BUKAN kantong mayat. Portable Isolation Chamber (PIC), alat medis di dalam foto, adalah sebuah unit isolasi mobilitas untuk memindahkan pasien dengan penyakit sangat menular atau berisiko tinggi.
SUMBER
Akun “Dayang Ashia Mañyalas” (facebook.com/profile.php?id=100010016141089), sudah dibagikan 1.6 ribu kali per tangkapan layar dibuat.
NARASI
“Kematian disebabkan COVID-19:
Dibalut dalam bag, tak boleh dimandikan, hanya tayamum atas beg sahaja. Tak boleh bawak jenazah balik rumah, family tak boleh tengok unless dah dikebumikan.
Still rasa benda ni tak serius? Pergi lah lepak malam ni, pergi keluar, pergi balik kampung, pergi travel. Pergi.
Gambar: Twitter”.
======
(GFD-2020-3757) [SALAH] “Kematian disebabkan COVID-19: Dibalut dalam bag”
Sumber: Sosial MediaTanggal publish: 25/03/2020
Berita
Hasil Cek Fakta
PENJELASAN
(1) First Draft News: “Konten yang Salah
Ketika konten yang asli dipadankan dengan konteks informasi yang salah”
Selengkapnya di http://bit.ly/2rhTadC / http://bit.ly/2MxVN7S.
* SUMBER membagikan foto pasien di dalam Portable Isolation Chamber (PIC).
* SUMBER menambahkan narasi yang salah yang menyebabkan kesimpulan yang salah.
(2) Beberapa artikel yang berkaitan,
* Securotec: “Recommended for use in disaster medicine, the PIC Portable Isolation Chamber is a mobile containment unit used to transport highly contagious or high-risk patients.”
Selengkapnya di “Adult Pic – Portable Isolation Chamber” https://bit.ly/2Uv3kFF / http://archive.md/d5Nom (arsip cadangan).
–
* ISOVAC: “CAPSULS™ is a portable patient isolation unit (PIU) which prevents particulate (biological and radiological) cross-contamination between the patient and the external environment.”
Selengkapnya di “CAPSULS™ Patient Isolation Unit” https://bit.ly/2J5yMFg / http://archive.md/XxG0T (arsip cadangan).
======
(1) First Draft News: “Konten yang Salah
Ketika konten yang asli dipadankan dengan konteks informasi yang salah”
Selengkapnya di http://bit.ly/2rhTadC / http://bit.ly/2MxVN7S.
* SUMBER membagikan foto pasien di dalam Portable Isolation Chamber (PIC).
* SUMBER menambahkan narasi yang salah yang menyebabkan kesimpulan yang salah.
(2) Beberapa artikel yang berkaitan,
* Securotec: “Recommended for use in disaster medicine, the PIC Portable Isolation Chamber is a mobile containment unit used to transport highly contagious or high-risk patients.”
Selengkapnya di “Adult Pic – Portable Isolation Chamber” https://bit.ly/2Uv3kFF / http://archive.md/d5Nom (arsip cadangan).
–
* ISOVAC: “CAPSULS™ is a portable patient isolation unit (PIU) which prevents particulate (biological and radiological) cross-contamination between the patient and the external environment.”
Selengkapnya di “CAPSULS™ Patient Isolation Unit” https://bit.ly/2J5yMFg / http://archive.md/XxG0T (arsip cadangan).
======
Rujukan
(GFD-2020-3756) [SALAH] Foto “Presiden Italia menangis karena tak cukup lahan untuk mengubur 700an korban corona per hari”
Sumber: Sosial MediaTanggal publish: 25/03/2020
Berita
Bukan foto Presiden Italia. Pria di foto itu adalah Jair Messias Bolsonaro, Presiden Brasil ke 38. Sementara, Presiden Italia adalah Sergio Mattarella.
Akun Asty Emerald Msi Kupang (fb.com/asty.bundanyareynhard) mengunggah sebuah foto dengan narasi :
“PESAN PALING MENYEDIHKAN PERDANA MENTERI ITALIA
“Kami telah dikalahkan oleh wabah. Kami sudah mati fisik dan mental, kami tak tahu lagi apa yg harus kami buat. Semua cara dunia (manusia) tak lagi mempan. Solusi satu2nya hanya (mengharapkan) kuasa langit (Tuhan).”
