• (GFD-2025-27550) [KLARIFIKASI] Video Ini Bukan Peluncuran Rudal Kheibar pada 22 Juni 2025

    Sumber:
    Tanggal publish: 24/06/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Di media sosial beredar video yang diklaim menunjukkan Iran meluncurkan rudal Kheibar ke arah Israel pada Minggu (22/6/2025).

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video itu dibagikan dengan konteks keliru dan perlu diluruskan.

    Video yang diklaim menunjukkan Iran meluncurkan rudal Kheibar ke arah Israel dibagikan oleh akun Facebook ini pada Minggu (22/6/2025).

    Berikut narasi yang dibagikan:

    Minggu, 22 Juni 2025

    Detik - detik Rudal Khyber Diluncurkan Dari Negara Iran Dan Di Ledakkan ke Negara Israel Untuk Pertama Kalinya Korps Siber IRGC

    Screenshot Klarifikasi, video ini bukan peluncuran rudal Iran pada 22 Juni 2025

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri video tersebut dengan teknik reverse image search menggunakan Google Lens.

    Hasilnya, video yang sama ditemukan di kanal YouTube Al Mayadeen Channel pada 25 Mei 2023 dengan judul "Rudal Kheibar Iran: generasi keempat dari rudal Khorramshahr".

    Berikut deskripsi video yang dicantumkan:

    Kementerian Pertahanan Iran memperkenalkan rudal balistik jarak jauh berpemandu presisi terbaru Iran, yang dijuluki "Kheibar."

    Peluncuran perdana rudal balistik tersebut juga diberitakan oleh media lain, misalnya dalam artikel Reuters yang terbit pada 25 Mei 2023. 

    Dilansir Reuters, peluncuran Kheibar disiarkan oleh stasiun TV pemerintah Iran.

    Rudal itu diklaim memiliki jangkauan 2.000 kilometer. Kheiber juga disebut mampu membawa hulu ledak seberat 1.500 kg.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video yang diklaim menunjukkan Iran meluncurkan rudal Kheibar ke arah Israel pada 22 Juni 2025 perlu diluruskan.

    Video itu dibagikan dengan konteks keliru. Video tersebut memperlihatkan peluncuran perdana rudal Kheibar pada 23 Mei 2023.

    Rujukan

  • (GFD-2025-27549) [KLARIFIKASI] Video Ini Bukan Perlihatkan Serangan AS ke Fordow, Iran

    Sumber:
    Tanggal publish: 23/06/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Di media sosial beredar video yang diklaim memperlihatkan dampak serangan Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir Iran di Fordow pada Sabtu (21/6/2025) malam.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video itu perlu diluruskan karena dibagikan dengan konteks keliru.

    Video yang diklaim memperlihatkan dampak serangan AS ke fasilitas nuklir Iran di Fordow dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini, pada Minggu (22/6/2025).

    Berikut narasi yang dibagikan:

    Serangan pesawat siluman Amerika B2 dengan bom bunker busting GBU-57 di Fordow. Video tersebut muncul & beredar daring sebagai situs nuklir Fordow Iran setelah serangan GBU-57.

    Screenshot Klarifikasi, video ini bukan perlihatkan serangan AS ke Fordow, Iran

    Hasil Cek Fakta

    AS melancarkan serangan langsung ke sejumlah situs nuklir di Iran, yakni Fordow, Natanz, dan Esfahan, pada Sabtu (21/6/2025) waktu setempat.

    Dilansir Tribunnews, serangan ini dikonfirmasi oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA), yang merupakan lembaga pengawas nuklir di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

    Akan tetapi video yang beredar di Facebook tersebut bukan memperlihatkan dampak serangan AS ke fasilitas nuklir di Fordow.

    Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri video tersebut dengan teknik reverse image search menggunakan Google Lens.

    Hasilnya, visual yang sama ditemukan dalam pemberitaan CGTN, 18 September 2024, tentang serangan drone Ukraina ke gudang amunisi Rusia.

    Artikel itu mencantumkan keterangan yang menyebutkan bahwa visual tersebut berasal dari Reuters. Setelah ditelusuri, video itu berasal dari unggahan laman Facebook resmi Reuters.

    Visual yang diperlihatkan klip tersebut sama dengan video yang diklaim serangan di fasilitas nuklir Fordow. Adapun video Reuters itu disertai takarair (caption) sebagai berikut:

    Asap dan api membumbung dari kota Toropets di wilayah Tver, Rusia, setelah serangan pesawat nirawak Ukraina memicu ledakan seukuran gempa bumi dan memaksa evakuasi sebagian penduduk, kata otoritas regional.

    Media pemerintah Rusia sebelumnya melaporkan bahwa gudang senjata konvensional utama berada di lokasi ledakan.  

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video yang diklaim memperlihatkan dampak serangan AS ke fasilitas nuklir Iran di Fordow perlu diluruskan.

    Video tersebut dibagikan dengan konteks keliru. Peristiwa dalam video adalah dampak serangan drone Ukraina ke gudang senjata Rusia di kota Toropets pada September 2024.

