Beredar di media sosial postingan video terkait klaim uang baru dari Bank Indonesia dengan nominal 1.0. Video itu ramai dibagikan sejak akhir pekan lalu.
Video viral itu pertamakali diunggah di Tiktok kemudian banyak dibagikan di media sosial lain. Salah satunya adalah akun bernama @3menitvideo.
Akun tersebut mengunggahnya di Facebook pada 9 Mei 2021. Di dalam video berdurasi 14 detik itu terdapat narasi "ngasih THR pakai uang pecahan ini lucu kali ya? Hayoo udh ada yang punya belom?"
(GFD-2021-6909) [SALAH] Bank Indonesia Keluarkan Uang Baru Nominal 1.0
Sumber: TikTokTanggal publish: 11/05/2021
Berita
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan artikel berjudul "Viral di TikTok Uang 1.0 untuk THR, BI Pastikan Bukan Alat Pembayaran yang Sah" yang tayang 9 Mei 2021.
Dalam artikel tersebut terdapat bantahan dari Bank Indonesia terkait video viral itu. Berikut isi artikel selengkapnya:
"Liputan6.com, Jakarta - Menjelang Hari Raya Idul Fitri 2021 tak asing dengan kata Tunjangan Hari Raya (THR). Biasanya masyarakat akan beramai-ramai menukarkan uang dengan uang pecahan baru untuk dibagikan kepada saudara.
Viral salah satunya video yang diunggah akun TikTok yang bertanya kepada netizen bagaimana jika memberikan THR dengan uang pecahan 1.0 bergambar seorang penari pendet. "Ngasih THR pake uang pecahan ini lucu kali ya?" tulis akun tersebut.
Video yang sudah ditonton sebanyak 1,8 juta kali di TikTok ini dibanjiri komentar oleh netizen Indonesia. Tentu saja, karena uang yang ditampilkan bukan uang resmi yang diterbitkan oleh Bank Indonesia (BI).
Salah satu sisi dari uang tersebut menampilkan angka 1.0 dengan gambar seorang wanita sedang menari. Terdapat Terdapat tulisan The Beauty of Indonesia dan Perum Peruri Specimen.
Menanggapi hal ini, Direktur Eksekutif Kepala Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia Marlison Hakim, menjelaskan sesuai dengan UU No. 7 th. 2011 tentang Mata Uang dengan ini, pihaknya menegaskan bahwa BI merupakan satu-satunya nya lembaga yang diberikan kewenangan untuk mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah yang syah di wilayah NKRI.
“Bank Indonesia tidak pernah mengeluarkan dan mengedarkan uang specimen Perum Peruri sebagaimana video yang viral,” kata Marlison kepada Liputan6.com, Minggu (9/5/2021).
Lanjutnya, gambar uang dalam video tersebut merupakan uang dalam rangka uji cetak di Perum Peruri sehingga hanya untuk kepentingan internal Peruri.
“Dengan demikian uang dalam video tersebut bukan merupakan uang rupiah dan bukan merupakan alat pembayaran yang sah,” pungkasnya."
Dalam artikel tersebut terdapat bantahan dari Bank Indonesia terkait video viral itu. Berikut isi artikel selengkapnya:
"Liputan6.com, Jakarta - Menjelang Hari Raya Idul Fitri 2021 tak asing dengan kata Tunjangan Hari Raya (THR). Biasanya masyarakat akan beramai-ramai menukarkan uang dengan uang pecahan baru untuk dibagikan kepada saudara.
Viral salah satunya video yang diunggah akun TikTok yang bertanya kepada netizen bagaimana jika memberikan THR dengan uang pecahan 1.0 bergambar seorang penari pendet. "Ngasih THR pake uang pecahan ini lucu kali ya?" tulis akun tersebut.
Video yang sudah ditonton sebanyak 1,8 juta kali di TikTok ini dibanjiri komentar oleh netizen Indonesia. Tentu saja, karena uang yang ditampilkan bukan uang resmi yang diterbitkan oleh Bank Indonesia (BI).
Salah satu sisi dari uang tersebut menampilkan angka 1.0 dengan gambar seorang wanita sedang menari. Terdapat Terdapat tulisan The Beauty of Indonesia dan Perum Peruri Specimen.
Menanggapi hal ini, Direktur Eksekutif Kepala Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia Marlison Hakim, menjelaskan sesuai dengan UU No. 7 th. 2011 tentang Mata Uang dengan ini, pihaknya menegaskan bahwa BI merupakan satu-satunya nya lembaga yang diberikan kewenangan untuk mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah yang syah di wilayah NKRI.