Italia punya fasilitas perawatan kesehatan tercanggih tapi semuanya gagal mengendalikan corona karena awalnya itu hanya dianggap sekadar lelucon dan sekarang presiden mereka menangis karena tak cukup lahan untuk mengubur 700an korban corona per hari (mungkin hari ini sudah lebih dari 700).
PELAJARAN BAGI NEGARA LAIN.. TERMASUK NEGARA KITA
JANGAN MAIN-MAIN.. JANGAN KERAS HATI..
DUKUNG UPAYA PEMERINTAH..”
Akun Asty Emerald Msi Kupang (fb.com/asty.bundanyareynhard) mengunggah sebuah foto dengan narasi :
“PESAN PALING MENYEDIHKAN PERDANA MENTERI ITALIA
“Kami telah dikalahkan oleh wabah. Kami sudah mati fisik dan mental, kami tak tahu lagi apa yg harus kami buat. Semua cara dunia (manusia) tak lagi mempan. Solusi satu2nya hanya (mengharapkan) kuasa langit (Tuhan).”
Italia punya fasilitas perawatan kesehatan tercanggih tapi semuanya gagal mengendalikan corona karena awalnya itu hanya dianggap sekadar lelucon dan sekarang presiden mereka menangis karena tak cukup lahan untuk mengubur 700an korban corona per hari (mungkin hari ini sudah lebih dari 700).
PELAJARAN BAGI NEGARA LAIN.. TERMASUK NEGARA KITA
JANGAN MAIN-MAIN.. JANGAN KERAS HATI..
DUKUNG UPAYA PEMERINTAH..”
Hasil Cek Fakta
PENJELASAN
Berdasarkan hasil penelusuran, foto yang diunggah oleh sumber klaim, jika dihubungkan dengan narasi Presiden mereka (Italia) menangis adalah sebuah kesalahan.
Foto yang diunggah oleh sumber klaim adalah foto Jair Messias Bolsonaro, Presiden Brasil ke 38 bukan foto Presiden Italia, Sergio Mattarella.
Hal ini dibuktikan dengan hasil pencarian dengan menggunakan Google Images. Postingan itu mengambil foto atau tangkapan layar dari pidato Bolsonaro pada 17 Desember 2019 , pada acara Thanksgiving yang diadakan di Planalto Palace.
Bolsonaro menangis ketika dia menceritakan ketika ia diserang dengan pisau di Juiz de Fora (MG), selama kampanye pemilihan 2018.
“Bolsonaro mengingat saat-saat ketika dia berada di rumah sakit, setelah ditikam di Juiz de Fora, dan meminta Tuhan untuk tidak meninggalkan putrinya,” tulis kanal Youtube Planalto dalam deskripsi video jika diterjemahkan.
Kanal YouTube Folha Politica mengunggah video pidato Bolsonaro itu dengan judul :”Bolsonaro menangis ketika mengingat kedekatannya dengan kematian: ‘Saya tidak ingin anak perempuan saya yang berusia 7 tahun menjadi yatim piatu” (terjemahan)
Presiden Italia, Sergio Mattarella adalah Presiden Italia ke-12 yang diangkat pada 3 Februari 2015, menggantikan Giorgio Napolitano. Sementara itu, Perdana Menteri adalah Giuseppe Conte, yang menjadi Perdana Menteri Italia ke-58.
Berdasarkan hasil penelusuran, foto yang diunggah oleh sumber klaim, jika dihubungkan dengan narasi Presiden mereka (Italia) menangis adalah sebuah kesalahan.
Foto yang diunggah oleh sumber klaim adalah foto Jair Messias Bolsonaro, Presiden Brasil ke 38 bukan foto Presiden Italia, Sergio Mattarella.
Hal ini dibuktikan dengan hasil pencarian dengan menggunakan Google Images. Postingan itu mengambil foto atau tangkapan layar dari pidato Bolsonaro pada 17 Desember 2019 , pada acara Thanksgiving yang diadakan di Planalto Palace.
Bolsonaro menangis ketika dia menceritakan ketika ia diserang dengan pisau di Juiz de Fora (MG), selama kampanye pemilihan 2018.
