Beredar di aplikasi percakapan Whatsapp pesan berantai yang mengiming-imingi hadiah dari Telkomsel dalam rangka ulang tahun ke-60. Pesan berantai itu ramai dibagikan sejak pekan lalu.
Pesan berantai itu menyertakan tautan untuk diklik pengguna. Dalam tautan tersebut terdapat narasi:
"Lots of exquisite gifts, as well as more than 1000 units of smart watches and mobile devices
All you have to do is open the correct gift box. You have 3 tries, good luck!"
atau dalam Bahasa Indonesia:
"Perayaan ulang tahun ke-60. Banyak hadiah yang sangat menarik, serta lebih dari 1.000 unit jam tangan pintar dan perangkat seluler. Yang harus kamu lakukan adalah membuka gift box yang benar. Kamu punya kesempatan tiga kali, semoga berhasil."
Hadiah telkomsel
(GFD-2021-6648) [SALAH] Pesan Berantai Telkomsel Bagikan Hadiah untuk Rayakan Ulang Tahun ke-60
Sumber: WhatsAppTanggal publish: 06/04/2021
Berita
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menghubungi pihak Telkomsel untuk meminta penjelasan dari pesan berantai tersebut. Telkomsel menyatakan pesan berantai itu hoaks.
Telkomsel bukan pihak yang menyelenggarakan program tersebut. Kami mengimbau kepada pelanggan untuk tidak klik/mengakses tautan (link) yang beredar dan tidak membagikannya," ujar Denny Abidin, Vice President Corporate Communications Telkomsel dalam rilis resmi pada Cek Fakta Liputan6.com.
"Seluruh program yang secara resmi dan sah dijalankan oleh Telkomsel, baik itu promo, penawaran khusus, hingga undian berhadiah, dapat dilihat di berbagai saluran resmi milik Telkomsel, seperti akun resmi di media sosial dan situs www.telkomsel.com," katanya menambahkan.
Telkomsel juga berharap masyarakat tidak mudah tergiur dengan maraknya pesan berantai yang beredar.
"Telkomsel mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan berhati-hati terhadap SMS atau tautan (link) yang mengarah ke situs penipuan berhadiah yang mengatasnamakan Telkomsel. Telkomsel juga mengimbau masyarakat agar selalu menjaga kerahasiaan data pribadinya (nomor telepon, email, alamat, dan lain sebagainya), dan tidak membagikannya ke pihak yang tidak dapat dipastikan legitimasinya."
Sementara untuk akun resmi Telkomsel di media sosial sendiri adalah sebagai berikut, LINE (@Telkomsel), Facebook Messenger (Telkomsel), Telegram (@Telkomsel_official_bot), Twitter (@Telkomsel) dan Instagram (@Telkomsel).
Sementara website resmi Telkomsel adalah www.telkomsel.com.
Telkomsel bukan pihak yang menyelenggarakan program tersebut. Kami mengimbau kepada pelanggan untuk tidak klik/mengakses tautan (link) yang beredar dan tidak membagikannya," ujar Denny Abidin, Vice President Corporate Communications Telkomsel dalam rilis resmi pada Cek Fakta Liputan6.com.
"Seluruh program yang secara resmi dan sah dijalankan oleh Telkomsel, baik itu promo, penawaran khusus, hingga undian berhadiah, dapat dilihat di berbagai saluran resmi milik Telkomsel, seperti akun resmi di media sosial dan situs www.telkomsel.com," katanya menambahkan.
Telkomsel juga berharap masyarakat tidak mudah tergiur dengan maraknya pesan berantai yang beredar.
"Telkomsel mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan berhati-hati terhadap SMS atau tautan (link) yang mengarah ke situs penipuan berhadiah yang mengatasnamakan Telkomsel. Telkomsel juga mengimbau masyarakat agar selalu menjaga kerahasiaan data pribadinya (nomor telepon, email, alamat, dan lain sebagainya), dan tidak membagikannya ke pihak yang tidak dapat dipastikan legitimasinya."
