Akun Nuh Rio Nahril Abdillah (fb.com/ryo.royco.3) mengunggah sebuah gambar dengan narasi sebagai berikut:
“Hati hati PKI sekarang dengan metode baru dan gaya yang baru. Waspada,Waspada,Waspada!!!”
Pada gambar yang diunggah terdapat narasi yang seolah adalah judul artikel: “TNI: Buku PKI Yang Kami Sita Terdapat Kata Pengantar Megawati Soekarnoputri & Eva Sundari”
Megawati PKI
Soekarno pki
(GFD-2020-4131) [SALAH] “TNI: Buku PKI Yang Kami Sita Terdapat Kata Pengantar Megawati Soekarnoputri & Eva Sundari”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 22/06/2020
Berita
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa ada artikel berjudul “TNI: Buku PKI Yang Kami Sita Terdapat Kata Pengantar Megawati Soekarnoputri & Eva Sundari” adalah klaim yang salah.
Judul artikel itu adalah hasil suntingan dan berasal dari situs penyebar hoaks yang saat ini sudah tidak dapat diakses. Judul aslinya adalah “LBH Surabaya: Penyitaan Buku di Probolinggo Langgar Hukum” yang dimuat di situs Liputan6.com pada 30 Juli 2019.
Dalam artikel tersebut dijelaskan, LBH Surabaya mengecam aksi penyitaan oleh pihak Polsek Kraksaan dan TNI Kabupaten Probolinggo terhadap buku-buku yang diduga memuat ajaran komunis milik komunitas Vespa Literasi pada 27 Juli 2019.
Pegiat komunitas tersebur, Muntasir Billah, 24 dan Saiful Anwar, 25 juga turut diamankan polisi. Terdapat empat buku yang disita yaitu, Aidit Dua Wajah Dipa, Sukarno, Marxisme, dan Leninisme: Akar Pemikiran Kiri dan Revolusi Indonesia, Menempuh Jalan Rakyat, dan D.N. Aidit “Sebuah Biografi Ringkas”.
Sementara itu, terkait situs operain[dot]blogspot.com yang memuat artikel dengan judul editan tersebut, situs ini adalah salah satu situs pembuat hoaks yang saat ini sudah tidak bisa diakses.
Judul artikel itu adalah hasil suntingan dan berasal dari situs penyebar hoaks yang saat ini sudah tidak dapat diakses. Judul aslinya adalah “LBH Surabaya: Penyitaan Buku di Probolinggo Langgar Hukum” yang dimuat di situs Liputan6.com pada 30 Juli 2019.
Dalam artikel tersebut dijelaskan, LBH Surabaya mengecam aksi penyitaan oleh pihak Polsek Kraksaan dan TNI Kabupaten Probolinggo terhadap buku-buku yang diduga memuat ajaran komunis milik komunitas Vespa Literasi pada 27 Juli 2019.
Pegiat komunitas tersebur, Muntasir Billah, 24 dan Saiful Anwar, 25 juga turut diamankan polisi. Terdapat empat buku yang disita yaitu, Aidit Dua Wajah Dipa, Sukarno, Marxisme, dan Leninisme: Akar Pemikiran Kiri dan Revolusi Indonesia, Menempuh Jalan Rakyat, dan D.N. Aidit “Sebuah Biografi Ringkas”.
Sementara itu, terkait situs operain[dot]blogspot.com yang memuat artikel dengan judul editan tersebut, situs ini adalah salah satu situs pembuat hoaks yang saat ini sudah tidak bisa diakses.
Kesimpulan
Judul artikel suntingan yang berasal dari situs penyebar hoaks yang saat ini sudah tidak dapat diakses. Judul aslinya adalah “LBH Surabaya: Penyitaan Buku di Probolinggo Langgar Hukum” yang dimuat di situs Liputan6.com pada 30 Juli 2019.
