• (GFD-2018-17) [HOAX] Jembatan Kaca di Cina Jatuh Hancur Membawa Bencana

    Sumber:
    Tanggal publish: 29/04/2018

    Berita

    China Jang Jia Jie

    Jembatan kaca jatuh hancur membawa bencana

    Hasil Cek Fakta

    foto tersebut bukanlah kejadian di jembatan kaca yang ada di Tiongkok melainkan kejadian lama yakni februari 2014 di Provinsi Lai Chau, distrik Tam DUong, Vietnam Utara

    Rujukan

  • (GFD-2018-16) (KLARIFIKASI) Akun Faizal Muhammad Tonong Bukan Relawan Anies-Sandi

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 29/04/2018

    Berita

    Akun atas nama Faizal Muhammad Tonong menyatakan dirinya sebagai relawan Anies-Sandi menuduh seseorang bernama Ainun Najib sebagai pembobol hacker pembobol situs KPU.

    Hasil Cek Fakta

    Relawan Calon Gubernur-Wakil Gubernur Anies Baswedan dan Sandiaga Uno melakukan klarifikasi atas tindakan akun atas nama Faizal Muhammad Tonong yang mengaku sebagai relawan Anies-Sandi. Berikut klarifikasinya:
    […]#HIMBAUAN dari Fanspage Relawan Anies Sandi terkait adanya akun facebook yang menyebarkan hoax “Ainun Najib Hacker Pembobol Situs KPU”
    ======
    Bagi seluruh relawan Anies-Sandi yang berpartisipasi di sosial media, diharapkan kehati-hatiannya dalam menjaga sikap dan isi postingan di akun masing-masing. Sejak awal Anies Baswedan dan Sandiaga Salahuddin Uno menyerukan nuansa kampanye yang sehat, santun dan positif.

    Maka dari itu, mohon agar berhati-hati terhadap akun-akun yang seolah membela ANIES-SANDI akan tetapi mayoritas isi postingannya bernada hasutan, provokasi dan fitnah. Patut diduga akun tersebut fiktif dan sengaja dikelola oleh pihak-pihak tidak bertanggungjawab untuk menciptakan kekacauan di kalangan pendukung Anies-Sandi dan merusak opini publik terhadap mereka.

    Salah satu contoh adalah akun Faizal Muhammad Tonong, yang secara sengaja telah ikut menyebarkan hoax mengenai saudara Ainun Najib yang dituduh sebagai hacker pembobol situs KPU dalam seminggu terakhir. Atas nama komunitas, kita patut meminta maaf kepada ybs atas insiden hoax tersebut.

    Sekali lagi kami menghimbau agar segenap relawan dapat bersosialisasi melalui jejaring sosmed secara lebih bertanggungjawab. Sebarkan konten secara bijak, luangkan waktu untuk crosscheck konten, dan pahami bahwa setiap hak kita di sosial media dinaungi oleh UU ITE 11/2008 dan UU Perubahannya 19/2016.

    Rujukan

  • (GFD-2018-15) HOAX: KPU Dipimpin Ainun Najib Dan Servernya Dikendalikan Dari Singapura

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 29/04/2018

    Berita

    Beredar berita hoax dengan narasi seperti berikut:

    ‘Ternyata kepala administrator server KPU si ainin nadjib… Team pemenang jokowi di pilpres masa lalu yg tinggal di singapore… Dan skrg pun ternyata server kpu dikendalikan dr singapore…

    Innalillahi…

    Lah skrg lembaga negara… servernya dikendalikan dr singapore?

    Laa hawla wa laa quwwata illaa billaah…’

    Hasil Cek Fakta

    Ainun Najib membantah keterlibatannya dalam operasional situs maupun server KPU, baik Pilkada wilayah Jakarta atau di daerah sebagaimana dimuat dalam sebuah artikel portal berita kumparan.com seperti berikut:

    Rujukan

  • (GFD-2018-13) (EDUKASI) 7 Tipe Informasi Hoax

    Sumber:
    Tanggal publish: 29/04/2018

    Hasil Cek Fakta

    Dari yang saya amati, “tema” pesan hoax biasanya seputar:
    Kesehatan.
    Biasanya sih, berisi hal-hal yang bikin parno, seperti seputar penyakit atau hal/produk yang membahayakan kesehatan. Atau bisa juga info mengenai obat ampuh.
    Pesannya sering dilengkapi cerita para penderita plus mencatut nama ahli atau badan kesehatan, supaya terkesan real. Orang sering menyebarkan hoax seperti ini tanpa sengaja. Lebih karena kepedulian dan merasa khawatir.
    Hal yang membahayakan diri.
    Misalnya, orang yang tersetrum charger hape hingga tewas, main game tertentu bikin serangan jantung hingga dilarikan ke rumah sakit.
    Sama seperti poin 1, pesan ini menyebar karena berkaitan dengan keselamatan manusia.
    Kejadian yang bikin panik atau mempengaruhi kehidupan orang banyak.
    Seperti serangan teror, bom, kebanjiran, kebakaran besar, serta lainnya.
    Biasanya, langsung muncul tuh, info “update” tentang lokasi yang jadi target, lokasi yang harus dihindari, dan lain sebagainya. Pesan kayak begini lagi-lagi cepat menyebar sebelum terklarifikasi lantaran dianggap urgent.
    Peneror pun makin “happy” dengan banyaknya hoax dan kepanikan yang tersebar. Grrrrrggghhhh!
    Pesan “multilevel”.
    Yang ujung-ujungnya meminta disebarkan ke sekian orang, dan jika tidak dilakukan akan terkena musibah. Oh, c’mon?! Nggak ngerti lagi deh, sama orang yang bikin hoax begini. Membohongi, menakuti dan bikin rempong!
    Black campaign atau menggosipkan seseorang.
    Walau ganggu, tapi hoax model begini, menurut saya nggak terlalu bahaya.
    Kenapa?
    Soalnya, orang udah lebih cerdas, dan nggak langsung percaya. Biasanya sih, yang menyebarkan info kayak begini cuma oknum tertentu yang nggak suka dengan seseorang.
    Berita terkini yang salah.
    Seperti medsos tertentu yang akan ditutup dan menghapus data kamu (padahal ternyata nggak), foto demonstratsi yang sedang berlangsung (padahal itu foto setahun yang lalu) dan lain sebagainya.
    Biasanya informasinya error, alias salah, nggak tepat, terlalu gegabah ngambil kesimpulan, atau bisa juga sengaja buat memprovokasi.
    Hadiah.
    Misalnya: Sebarkan link ini ke 10 orang, dan kamu akan mendapat hadiah langsung jalan-jalan ke Paris…. Paris Van Java… Zzzzzz
    Penting banget nih, melawan dan menyetop hoax, setidaknya dengan nggak membiarkan diri kita terpengaruh atau ikutan menyebarkannya. Yuk ikutan ngobrol publik tentang “Hoax dan Kebijakan Literasi” dalam rangkaian Pesta Pendidikan di Kota Bandung.
    *Edukasi ini lansiran dari Fanpage Youth Manual

    Rujukan