Sementara untuk akun resmi Telkomsel di media sosial sendiri adalah sebagai berikut, LINE (@Telkomsel), Facebook Messenger (Telkomsel), Telegram (@Telkomsel_official_bot), Twitter (@Telkomsel) dan Instagram (@Telkomsel).
Sementara website resmi Telkomsel adalah www.telkomsel.com.
Kesimpulan
Pesan berantai yang menyebut Telkomsel sedang mengadakan program bagi-bagi hadiah adalah hoaks.
Rujukan
(GFD-2021-6647) [SALAH] “PERAGAAN BUSANA TELORNASI ANTAR UMAT BERAGAMA”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 05/04/2021
Berita
“PERAGAAN BUSANA
TELORNASI ANTAR UMAT BERAGAMA”
Toleransi agama
TELORNASI ANTAR UMAT BERAGAMA”
Toleransi agama
Hasil Cek Fakta
Akun Facebook Mas AU menggunggah sebuah gambar yang memperlihatkan dua biarawati sedang berjalan melintasi karpet merah di depan peserta yang memadati stadion. Gambar itu diklaim sebagai peragaan busana antar umat beragama. Unggahan tersebut telah mendapat 248 reaksi, 88 komentar dan 11 kali dibagikan oleh pengguna Facebook lainnya.
Setelah ditelusuri, klaim gambar tersebut adalah salah. Faktanya, gambar tersebut diabadikan ketika dua biarawati Katolik menghadiri undangan acara Harlah ke-73 Muslimat NU di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan Jakarta, Minggu (27/1/2019).
Seperti diketahui, Muslimat Nu menggelar Harlah ke-73 di Stadion Utama GBK pada 27 Januari 2019 dengan mengangkat tema Khidmah Muslimat NU, jaga aswaja, teguhkan bangsa. Dihadiri oleh ratusan ribu warga NU dari berbagai daerah di Indonesia dan juga dihadiri oleh Presiden Joko Widodo dan beberapa menteri serta duta besar negara sahabat.
Dengan demikian, klaim gambar pada unggahan akun Facebook Mas AU adalah tidak benar dan termasuk dalam kategori konten yang salah.
Setelah ditelusuri, klaim gambar tersebut adalah salah. Faktanya, gambar tersebut diabadikan ketika dua biarawati Katolik menghadiri undangan acara Harlah ke-73 Muslimat NU di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan Jakarta, Minggu (27/1/2019).
Seperti diketahui, Muslimat Nu menggelar Harlah ke-73 di Stadion Utama GBK pada 27 Januari 2019 dengan mengangkat tema Khidmah Muslimat NU, jaga aswaja, teguhkan bangsa. Dihadiri oleh ratusan ribu warga NU dari berbagai daerah di Indonesia dan juga dihadiri oleh Presiden Joko Widodo dan beberapa menteri serta duta besar negara sahabat.
Dengan demikian, klaim gambar pada unggahan akun Facebook Mas AU adalah tidak benar dan termasuk dalam kategori konten yang salah.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Konaah (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta).
Faktanya, gambar tersebut diabadikan ketika dua biarawati Katolik menghadiri undangan acara Harlah ke-73 Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Senayan Jakarta, Minggu (27/1/2019).
Faktanya, gambar tersebut diabadikan ketika dua biarawati Katolik menghadiri undangan acara Harlah ke-73 Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Senayan Jakarta, Minggu (27/1/2019).
Rujukan
(GFD-2021-6646) [SALAH] Shell Indonesia Bagikan Hadiah Rayakan Hari Jadi Ke- 100 Tahun
Sumber: WhatsAppTanggal publish: 05/04/2021
Berita
Cek Fakta Liputan6.com mendapati informasi Shell Indonesia membagikan hadiah untuk merayakan hari jadi ke 100 tahun.
Informasi Shell Indonesia membagikan hadiah untuk merayakan hari jadi ke 100 tahu beredar melalui aplikasi percakapan WhatsApp.
