Akun Makedah Boyce (fb.com/makedahboyce) mengunggah sebuah video dengan narasi sebagai berikut:
“5G antenna inside of your masks” atau yang jika diterjemahkan: “Antena 5G di dalam masker Anda”
Di video yang ia unggah, menampilkan seseorang yang sedang menjukkan sebuah kawat dan masker.
“Yes, indeed. The antenna killer, 5G antenna killer, that’s inside the masks that they are telling everybody to wear” atau yang jika diterjemahkan : “Ya memang. Antena pembunuh, antena 5G pembunuh yang ada di dalam masker yang mereka perintahkan untuk dipakai semua orang” kata orang di video itu.
(GFD-2020-4490) [SALAH] “Antena 5G di dalam masker Anda”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 29/07/2020
Berita
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa ada antena 5G di dalam masker adalah klaim yang menyesatkan.
Faktanya, kawat di masker itu bukan antena, kawat di masker itu sebatas kawat yang membantu masker bedah bisa dikenakan lebih rapat di wajah, terutama di bagian hidung. Tanpa kawat itu, masker bahkan mudah sekali kendur oleh embusan napas pengguna.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan sejumlah pakar kesehatan, satu-satunya fungsi dari strip logam itu adalah untuk meningkatkan efek melindungi pada masker medis.
Dalam video WHO yang menjelaskan cara mengenakan masker medis, Dr. April Baller, pakar pengendalian infeksi dari organisasi tersebut, mengatakan, “Temukan bagian atas dari masker, bagian itu biasanya ditandai dengan adanya strip logam.” Baller menginstruksikan para pengguna untuk memakai masker kemudian menambahkan, “Cubit strip logam itu untuk menyesuaikannya dengan bentuk hidung Anda.”
Dalam sebuah video dari program Bloomberg QuickTake News, Seto Wing Hong, salah satu direktur di Pusat Kolaborasi Bidang Epidemiologi dan Pengendalian Penyakit Menular WHO, menunjukkan bagian atas masker dan mengatakan, “Bisakah Anda melihat ini? Strip logam yang kuat, kecil, dan tebal ini? Ini untuk menunjukkan bahwa Anda harus meletakkannya di atas. Mengapa? Karena saat Anda mengenakan masker, Anda perlu menekannya sampai menjepit hidung Anda, lalu Anda menarik masker ke bawah.”
Strip logam pada masker bedah memungkinkan masker itu untuk “dibentuk sesuai dengan hidung penggunanya agar lebih nyaman dipakai,” menurut juru bicara 3M, produsen alat pelindung diri (APD), seperti dikutip Reuters.
Terkait risiko kesehatan dari 5G, WHO pada Februari lalu mengatakan melalui situs webnya bahwa “setelah melakukan banyak penelitian, tidak ada dampak kesehatan yang merugikan terkait dengan paparan teknologi nirkabel.
Faktanya, kawat di masker itu bukan antena, kawat di masker itu sebatas kawat yang membantu masker bedah bisa dikenakan lebih rapat di wajah, terutama di bagian hidung. Tanpa kawat itu, masker bahkan mudah sekali kendur oleh embusan napas pengguna.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan sejumlah pakar kesehatan, satu-satunya fungsi dari strip logam itu adalah untuk meningkatkan efek melindungi pada masker medis.
Dalam video WHO yang menjelaskan cara mengenakan masker medis, Dr. April Baller, pakar pengendalian infeksi dari organisasi tersebut, mengatakan, “Temukan bagian atas dari masker, bagian itu biasanya ditandai dengan adanya strip logam.” Baller menginstruksikan para pengguna untuk memakai masker kemudian menambahkan, “Cubit strip logam itu untuk menyesuaikannya dengan bentuk hidung Anda.”
Dalam sebuah video dari program Bloomberg QuickTake News, Seto Wing Hong, salah satu direktur di Pusat Kolaborasi Bidang Epidemiologi dan Pengendalian Penyakit Menular WHO, menunjukkan bagian atas masker dan mengatakan, “Bisakah Anda melihat ini? Strip logam yang kuat, kecil, dan tebal ini? Ini untuk menunjukkan bahwa Anda harus meletakkannya di atas. Mengapa? Karena saat Anda mengenakan masker, Anda perlu menekannya sampai menjepit hidung Anda, lalu Anda menarik masker ke bawah.”
