• (GFD-2021-6890) [SALAH] Prabowo Subianto Terlibat Kasus Korupsi Benih Lobster

    Sumber: Youtube.com
    Tanggal publish: 08/05/2021

    Berita

    YouTube channel Suara Istana membagikan sebuah video dengan judul “Berita Terkini ~ Mengejutkan!! PrabowoTerlibat Kasus Korupsi Benih Lobster, Jabatan Prabowo Terancam” dan thumbnail cover video yang menampilkan foto manipulasi Prabowo Subianto ditangkap KPK. Dalam thumbnail tersebut juga terdapat narasi “KORUPSI BENIH LOBSTER…!!!. TANGKAP PRABOWO KPK TEMUKAN 38 MILIAR MENGALIR PADANYA”.

    Hasil Cek Fakta

    Setelah ditelusuri, tidak ada sumber yang kredibel terkait pemberitaan Menhan Prabowo Subianto ditangkap KPK. Hanya namanya dicatutkan dalam berita acara pemeriksaan sidang tersebut, dari Merdeka.com diduga alasan PT Aero Cipta Kargo (PT ACK) yang menjadi satu-satunya pihak pengirim izin benih losbter karena ada kepemilikan dan pengaruh Menhan Prabowo Subianto.

    Melalui dari Merdeka.com, juru bicara Menhan Prabowo Subianto, Dahnil Simanjuntak mengonfirmasi bahwa kepemilikan PT. ACK tidak ada kaitannya dengan Menhan Prabowo Subianto. Kemudian melalui Kompas.com, mantan Menteri KKP dan terpidana korupsi benih lobster, Edhy Prabowo juga membantah hal itu.

    Dengan demikian klaim Prabowo Subianto ditangkap KPK merupakan hoax dengan kategori Konten yang Menyesatkan

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Fathia Islamiyatul Syahida (Universitas Pendidikan Indonesia)

    Klaim tersebut salah, tidak ada sumber kredibel yang memberitakan Menhan Prabowo Subianto ditangkap KPK, hanya saja namanya dicatutkan dalam persidangan kasus korupsi benih lobster yang dilakukan mantan menteri KKP Edhy Prabowo. Kemudian, melalui juru bicara Menteri Pertahanan, Dahnil Simanjuntak membantah keterlibatan Prabowo Subianto dalam kasus tersebut.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6889) [SALAH] Mendeteksi Virus Corona dengan Menahan Napas 10 Detik

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 08/05/2021

    Berita

    Baru-baru ini, pada tanggal 7 April 2021, beredar unggahan di Facebook yang mengklaim bahwa virus corona dapat terdeteksi dengan menahan napas 10 detik dan menghembuskannya perlahan, jika tidak ditemukan rasa sakit dan batuk maka tidak ada virus apapun dalam paru-paru. Jika terdeteksi virus corona maka disarankan secara teratur minum air hangat agar virus masuk ke dalam perut sehingga keasaman lambung akan langsung membunuh virus corona.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran klaim tersebut salah dan merupakan hoaks lama yang sempat beredar pada tahun 2020. Melansir dari WHO, menahan napas dan menghembuskannya tanpa rasa sakit bukan berarti tidak terinfeksi virus corona atau penyakit paru-paru lainnya.

    WHO telah mengonfirmasi bahwa tes mandiri tersebut tidak dapat digunakan sebagai acuan untuk mengetahui keberadaan virus corona dalam tubuh. Cara terbaik untuk mengonfirmasi virus Covid-19 adalah melalui tes laboratorium, atau saat ini dikenal sebagai tes PCR.

    Klarifikasi terkait tes mandiri virus corona juga sempat dibahas dalam artikel Turnbackhoax.id yang berjudul “[SALAH] Tes Sederhana Untuk Mengenal Virus Corona Hanya Dalam Sepuluh Detik” diunggah pada 3 Maret 2020.

    Kemudian, mengutip dari merdeka.com Kalpana Sabapathy (Ahli Epidemiologi Klinis London School of Hygiene and Tropical Medicine) menyebut bahwa asam lambung dapat membunuh virus corona itu tidak benar.