“Bank Indonesia tidak pernah mengeluarkan dan mengedarkan uang specimen Perum Peruri sebagaimana video yang viral,” kata Marlison kepada Liputan6.com, Minggu (9/5/2021).
Lanjutnya, gambar uang dalam video tersebut merupakan uang dalam rangka uji cetak di Perum Peruri sehingga hanya untuk kepentingan internal Peruri.
“Dengan demikian uang dalam video tersebut bukan merupakan uang rupiah dan bukan merupakan alat pembayaran yang sah,” pungkasnya."
Kesimpulan
Video terkait Bank Indonesia mengeluarkan mata uang dengan nominal 1.0 adalah tidak benar.
Rujukan
(GFD-2021-6908) [SALAH] Video “VIRAL TERKINI TITO BERSAMA PULUHAN POLISI TURUN TANGAN, MUNARMAN TERBEBAS VIRAL HARI INI”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 11/05/2021
Berita
“VIRAL TERKINI_~ _TITO__BERSAMA_PULUHAN_POLISI_TURUN_TANGAN,
MUNAR_MAN_TERBEBAS_|_VIRAL_HARI_INI”
MUNAR_MAN_TERBEBAS_|_VIRAL_HARI_INI”
Hasil Cek Fakta
Akun Facebook Game Politiq mengunggah video dengan narasi “VIRAL TERKINI_~ _TITO__BERSAMA_PULUHAN_POLISI_TURUN_TANGAN, MUNAR_MAN_TERBEBAS_|_VIRAL_HARI_INI” pada 3 Mei 2021. Pada thumbnail postingan tersebut terdapat judul “~~MENGEJUTKAN..!!! AKHIRNYA MUNARMAN BEBAS..!!! RIBUAN POLISI DUKUNG MUNARMAN.”
Berdasarkan hasil penelusuran, diketahui bahwa isi video tidak sesuai dengan narasi postingan atau judul pada thumbnailsnya. Isi video merupakan pembacaan artike dari sejumlah media, yakni artikel berjudul “Pilih Jalur Sesuai Konstitusi, Tim Pembela Ulama Gugat Jokowi Dan DPR Ke PN Jakarta Pusat” yang tayang di rmol.id pada 30 April 2021, artikel “Jokowi Digugat Mundur Sebagai Presiden, KSP Minta TPUA Belajar Hukum” yang tayang di covesia.com pada 1 Mei 2021, dan artikel “Sebut Rezim Jokowi Kampungan, Mantan Juru Bicara Gus Dur Bandingkan dengan Kinerja Soekarno dan Soeharto” yang tayang di beritadiy.pikiran-rakyat.com pada 1 Mei 2021.
Dari ketiga artikel tersebut tidak ditemukan pernyataan mengenai Munarman dibebaskan. Selain itu, tidak ditemukan kutipan atau pernyataan Tito Karnavian, Menteri Dalam Negeri terkait pembebasan Munarman.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka konten Facebook Game Politiq itu masuk ke dalam kategori Konten yang Menyesatkan.
Berdasarkan hasil penelusuran, diketahui bahwa isi video tidak sesuai dengan narasi postingan atau judul pada thumbnailsnya. Isi video merupakan pembacaan artike dari sejumlah media, yakni artikel berjudul “Pilih Jalur Sesuai Konstitusi, Tim Pembela Ulama Gugat Jokowi Dan DPR Ke PN Jakarta Pusat” yang tayang di rmol.id pada 30 April 2021, artikel “Jokowi Digugat Mundur Sebagai Presiden, KSP Minta TPUA Belajar Hukum” yang tayang di covesia.com pada 1 Mei 2021, dan artikel “Sebut Rezim Jokowi Kampungan, Mantan Juru Bicara Gus Dur Bandingkan dengan Kinerja Soekarno dan Soeharto” yang tayang di beritadiy.pikiran-rakyat.com pada 1 Mei 2021.
Dari ketiga artikel tersebut tidak ditemukan pernyataan mengenai Munarman dibebaskan. Selain itu, tidak ditemukan kutipan atau pernyataan Tito Karnavian, Menteri Dalam Negeri terkait pembebasan Munarman.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka konten Facebook Game Politiq itu masuk ke dalam kategori Konten yang Menyesatkan.
