“Here come the Patriots!!”
Narasi dalam foto:
“Look at the people coming from California to Washington DC”
barisan mobil dengan bendera amerika serikat
FOTO BARISAN MOBIL DENGAN BENDERA AMERIKA SERIKAT DARI CALIFORNIA MENUJU WASHINGTON D.C.
(GFD-2021-6047) [SALAH] Foto Barisan Mobil dengan Bendera Amerika Serikat dari California Menuju Washington D.C.
Sumber: facebook.comTanggal publish: 10/01/2021
Berita
Hasil Cek Fakta
Akun Facebook Do Not Concede / 2020 mengunggah foto barisan mobil dengan bendera Amerika Serikat yang di dalamnya terdapat narasi bahwa barisan mobil tersebut berasal dari California menuju Washington D.C. Unggahan tersebut mendapat respon sebanyak 2.612 reaksi, 247 komentar, dan telah dibagikan sebanyak 1.140 kali.
Berdasarkan hasil penelusuran, foto barisan mobil itu merupakan ribuan pendukung Trump yang mengikuti parade mobilisasi dukungan untuk pemilihan kembali Trump dari Seafort menuju Montauk, Long Island, New York pada 18 Oktober 2020. Melalui cuitan akun Twitter Shawn Farash, penyelenggara parade tersebut, ia melaporkan ada lebih dari 9000 mobil dan 1 pesawat yang mengikuti parade itu.
Dengan demikian, unggahan akun Facebook Do Not Concede / 2020 dapat dikategorikan sebagai Konten yang Salah karena foto yang diunggahnya bukan barisan mobil dari California menuju Washington D.C., melainkan foto barisan mobil ribuan pendukung Trump yang mengikuti parade mobilisasi dukungan untuk pemilihan kembali Trump dari Seafort menuju Montauk, Long Island, New York pada 18 Oktober 2020.
Berdasarkan hasil penelusuran, foto barisan mobil itu merupakan ribuan pendukung Trump yang mengikuti parade mobilisasi dukungan untuk pemilihan kembali Trump dari Seafort menuju Montauk, Long Island, New York pada 18 Oktober 2020. Melalui cuitan akun Twitter Shawn Farash, penyelenggara parade tersebut, ia melaporkan ada lebih dari 9000 mobil dan 1 pesawat yang mengikuti parade itu.
Dengan demikian, unggahan akun Facebook Do Not Concede / 2020 dapat dikategorikan sebagai Konten yang Salah karena foto yang diunggahnya bukan barisan mobil dari California menuju Washington D.C., melainkan foto barisan mobil ribuan pendukung Trump yang mengikuti parade mobilisasi dukungan untuk pemilihan kembali Trump dari Seafort menuju Montauk, Long Island, New York pada 18 Oktober 2020.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Renanda Dwina Putri (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia)
Narasi yang salah. Faktanya, foto tersebut merupakan foto barisan mobil ribuan pendukung Trump yang berpartisipasi dalam parade mobilisasi dukungan untuk pemilihan kembali Trump dari Seaford menuju Montauk, New York pada 18 Oktober 2020.
Narasi yang salah. Faktanya, foto tersebut merupakan foto barisan mobil ribuan pendukung Trump yang berpartisipasi dalam parade mobilisasi dukungan untuk pemilihan kembali Trump dari Seaford menuju Montauk, New York pada 18 Oktober 2020.
Rujukan
(GFD-2021-6046) [SALAH] Surat Edaran MUI Waspada Rapid Test Modus Operandi dari PKI
Sumber: facebook.comTanggal publish: 10/01/2021
Berita
“Pki sm vaksin apa urusannya???
Hadeuhh mui mui mui kumpulan anjing anjing penjaga cendana yg membuat kegaduhan dnegri ini“
Hadeuhh mui mui mui kumpulan anjing anjing penjaga cendana yg membuat kegaduhan dnegri ini“
Hasil Cek Fakta
Akun Facebook Oezyl mengunggah sebuah gambar berupa surat edaran yang mengatasnamakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) tertanggal Jakarta, 03 April 2020 terkait pemberitahuan kewaspadaan rapid test Covid-19 bagi para Ulama, Kyai, dan Ustadz di seluruh Indonesia. Disebutkan juga bahwa rapid test ini adalah modus operandi dari PKI (Partai Komunis Indonesia) atas perintah Negara Komunis China untuk menghabiskan tokoh agama Islam di Indonesia dan negara lain.
Setelah ditelusuri, surat tersebut sudah lama beredar dan telah dikonfirmasi oleh MUI bahwa surat edaran tersebut adalah hoaks. Melalui situs mui.or.id, Komisi Informasi dan Komunikasi (Infokom) MUI menginformasikan bahwa itu adalah pesan hoaks. Surat tersebut tidak sesuai dengan Pedoman Penyelenggaraan Organisasi Majelis Ulama Indonesia (PO MUI) edisi Revisi 2018.