“Bolsonaro mengingat saat-saat ketika dia berada di rumah sakit, setelah ditikam di Juiz de Fora, dan meminta Tuhan untuk tidak meninggalkan putrinya,” tulis kanal Youtube Planalto dalam deskripsi video jika diterjemahkan.
Kanal YouTube Folha Politica mengunggah video pidato Bolsonaro itu dengan judul :”Bolsonaro menangis ketika mengingat kedekatannya dengan kematian: ‘Saya tidak ingin anak perempuan saya yang berusia 7 tahun menjadi yatim piatu” (terjemahan)
Presiden Italia, Sergio Mattarella adalah Presiden Italia ke-12 yang diangkat pada 3 Februari 2015, menggantikan Giorgio Napolitano. Sementara itu, Perdana Menteri adalah Giuseppe Conte, yang menjadi Perdana Menteri Italia ke-58.
Rujukan
(GFD-2020-3755) [SALAH] “Bawang merah yang dikupas bisa menyedot dan membunuh virus dan kuman”
Sumber: Sosial MediaTanggal publish: 25/03/2020
Berita
Hoaks lama beredar kembali. Tak ada bukti ilmiah bahwa bawang merah mentah yang dipotong bisa menyerap kuman atau meredakan udara dari virus.
Akun Cinta Bella (fb.com/100026656356278) mengunggah foto bawang merah dengan narasi yang mengklaim bahwa bawang merah yang telah dikupas dalam sebuah mangkuk, tempatkan di kamar tidur dan ruang keluarga dapat menyedot virus dan kuman lalu memfokuskannya masuk dalam intra sel, lalu dicerna dalam vakuola dan membunuhnya.
Klaim ini ditambah dengan cerita tentang adanya sebuah keluarga yang sama sekali tak tersentuh oleh virus Corona karena menaruh bawang merah yang telah dikupas di mangkok dan meletakkannya di setiap kamar di rumah mereka.
Apakah benar bawang merah anti Corona???.
Bawang merah kupas penangkal virus corona
"*PENEMUAN DOKTER DI CHINA UNTUK MENANGKAL KUMAN, BAKTERI, DAN VIRUS DI RUMAH KITA*"
Akun Cinta Bella (fb.com/100026656356278) mengunggah foto bawang merah dengan narasi yang mengklaim bahwa bawang merah yang telah dikupas dalam sebuah mangkuk, tempatkan di kamar tidur dan ruang keluarga dapat menyedot virus dan kuman lalu memfokuskannya masuk dalam intra sel, lalu dicerna dalam vakuola dan membunuhnya.
Klaim ini ditambah dengan cerita tentang adanya sebuah keluarga yang sama sekali tak tersentuh oleh virus Corona karena menaruh bawang merah yang telah dikupas di mangkok dan meletakkannya di setiap kamar di rumah mereka.
Apakah benar bawang merah anti Corona???.
Bawang merah kupas penangkal virus corona
"*PENEMUAN DOKTER DI CHINA UNTUK MENANGKAL KUMAN, BAKTERI, DAN VIRUS DI RUMAH KITA*"
Hasil Cek Fakta
PENJELASAN
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa bawang merah yang dikupas bisa menyedot dan membunuh virus dan kuman adalah klaim yang salah.
Klaim ini adalah hoaks lama yang kembali diedarkan dan dikaitkan dengan wabah virus Corona COVID-19 yang terjadi sejak akhir tahun 2019 sampai saat artikel ini disusun.
Pada tahun 2009, situs pemeriksa fakta luar negeri, snopes.com telah mengklarifikasi klaim ini melalui artikel berjudul “Do Onions Fight Off the Flu Virus?”. Dalam artikel ini snopes menyatakan bahwa menempatkan bawang potong dalam mangkuk di sekitar rumah Anda tidak akan melawan virus flu.
Klaim bahwa potongan bawang merah mampu menyerap dan mengahncurkan virus, bakteri, dan parasit lainnya adalah salah dan telah menjadi kepercayaan tradisional sejak lama namun klaim tersebut tidak didukung dengan aspek ilmiah.
Salah satunya dijelaskan National Onion Association (NOA). Sebuah organisasi yang mewakili petani, pedagang, eksporter, dan importer bawang merah di Amerika Serikat yang ada sejak 1913.