Strip logam pada masker bedah memungkinkan masker itu untuk “dibentuk sesuai dengan hidung penggunanya agar lebih nyaman dipakai,” menurut juru bicara 3M, produsen alat pelindung diri (APD), seperti dikutip Reuters.
Terkait risiko kesehatan dari 5G, WHO pada Februari lalu mengatakan melalui situs webnya bahwa “setelah melakukan banyak penelitian, tidak ada dampak kesehatan yang merugikan terkait dengan paparan teknologi nirkabel.
Kesimpulan
Bukan antena, kawat di masker itu sebatas kawat yang membantu masker bedah bisa dikenakan lebih rapat di wajah, terutama di bagian hidung. Tanpa kawat itu, masker bahkan mudah sekali kendur oleh embusan napas pengguna.
Rujukan
- https://www.liputan6.com/global/read/4316994/viral-kawat-dalam-masker-medis-disebut-antena-5g-pembunuh-ini-faktanya
- https://www.jawapos.com/hoax-atau-bukan/28/07/2020/strip-logam-di-masker-medis-bukan-antena-5g/
- https://www.reuters.com/article/uk-factcheck-metal-strip-medical-masks-5/fact-check-metal-strip-in-medical-masks-is-not-a-5g-antenna-idUSKBN24A2O1
(GFD-2020-4489) [SALAH] “KASAD klarifikasi, anggota TNI di bandung ternyata rata2 membantah Positif kena Covid 19”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 29/07/2020
Berita
Akun Anyta Putry (fb.com/lana.firmansyah.9) mengunggah sebuah video berita milik iNews.id dengan narasi sebagai berikut:
“Pak KASAD klarifikasi….!!!!
setelah 1300 lebih anggota TNI di bandung dinyatakan Positif Corona Pak Andika KROSCEK langsung secara acak pada anggota nya , apa benar kena Covid ..??
ternyata rata2 membantah Positif kena Covid 19!!….
jadii Covid ituu sebenarnya…………???
waspada Pesantren &TNI mulai di gembosin, PKI benar2 sedang beraksi… dan mrka sangat jahaaat sekali”
“Pak KASAD klarifikasi….!!!!
setelah 1300 lebih anggota TNI di bandung dinyatakan Positif Corona Pak Andika KROSCEK langsung secara acak pada anggota nya , apa benar kena Covid ..??
ternyata rata2 membantah Positif kena Covid 19!!….
jadii Covid ituu sebenarnya…………???
waspada Pesantren &TNI mulai di gembosin, PKI benar2 sedang beraksi… dan mrka sangat jahaaat sekali”
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran Tim CekFakta Tempo, klaim bahwa anggota TNI di bandung ternyata rata-rata membantah positif terkena Covid-19 adalah klaim yang menyesatkan.
Faktanya, bukan membantah, tapi menyatakan mereka tidak ada gejala secara fisik. Tidak terdapat pernyataan dari ketiganya yang membantah telah positif Covid-19 ketika ditanyai Kasad TNI Jenderal TNI Andika Perkasa. Siswa dan pelatih Secapa AD yang dinyatakan positif Covid-19 memang mencapai 1.262 orang. Namun, hanya 17 orang yang dirawat di rumah sakit. Sisanya berstatus orang tanpa gejala (OTG).
Video yang diunggah oleh akun Anyta Putry itu memang bersumber dari kanal YouTube milik situs media iNews.id, iNews Portal. Video yang dibagikan pada 11 Juli 2020 itu diberi judul “Dikunjungi KSAD, Siswa Positif Covid-19 di Secapa Mengaku Sehat Secara Fisik Namun Merasa Sedih”. Dalam video berdurasi 4 menit 52 detik tersebut, Kasad TNI Andika menanyakan kondisi tiga siswa Secapa AD setelah dinyatakan positif Covid-19.
Berikut transkripnya:
Andika: Oke, kita pernah kordinasi soal saya akan tanya ke Zakiyah?
Zakiyah: Siap, tidak.