Rujukan
(GFD-2020-4130) [SALAH] Foto “Kuburan masal ulama dan santri 1948 oleh PKI Muso”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 22/06/2020
Berita
Akun Supri Hastuti (fb.com/supri.hastuti.79) mengunggah sebuah gambar dengan narasi sebagai berikut:
“Ini adalah foto para santri n ulama yg menolak faham komunis. Para santri di suruh gali lubang panjang di sekitar pompes utk kuburan mrk n mrk smua di kubur hidup2”
Di gambar tersebut terdapat narasi: “KUBURAN MASAL ULAMA DAN SANTRI 1948 OLEH PKI MUSO”
“Ini adalah foto para santri n ulama yg menolak faham komunis. Para santri di suruh gali lubang panjang di sekitar pompes utk kuburan mrk n mrk smua di kubur hidup2”
Di gambar tersebut terdapat narasi: “KUBURAN MASAL ULAMA DAN SANTRI 1948 OLEH PKI MUSO”
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran Tim Cek Fakta dan Liputan6, klaim bahwa peristiwa di foto yang diunggah oleh sumber klaim adalah kuburan massal Ulama dan Santri oleh PKI Muso pada tahun 1948 adalah klaim yang salah.
Bukan kuburan massal ulama dan santri oleh PKI Muso pada tahun 1948. Foto itu adalah salah satu foto yang menunjukkan mereka yang akan dieksekusi karena diduga terkait dengan PKI di sebuah parit pada tahun 1965.
Dikutip dari Liputan6.com, foto yang sama diunggah di artikel berjudul “How the Australian, British, and US Governments Shamelessly Helped Kill Countless People in Indonesia in 1965” yang dimuat situs asia-pacificresearch.com, pada 23 Juli 2016.
Foto tersebut diberi keterangan: “Indonesians preparing to die in a mass grave.” atau yang jika diterjemahkan: “Orang Indonesia bersiap untuk mati di kuburan massal”
Sementara dari Tempo.co, ditemukan bahwa foto tersebut pernah dipublikasikan oleh sejumlah situs. Satu di antaranya adalah situs berbahasa Inggris yang berbasis di Pakistan, Dawn. Situs ini memuat foto tersebut pada 23 Juli 2015 dalam artikel yang berjudul “The volatile fusion: Origins, rise & demise of the ‘Islamic Left’”.
Keterangan foto dalam artikel itu berbunyi “Soldiers guard a ditch full of leftist Indonesian activists. They were all shot (1965).” atau yang jika diterjemahkan: “Tentara menjaga parit yang penuh dengan aktivis kiri Indonesia. Mereka semua ditembak (1965).”
Adapun isi artikel tersebut menyinggung sejarah Indonesia dari era Presiden Soekarno hingga Presiden Soeharto yang diwarnai dengan penumpasan anggota PKI dan simpatisannya.
Tempo.co juga menghubungi Yohanes Andreas Iswinarto, pemilik Perpustakaan Online 1965-1966. Menurut Yohanes, foto tersebut dimuat setidaknya dalam dua buku yang berisi cerita tentang PKI.
Yang pertama adalah buku “Kronik ’65: catatan hari per hari peristiwa G30S sebelum hingga setelahnya (1963-1971)” karya Hadi Kuncoro dkk yang diterbitkan oleh Media Pressindo Yogyakarta pada 2017. Foto itu terdapat pada halaman 562.
Sementara yang kedua, menurut Yohanes, adalah buku “Penghancuran PKI” cetakan kedua karya Olle Tornquist yang diterbitkan oleh Komunitas Bambu pada 2017. Foto itu terdapat pada halaman 276. Olle memberikan keterangan “Siap dieksekusi dan dikuburkan” terhadap foto tersebut. Foto ini pun pernah dimuat dalam buku Olle yang sama namun yang berbahasa Swedia, “Marxistik Barlast”, yang terbit pada 1982.
Dengan demikian, orang-orang dalam foto tersebut bukanlah ulama dan santri yang dibunuh oleh PKI Musso pada 1948.
Bukan kuburan massal ulama dan santri oleh PKI Muso pada tahun 1948. Foto itu adalah salah satu foto yang menunjukkan mereka yang akan dieksekusi karena diduga terkait dengan PKI di sebuah parit pada tahun 1965.
Dikutip dari Liputan6.com, foto yang sama diunggah di artikel berjudul “How the Australian, British, and US Governments Shamelessly Helped Kill Countless People in Indonesia in 1965” yang dimuat situs asia-pacificresearch.com, pada 23 Juli 2016.