Dalam sebuah artikelnya, situs tersebut menjelaskan bahwa bawang merah mentah yang dipotong dan diletakkan di ruangan, kemudian bisa menyerap kuman dan racun, hanyalah mitos.
”Tak ada bukti ilmiah bahwa bawang merah mentah yang dipotong bisa menyerap kuman atau meredakan udara dari racun,” tulis artikel tersebut. Menurut tulisan itu, mitos tersebut memang sudah melegenda dan tersebar di seantero dunia. Bukan hanya tulisan dari NOA.
Sebuah tulisan di The Wall Street Journal berjudul, ”Home Flu Cures: Bad Medicine?” juga mengatakan demikian. Menurut tulisan itu, tak ada satu pun ahli biologi yang menyatakan bawang dapat menarik virus seperti sebuah perangkat penangkap lalat.
Versi cerita terkait mitos itu banyak. Ada yang bermula dari adanya wabah flu di sebuah kampung pada 1918 dan telah menewaskan lebih dari 40 juta orang. Kemudian, ada satu keluarga yang selamat. Ketika dokter mengunjungi rumah warga yang selamat itu, ternyata ditemukan irisan bawang merah di setiap sudut ruangan. Dokter tersebut lantas memeriksa bawang itu ke laboratorium. Hasilnya (entah benar atau tidak), bawang itu disebut menyerap virus flu.
*PENEMUAN DOKTER DI CHINA UNTUK MENANGKAL KUMAN, BAKTERI, DAN VIRUS DI RUMAH KITA*
Saat ini wabah virus Corona semakin meluas ke seluruh dunia. Di Indonesia saja makin hari makin bertambah.
Ada sebuah kejadian menarik di China.
Ketika epidemi virus Corona merebak di banyak tempat di dunia, ada sebuah keluarga yang sama sekali tak tersentuh oleh virus Corona.
Ada seorang dokter yang heran akan hal ini dan ia mengunjungi keluarga tersebut. Dokter ini mendapati bahwa keluarga ini tiap hari menaruh bawang merah yang telah dikupas di mangkok dan meletakkannya di setiap kamar di rumah itu.
Akhirnya dokter ini mengambil salah satu mangkok yang ada bawang merah kupasan itu dan dengan metoda bakteriologis dokter ini mendapati seluruh permukaan bawang itu penuh virus dan kuman yang sudah in-aktif.
Bawang merah itu ternyata menyedot virus dan kuman lalu memfokuskannya masuk dalam intra sel, lalu dicerna dalam vakuola dan membunuhnya.
Bukan hanya virus saja, tapi juga bakteri, kuman, semuanya terkumpul di situ dalam keadaan sudah in-aktif atau mati.
Kemudian dokter ini juga melihat ada beberapa toko di China juga memasang bawang merah di sekitar tokonya juga terbebas dari serangan epidemi dan mendapati karyawannya lebih sehat.
Akhirnya dokter ini mendapatkan kesimpulan : Jadi tempatkanlah beberapa butir bawang merah yang telah dikupas dalam sebuah mangkuk, tempatkan di kamar tidur dan ruang keluarga.
Ganti setiap hari, maka Anda akan terbebas dari segala virus dan bakteri termasuk virus Corona.
Akhirnya dokter ini membuat percobaan : Dia memiliki pasien seorang penderita radang paru berat atau pneumonia dan sedang menjalani pengobatan. Maka dokter ini mengambil beberapa bawang merah, lalu dia kupas dan dimasukkan dalam mangkuk lalu ditaruh di samping ranjang pasien semalaman.
Mula mula dia sendiri merasa aneh. Bahkan teman teman dokter seprofesinya mengira dia sedang mempraktekkan ilmu sihir.
Keesokan paginya alangkah terkejutnya dokter ini karena ternyata bawang merah itu telah berubah warna jadi kehitaman. Dan ketika bawang merah itu diambil dan diteliti di laboratorium ternyata bawang merah itu telah penuh dengan kuman dan bakteri.
Setiap hari dokter ini memasang bawang merah dan jika sudah menghitam lalu dibuang dan diganti dengan yang baru.