Andika: Belum pernah ya?
Zakiyah: Siap, belum pernah.
Andika: Coba, saya ingin tahu, harus jujur ya Zakiyah, apa yang dirasakan setelah positif Covid-19?
Zakiyah: Siap, yang dirasakan saat kami dinyatakan positif Covid-19 adalah, pertama, kami merasa sehat Jenderal, tidak ada keluhan flu, demam, atau pun yang lain-lain.
Andika: Jadi, sama sekali tidak ada yang dirasakan ya?
Zakiyah: Siap, tidak ada Jenderal.
Pertanyaan yang sama juga diajukan oleh Andika kepada dua siswa lainnya, yakni Dede dan Aditya. Jawaban mereka sama dengan Zakiyah, yakni tidak merasakan keluhan secara fisik. Keduanya pun merasa sedih setelah dinyatakan positif Covid-19.
Kunjungan Andika ke Secapa AD ini juga diberitakan oleh Tempo. Andika mengatakan terungkapnya siswa Secapa AD yang tertular Covid-19 terjadi secara tidak disengaja. “Jadi, tepatnya dua minggu lalu, ada laporan pertama dari Komandan Secapa AD kepada saya. Diawali ketidaksengajaan,” kata dia di Makodam III/Siliwangi, Bandung, pada 11 Juli 2020. Andika menjelaskan klaster Covid-19 Secapa AD berawal dari berobatnya dua siswa ke Rumah Sakit Dustira, Cimahi. “Yang satu keluhan karena bisul, demam karena adanya infeksi, dan satu lagi masalah tulang belakang atau HMP. Tapi ternyata, saat mereka di-swab, positif,” ujar Andika.
Dilansir dari BBC Indonesia, sebanyak 1.262 siswa dan pelatih Secapa AD dinyatakan positif Covid-19. Dari jumlah itu, hanya 17 orang yang dirawat di rumah sakit, sementara sisanya yang berstatus orang tanpa gejala (OTG) menjalani isolasi di Secapa AD.
Berdasarkan arsip berita Tempo pada 29 Juni 2020, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Doni Monardo pernah menyatakan bahwa kasus positif Covid-19 di Indonesia didominasi oleh OTG. Karena itu, menurut Doni, penyebaran virus dari OTG harus benar-benar diwaspadai.
“Faktanya, di negara kita, lebih dari 70 persen. Bahkan, beberapa daerah ada yang mendekati 90 persen, mereka yang tidak ada gejala, positif Covid-19,” kata Doni usai rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, pada 29 Juni 2020.
Dilansir dari berita di Kompas.com pada 13 Juni 2020, OTG diartikan sebagai mereka yang tidak bergejala dan memiliki risiko tertular dari orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 tapi memiliki kontak erat. Karena tidak dapat diketahui secara kasat mata, OTG sulit terdeteksi. OTG juga kerap disebut asimptomatik, berarti seseorang yang telah terinfeksi virus, namun tidak merasa sakit atau mengalami gejala apa pun. Meskipun begitu, menurut WHO, OTG dapat menularkan Covid-19. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan tingkat penularannya.
Orang yang tidak bergejala ini dapat melepaskan virus dengan berbagai cara, termasuk melalui meludah, batuk, dan bersin. Infeksi juga dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan orang lain atau dengan mencemari suatu permukaan atau benda. “Ketika Anda berbicara, kadang-kadang Anda akan meludah sedikit,” ujar Anne Rimoin, profesor epidemiologi di School of Public Health Universitas California Los Angeles.
Faktanya, bukan membantah, tapi menyatakan mereka tidak ada gejala secara fisik. Tidak terdapat pernyataan dari ketiganya yang membantah telah positif Covid-19 ketika ditanyai Kasad TNI Jenderal TNI Andika Perkasa. Siswa dan pelatih Secapa AD yang dinyatakan positif Covid-19 memang mencapai 1.262 orang. Namun, hanya 17 orang yang dirawat di rumah sakit. Sisanya berstatus orang tanpa gejala (OTG).
