(GFD-2022-8938) [SALAH] Cristiano Ronaldo Keturunan Bali
Sumber: TikTok.comTanggal publish: 08/01/2022
Berita
Akun TikTok dengan nama pengguna “kumaha_aing33” mengunggah sebuah video yang menunjukkan beberapa foto atlet sepakbola Cristiano Ronaldo. Dalam video itu juga terdapat narasi yang menyatakan bahwa Ronaldo merupakan atlet keturunan Bali, namun menolak bermain di tim nasional Indonesia.
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, Cristiano Ronaldo tidak memiliki leluhur asal Bali sama sekali. Ronaldo lahir di Funchal, Madeira, Portugal dari orang tua berkebangsaan Portugal. Nenek buyut Ronaldo dari sisi Ayah berasal dari Kepulauan Sao Vincente, Cape Verde, Afrika. Cape Verde sendiri merupakan bekas negara koloni Portugal.
Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh akun TikTok dengan nama pengguna “kumaha_aing33” tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten Palsu/Fabricated Content.
Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh akun TikTok dengan nama pengguna “kumaha_aing33” tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten Palsu/Fabricated Content.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini.
Faktanya, Cristiano Ronaldo tidak memiliki leluhur asal Bali sama sekali. Ronaldo lahir di Funchal, Madeira, Portugal dari orang tua berkebangsaan Portugal.
Faktanya, Cristiano Ronaldo tidak memiliki leluhur asal Bali sama sekali. Ronaldo lahir di Funchal, Madeira, Portugal dari orang tua berkebangsaan Portugal.
Rujukan
(GFD-2022-8937) [SALAH] Video “Sumur Resapan Makan Korban”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 08/01/2022
Berita
Beredar sebuah video melalui akun Facebook Lilis Joics Jendrawati yang mengatakan bahwa terdapat seseorang yang terperosok ke dalam sumur resapan.
Hasil Cek Fakta
Setelah melakukan penelusuran, hal tersebut tidak benar. Orang yang berada dalam video tersebut tidak terperosok ke dalam sumur resapan, melainkan ke selokan. Video tersebut juga sudah beredar sejak Februari 2020. Saksi mata yang berada di sekitar lokasi kejadian juga mengatakan bahwa selokan tersebut tertutup beton, sehingga tidak terlihat dan menyebabkan orang tersebut terperosok ke dalam selokan seperti yang terlihat dalam video.
Dengan demikian, video yang diunggah oleh akun Lilis Joics Jendrawati tidak sesuai fakta dan masuk ke dalam kategori false context atau konteks yang salah.
Dengan demikian, video yang diunggah oleh akun Lilis Joics Jendrawati tidak sesuai fakta dan masuk ke dalam kategori false context atau konteks yang salah.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Nadine Salsabila (Universitas Diponegoro)
Hal tersebut tidak benar. Orang yang ada dalam video tersebut bukan terperosok ke sumur resapan, melainkan ke selokan.
Hal tersebut tidak benar. Orang yang ada dalam video tersebut bukan terperosok ke sumur resapan, melainkan ke selokan.
Rujukan
(GFD-2022-8936) [SALAH] NASA Mempekerjakan 24 Teolog untuk Memeriksa Reaksi Masyarakat terhadap Penemuan Alien
Sumber: artikel onlineTanggal publish: 07/01/2022
Berita
Situs berita Daily Mail mempublikasikan artikel pada 24 Desember 2021, yang menyatakan bahwa NASA mempekerjakan 24 teolog untuk meneliti respons masyarakat dunia apabila alian dan kehidupan di planet lain ditemukan. Berdasarkan artikel Daily Mail, penelitian tersebut juga bertujuan untuk melihat bagaimana penemuan tersebut dapat mengubah persepsi tentang Tuhan dan teori penciptaan.
Klaim tersebut berawal dari bantuan dana sebesar 1,1 juta dollar AS yang diberikan NASA kepada CTI (Center for Theological Inquiry) milik Universitas Princeton di AS, di mana CTI memang bertujuan untuk menjembatani para teolog, peneliti, dan pembuat kebijakan untuk membahas isu-isu seputar agama dan lingkungan.
Klaim tersebut berawal dari bantuan dana sebesar 1,1 juta dollar AS yang diberikan NASA kepada CTI (Center for Theological Inquiry) milik Universitas Princeton di AS, di mana CTI memang bertujuan untuk menjembatani para teolog, peneliti, dan pembuat kebijakan untuk membahas isu-isu seputar agama dan lingkungan.