Ternyata pasien dokter ini lebih cepat sembuh.
Nah ayo mulai sekarang kita pasang bawang merah yang sudah dikupas. Masukkan dalam mangkuk dan taruh di kamar, ruang tamu, gudang, dan setiap sudut sudut ruangan. Semoga virus, kuman dan bakteri yang ada di rumah Anda akan diserap habis oleh bawang merah.
Sebarkan berita ini kepada teman, saudara, kerabat, agar mereka juga bisa mencegah virus Corona.
_Semoga bermanfaat_
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa bawang merah yang dikupas bisa menyedot dan membunuh virus dan kuman adalah klaim yang salah.
Klaim ini adalah hoaks lama yang kembali diedarkan dan dikaitkan dengan wabah virus Corona COVID-19 yang terjadi sejak akhir tahun 2019 sampai saat artikel ini disusun.
Pada tahun 2009, situs pemeriksa fakta luar negeri, snopes.com telah mengklarifikasi klaim ini melalui artikel berjudul “Do Onions Fight Off the Flu Virus?”. Dalam artikel ini snopes menyatakan bahwa menempatkan bawang potong dalam mangkuk di sekitar rumah Anda tidak akan melawan virus flu.
Klaim bahwa potongan bawang merah mampu menyerap dan mengahncurkan virus, bakteri, dan parasit lainnya adalah salah dan telah menjadi kepercayaan tradisional sejak lama namun klaim tersebut tidak didukung dengan aspek ilmiah.
Salah satunya dijelaskan National Onion Association (NOA). Sebuah organisasi yang mewakili petani, pedagang, eksporter, dan importer bawang merah di Amerika Serikat yang ada sejak 1913.
Dalam sebuah artikelnya, situs tersebut menjelaskan bahwa bawang merah mentah yang dipotong dan diletakkan di ruangan, kemudian bisa menyerap kuman dan racun, hanyalah mitos.
”Tak ada bukti ilmiah bahwa bawang merah mentah yang dipotong bisa menyerap kuman atau meredakan udara dari racun,” tulis artikel tersebut. Menurut tulisan itu, mitos tersebut memang sudah melegenda dan tersebar di seantero dunia. Bukan hanya tulisan dari NOA.
Sebuah tulisan di The Wall Street Journal berjudul, ”Home Flu Cures: Bad Medicine?” juga mengatakan demikian. Menurut tulisan itu, tak ada satu pun ahli biologi yang menyatakan bawang dapat menarik virus seperti sebuah perangkat penangkap lalat.
Versi cerita terkait mitos itu banyak. Ada yang bermula dari adanya wabah flu di sebuah kampung pada 1918 dan telah menewaskan lebih dari 40 juta orang. Kemudian, ada satu keluarga yang selamat. Ketika dokter mengunjungi rumah warga yang selamat itu, ternyata ditemukan irisan bawang merah di setiap sudut ruangan. Dokter tersebut lantas memeriksa bawang itu ke laboratorium. Hasilnya (entah benar atau tidak), bawang itu disebut menyerap virus flu.
*PENEMUAN DOKTER DI CHINA UNTUK MENANGKAL KUMAN, BAKTERI, DAN VIRUS DI RUMAH KITA*
Saat ini wabah virus Corona semakin meluas ke seluruh dunia. Di Indonesia saja makin hari makin bertambah.
Ada sebuah kejadian menarik di China.
Ketika epidemi virus Corona merebak di banyak tempat di dunia, ada sebuah keluarga yang sama sekali tak tersentuh oleh virus Corona.
Ada seorang dokter yang heran akan hal ini dan ia mengunjungi keluarga tersebut. Dokter ini mendapati bahwa keluarga ini tiap hari menaruh bawang merah yang telah dikupas di mangkok dan meletakkannya di setiap kamar di rumah itu.
Akhirnya dokter ini mengambil salah satu mangkok yang ada bawang merah kupasan itu dan dengan metoda bakteriologis dokter ini mendapati seluruh permukaan bawang itu penuh virus dan kuman yang sudah in-aktif.
Bawang merah itu ternyata menyedot virus dan kuman lalu memfokuskannya masuk dalam intra sel, lalu dicerna dalam vakuola dan membunuhnya.