Foto tersebut diberi keterangan: “Indonesians preparing to die in a mass grave.” atau yang jika diterjemahkan: “Orang Indonesia bersiap untuk mati di kuburan massal”
Sementara dari Tempo.co, ditemukan bahwa foto tersebut pernah dipublikasikan oleh sejumlah situs. Satu di antaranya adalah situs berbahasa Inggris yang berbasis di Pakistan, Dawn. Situs ini memuat foto tersebut pada 23 Juli 2015 dalam artikel yang berjudul “The volatile fusion: Origins, rise & demise of the ‘Islamic Left’”.
Keterangan foto dalam artikel itu berbunyi “Soldiers guard a ditch full of leftist Indonesian activists. They were all shot (1965).” atau yang jika diterjemahkan: “Tentara menjaga parit yang penuh dengan aktivis kiri Indonesia. Mereka semua ditembak (1965).”
Adapun isi artikel tersebut menyinggung sejarah Indonesia dari era Presiden Soekarno hingga Presiden Soeharto yang diwarnai dengan penumpasan anggota PKI dan simpatisannya.
Tempo.co juga menghubungi Yohanes Andreas Iswinarto, pemilik Perpustakaan Online 1965-1966. Menurut Yohanes, foto tersebut dimuat setidaknya dalam dua buku yang berisi cerita tentang PKI.
Yang pertama adalah buku “Kronik ’65: catatan hari per hari peristiwa G30S sebelum hingga setelahnya (1963-1971)” karya Hadi Kuncoro dkk yang diterbitkan oleh Media Pressindo Yogyakarta pada 2017. Foto itu terdapat pada halaman 562.
Sementara yang kedua, menurut Yohanes, adalah buku “Penghancuran PKI” cetakan kedua karya Olle Tornquist yang diterbitkan oleh Komunitas Bambu pada 2017. Foto itu terdapat pada halaman 276. Olle memberikan keterangan “Siap dieksekusi dan dikuburkan” terhadap foto tersebut. Foto ini pun pernah dimuat dalam buku Olle yang sama namun yang berbahasa Swedia, “Marxistik Barlast”, yang terbit pada 1982.
Dengan demikian, orang-orang dalam foto tersebut bukanlah ulama dan santri yang dibunuh oleh PKI Musso pada 1948.
Kesimpulan
Bukan kuburan massal ulama dan santri oleh PKI Muso pada tahun 1948. Foto itu adalah salah satu foto yang menunjukkan mereka yang akan dieksekusi karena diduga terkait dengan PKI di sebuah parit pada tahun 1965.
Rujukan
- https://cekfakta.tempo.co/fakta/830/fakta-atau-hoaks-benarkah-ini-foto-kuburan-massal-ulama-dan-santri-1948-oleh-pki-muso
- https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4276504/cek-fakta-foto-ini-bukan-kuburan-massal-ulama-dan-santri-1948-oleh-pki-muso
- https://www.asia-pacificresearch.com/how-the-australian-british-and-us-governments-shamelessly-helped-kill-countless-people-in-indonesia-in-1965/5537406
- https://www.dawn.com/news/1195863/the-volatile-fusion-origins-rise-demise-of-the-islamic-left
- https://archive.md/Se0GC ,
- https://archive.md/wip/xOZkJ (Arsip foto buku)
(GFD-2020-4129) [SALAH] Narasi Keliru di Foto Kawanan Serigala
Sumber: facebook.comTanggal publish: 22/06/2020
Berita
“Kelompok serigala
3 serigala yang paling depan adalah serigala yang tua dan sakit, mereka berjalan di depan kawanan untuk mengatur kecepatan untuk seluruh kawanan. Berikutnya 5 ekor yang terkuat dan terbaik, mereka bertugas melindungi bagian depan jika ada serangan. Di bagian tengah adalah anggota lain dari kawanan seperti induk serigala dan anak anak yang selalu terlindungi dari serangan apa pun. Kemudian, 5 di bagian ekor yang juga terkuat dan terbaik yang mengikuti dan melindungi disisi belakang.
Yang terakhir sendirian, dia adalah alpha, sang pemimpin. Dia memeriksa semuanya dari belakang, memastikan tidak ada yang tertinggal. Dia selalu siap berlari ke segala arah untuk melindungi dan berfungsi sebagai “penjaga tubuh” untuk seluruh kawanan.
Seorang pemimpin bukanlah yang terdepan dan selalu menjadi nomor satu. Seorang pemimpin adalah dia yang tahu menjaga dan melindungi seluruh anggotanya.