    Rujukan

  • (GFD-2025-27548) [KLARIFIKASI] Video Pendukung Israel Minta Stop Perang Dibuat dengan AI

    Sumber:
    Tanggal publish: 23/06/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Di media sosial, beredar sebuah video yang menampilkan ribuan pendukung Israel menyerukan stop perang.

    Seruan itu dikaitkan dengan serangan balasan Iran yang dipicu oleh serangan Israel pada Jumat, 13 Juni 2025.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video tersebut merupakan konten manipulatif.

    Video ribuan pendukung Israel menyerukan stop perang disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, ini, dan ini.

    Dalam video, tampak orang-orang membawa poster dan bendera Israel sambil meneriakan permintaan maaf pada Iran, stop perang, dan menginginkan perdamaian.

    Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Sabtu (21/6/2025):

    RIBUAN PENDUKUNG ISRAEL TURUN KEJALAN, MINTA STOP PERANG

    CENGENG, Belum genap seminggu gaya ngajak perang, sekarang ngrengej minta Iran Berhenti perang.. Iran kami minta maaf. Kami menginginkan perdamaian.. . Kata-kata ini ditujukan oleh orang Israel yang memohon kepada Iran untuk menghentikan perang.. . FRANCE 24 inilah kenyataan sebenarnya.

    Hasil Cek Fakta

    Terdapat watermark betuliskan "Veo" pada pojok kanan bawah video.

    Veo merupakan model kecerdasan buatan yang dikembangan oleh Google DeepMind.

    Veo AI, khususnya Google Veo 3, merupakan generatif akal imitasi (AI) yang mampu menghasilkan video dengan memasukkan perintah berupa teks atau gambar.

    Watermark yang terdapat dalam video menunjukkan, klip tersebut dihasilkan oleh Google Veo 3. Bukan dari peristiwa nyata.

    Tim Cek Fakta Kompas.com mengeceknya kembali menggunakan pendeteksi AI, Hive Moderation.

    Hasilnya menunjukkan, video ribuan pendukung Israel menyerukan stop perang memiliki probabilitas 99,8 persen dihasilkan oleh AI.

    Kesimpulan

    Video ribuan pendukung Israel menyerukan stop perang merupakan konten manipulatif berbasis AI.

    Hasil penelusuran menunjukkan, video tersebut dibuat dengan Google Veo 3. Hive Moderation juga mengidentifikasinya sebagai video yang dihasilkan AI.

    Rujukan

  • (GFD-2025-27547) [SALAH] Simbol Tiga Garis di Grup WhatsApp Itu Tanda Kehadiran Hacker

    Sumber: Facebook
    Tanggal publish: 24/06/2025

    Berita

    Akun Facebook “Indra Yana” [arsip] pada Selasa (3/6/2025) dan “ACTV” [arsip] pada Rabu (4/6/2025) membagikan unggahan berisi narasi:

    “*Mohon perhatiannya* Group HP yg di kanan atas dekat titik 3 itu ada garis² dari atas ke bawah ber bentuk kotak (dalam lingkaran) berarti di *group tsb ada hecker nya* Tapi kalau sebelah dekat titik 3 ada gambar gagang tilp *group tsb nggak ada hecker nya* Coba periksa semua group yg njenengan punya. Jangan pernah ikut bergabung di telepon group krn bisa menguras isi M-Banking Solusinya ; Waspada, jangan mudah percaya, kalau telpon group jangan diangkat, kalau ada nomor tidak dikenal yg pakai profil teman jangan ditanggapi, dan konfirmasi langsung ke nomor aslinya, semoga bermanfaat 🙏”

    Hasil Cek Fakta

    Tim Pemeriksa Fakta Mafindo (TurnBackHoax) mengakses laman Facebook Meta (perusahaan induk WhatsApp) untuk mengetahui informasi tentang fitur “tanda garis tiga dalam lingkaran” seperti yang ditunjukkan di tangkapan layar unggahan Facebook “ACTV”.

    Dalam unggahan Meta pada Jumat (23/5/2025), dijelaskan bahwa ikon tersebut merupakan fitur Chat Audio di WhatsApp Group. Fitur ini memungkinkan anggota grup melakukan panggilan suara secara diam-diam, tanpa memunculkan notifikasi dering di perangkat pengguna lain yang tidak ikut serta. Artinya, panggilan tidak akan mengganggu seluruh anggota grup. ikon tersebut bukanlah tanda keberadaan peretas (hacker) yang dapat menguras mobile banking seperti yang diklaim dalam unggahan Facebook “Indra Yana” dan “ACTV”.

    Dalam keterangan resminya pada Kamis (5/6/2025), Meta juga mengkonfirmasi bahwa informasi tersebut adalah hoaks.

    “Ini adalah Chat Audio, fitur baru dari WhatsApp yang aman dan terenkripsi end-to-end. WhatsApp pun tidak bisa dengar atau lihat percakapanmu! Satu-satunya risiko nyata adalah jika akun anggota grup diretas dan digunakan untuk menyebarkan tautan berbahaya—bukan karena fitur Chat Audio itu sendiri” tulis Meta Indonesia dalam keterangan resminya.

    Kesimpulan

    Unggahan berisi klaim “simbol tiga garis di grup WA itu tanda kehadiran hacker” merupakan konten yang menyesatkan (misleading content).

    Rujukan