Bukan hanya virus saja, tapi juga bakteri, kuman, semuanya terkumpul di situ dalam keadaan sudah in-aktif atau mati.
Kemudian dokter ini juga melihat ada beberapa toko di China juga memasang bawang merah di sekitar tokonya juga terbebas dari serangan epidemi dan mendapati karyawannya lebih sehat.
Akhirnya dokter ini mendapatkan kesimpulan : Jadi tempatkanlah beberapa butir bawang merah yang telah dikupas dalam sebuah mangkuk, tempatkan di kamar tidur dan ruang keluarga.
Ganti setiap hari, maka Anda akan terbebas dari segala virus dan bakteri termasuk virus Corona.
Akhirnya dokter ini membuat percobaan : Dia memiliki pasien seorang penderita radang paru berat atau pneumonia dan sedang menjalani pengobatan. Maka dokter ini mengambil beberapa bawang merah, lalu dia kupas dan dimasukkan dalam mangkuk lalu ditaruh di samping ranjang pasien semalaman.
Mula mula dia sendiri merasa aneh. Bahkan teman teman dokter seprofesinya mengira dia sedang mempraktekkan ilmu sihir.
Keesokan paginya alangkah terkejutnya dokter ini karena ternyata bawang merah itu telah berubah warna jadi kehitaman. Dan ketika bawang merah itu diambil dan diteliti di laboratorium ternyata bawang merah itu telah penuh dengan kuman dan bakteri.
Setiap hari dokter ini memasang bawang merah dan jika sudah menghitam lalu dibuang dan diganti dengan yang baru.
Ternyata pasien dokter ini lebih cepat sembuh.
Nah ayo mulai sekarang kita pasang bawang merah yang sudah dikupas. Masukkan dalam mangkuk dan taruh di kamar, ruang tamu, gudang, dan setiap sudut sudut ruangan. Semoga virus, kuman dan bakteri yang ada di rumah Anda akan diserap habis oleh bawang merah.
Sebarkan berita ini kepada teman, saudara, kerabat, agar mereka juga bisa mencegah virus Corona.
_Semoga bermanfaat_
Rujukan
(GFD-2020-3754) [SALAH] “Mantap cara presiden Vladimir Putin, dengan menyebar hewan buas supaya warganya tidak keluar rumah”
Sumber: Sosial MediaTanggal publish: 25/03/2020
Berita
Foto tahun 2016 dan BUKAN di Rusia. Singa itu adalah seekor “bintang” dari sebuah film dan bernama Colombus. Aksinya berkeliaran di jalanan kota adalah bagian dari sebuah shooting film di di kota Johannesburg, Afrika Selatan pada April 2016.
Akun Larasati Anggoro (fb.com/riane.stalion) mengunggah sebuah gambar tangkapan layar dengan narasi :
“Mantap cara presiden Vladimir Putin,..dengan menyebar hewan buas,…supaya warganya tidak keluar rumah….. Lain di Negara +62….bukan hewan buas yg di sebar…malah kodok dan cebong yang di sebar”
Di gambar yang memperlihatkan seekor singa yang tampak ada di jalanan itu, terdapat narasi:
“Rusia:
Kurungan:
Vladmir Putin telah menjatuhkan 800 singa di seluruh negeri untuk mendorong orang-orang untuk tinggal di rumah.”
Akun Larasati Anggoro (fb.com/riane.stalion) mengunggah sebuah gambar tangkapan layar dengan narasi :
“Mantap cara presiden Vladimir Putin,..dengan menyebar hewan buas,…supaya warganya tidak keluar rumah….. Lain di Negara +62….bukan hewan buas yg di sebar…malah kodok dan cebong yang di sebar”
Di gambar yang memperlihatkan seekor singa yang tampak ada di jalanan itu, terdapat narasi:
“Rusia:
Kurungan:
Vladmir Putin telah menjatuhkan 800 singa di seluruh negeri untuk mendorong orang-orang untuk tinggal di rumah.”
Hasil Cek Fakta
PENJELASAN
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa gambar singa di jalanan itu adalah cara Presiden Rusia Vladimir Putin agar warganya tidak keluar rumah adalah klaim yang salah.