Dilansir dari Kompas.com, Wakil Sekretaris Jenderal MUI Zaitun Rasmin mengatakan, pihaknya tidak pernah mengeluarkan imbauan agar masyarakat menolak rapid test Covid-19. Zaitun juga mengimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya dengan informasi yang simpang siur.
“Diharapkan masyarakat tidak mudah percaya dengan info atau isu atau berita-berita bombastis dan sensasional,” kata dia.
Dengan demikian, informasi dalam surat edaran MUI terkait pemberitahuan kewaspadaan rapid test Covid-19 bagi para Ulama, Kyai, dan Ustadz di seluruh Indonesia adalah tidak benar karena tidak sesuai fakta dan termasuk dalam kategori konten palsu.
Setelah ditelusuri, surat tersebut sudah lama beredar dan telah dikonfirmasi oleh MUI bahwa surat edaran tersebut adalah hoaks. Melalui situs mui.or.id, Komisi Informasi dan Komunikasi (Infokom) MUI menginformasikan bahwa itu adalah pesan hoaks. Surat tersebut tidak sesuai dengan Pedoman Penyelenggaraan Organisasi Majelis Ulama Indonesia (PO MUI) edisi Revisi 2018.
Dilansir dari Kompas.com, Wakil Sekretaris Jenderal MUI Zaitun Rasmin mengatakan, pihaknya tidak pernah mengeluarkan imbauan agar masyarakat menolak rapid test Covid-19. Zaitun juga mengimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya dengan informasi yang simpang siur.
“Diharapkan masyarakat tidak mudah percaya dengan info atau isu atau berita-berita bombastis dan sensasional,” kata dia.
Dengan demikian, informasi dalam surat edaran MUI terkait pemberitahuan kewaspadaan rapid test Covid-19 bagi para Ulama, Kyai, dan Ustadz di seluruh Indonesia adalah tidak benar karena tidak sesuai fakta dan termasuk dalam kategori konten palsu.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Konaah (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta).
MUI tidak pernah mengeluarkan surat edaran tersebut. Komisi Informasi dan Komunikasi (Infokom) MUI menginformasikan bahwa itu adalah Pesan hoaks. Surat tersebut tidak sesuai dengan Pedoman Penyelenggaraan Organisasi Majelis Ulama Indonesia (PO MUI) edisi Revisi 2018.
MUI tidak pernah mengeluarkan surat edaran tersebut. Komisi Informasi dan Komunikasi (Infokom) MUI menginformasikan bahwa itu adalah Pesan hoaks. Surat tersebut tidak sesuai dengan Pedoman Penyelenggaraan Organisasi Majelis Ulama Indonesia (PO MUI) edisi Revisi 2018.
Rujukan
(GFD-2021-6045) [SALAH] Akun Facebook Wakil Walikota Surabaya terpilih “Ir Armuji M N”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 10/01/2021
Berita
Akun Facebook Wakil Walikota Surabaya terpilih “Ir Armuji M N”
Hasil Cek Fakta
Beredar akun Facebook Wakil Walikota Surabaya terpilih, Armuji berfoto profil Armuji memakai kemeja putih dan kopiah hitam.
Berdasarkan hasil penelusuran diketahui akun tersebut palsu. Melalui akun Facebook pribadinya, “Armuji” (https://www.facebook.com/armuji.armuji.7923) mengklarifikasi pada Sabtu (2/1/2021) bahwa akun “Ir Armuji M N” palsu, dan beberapa kali mengunggah narasi tentang penipuan.
“Tolong report / laporkan akun Facebook atas nama Ir Armuji MN ini karna ini akun palsu dan bukan saya , banyak statusnya yang melkukan penipuan tentang bantuan bunga 0% dll.
Mohon bantuannya” tulis Armuji di akun Facebooknya.
Armuji meminta bantuan warganet untuk melaporkan akun Facebook “Ir Armuji M N” agar tidak disalahgunakan. Dari penelusuran di atas, akun Facebook “Ir Armuji M N” termasuk kategori Konten Tiruan atau Imposter Content.
Berdasarkan hasil penelusuran diketahui akun tersebut palsu. Melalui akun Facebook pribadinya, “Armuji” (https://www.facebook.com/armuji.armuji.7923) mengklarifikasi pada Sabtu (2/1/2021) bahwa akun “Ir Armuji M N” palsu, dan beberapa kali mengunggah narasi tentang penipuan.
“Tolong report / laporkan akun Facebook atas nama Ir Armuji MN ini karna ini akun palsu dan bukan saya , banyak statusnya yang melkukan penipuan tentang bantuan bunga 0% dll.
Mohon bantuannya” tulis Armuji di akun Facebooknya.
Armuji meminta bantuan warganet untuk melaporkan akun Facebook “Ir Armuji M N” agar tidak disalahgunakan. Dari penelusuran di atas, akun Facebook “Ir Armuji M N” termasuk kategori Konten Tiruan atau Imposter Content.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Rahmah An Nisaa (Uin Sunan Ampel Surabaya).
