(GFD-2020-4127) [SALAH] Kapal Tenggelam di Perairan Makassar, 13 Orang Tewas

Sumber: whatsapp.com
Tanggal publish: 22/06/2020

Berita

Innalillahi wa innailaihi Rojiuun, Turut berduka cita atas tenggelamnya salah satu kapal penumpang milik Mustafa Andi Baso (Dg kila) di perairan Makassar menuju pulau barrang Lompo. Menurut saksi mata, kapal jenis jolloro’ tersebut kelebihan muatan saat berlayar menuju pulau. Sementara ada 13 jenazah yang telah di evakuasi, masyarakat bersama tim SAR masih terus mencari korban yg lain. #BarrangLompoBerduka

Korban tenggelam

Hasil Cek Fakta

Melalui pesan berantai Whatsapp, beredar informasi yang menyebut telah terjadi insiden kapal tenggelam di perairan Makassar. Menurut narasi yang beredar, akibat dari kejadian tersebut 13 orang ditemukan tewas dan pencarian korban masih terus dilakukan oleh tim SAR.

Namun pasca dilakukan penelusuran lebih lanjut, informasi dalam pesan tersebut diketahui tidak sesuai dengan fakta. Melansir dari terkini.id, Camat Sangkkarrang Finandar Sabar dengan tegas menyatakan informasi itu adalah hoaks.

“Itu berita dua tahun lalu, hoaks,” tegasnya.

Mengutip pemberitaan milik kabar.news, bantahan serupa juga dituturkan oleh Humas Basarnas Hamsidar yang menampik isu adanya kapal tenggelam yang telah menewaskan 13 orang tersebut. Dalam penjelasannya Hamsidar menuturkan bahwa itu merupakan kejadian lama.

“Kemungkinan berita lama ini,” pungkasnya.

Sementara melansir akun Youtube resmi milik kompas @kompastv, berita perihal adanya kapal tenggelam di Makassar yang menewaskan 13 orang merupakan kejadian tahun 2018. Saat itu Kapal penumpang Jolloro dari Pelabuhan Potere, Makassar menuju Pulau Barang Lompo tenggelam

Dapat disimpulkan bahwa narasi yang menyebut telah terjadi insiden kapal tenggelam di Makassar dan menewaskan 13 orang adalah tidak sesuai dengan fakta. Narasi tersebut masuk ke dalam kategori false context. False context merupakan konten yang disajikan dengan narasi dan konteks yang salah. Biasanya, false context memuat pernyataan, foto, atau video peristiwa yang pernah terjadi pada suatu tempat, namun secara konteks yang ditulis tidak sesuai dengan fakta yang ada.

Kesimpulan

Informasi tersebut tidak sesuai dengan fakta. Pasalnya narasi yang disebarkan merupakan kejadian pada masa lampau, tepatnya pada tahun 2018. Bantahan terkait juga diberikan oleh Humas Basarnas dan Camat setempat

Rujukan