    Dengan demikian klaim virus corona dapat terdeteksi dengan menahan napas 10 detik merupakan hoax dengan kategori konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Fathia Islamiyatul Syahida (Universitas Pendidikan Indonesia)

    Informasi yang beredar adalah salah dan merupakan Hoaks Lama yang Bersemi Kembali (HLBK). Melansir dari WHO, menahan napas dan menghembuskannya tanpa rasa sakit bukan berarti tidak terinfeksi virus corona atau penyakit paru-paru lainnya.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6888) [SALAH] Survei Berhadiah Dana Kesejahteraan dari Coca-Cola untuk Rayakan HUT Ke-20

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 08/05/2021

    Berita

    Beredar pesan berantai di WhatsApp berupa tautan survei berhadiah dana kesejahteraan dari Coca-Cola. Ketika tautan tersebut diakses, akan muncul pesan yang menyatakan bahwa survei tersebut diselenggarakan untuk memperingati HUT Ke-20 Coca-Cola.

    Hasil Cek Fakta

    Pihak Coca-Cola melalui Communication Manager Indonesia, Malaysia & Papua New Guinea, Fauziah Syafarina Nst., menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah mengadakan program survei tersebut. Fauziah juga menambahkan bahwa segala program yang diadakan oleh Coca-Cola akan selalu diinformasikan melalui situs resmi serta media sosial resmi Coca-Cola.

    Lebih lanjut, melansir dari situs resmi Coca-Cola, produk tersebut pertama kali diluncurkan pada tahun 1886 dan diproduksi pertama kali di Indonesia pada tahun 1932. Hal ini menunjukkan bahwa Coca-Cola sudah berdiri sejak 135 tahun yang lalu dan telah hadir di Indonesia sejak 80 tahun yang lalu.

    Dengan demikian, pesan berantai di WhatsApp berupa tautan survei berhadiah dana kesejahteraan dari Coca-Cola untuk memperingati HUT ke-20 tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten Palsu/Fabricated Content.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini (Universitas Diponegoro).

    Pihak Coca-Cola Indonesia telah menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah mengadakan program survei tersebut. Lebih lanjut, usia Coca-Cola di Indonesia sendiri sudah lebih dari 20 tahun.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6887) [SALAH] Foto Bayi Lumba-lumba di dalam Rahim

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 08/05/2021

    Berita

    Akun Twitter Doctor’s Who Save Life (@BornsToSaveLife) mengunggah cuitan berupa foto yang diklaim sebagai foto bayi lumba-lumba yang berada di dalam rahim. Unggahan tersebut telah mendapat respon sebanyak 58 retweet, 531 like, dan 9 balasan. Narasi:

    “A baby dolphin in a womb.”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, foto itu merupakan potongan film dokumenter National Geographic berjudul “Animals in the Womb”. Ditemukan video berjudul “Dolphin In the Womb” yang diunggah oleh David Barlow melalui akun YouTubenya pada 1 September 2014. Diketahui bayi lumba-lumba yang berada di dalam kandungan itu berumur 12 bulan.

    Meskipun demikian, bayi lumba-lumba tersebut bukanlah hewan sungguhan. Melalui situs pribadinya, David Barlow menjelaskan bahwa film dokumenter itu menggunakan mode untuk menghindari masalah etika dan praktis yang timbul dari pembuatan film menggunakan hewan hidup. Selain itu, penggunaan efek khusus menciptakan dua gaya pencahayaan yang agar sesuai dengan tema penceritaan yang berbeda.

    Dari berbagai fakta yang telah dijabarkan, cuitan akun Twitter Doctor’s Who Save Life (@BornsToSaveLife) dapat dikategorikan sebagai Konten yang Salah.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Renanda Dwina Putri (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia)

    Faktanya, foto tersebut merupakan potongan dari film dokumenter National Geographic berjudul “Animals in Womb” yang dibuat menggunakan model buatan, bukan wujud hewan sesungguhnya.

    Rujukan