Informasi Shell Indonesia membagikan hadiah untuk merayakan hari jadi ke 100 tahu beredar melalui aplikasi percakapan WhatsApp.
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri informasi Shell Indonesia membagikan hadiah untuk merayakan hari jadi ke 100 tahun, dengan menghubungi pihak Shell Indonesia.
VP External Relation Shell Indonesia Rhea Sianipar mengatakan, informasi Shell Indonesia membagikan hadiah untuk merayakan hari jadi ke 100 tahun tidak benar.
"Informasi disebutkan tidak benar dan modus," kata Rhea, saat berbincang dengan Liputan6.com.
PT Shell Indonesia menghimbau masyarakat untuk waspada terhadap penipuan bermodus perayaan “100th Anniversary Shell” berhadiah tertentu yang disebutkan akan diberikan bila masyarakat berpartisipasi dalam tautan atau aplikasi.
"Mohon untuk diketahui bahwa PT Shell Indonesia tidak memiliki program 100th Anniversary Celebration dan tidak ada kaitan apapun dengan program tersebut," tuturnya.
Jika mendapat informasi penawaran seperti informasi tersebut, mohon untuk tidak memberikan respons atau memberikan data pribadi Anda. Juga tidak memenuhi permintaan pihak perusahaan tertentu yang menyebut PT Shell Indonesia sebagai bagian dari penawaran program tersebut.
VP External Relation Shell Indonesia Rhea Sianipar mengatakan, informasi Shell Indonesia membagikan hadiah untuk merayakan hari jadi ke 100 tahun tidak benar.
"Informasi disebutkan tidak benar dan modus," kata Rhea, saat berbincang dengan Liputan6.com.
PT Shell Indonesia menghimbau masyarakat untuk waspada terhadap penipuan bermodus perayaan “100th Anniversary Shell” berhadiah tertentu yang disebutkan akan diberikan bila masyarakat berpartisipasi dalam tautan atau aplikasi.
"Mohon untuk diketahui bahwa PT Shell Indonesia tidak memiliki program 100th Anniversary Celebration dan tidak ada kaitan apapun dengan program tersebut," tuturnya.
Jika mendapat informasi penawaran seperti informasi tersebut, mohon untuk tidak memberikan respons atau memberikan data pribadi Anda. Juga tidak memenuhi permintaan pihak perusahaan tertentu yang menyebut PT Shell Indonesia sebagai bagian dari penawaran program tersebut.
Kesimpulan
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, informasi Shell Indonesia membagikan hadiah untuk merayakan hari jadi ke 100 tahun tidak benar.
PT Shell Indonesia tidak memiliki program 100th Anniversary Celebration dan tidak ada kaitan apapun dengan program tersebut.
PT Shell Indonesia tidak memiliki program 100th Anniversary Celebration dan tidak ada kaitan apapun dengan program tersebut.
Rujukan
(GFD-2021-6645) [SALAH] Vaksin Bisa Merusak Sel Darah dan Sel Otak
Sumber: FacebookTanggal publish: 05/04/2021
Berita
Beredar di media sosial dan aplikasi percakapan pesan berantai berisi informasi vaksin yang diklaim bisa merusak sel darah dan sel otak manusia. Pesan berantai tersebut ramai dibagikan sejak pekan lalu.
Salah satu yang mengunggahnya adalah akun bernama Lyana Bajana. Dia mengunggahnya di Facebook pada 1 April 2021.
Berikut isi postingannya:
"BUKTI peksin MERUSAK SEL DARAH DAN SEL OTAK MANUSIA YG MENDAPAT peksin
Ini adalah hasil penelitian di laboratorium perbedaan antara sel darah orang yg belum di peksin dan sel darah orang lain yg sudah di peksin
Dan hasil nya mengejutkan.. sel darah orang yg sudah di peksin mengalami kerusakan dan perubahan.
sel sel darah orang yg sudah di peksin di kuasai oleh sesuatu yg aneh yg terkandung di dalam peksin
(Sample di ambil dari 3 orang berbeda.. 1 yg belum di fakfak, 2 lain nya yg udah di fakfak)
Dua paper penelitian yang dipublikasikan dalam Jurnal of Inorganic Biochemistry menyimpulkan bahwa alumunium adjuvant dalam peksin bersifat merusak sel sel di dalam otak yaitu pada sel neural dan sel endothelial microvessel.