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, dana bantuan yang diberikan NASA kepada CTI di tahun 2014 tidak bertujuan untuk melibatkan CTI dalam program NASA. Hal ini dikonfirmasi oleh juru bicara resmi dari NASA dalam wawancaranya dengan AP News bulan Desember lalu.
Direktur CTI, William Storrar, juga memberikan informasi serupa. Dalam wawancaranya dengan AP News, beliau memaparkan bahwa program tersebut murni untuk kepentingan CTI dalam meneliti keberadaan alien dan kehidupan di planet lain.
NASA juga telah berhenti memberikan bantuan dana sejak 2017, dan NASA tidak mempekerjakan satupun teolog.
Informasi dengan topik yang sama juga pernah dibahas sebelumnya oleh The Berkshire Eagle dengan judul “Not Real News: NASA hasn’t hired theologians to study reaction to alien life”.
Dengan demikian, berita yang dipublikasikan oleh situs Daily Mail tersebut dikategorikan sebagai konteks yang salah karena bantuan dari NASA kepada CTI pada 2014 dikait-kaitkan dengan konteks yang salah.
Direktur CTI, William Storrar, juga memberikan informasi serupa. Dalam wawancaranya dengan AP News, beliau memaparkan bahwa program tersebut murni untuk kepentingan CTI dalam meneliti keberadaan alien dan kehidupan di planet lain.
NASA juga telah berhenti memberikan bantuan dana sejak 2017, dan NASA tidak mempekerjakan satupun teolog.
Informasi dengan topik yang sama juga pernah dibahas sebelumnya oleh The Berkshire Eagle dengan judul “Not Real News: NASA hasn’t hired theologians to study reaction to alien life”.
Dengan demikian, berita yang dipublikasikan oleh situs Daily Mail tersebut dikategorikan sebagai konteks yang salah karena bantuan dari NASA kepada CTI pada 2014 dikait-kaitkan dengan konteks yang salah.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Evarizma Zahra
Informasi tersebut salah. Faktanya, NASA tidak mempekerjakan 24 teolog dari CTI (Center for Theological Inquiry) dan dana bantuan yang diberikan NASA kepada CTI di tahun 2014 tidak bertujuan untuk melibatkan CTI dalam program NASA.
Informasi tersebut salah. Faktanya, NASA tidak mempekerjakan 24 teolog dari CTI (Center for Theological Inquiry) dan dana bantuan yang diberikan NASA kepada CTI di tahun 2014 tidak bertujuan untuk melibatkan CTI dalam program NASA.
Rujukan
(GFD-2022-8935) [SALAH] Video Penduduk Aborigin di Australia Menyambut Pemerintah dengan Busur dan Panah sebagai Bentuk Penolakan Vaksin Covid-19
Sumber: twitter.comTanggal publish: 07/01/2022
Berita
Akun Twitter dengan nama pengguna “anisaz9_basit” mengunggah sebuah video yang menunjukkan sekelompok warga pribumi Australia, atau penduduk Aborigin, tengah mengarahkan busur dan panah ke arah beberapa orang petugas pemerintahan. Dalam unggahan tersebut juga disertai dengan keterangan yang menyatakan bahwa aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk penolakan atas program vaksinasi Covid-19 secara paksa yang dilakukan oleh pemerintah.
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, video tersebut bukan merupakan video penduduk Aborigin di Australia yang menolak vaksin Covid-19, melainkan merupakan video konflik antara pemerintah Brasil dengan penduduk pribumi, suku Guarani, pada tahun 2019 lalu. Video yang sama pertama kali diunggah oleh akun Twitter dengan nama pengguna “LemusteleSUR” pada 29 Maret 2019 lalu.
Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh akun Twitter dengan nama pengguna “anisaz9_basit” tersebut dapat dikategorikan sebagai Konteks yang Salah/False Context.
Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh akun Twitter dengan nama pengguna “anisaz9_basit” tersebut dapat dikategorikan sebagai Konteks yang Salah/False Context.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini.
Bukan video penduduk Aborigin di Australia yang menolak vaksin Covid-19. Video tersebut merupakan video konflik antara pemerintah Brasil dengan penduduk Guarani pada tahun 2019 lalu.
Bukan video penduduk Aborigin di Australia yang menolak vaksin Covid-19. Video tersebut merupakan video konflik antara pemerintah Brasil dengan penduduk Guarani pada tahun 2019 lalu.
Rujukan
Halaman: 5469/7119