#Filsafat #Refleksi”.
3 serigala yang paling depan adalah serigala yang tua dan sakit, mereka berjalan di depan kawanan untuk mengatur kecepatan untuk seluruh kawanan. Berikutnya 5 ekor yang terkuat dan terbaik, mereka bertugas melindungi bagian depan jika ada serangan. Di bagian tengah adalah anggota lain dari kawanan seperti induk serigala dan anak anak yang selalu terlindungi dari serangan apa pun. Kemudian, 5 di bagian ekor yang juga terkuat dan terbaik yang mengikuti dan melindungi disisi belakang.
Yang terakhir sendirian, dia adalah alpha, sang pemimpin. Dia memeriksa semuanya dari belakang, memastikan tidak ada yang tertinggal. Dia selalu siap berlari ke segala arah untuk melindungi dan berfungsi sebagai “penjaga tubuh” untuk seluruh kawanan.
Seorang pemimpin bukanlah yang terdepan dan selalu menjadi nomor satu. Seorang pemimpin adalah dia yang tahu menjaga dan melindungi seluruh anggotanya.
#Filsafat #Refleksi”.
Hasil Cek Fakta
Narasi yang menyertai foto yang dibagikan oleh SUMBER TIDAK sesuai dengan deskripsi asli dari foto.
The Guardian: “Sekelompok besar 25 serigala kayu memburu bison di lingkaran Arktik di Kanada utara. Di pertengahan musim dingin di Taman Nasional Wood Buffalo, suhu berkisar antara -40C. Paket serigala, yang dipimpin oleh betina alfa, melakukan perjalanan satu-file melalui salju yang dalam untuk menghemat energi. Ukuran bungkusan adalah tanda seberapa kaya basa mangsa mereka selama musim dingin ketika bison lebih dibatasi oleh pemberian makanan yang buruk dan salju yang dalam. Paket serigala di Taman Nasional ini adalah satu-satunya serigala di dunia yang berspesialisasi dalam berburu bison sepuluh kali ukurannya. Mereka telah tumbuh menjadi serigala terbesar dan terkuat di dunia
Snopes: “Foto ini adalah “asli” dalam arti menunjukkan serigala di Taman Nasional Wood Buffalo, tetapi paket itu tidak dipimpin oleh tiga anggota tertua dan dibuntuti oleh serigala “alfa”, seperti tersirat oleh posting Facebook yang viral. . Alih-alih, salah satu hewan yang lebih kuat memimpin kelompok untuk menciptakan jalur melalui salju bagi mereka.”
PolitiFact: “Foto dalam posting itu nyata dan tidak berubah, tetapi keterangannya salah. Bungkusan itu tidak dipimpin oleh serigala yang lebih tua dan sakit dan “alfa” atau serigala pemimpin tidak mengangkat bagian belakang. Pada kenyataannya, serigala yang kuat memimpin paket file tunggal untuk menghemat energi untuk melewati salju yang dalam."
The Guardian: “Sekelompok besar 25 serigala kayu memburu bison di lingkaran Arktik di Kanada utara. Di pertengahan musim dingin di Taman Nasional Wood Buffalo, suhu berkisar antara -40C. Paket serigala, yang dipimpin oleh betina alfa, melakukan perjalanan satu-file melalui salju yang dalam untuk menghemat energi. Ukuran bungkusan adalah tanda seberapa kaya basa mangsa mereka selama musim dingin ketika bison lebih dibatasi oleh pemberian makanan yang buruk dan salju yang dalam. Paket serigala di Taman Nasional ini adalah satu-satunya serigala di dunia yang berspesialisasi dalam berburu bison sepuluh kali ukurannya. Mereka telah tumbuh menjadi serigala terbesar dan terkuat di dunia
Snopes: “Foto ini adalah “asli” dalam arti menunjukkan serigala di Taman Nasional Wood Buffalo, tetapi paket itu tidak dipimpin oleh tiga anggota tertua dan dibuntuti oleh serigala “alfa”, seperti tersirat oleh posting Facebook yang viral. . Alih-alih, salah satu hewan yang lebih kuat memimpin kelompok untuk menciptakan jalur melalui salju bagi mereka.”