Video yang diunggah oleh akun Anyta Putry itu memang bersumber dari kanal YouTube milik situs media iNews.id, iNews Portal. Video yang dibagikan pada 11 Juli 2020 itu diberi judul “Dikunjungi KSAD, Siswa Positif Covid-19 di Secapa Mengaku Sehat Secara Fisik Namun Merasa Sedih”. Dalam video berdurasi 4 menit 52 detik tersebut, Kasad TNI Andika menanyakan kondisi tiga siswa Secapa AD setelah dinyatakan positif Covid-19.
Berikut transkripnya:
Andika: Oke, kita pernah kordinasi soal saya akan tanya ke Zakiyah?
Zakiyah: Siap, tidak.
Andika: Belum pernah ya?
Zakiyah: Siap, belum pernah.
Andika: Coba, saya ingin tahu, harus jujur ya Zakiyah, apa yang dirasakan setelah positif Covid-19?
Zakiyah: Siap, yang dirasakan saat kami dinyatakan positif Covid-19 adalah, pertama, kami merasa sehat Jenderal, tidak ada keluhan flu, demam, atau pun yang lain-lain.
Andika: Jadi, sama sekali tidak ada yang dirasakan ya?
Zakiyah: Siap, tidak ada Jenderal.
Pertanyaan yang sama juga diajukan oleh Andika kepada dua siswa lainnya, yakni Dede dan Aditya. Jawaban mereka sama dengan Zakiyah, yakni tidak merasakan keluhan secara fisik. Keduanya pun merasa sedih setelah dinyatakan positif Covid-19.
Kunjungan Andika ke Secapa AD ini juga diberitakan oleh Tempo. Andika mengatakan terungkapnya siswa Secapa AD yang tertular Covid-19 terjadi secara tidak disengaja. “Jadi, tepatnya dua minggu lalu, ada laporan pertama dari Komandan Secapa AD kepada saya. Diawali ketidaksengajaan,” kata dia di Makodam III/Siliwangi, Bandung, pada 11 Juli 2020. Andika menjelaskan klaster Covid-19 Secapa AD berawal dari berobatnya dua siswa ke Rumah Sakit Dustira, Cimahi. “Yang satu keluhan karena bisul, demam karena adanya infeksi, dan satu lagi masalah tulang belakang atau HMP. Tapi ternyata, saat mereka di-swab, positif,” ujar Andika.
Dilansir dari BBC Indonesia, sebanyak 1.262 siswa dan pelatih Secapa AD dinyatakan positif Covid-19. Dari jumlah itu, hanya 17 orang yang dirawat di rumah sakit, sementara sisanya yang berstatus orang tanpa gejala (OTG) menjalani isolasi di Secapa AD.
Berdasarkan arsip berita Tempo pada 29 Juni 2020, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Doni Monardo pernah menyatakan bahwa kasus positif Covid-19 di Indonesia didominasi oleh OTG. Karena itu, menurut Doni, penyebaran virus dari OTG harus benar-benar diwaspadai.
“Faktanya, di negara kita, lebih dari 70 persen. Bahkan, beberapa daerah ada yang mendekati 90 persen, mereka yang tidak ada gejala, positif Covid-19,” kata Doni usai rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, pada 29 Juni 2020.
Dilansir dari berita di Kompas.com pada 13 Juni 2020, OTG diartikan sebagai mereka yang tidak bergejala dan memiliki risiko tertular dari orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 tapi memiliki kontak erat. Karena tidak dapat diketahui secara kasat mata, OTG sulit terdeteksi. OTG juga kerap disebut asimptomatik, berarti seseorang yang telah terinfeksi virus, namun tidak merasa sakit atau mengalami gejala apa pun. Meskipun begitu, menurut WHO, OTG dapat menularkan Covid-19. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan tingkat penularannya.
Orang yang tidak bergejala ini dapat melepaskan virus dengan berbagai cara, termasuk melalui meludah, batuk, dan bersin. Infeksi juga dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan orang lain atau dengan mencemari suatu permukaan atau benda. “Ketika Anda berbicara, kadang-kadang Anda akan meludah sedikit,” ujar Anne Rimoin, profesor epidemiologi di School of Public Health Universitas California Los Angeles.