Paper pertama melakukan pengujian toksisitas adjuvant alumunium terhadap genetik sel neural. Senyawa alumunium dalam adjuvant vaksin menyebabkan perubahan ekspresi genetik pada sel sel neural otak manusia sehingga menyebabkan kerusakan sel.
Paper kedua menguji dampak pemberian senyawa alumunium adjuvant pada peningkatan kadar CRP (C-Reactive Protein) pada sel endothelial di otak. Senyawa alumunium adjuvant dalam peksin menyebabkan kenaikan kadar CRP pada endothelial sel otak. CRP adalah biomarker / indikator inflamasi pada sel endothelial otak.
Tidak heran kenapa para peneliti independen di luar negeri banyak yang mengkaitkan pemberian peksin yang mengandung adjuvant alumunium dengan penyakit alzheimer yang menyerang otak. Khususnya di negara amerika yang memiliki jumlah penderita alzheimer sangat banyak. Hal ini disebabkan program peksin yang diterapkan pemerintah amerika jauh lebih banyak dibanding negara negara lain didunia, sehingga dampak negatif peksin di negara amerika juga terbanyak di dunia.
Sumber Journal :
1. https://sci-hub.se/10.1016/j.jinorgbio.2005.04.021
2. https://sci-hub.se/10.1016/j.jinorgbio.2015.07.013"
Selain itu postingan juga disertai gambar yang diklaim sebagai sel darah dan sel otak yang sudah divaksin.
Salah satu yang mengunggahnya adalah akun bernama Lyana Bajana. Dia mengunggahnya di Facebook pada 1 April 2021.
Berikut isi postingannya:
"BUKTI peksin MERUSAK SEL DARAH DAN SEL OTAK MANUSIA YG MENDAPAT peksin
Ini adalah hasil penelitian di laboratorium perbedaan antara sel darah orang yg belum di peksin dan sel darah orang lain yg sudah di peksin
Dan hasil nya mengejutkan.. sel darah orang yg sudah di peksin mengalami kerusakan dan perubahan.
sel sel darah orang yg sudah di peksin di kuasai oleh sesuatu yg aneh yg terkandung di dalam peksin
(Sample di ambil dari 3 orang berbeda.. 1 yg belum di fakfak, 2 lain nya yg udah di fakfak)
Dua paper penelitian yang dipublikasikan dalam Jurnal of Inorganic Biochemistry menyimpulkan bahwa alumunium adjuvant dalam peksin bersifat merusak sel sel di dalam otak yaitu pada sel neural dan sel endothelial microvessel.
Paper pertama melakukan pengujian toksisitas adjuvant alumunium terhadap genetik sel neural. Senyawa alumunium dalam adjuvant vaksin menyebabkan perubahan ekspresi genetik pada sel sel neural otak manusia sehingga menyebabkan kerusakan sel.
Paper kedua menguji dampak pemberian senyawa alumunium adjuvant pada peningkatan kadar CRP (C-Reactive Protein) pada sel endothelial di otak. Senyawa alumunium adjuvant dalam peksin menyebabkan kenaikan kadar CRP pada endothelial sel otak. CRP adalah biomarker / indikator inflamasi pada sel endothelial otak.
Tidak heran kenapa para peneliti independen di luar negeri banyak yang mengkaitkan pemberian peksin yang mengandung adjuvant alumunium dengan penyakit alzheimer yang menyerang otak. Khususnya di negara amerika yang memiliki jumlah penderita alzheimer sangat banyak. Hal ini disebabkan program peksin yang diterapkan pemerintah amerika jauh lebih banyak dibanding negara negara lain didunia, sehingga dampak negatif peksin di negara amerika juga terbanyak di dunia.