PolitiFact: “Foto dalam posting itu nyata dan tidak berubah, tetapi keterangannya salah. Bungkusan itu tidak dipimpin oleh serigala yang lebih tua dan sakit dan “alfa” atau serigala pemimpin tidak mengangkat bagian belakang. Pada kenyataannya, serigala yang kuat memimpin paket file tunggal untuk menghemat energi untuk melewati salju yang dalam."
Kesimpulan
Pelintiran yang selalu muncul kembali sejak 2015, foto dibagikan dengan narasi yang TIDAK sesuai dengan deskripsi asli foto.
Rujukan
- httpfirstdraftnews.org: “Berita palsu. Ini rumit.”
- http://bit.ly/2MxVN7S (Google Translate),
- http://bit.ly/2rhTadC. theguardian.com: “Sekelompok besar 25 serigala kayu memburu bison di lingkaran Arktik di Kanada utara…”
- https://bit.ly/2zsjyZE (Google Translate),
- https://bit.ly/3fjUjIb (arsip cadangan). snopes.com: “Apakah Serigala Terlama dan Terlemah Benar-Benar Memimpin Kelompok?”
- https://bit.ly/3hhsnqe (Google Translate),
- https://bit.ly/2YzxbyC (arsip cadangan). politifact.com: “Posting Facebook pada gambar paket serigala virus salah tentang perilaku hewan”
- https://bit.ly/37umX70 (Google Translate),
- https://bit.ly/3hrlGlt (arsip cadangan). wolf.org: “Status Alfa, Dominasi, dan Pembagian Kerjadalam Paket Wolf”
- https://bit.ly/2C47nmT (Google Translate),
- https://bit.ly/3fhYUL4 (arsip cadangan).
(GFD-2020-4128) [SALAH] BPK dan KPK Telusuri Beasiswa yang Disalurkan ke Mahasiswa di Jember
Sumber: Whatsapp.comTanggal publish: 22/06/2020
Berita
PENGUMUMAN
Assalaamu’alaikum wr. wb.
Bersama ini kami smpkkan kpd seluruh Mahasiswa Penerima Beasiswa bahwa skarang ini BPK (Badan Pengawas Keuangan) RI dan KPK datang dari Jakarta dan utk beberapa bulan ke depan berkntor di Pemkab Jember dengn maksud dan tujuan yaitu sdang melacak penggunaan dana/keuangan Beasiswa yg sdh disalurkan ke Mahasiswa itu berasal dari uang Negada dan pada hari Kami tgl 11 Juni 2020 jam 10.00 wib sdh satu orang Mahasiswa saya atas nama Sinta Yuliatin dipanggil BPK/KPK di Pemkab Jember dan salah satu pertanyaannya adalah tentang penggunaan keuangan Beasiswa dan dimintau bukti2 pembayaran kuliahnya tentang keuangan yg shd masuk di buku Rekening nya
Assalaamu’alaikum wr. wb.
Bersama ini kami smpkkan kpd seluruh Mahasiswa Penerima Beasiswa bahwa skarang ini BPK (Badan Pengawas Keuangan) RI dan KPK datang dari Jakarta dan utk beberapa bulan ke depan berkntor di Pemkab Jember dengn maksud dan tujuan yaitu sdang melacak penggunaan dana/keuangan Beasiswa yg sdh disalurkan ke Mahasiswa itu berasal dari uang Negada dan pada hari Kami tgl 11 Juni 2020 jam 10.00 wib sdh satu orang Mahasiswa saya atas nama Sinta Yuliatin dipanggil BPK/KPK di Pemkab Jember dan salah satu pertanyaannya adalah tentang penggunaan keuangan Beasiswa dan dimintau bukti2 pembayaran kuliahnya tentang keuangan yg shd masuk di buku Rekening nya
Hasil Cek Fakta
Mahasiswa penerima beasiswa Pemkab Jember dikejutkan dengan beredarnya informasi perihal akan dilakukannya penelusuran terkait dengan peggunaan dana beasiswa oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Komisi Pembersantasan Korupsi (KPK). Dalam narasi yang beredar disebutkan bahwa nantinya para mahasiswa akan dimintai sejumlah bukti terkait pembayaran uang yang berhubungan dengan perkuliahan.