Kesimpulan
Bukan membantah, tapi menyatakan mereka tidak ada gejala secara fisik. Tidak terdapat pernyataan dari ketiganya yang membantah telah positif Covid-19 ketika ditanyai Kasad TNI Jenderal TNI Andika Perkasa.
Rujukan
- https://cekfakta.tempo.co/fakta/919/fakta-atau-hoaks-benarkah-siswa-secapa-ad-bantah-positif-covid-19-di-depan-kasad-tni
- https://www.youtube.com/watch?v=2vvGBojfk68
- https://nasional.tempo.co/read/1364069/cerita-kasad-andika-soal-klaster-covid-19-di-secapa-ad
- https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-53371977
- https://nasional.tempo.co/read/1359204/doni-monardo-70-persen-kasus-positif-di-indonesia-adalah-otg
- https://www.kompas.com/tren/read/2020/06/12/080500965/mengenal-apa-itu-otg-dan-bagaimana-mengujinya?page=all#page2
- https://www.kompas.com/tren/read/2020/06/13/193100665/5-hal-yang-perlu-diketahui-soal-otg-pada-covid-19?page=all
(GFD-2020-4488) [SALAH] “Kapal Kargo Pengangkut Kadrun tenggelam di Laut China Selatan”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 29/07/2020
Berita
Akun Yoga Howedes (fb.com/yoga.fratama.503) mengunggah sebuah gambar yang seolah merupakan artikel berjudul “Kapal Kargo Pengangkut Kadrun tenggelam di Laut China Selatan” yang dimuat di situs CNN pada Minggu, 27 Juli 2020 dan ditulis oleh Andre Nugraha.
Terdapat juga narasi sebagai berikut:
“Kapal Kargo dari Indonesia tujuan ke China dilaporkan tenggelam di Laut China Selatan pada Sabtu malam pukul 22:00 waktu setempat akibat kebocoran lambung Kapal. Kapal tersebut mengangkut Kadrun tujuan China dengan tujuan sebagai objek percobaan Vaksin Covid-19, dimana harga monyet di China sangat mahal sementara harga Kadrun bisa 10 kali lebih murah dari harga monyet. Sampai saat ini masih dalam penyelidikan Otoritas Tiongkok mengenai sebab kecelakaan fatal tersebut.”
Terdapat juga narasi sebagai berikut:
“Kapal Kargo dari Indonesia tujuan ke China dilaporkan tenggelam di Laut China Selatan pada Sabtu malam pukul 22:00 waktu setempat akibat kebocoran lambung Kapal. Kapal tersebut mengangkut Kadrun tujuan China dengan tujuan sebagai objek percobaan Vaksin Covid-19, dimana harga monyet di China sangat mahal sementara harga Kadrun bisa 10 kali lebih murah dari harga monyet. Sampai saat ini masih dalam penyelidikan Otoritas Tiongkok mengenai sebab kecelakaan fatal tersebut.”
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran Tim Cek Fakta Medcom, klaim adanya artikel berjudul “Kapal Kargo Pengangkut Kadrun tenggelam di Laut China Selatan” yang dimuat di situs CNN pada Minggu, 27 Juli 2020 dan ditulis oleh Andre Nugraha adalah klaim yang salah.
Faktanya, gambar itu hasil suntingan atau editan. Tidak ada artikel berita seperti itu di situs CNN Internatonal ataupun CNN Indonesia. Foto kapal yang digunakan adalah kapal yang menabrak karang Astrolabe (Astrolabe Reef) yang terletak di sekitar Selandia Baru pada Oktober 2011.
Medcom juga menelusuri nama Andre Nugraha yang disebut sebagai penulis artikel tersebut di CNN Internatonal. Hasilnya dari dua situs CNN.com dan CNNIndonesia.com, tidak ditemukan informasi tersebut.
Selain itu, hari Minggu bukanlah tanggal 27 Juli 2020, melainkan tanggal 26 Juli 2020.
Faktanya, gambar itu hasil suntingan atau editan. Tidak ada artikel berita seperti itu di situs CNN Internatonal ataupun CNN Indonesia. Foto kapal yang digunakan adalah kapal yang menabrak karang Astrolabe (Astrolabe Reef) yang terletak di sekitar Selandia Baru pada Oktober 2011.