Kesimpulan
Isi video tidak membahas mengenai pembebasan Munarman oleh Tito Karnavian. Isi video hanya berisikan pembacaan berita mengenai gugatan Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) kepada Presiden Jokowi dan DPR ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat serta berita mengenai twit Mantan juru bicara Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Adhie M. Massardi terkait kinerja Jokowi yang dibandingkan dengan Soekarno dan Soeharto.
Rujukan
(GFD-2021-6907) [SALAH] “Pendukung Habib Rizieq Shihab rela wakafkan nyawa karena Surga telah menanti”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 11/05/2021
Berita
“Emak-Emak Pendukung Habieb Rizieq Shihab Rela Wakafkan Nyawanya Karena Kami Percaya Surga Telah Menanti Kami Dan Kami Jadi Bidadari Nya”
Hasil Cek Fakta
Beredar sebuah postingan berupa hasil tangkapan layar dari sebuah artikel yang diunggah oleh salah satu media online okezone.com
Pada postingan foto yang beredar tersebut diklaim bahwa para ibu pendukung Rizieq rela menyerahkan nyawanya karena surga telah menanti dan mereka adalah Bidadarinya.
Setelah dilakukan penelusuran pada media online terkait, ditemukan fakta bahwa judul artikel yang beredar di media sosial Facebook telah disunting dan ditambahkan. Judul artikel sebenarnya yang diunggah oleh okezone.com adalah “Emak-Emak Pendukung Habib Rizieq Shihab Rela Wakafkan Nyawanya”.
Dengan demikian informasi yang beredar di Facebook sebagaimana postingan yang beredar tersebut tidak benar, sehingga informasi tersebut masuk dalam kategori konten yang dimanipulasi.
Pada postingan foto yang beredar tersebut diklaim bahwa para ibu pendukung Rizieq rela menyerahkan nyawanya karena surga telah menanti dan mereka adalah Bidadarinya.
Setelah dilakukan penelusuran pada media online terkait, ditemukan fakta bahwa judul artikel yang beredar di media sosial Facebook telah disunting dan ditambahkan. Judul artikel sebenarnya yang diunggah oleh okezone.com adalah “Emak-Emak Pendukung Habib Rizieq Shihab Rela Wakafkan Nyawanya”.
Dengan demikian informasi yang beredar di Facebook sebagaimana postingan yang beredar tersebut tidak benar, sehingga informasi tersebut masuk dalam kategori konten yang dimanipulasi.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Fachrun Nisa (Universitas Muhammadiyah Luwuk).
Judul artikel tersebut telah disunting.
Judul artikel tersebut telah disunting.
Rujukan
(GFD-2021-6906) [SALAH] Indonesia berduka, 10 Dokter meninggal pada hari yang sama akibat terinfeksi Covid-19
Sumber: whatsapp.comTanggal publish: 11/05/2021
Berita
“*Breaking News*Indonesia *berduka*Telah berpulang :
1. dr.Felicia Tanzil, SpKFR (Majalengka)
2.Dr.Ananto Prasetya Hadi(Ka Humas RSCM).
2. Dr. Fuad Mahfuzd, Sp. THT.
3. Kol Ckm Dr. Sjahruddin, Sp. THT-KL .
4. Dr.Oki Alfian bin H.Alamsyah.
5. Dr.Dharma Widya ( Direktur RSUD Aceh Timur )
6. Dr. Gatot Soeryo Koesumo, PFK, MM ( Direktur RS Aulia Jagakarsa) , Jakarta
7. dr. Wahyuning Saraswati ( Bogor)
8. dr Redy ( WaDir RSUD Banjar)
9. Prof.dr Dadang Hawari SpKJ10. Kol.CKM DR Is Priyadi (16.38) di RSPAD. Alumnus FK UNAIR 84.
*Padahal mereka sdh melakukan Vaksin*Dalam waktu 24 jam, Indonesia kehilangan 10 Dokter karena COVID-19.Sungguh kehilangan besar bagi bangsa Indonesia…”
Dokter yang meninggal karena covid-19
1. Berita meninggalnya 10 dokter
1. dr.Felicia Tanzil, SpKFR (Majalengka)
2.Dr.Ananto Prasetya Hadi(Ka Humas RSCM).