Lebih lanjut dalam pesan tersebut, apabila mahasiswa penerima beasiswa tidak dapat memberikan bukti-bukti yang diminta, maka mereka diwajibkan mengembalikan uang beasiswa sebesar Rp 16 juta. Apabila tidak mampu mengembalikan uang yang sudah ditentukan, maka tidak menutup kemungkinan akan dimasukan ke dalam penjara.
Menanggapi pesan viral tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember pun akhirnya angkat bicara. Melalui situs resmi milik Pemkab Jember jemberkab.go.id, dijelaskan bahwa narasi dalam pesan tersebut adalah tidak sesuai dengan fakta. Kepala Dinas Pendidikan Pemkab Jember, Edi Budi Susilo menjelaskan bahwa mahasiswa penerima beasiswa Pemkab Jember tidak perlu khawatir atau panik akan informasi tersebut.
“Jadi saya kira isi pesan itu provokatif. Apalagi sampai menyebut akan mengembalikan uang Rp 16 juta, jika tidak akan dipenjara. Itu jelas hoaks.” Tegas Edy.
Edi menuturkan bahwa pihaknya sempat dihubungi oleh Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Pemkab Jember, Penny Artha Medya untuk membantu mendatangkan 20 mahasiswa penerima beasiswa sebagai bentuk tindak lanjut dari permintaan BPK yang melakukan pemeriksaan dana hibah dari Pemkab Jember.
“Kalau BPK hadir melakukan pemeriksaan memang iya. Tapi jika ditambahi ada KPK itu yang tidak benar. Karena pemeriksaan ini sifatnya sampling,” jelasnya.
Lanjut Edi mengimbau agar para penerima beasiswa tetap tenang dan tidak perlu mempercayai begitu saja setiap pesan beredar. Terlebih dengan pesan atau informasi yang sumbernya tidak bisa dipertanggungjawabkan.
“Jika memang ada informasi yang perlu diklarifikasi, bisa datang langsung atau menghubungi dinas Pendidikan. Kami akan senang hati menjelaskan,” pungkas Edy.
Lebih lanjut dalam pesan tersebut, apabila mahasiswa penerima beasiswa tidak dapat memberikan bukti-bukti yang diminta, maka mereka diwajibkan mengembalikan uang beasiswa sebesar Rp 16 juta. Apabila tidak mampu mengembalikan uang yang sudah ditentukan, maka tidak menutup kemungkinan akan dimasukan ke dalam penjara.
Menanggapi pesan viral tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember pun akhirnya angkat bicara. Melalui situs resmi milik Pemkab Jember jemberkab.go.id, dijelaskan bahwa narasi dalam pesan tersebut adalah tidak sesuai dengan fakta. Kepala Dinas Pendidikan Pemkab Jember, Edi Budi Susilo menjelaskan bahwa mahasiswa penerima beasiswa Pemkab Jember tidak perlu khawatir atau panik akan informasi tersebut.
“Jadi saya kira isi pesan itu provokatif. Apalagi sampai menyebut akan mengembalikan uang Rp 16 juta, jika tidak akan dipenjara. Itu jelas hoaks.” Tegas Edy.
Edi menuturkan bahwa pihaknya sempat dihubungi oleh Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Pemkab Jember, Penny Artha Medya untuk membantu mendatangkan 20 mahasiswa penerima beasiswa sebagai bentuk tindak lanjut dari permintaan BPK yang melakukan pemeriksaan dana hibah dari Pemkab Jember.
“Kalau BPK hadir melakukan pemeriksaan memang iya. Tapi jika ditambahi ada KPK itu yang tidak benar. Karena pemeriksaan ini sifatnya sampling,” jelasnya.
Lanjut Edi mengimbau agar para penerima beasiswa tetap tenang dan tidak perlu mempercayai begitu saja setiap pesan beredar. Terlebih dengan pesan atau informasi yang sumbernya tidak bisa dipertanggungjawabkan.
“Jika memang ada informasi yang perlu diklarifikasi, bisa datang langsung atau menghubungi dinas Pendidikan. Kami akan senang hati menjelaskan,” pungkas Edy.
Kesimpulan
Narasi yang tertuang dalam pesan berantai tersebut tidak sesuai dengan fakta. Melalui situs resmi pemerintahan Jember, Dinas Pendidikan setempat menyatakan bahwa narasi yang beredar tersebut tidak benar adanya.
Rujukan
Halaman: 5113/5614