Sumber Journal :
1. https://sci-hub.se/10.1016/j.jinorgbio.2005.04.021
2. https://sci-hub.se/10.1016/j.jinorgbio.2015.07.013"
Selain itu postingan juga disertai gambar yang diklaim sebagai sel darah dan sel otak yang sudah divaksin.
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dengan meminta penjelasan dari dr. Ikrimah Nisa Utami, Sp.PD. Dia menyebut pesan berantai dan postingan yang mengklaim vaksin bisa merusak sel darah dan sel otak adalah tidak benar.
"Dari dua sumber jurnal yang dicantumkan, tidak ada satupun yang meneliti tentang vaksin covid-19. Mereka membahas tentang hubungan Aluminium terhadap Alzheimer dan peningkatan CRP secara umum bukan tentang vaksin."
"Lagipula ini jurnal tahun 2005 dan 2015, dimana pandemi belum ada dan, semua gambar cawan petri itu (gelas percobaan) bukan gambar yang ada pada jurnal," ujar dr. Nisa saat dihubungi Liputan6.com, Senin (5/4/2021).
"Narasi yang beredar sangat tidak sesuai dengan isi jurnal yang disampaikan. Isi jurnalnya sendiri sama sekali tidak menyebutkan vaksin covid-19," katanya menambahkan.
Ia juga berharap masyarakat tidak mudah percaya dengan banyaknya informasi yang beredar terkait vaksin secara umum maupun vaksin covid-19 secara khusus.
"Banyak hoaks yang beredar hanya mencomot saja hasil penelitian yang telah ada dan dikaitkan dengan vaksin covid-19. Sehingga masyarakat harus lebih teliti dan memverifikasinya terlebih dulu sebelum menyebarkannya," ujarnya menambahkan.
Selain itu Cek Fakta Liputan6.com juga meminta penjelasan dari dr. Muhamad Fajri Adda'i terkait fungsi alumunium pada vaksin.
"Kandungan pada vaksin adalah alumunium hidroksida dan itu sangat aman. Fungsinya adalah sebagai adjuvant atau meningkatkan kemampuan vaksin," ujar dr. Fajri yang juga edukator dan relawan tim penanganan covid-19.
"Selain itu menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS), alumunium hidroksida ini sudah digunakan sebagai adjuvant vaksin sejak 70 tahun yang lalu dan keamanannya sudah terbukti. Apalagi kandungan alumunium pada vaksin dosisnya kecil dan aman."
"Tak hanya di vaksin, penggunaan alumunium hidroksida juga terdapat pada obat maag. Peran alumunium hidroksida ini sangat besar dalam menstimulasi imunitas," katanya menambahkan.
Dr. Fajri menjelaskan penelitian dalam postingan pesan berantai tidak terkait dengan vaksin.
"Pada paper ini jenis alumuniumnya beda yakni alumunium sulfat. Fungsinya juga beda dan memang telah menjadi karena khawatiran terhadap pencemaran lingkungan. Alumunium sulfat ini biasa dipakai pada pabrik kertas, pembuatan busa pada pemadam kebakaran atau menjernihkan limbah," ujarnya.
"Narasi di pesan berantai atau postingan itu telah dipelintir sehingga sangat salah artinya. Tidak ada hubungannya dengan vaksin, ini jelas hoaks. Vaksin memakai alumunium hidroksida sementara penelitiannya tentang alumunium sulfat."
Dilansir dari Fullfact.org dalam artikel "No evidence aluminium in vaccines causes Alzheimer's disease" yang tayang 11 November 2020 disebutkan penggunaan aluminium di vaksin pada manusia relatif kecil yakni sekitar 0,2 sampai 0,8 miligram).
Sebagai perbandingan manusia dewasa biasanya mengonsumsi aluminium tujuh hingga sembilan miligram setiap harinya. Aluminium sendiri terkandung dalam beberapa makanan dan minuman termasuk buah, sayuran, tepung, produk susu, bir hingga wine.