2. Dr. Fuad Mahfuzd, Sp. THT.
3. Kol Ckm Dr. Sjahruddin, Sp. THT-KL .
4. Dr.Oki Alfian bin H.Alamsyah.
5. Dr.Dharma Widya ( Direktur RSUD Aceh Timur )
6. Dr. Gatot Soeryo Koesumo, PFK, MM ( Direktur RS Aulia Jagakarsa) , Jakarta
7. dr. Wahyuning Saraswati ( Bogor)
8. dr Redy ( WaDir RSUD Banjar)
9. Prof.dr Dadang Hawari SpKJ10. Kol.CKM DR Is Priyadi (16.38) di RSPAD. Alumnus FK UNAIR 84.
*Padahal mereka sdh melakukan Vaksin*Dalam waktu 24 jam, Indonesia kehilangan 10 Dokter karena COVID-19.Sungguh kehilangan besar bagi bangsa Indonesia…”
Dokter yang meninggal karena covid-19
1. Berita meninggalnya 10 dokter
Hasil Cek Fakta
Telah beredar di media sosial WhatsApp sebuah broadcast yang berisi informasi terkait 10 Dokter Indonesia yang diklaim meninggal akibat terinfeksi Covid-19 di hari yang sama diklaim pula bahwa kesepuluh Dokter tersebut sebelumnya telah melakukan suntik Vaksin.
Setelah dilakukan penelusuran, isi pesan berantai yang beredar tersebut salah.
Ada beberapa fakta yang ditemukan, fakta pertama berkaitan dengan waktu meninggalnya kesepuluh Dokter tersebut yang diklaim meninggal pada hari yang sama nyatanya tidak benar, 5 Dokter di antaranya meninggal di bulan September sementara yang lainnya meninggal di bulan Desember. Sebagaimana data yang diunggah pada kanal https://nakes.laporcovid19.org/, dr. H. Ananto Prasetya Hadi, MKK meninggal dunia pada 12 September 2020. Sementara dr Dharma Widya meninggal dunia pada 8 September 2020.Selain itu Prof. DR. dr. H. Dadang Hawari, SpKJ(K) meninggal dunia pada 3 Desember 2020. Sedangkan Kolonel Ckm dr. Is Priyadi berpulang pada 3 Desember 2020.
Fakta kedua terkait kesepuluh Dokter tersebut telah disuntik Vaksin, faktanya pada rentan waktu bulan September sampai Desember 2020 pemerintah Indonesia belum melakukan program Vaksin, vaksin baru disebarluaskan di masyarakat pada 13 Januari 2021.
Adapun yang penerima vaksin pertama kali yaitu pada Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan baru kemudian dilanjutkan oleh Tenaga Medis pada keesokan harinya tepatnya tanggal 14 Januari 2021.
Dengan demikian informasi yang beredar di WhatsApp tersebut terkait 10 Dokter yang meninggal di hari yang sama akibat Covid-19 tersebut tidak benar, sehingga informasi tersebut masuk dalam kategori konten yang menyesatkan.
Setelah dilakukan penelusuran, isi pesan berantai yang beredar tersebut salah.
Ada beberapa fakta yang ditemukan, fakta pertama berkaitan dengan waktu meninggalnya kesepuluh Dokter tersebut yang diklaim meninggal pada hari yang sama nyatanya tidak benar, 5 Dokter di antaranya meninggal di bulan September sementara yang lainnya meninggal di bulan Desember. Sebagaimana data yang diunggah pada kanal https://nakes.laporcovid19.org/, dr. H. Ananto Prasetya Hadi, MKK meninggal dunia pada 12 September 2020. Sementara dr Dharma Widya meninggal dunia pada 8 September 2020.Selain itu Prof. DR. dr. H. Dadang Hawari, SpKJ(K) meninggal dunia pada 3 Desember 2020. Sedangkan Kolonel Ckm dr. Is Priyadi berpulang pada 3 Desember 2020.
Fakta kedua terkait kesepuluh Dokter tersebut telah disuntik Vaksin, faktanya pada rentan waktu bulan September sampai Desember 2020 pemerintah Indonesia belum melakukan program Vaksin, vaksin baru disebarluaskan di masyarakat pada 13 Januari 2021.
Adapun yang penerima vaksin pertama kali yaitu pada Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan baru kemudian dilanjutkan oleh Tenaga Medis pada keesokan harinya tepatnya tanggal 14 Januari 2021.
Dengan demikian informasi yang beredar di WhatsApp tersebut terkait 10 Dokter yang meninggal di hari yang sama akibat Covid-19 tersebut tidak benar, sehingga informasi tersebut masuk dalam kategori konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Fachrun Nisa (Universitas Muhammadiyah Luwuk).
Kesepuluh Dokter tersebut tidak meninggal pada hari yang bersamaan.
Kesepuluh Dokter tersebut tidak meninggal pada hari yang bersamaan.
Rujukan
Halaman: 4993/6140