Informasi yang salah. Faktanya, akun Facebook tersebut adalah akun palsu dan bukan milik Armuji. Melalui akun Facebook pribadi miliknya, “Armuji” (https://www.facebook.com/armuji.armuji.7923), menegaskan akun “Ir Armuji M N” bukan miliknya. Akun Facebook Armuji hanya satu.
Informasi yang salah. Faktanya, akun Facebook tersebut adalah akun palsu dan bukan milik Armuji. Melalui akun Facebook pribadi miliknya, “Armuji” (https://www.facebook.com/armuji.armuji.7923), menegaskan akun “Ir Armuji M N” bukan miliknya. Akun Facebook Armuji hanya satu.
Rujukan
(GFD-2021-6044) [SALAH] Pesan tentang Video ‘Argentina Is Doing It’ yang Dapat Retas Ponsel
Sumber: whatsapp.comTanggal publish: 09/01/2021
Berita
(diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia)
“Hanya memberitahukan…..Ada video yang disebarkan di WhatsApp yang menunjukkan grafik Covid19 yang sudah mendatar di Argentina. Video itu berjudul “Argentina is doing it”, jangan dibuka maupun ditonton, video itu akan meretas ponsel dalam 10 detik dan tidak akan bisa dihentikan. Sebarkan informasi ini ke keluarga dan teman-teman anda.
Sekarang kabar ini juga telah diberitakan oleh CNN”
“Hanya memberitahukan…..Ada video yang disebarkan di WhatsApp yang menunjukkan grafik Covid19 yang sudah mendatar di Argentina. Video itu berjudul “Argentina is doing it”, jangan dibuka maupun ditonton, video itu akan meretas ponsel dalam 10 detik dan tidak akan bisa dihentikan. Sebarkan informasi ini ke keluarga dan teman-teman anda.
Sekarang kabar ini juga telah diberitakan oleh CNN”
Hasil Cek Fakta
Telah beredar pesan WhatsApp yang menyatakan tentang keberadaan sebuah video yang berjudul ‘Argentina Is Doing It’. Video itu disebut menunjukkan kebijakan yang diterapkan di Argentina sehingga mampu membuat grafik Covid-19 menjadi datar. Dalam pesan itu juga disebutkan bahwa jika pengguna WhatsApp membuka atau menonton video tersebut, maka ponsel pengguna akan diretas dalam jangka waktu 10 detik dan tidak akan bisa dihentikan.
Berdasarkan hasil penelusuran, tidak ditemukan keberadaan video dengan judul ‘Argentina Is Doing It’ yang tersebar di WhatsApp. Melansir dari Snopes, Juru Bicara CNN, Blair Cofield, membantah bahwa pihaknya telah memberitakan informasi mengenai keberadaan video tersebut. Sebelumnya, telah beredar narasi serupa mengenai video yang beredar di WhatsApp dan mampu meretas ponsel dengan lokasi yang berbeda, yaitu ‘India Is Doing It’. Penjelasan mengenai video ‘India Is Doing It’ tersebut telah dimuat dalam situs turnbackhoax.id.
Informasi dengan topik serupa juga dimuat dalam situs Snopes dengan judul artikel “Will the WhatsApp Message ‘Argentina Is Doing It’ Hack My Phone?” dan mengkategorikannya sebagai false.
Dengan demikian, pesan WhatsApp yang beredar tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten Palsu/Fabricated Content.
Berdasarkan hasil penelusuran, tidak ditemukan keberadaan video dengan judul ‘Argentina Is Doing It’ yang tersebar di WhatsApp. Melansir dari Snopes, Juru Bicara CNN, Blair Cofield, membantah bahwa pihaknya telah memberitakan informasi mengenai keberadaan video tersebut. Sebelumnya, telah beredar narasi serupa mengenai video yang beredar di WhatsApp dan mampu meretas ponsel dengan lokasi yang berbeda, yaitu ‘India Is Doing It’. Penjelasan mengenai video ‘India Is Doing It’ tersebut telah dimuat dalam situs turnbackhoax.id.
Informasi dengan topik serupa juga dimuat dalam situs Snopes dengan judul artikel “Will the WhatsApp Message ‘Argentina Is Doing It’ Hack My Phone?” dan mengkategorikannya sebagai false.
Dengan demikian, pesan WhatsApp yang beredar tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten Palsu/Fabricated Content.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini (Universitas Diponegoro).
Faktanya, tidak ditemukan keberadaan video berjudul ‘Argentina Is Doing It’ yang disebut telah beredar melalui pesan WhatsApp.
Faktanya, tidak ditemukan keberadaan video berjudul ‘Argentina Is Doing It’ yang disebut telah beredar melalui pesan WhatsApp.
Rujukan
Halaman: 5361/6304