Foto itu, sudah diunggah sejak tahun 2016, dan lokasinya bukan di Rusia melainkan di kota Johannesburg, Afrika Selatan.
Salah media yang memberitakan kejadian ini adalah Kompas.com lewat artikel berita berjudul “Warga Panik Lihat Singa Berkeliaran di Jalan, Ternyata “Shooting” Film” pada 18 April 2016.
Seekor singa jantan besar tertangkap kamera sedang berkeliaran di beberapa ruas jalan di kota Johannesburg, Afrika Selatan. Tak hanya berkeliaran, singa jantan ini terlihat naik ke sebuah mobil dan meregangkan punggungnya. Foto-foto hewan buas ini dengan cepat menyebar di internet.
Namun, warga kota bisa bernapas lega setelah mengetahui bahwa ternyata singa yang berkeliaran di jalanan itu bukanlah singa liar. Sang raja hutan itu ternyata adalah seekor “bintang” dari sebuah film dan bernama Colombus. Aksinya berkeliaran di jalanan kota adalah bagian dari sebuah shooting film.
Colombus yang tinggal di sebuah taman singa tak jauh dari kota Johannesburg itu sudah tampil di sejumlah iklan dan film. Saat melakukan shooting ini, seluruh ruas jalan yang digunakan Colombus untuk “berakting” ditutup oleh rumah produksi yang membuat film ini.
Meski demikian, beberapa orang sempat terkejut dan ketakutan saat melihat Colombus menyusuri sejumlah ruas jalan.
“Sangat aneh melihat seekor singa berjalan-jalan di kota. Yang ada di dalam kepala saya saat itu adalah lari,” kata Irvaan Dolley dari Ibiza, Spanyol.
“Namun perlahan-lahan, situasi terkendali, dan kami tak dalam bahaya, meski singa itu berada tak jauh dari kami,” tambah Dolley.
Ternyata, produsen film diketahui belum mendapatkan izin untuk pengambilan gambar adegan menegangkan itu. Demikian menurut Badan Pengelola Jalan Johannesburg.
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa gambar singa di jalanan itu adalah cara Presiden Rusia Vladimir Putin agar warganya tidak keluar rumah adalah klaim yang salah.
Foto itu, sudah diunggah sejak tahun 2016, dan lokasinya bukan di Rusia melainkan di kota Johannesburg, Afrika Selatan.
Salah media yang memberitakan kejadian ini adalah Kompas.com lewat artikel berita berjudul “Warga Panik Lihat Singa Berkeliaran di Jalan, Ternyata “Shooting” Film” pada 18 April 2016.
Seekor singa jantan besar tertangkap kamera sedang berkeliaran di beberapa ruas jalan di kota Johannesburg, Afrika Selatan. Tak hanya berkeliaran, singa jantan ini terlihat naik ke sebuah mobil dan meregangkan punggungnya. Foto-foto hewan buas ini dengan cepat menyebar di internet.
Namun, warga kota bisa bernapas lega setelah mengetahui bahwa ternyata singa yang berkeliaran di jalanan itu bukanlah singa liar. Sang raja hutan itu ternyata adalah seekor “bintang” dari sebuah film dan bernama Colombus. Aksinya berkeliaran di jalanan kota adalah bagian dari sebuah shooting film.
Colombus yang tinggal di sebuah taman singa tak jauh dari kota Johannesburg itu sudah tampil di sejumlah iklan dan film. Saat melakukan shooting ini, seluruh ruas jalan yang digunakan Colombus untuk “berakting” ditutup oleh rumah produksi yang membuat film ini.
Meski demikian, beberapa orang sempat terkejut dan ketakutan saat melihat Colombus menyusuri sejumlah ruas jalan.
“Sangat aneh melihat seekor singa berjalan-jalan di kota. Yang ada di dalam kepala saya saat itu adalah lari,” kata Irvaan Dolley dari Ibiza, Spanyol.
“Namun perlahan-lahan, situasi terkendali, dan kami tak dalam bahaya, meski singa itu berada tak jauh dari kami,” tambah Dolley.
Ternyata, produsen film diketahui belum mendapatkan izin untuk pengambilan gambar adegan menegangkan itu. Demikian menurut Badan Pengelola Jalan Johannesburg.
Rujukan
Halaman: 5482/5897