani Yudhoyono, Jokowi dan iriana disambut oleh menantu SBY yang juga istri AHY, Annisa Pohan. Tampak dalam video Jokowi dan Iriana memberikan salam kepada Ani yang tidak diperlihatkan sosoknya.
Cuplikan gambar itu diambil dari video liputan Tribun Timur yang berjudul “Presiden Jokowi dan Iriana Jenguk Ani Yudhoyono di Singapura” yang diunggah pada 21 Februari 2019. Dan tidak ada tulisan “Tutorial cara pemakaian masker yg benar” di video aslinya yang diunggah oleh akun Tribun Timur tersebut.
Video Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjenguk istri Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Ani Yudhoyono, yang tengah dirawat di Singapura dirilis oleh akun Youtube Biro Pers Media dan Informasi Sekretariat Presiden hari ini Kamis (21/2/2019).
Video berdurasi dua menit lebih dua detik tersebut berjudul “Menjenguk Ibu Ani Yudhoyono, Singapura 21 Februari 2019”.
Memperlihatkan momen saat Presiden Jokowi dan Iriana Jokowi juga sang bungsu, Kaesang Pangarep, menyempatkan diri menjenguk Ani Yudhoyono yang kabarnya menderita sakit kanker darah.
Awalnya video memperlihatkan gedung National University Hospital Cancer Institute, Singapura. Kemudian menyorot kedatangan Jokowi, Iriana, dan Kaesang yang disambut oleh Hatta Rajasa dan anak pertama SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di depan rumah sakit.
Hatta Rajasa lalu berjalan berdampingan dengan Jokowi. Sementara Iriana ditemani AHY diikuti rombongan di belakang keduanya. Lalu mereka berjalan di lorong masuk ke lift.
Sampai di ruang kamar Ani Yudhoyono, Jokowi dan iriana disambut oleh menantu SBY yang juga istri AHY, Annisa Pohan. Tampak dalam video Jokowi dan Iriana memberikan salam kepada Ani yang tidak diperlihatkan sosoknya.
Kesimpulan
Tidak terkait dengan wabah virus corona atau yang dikenal sebagai wabah COVID-19. Gambar Presiden Joko Widodo itu diambil dari video liputan Tribun Timur yang berjudul “Presiden Jokowi dan Iriana Jenguk Ani Yudhoyono di Singapura” yang diunggah pada 21 Februari 2019. Tidak ada tulisan “Tutorial cara pemakaian masker yg benar” di video aslinya yang diunggah oleh akun Tribun Timur tersebut.
Rujukan
Halaman: 5482/6123