• (GFD-2020-5867) [SALAH] Video Perawat Pingsan Setelah Mendapat Vaksin Covid-19, Potensi Genosida Massal

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 20/12/2020

    Berita

    Di Amerika Serikat, seorang perawat di CHI Memorial Hospital bernama Tiffany Dover, sempat pingsan saat wawancara televisi sesaat setelah disuntik Vaksin Covid Pfizer-BioNTech.
    Promo yg buruk utk vaksin pfizer nih 🙄”

    “Watch this Nurse pass out after receiving the COVID vaccine. It’s so safe though, right? This will become a mass genocide if people continue to follow these rabid dictators.”

    Terjemahan Narasi:
    “Tonton perawat ini pingsan setelah menerima vaksin Covid. Sangat terlihat aman kan? Ini akan menjadi genosida massal jika orang terus mengikuti diktator gila ini”
    = = = = =

    vaksin massal

    Hasil Cek Fakta

    Beredar video di media sosial seorang perawat yang pingsan setelah mendapat suntik vaksin Covid-19 dengan narasi yang menyebut potensi genosida massal.

    Perawat dalam video, Tiffany Dover, dari CHI Memorial Hospital di Chattanooga, Tennessee, adalah salah satu dari lima orang pertama yang menerima vaksin Pfizer-BioNTech. Setelah beberapa menit kemudian saat wawancara, Dover merasa pusing dan pingsan. Seorang dokter yang berdiri d ibelakang menangkapnya saat dia terjatuh. Namun postingan tidak memasukkan fakta bahwa Dover kembali berdiri tak lama setelah pingsan.

    Dia dengan cepat pulih dan mengatakan baik-baik saja. Dover mengatakan bahwa dirinya memiliki kondisi medis di mana ia sering pingsan saat merasakan sakit. Alhasil, Dover mengaku tidak heran sampai pingsan usai menerima vaksin.

    “Saya memiliki riwayat respons vagal yang terlalu reaktif dan karena itu jika saya mengalami rasa sakit dari apa pun, ‘hangnail’ atau jika jari saya tertusuk, saya bisa pingsan,” ujarnya diterjemahkan dari wrcbtv.com, 17 Desember 2020.

    Respon vagal (disebut juga Episode Vasovagal) merupakan penurunan mendadak pada denyut jantung dan tekanan darah yang dapat menyebabkan pingsan. Gejala lain termasuk pucat, mual, atau berkeringat. Respon vagal dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti kecemasan, stres, ketegangan, lama berdiri, kepanasan, atau melihat darah.

    The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menjelaskan di situs webnya bahwa tidak jarang orang pingsan setelah vaksinasi. Para ilmuwan menyimpulkan bahwa perawat tersebut pingsan bukan diakibatkan bahan yang terkandung dalam vaksin, melainkan akibat rasa sakit yang ditimbulkan oleh suntikan.

    Dari penelusuran di atas, diketahui penyebab dari pingsannya perawat karena memiliki riwayat kondisi medis yang disebut ‘respon vagal’ yang reaktif. Pingsan saat proses vaksinasi merupakan hal yang biasa diakibatkan ketegangan, kecemasan atau rasa sakit. Sehingga status tersebut masuk kategori Konten yang Menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Rizqi Abdul Azis (Anggota Komisarian MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia).

    Bukan karena bahan dalam vaksin. Perawat mengatakan dirinya mempunyai riwayat medis yang menyebabkan dia mudah pingsan ketika menerima rangsangan seperti rasa sakit dan bukan karena bahan yang terkandung dalam vaksin.

    Rujukan

  • (GFD-2020-5866) [SALAH] Kebijakan Lockdown dan Menjaga Jarak Merupakan Strategi untuk Mencegah Revolusi

    Sumber: instagram.com
    Tanggal publish: 20/12/2020

    Berita

    “Tidak banyak orang yang mengerti bahwa kebijakan “social distancing” ini tidak ada kaitannya dengan “keamanan”. Ini merupakan sebuah usaha untuk merusak hubungan antar-manusia yang merupakan elemen penting dalam kehidupan bermasyarakat. Strategi pecah belah mereka sangat jelas dan orang-orang masih saja (emotikon zombie)(emotikon zombie)”

    NARASI DALAM GAMBAR:
    “Bagaimana bibit-biti revolusi ditanamkan.
    Kita bertemu di tempat minum…
    Kita bertemu di restoran..
    Kita bertemu di Gereja.

    Apakah sekarang paham tentang strategi penyelesaiannya?”

    Hasil Cek Fakta

    Pengguna Instagram project_knowledge mengunggah sebuah foto (17/12) yang berisi tentang cara bibit-bibit revolusi pada zaman dahulu ditanamkan. Unggahan foto tersebut juga disertai dengan keterangan yang menyatakan bahwa kebijakan lockdown dan menjaga jarak yang diterapkan oleh pemerintah dunia di masa pandemi Covid-19 ini bukan merupakan usaha untuk menjaga keamanan dan keselamatan warga, melainkan merupakan strategi pemerintah untuk mencegah revolusi.

    Melansir dari who.int, kebijakan lockdown dan menjaga jarak merupakan cara paling efektif untuk menekan angka persebaran Covid-19. Hal ini dikarenakan virus penyebab Covid-19 ditularkan melalui percikan air liur yang berasal dari saluran pernapasan dan keluar melalui hidung atau mulut ketika seseorang yang terinfeksi Covid-19 batuk, bersin, maupun berbicara. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) juga menegaskan pentingnya menjaga jarak untuk mengurangi resiko penularan Covid-19.