"Dari dua sumber jurnal yang dicantumkan, tidak ada satupun yang meneliti tentang vaksin covid-19. Mereka membahas tentang hubungan Aluminium terhadap Alzheimer dan peningkatan CRP secara umum bukan tentang vaksin."
"Lagipula ini jurnal tahun 2005 dan 2015, dimana pandemi belum ada dan, semua gambar cawan petri itu (gelas percobaan) bukan gambar yang ada pada jurnal," ujar dr. Nisa saat dihubungi Liputan6.com, Senin (5/4/2021).
"Narasi yang beredar sangat tidak sesuai dengan isi jurnal yang disampaikan. Isi jurnalnya sendiri sama sekali tidak menyebutkan vaksin covid-19," katanya menambahkan.
Ia juga berharap masyarakat tidak mudah percaya dengan banyaknya informasi yang beredar terkait vaksin secara umum maupun vaksin covid-19 secara khusus.
"Banyak hoaks yang beredar hanya mencomot saja hasil penelitian yang telah ada dan dikaitkan dengan vaksin covid-19. Sehingga masyarakat harus lebih teliti dan memverifikasinya terlebih dulu sebelum menyebarkannya," ujarnya menambahkan.
Selain itu Cek Fakta Liputan6.com juga meminta penjelasan dari dr. Muhamad Fajri Adda'i terkait fungsi alumunium pada vaksin.
"Kandungan pada vaksin adalah alumunium hidroksida dan itu sangat aman. Fungsinya adalah sebagai adjuvant atau meningkatkan kemampuan vaksin," ujar dr. Fajri yang juga edukator dan relawan tim penanganan covid-19.
"Selain itu menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS), alumunium hidroksida ini sudah digunakan sebagai adjuvant vaksin sejak 70 tahun yang lalu dan keamanannya sudah terbukti. Apalagi kandungan alumunium pada vaksin dosisnya kecil dan aman."
"Tak hanya di vaksin, penggunaan alumunium hidroksida juga terdapat pada obat maag. Peran alumunium hidroksida ini sangat besar dalam menstimulasi imunitas," katanya menambahkan.
Dr. Fajri menjelaskan penelitian dalam postingan pesan berantai tidak terkait dengan vaksin.
"Pada paper ini jenis alumuniumnya beda yakni alumunium sulfat. Fungsinya juga beda dan memang telah menjadi karena khawatiran terhadap pencemaran lingkungan. Alumunium sulfat ini biasa dipakai pada pabrik kertas, pembuatan busa pada pemadam kebakaran atau menjernihkan limbah," ujarnya.
"Narasi di pesan berantai atau postingan itu telah dipelintir sehingga sangat salah artinya. Tidak ada hubungannya dengan vaksin, ini jelas hoaks. Vaksin memakai alumunium hidroksida sementara penelitiannya tentang alumunium sulfat."
Dilansir dari Fullfact.org dalam artikel "No evidence aluminium in vaccines causes Alzheimer's disease" yang tayang 11 November 2020 disebutkan penggunaan aluminium di vaksin pada manusia relatif kecil yakni sekitar 0,2 sampai 0,8 miligram).
Sebagai perbandingan manusia dewasa biasanya mengonsumsi aluminium tujuh hingga sembilan miligram setiap harinya. Aluminium sendiri terkandung dalam beberapa makanan dan minuman termasuk buah, sayuran, tepung, produk susu, bir hingga wine.
Kesimpulan
Postingan pesan berantai yang mengklaim vaksin bisa merusak sel darah dan sel otak adalah tidak benar.
Rujukan
- https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4523612/cek-fakta-tidak-benar-vaksin-bisa-merusak-sel-darah-dan-sel-otak
- https://www.nature.com/articles/s41541-018-0089-x
- https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Aluminum-hydroxide
- https://www.cdc.gov/vaccinesafety/concerns/adjuvants.html
- https://fullfact.org/health/covid-vaccine-aluminium/
Halaman: 5470/6555