Medcom juga menelusuri nama Andre Nugraha yang disebut sebagai penulis artikel tersebut di CNN Internatonal. Hasilnya dari dua situs CNN.com dan CNNIndonesia.com, tidak ditemukan informasi tersebut.
Selain itu, hari Minggu bukanlah tanggal 27 Juli 2020, melainkan tanggal 26 Juli 2020.
Kesimpulan
Gambar suntingan / editan. Tidak ada artikel berita seperti itu di situs CNN Internatonal ataupun CNN Indonesia. Foto kapal yang digunakan adalah kapal yang menabrak karang Astrolabe (Astrolabe Reef) yang terletak di sekitar Selandia Baru pada Oktober 2011.
Rujukan
(GFD-2020-4487) [SALAH] Awas Hati-hati Apa Yang Disemprotkan FPI Adalah Virus Corona
Sumber: facebook.comTanggal publish: 29/07/2020
Berita
“AWAS HATI2 YANG DIMSEMPROTKAN FPI ADALAH VIRUS CORONA!!!!!”
Hasil Cek Fakta
Akun facebook bernama Maverick mengunggah sebuah foto dengan narasi “AWAS HATI2 YANG DIMSEMPROTKAN FPI ADALAH VIRUS CORONA!!!!!”. Dalam foto terlihat 2 anggota FPI tengah menyemprot cairan yang diklaim akun Maverick adalah virus corona.
Berdasarkan penelusuran, dilansir dari website milik FPI, foto tersebut merupakan foto Relawan HILMI-FPI (Hilal Merah Indonesia – Front Pembela Islam) Kota Makassar yang berlanjut melakukan penyemprotan cairan disinfektan ke sejumlah Masjid. (Ahad, 22/3/2020).
Hari ke-2 Ahad, 22 Maret 2020 kembali Relawan HILMI-FPI Kota Makassar melakukan Kegiatan penyemprotan disinfektan dan pembersihan Tempat Ibadah (Masjid) guna mencegah penyebaran Virus Corona.
Kali ini Penyemprotan dilakukan di 6 Masjid antara lain yaitu :
Masjid Al-Mutazam Minasa Upa
Masjid Al-Ikhlas BTN Minasa Upa
Masjid Permata Hijau Aroepala
Masjid Darul Mubarakah Rappokalling
Masjid Nurul Ittihad Urip Sumoharjo
Masjid Daaruttaubah BTN paropo.
Kegiatan ini dikomandoi oleh Ust. Ilham Al-Miqdad dimana dalam penyampaiannya berharap FPI tetap Istiqomah menjadi Pelayan Ummat dan Pembela Agama.
Berdasarkan penelusuran, dilansir dari website milik FPI, foto tersebut merupakan foto Relawan HILMI-FPI (Hilal Merah Indonesia – Front Pembela Islam) Kota Makassar yang berlanjut melakukan penyemprotan cairan disinfektan ke sejumlah Masjid. (Ahad, 22/3/2020).
Hari ke-2 Ahad, 22 Maret 2020 kembali Relawan HILMI-FPI Kota Makassar melakukan Kegiatan penyemprotan disinfektan dan pembersihan Tempat Ibadah (Masjid) guna mencegah penyebaran Virus Corona.
Kali ini Penyemprotan dilakukan di 6 Masjid antara lain yaitu :
Masjid Al-Mutazam Minasa Upa
Masjid Al-Ikhlas BTN Minasa Upa
Masjid Permata Hijau Aroepala
Masjid Darul Mubarakah Rappokalling
Masjid Nurul Ittihad Urip Sumoharjo
Masjid Daaruttaubah BTN paropo.
Kegiatan ini dikomandoi oleh Ust. Ilham Al-Miqdad dimana dalam penyampaiannya berharap FPI tetap Istiqomah menjadi Pelayan Ummat dan Pembela Agama.
Kesimpulan
Bukan virus corona. Foto tersebut merupakan kegiatan Relawan HILMI-FPI (Hilal Merah Indonesia – Front Pembela Islam) Kota Makassar yang melakukan penyemprotan Disinfektan ke sejumlah Masjid. (Ahad, 22/3/2020).
Rujukan
Halaman: 4978/5547