    Informasi dengan topik serupa juga pernah dimuat dalam situs Reuters dengan judul artikel ‘Fact check: Lockdowns and Social Distancing Measures Are Not A Ploy to Suppress Revolution’ dan mengategorikannya sebagai false.

    Dengan demikian, keterangan yang diunggah oleh pengguna Instagram project_knowledge tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini (Universitas Diponegoro).

    Informasi yang salah. Faktanya, WHO dan CDC telah menegaskan bahwa kebijakan lockdown dan menjaga jarak merupakan cara yang paling efektif untuk menekan angka persebaran Covid-19. Hal ini disebabkan karena Covid-19 mudah tersebar melalui kontak jarak dekat antara satu orang dengan yang lain.

    Rujukan

  • (GFD-2020-5865) [SALAH] Foto Bupati Gowa dengan Narasi Lockdown Tanggal 19-27 Desember

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 20/12/2020

    Berita

    “Hasil Rapat Pimpinan insya Allah Kita akan lockdown mulai tanggal 19 Desember 2020 – 27 Desember 2020, pengumuman resmi akan menyusul dan diminta tetap bekerja dari rumah dan diminta untuk tidak keluar daerah terutama pergi rekreasi”.

    Hasil Cek Fakta

    Beredar pesan berantai di media sosial yang berisi informasi lockdown tanggal 19 – 27 Desember 2020. Pesan tersebut melampirkan foto Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan.

    Pemerintah Kabupaten Gowa melalui Kepala Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian Kabupaten Gowa, Arifuddin Saeni menyatakan informasi tersebut tidak benar. Ia mengatakan terjadi peningkatan kasus positif Covid-19 di Gowa, Sulawesi Selatan sehingga masyarakat diharuskan mematuhi protokol kesehatan dengan disiplin menggunakan masker, jaga jarak, rajin cuci tangan dan tidak berkerumun. Kendati demikian, Pemkab tidak berencana untuk melakukan lockdown pada tanggal 19 – 27 Desember 2020.

    “Untuk lockdown tidak ada. Pak Bupati dan Wabup hanya mengingatkan untuk meningkatkan kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan untuk memutus mata rantai penularan Covid-19,” ujar Arifuddin dilansir dari humas.gowakab.go.id, 18 Desember 2020.

    Menurutnya jika nanti akan diberlakukan lockdown, Pemerintah Gowa akan melakukan sosialisasi secara resmi, tidak melalui pesan berantai yang beredar. Lebih lanjut, Arifuddin mengimbau agar masyarakat agar selalu mematuhi protokol kesehatan yang berlaku di masyarakat.

    Sementara itu, foto Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan yang dicatut bukan membahas perihal lockdown. Foto tersebut diambil ketika Adnan memimpin rapat perihal Pilkada 2020 bersama para pimpinan SKPD dan para camat lingkup Pemkab Gowa di Baruga Karaeng Galesong, Kantor Bupati Gowa, Senin 7 September 2020. Sehingga dari penelusuran di atas, pesan berantai tersebut masuk kategori Konten Palsu.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Rizqi Abdul Azis (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia).

    Pemerintah Kabupaten Gowa mengatakan informasi tentang lockdown tidak benar. Selain itu foto Bupati Gowa yang dilampirkan bukan sedang membahas tentang lockdown maupun Covid-19, namun perihal Pilkada 2020.

    Rujukan

  • (GFD-2020-5864) [SALAH] Foto “Jumat Barokah… Sebelum Jihad Malakin Dulu”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 19/12/2020

    Berita

    Akun Grace Paulyna (fb.com/grace.paulyna) mengunggah sebuah gambar pada Jumat, 18 Desember 2020 dengan narasi sebagai berikut:

    “JIHAD ape MALAK sopir ?”

    Foto itu memperlihatkan dua orang menggunakan baju bertuliskan FPI sedang meminta sumbangan ke sejumlah truk yang melintas di jalan raya. Di foto itu juga terdapat narasi “JUMAT BAROKAH…SEBELUM JIHAD MALAKIN DOLO”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran Tim Cek Fakta, klaim adanya foto anggota FPI melakukan pemalakan terhadap sopir sebelum jihad adalah klaim yang salah.

    Faktnya, bukan pemalakan. Foto itu adalah ketika DPW FPI Kabupaten Morowali, Sulawasi Tengah menggelar aksi penggalangan dana untuk korban banjir bandang yang terjadi di Sulawesi Selatan pada Januari 2019.

    Foto yang identik dimuat di situs kailipost.com pada 28 Januari 2019 Artikel itu berjudul “FPI Morowali Galang Dana Banjir Sulsel”.

    Dilansir dari Medcom.id, Penggalangan dana itu dipimpin langsung ketua DPD FPI Sulawesi Tengah, Ustaz Sugianto Kaimudin. Aksi tersebut berpusat di lampu merah perkantoran Bumi Fonuasingko. Hadir dalam kesempatan itu sejumlah pengurus dan Laskar Pembela Islam (LPI).

    “Di hari pertama yang hanya berlangsung sekira 3 jam itu, terkumpul dana kurang lebih Rp11 juta,” tulis Kailipost.com dalam laporannya.

    Rujukan