• (GFD-2021-7912) [SALAH] Gambar “Inilah Cerita Dari Tragedi Satelit Indonesia PALAPA B2 Tahun 1984”

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 29/11/2021

    Berita

    “Ini adalah Astronot Dale Gardner memegang tanda “For Sale”. Sebuah nada Sarkasme untuk satelit Palapa B2 karena dibeli oleh perusahaan Sattel Technologies (California) dari Pemerintah Indonesia ketika satelit ini sedang berada di Orbit. ㅤPalapa B2 sendiri diluncurkan oleh pemerintahIndonesia pada misi STS-41B bulan Februari 1984, sayangnya gagal mencapai orbit geostationer karena masalah roket pendorong. “Sattel Tecnologies” terlihat cukup cerdas melihat peluang dimana kondisi Satelit masih sangat baik. Mereka membeli Satelit Palapa B2 dari Indonesia ketika satelit tersebut masih di Orbit. Dengan kontrak yang tersedia dengan NASA, Perusahaan Sattel menjemput Palapa B2 pada bulan November 1984 dengan Astronot Dale Gardner pada misi STS-51A yang kemudian dibawa kembali ke Bumi.”

    Sattel lalu mengontrak Hughes Aircraft Company (produsen asli satelit ini) dan McDonnell Douglas (penyedia layanan peluncuran) untuk memperbaiki Palapa B2 dan nantinya akan kembali diluncurkan. Namun setelah diperbaiki oleh Hughes Aircraft Company, pemerintah Indonesia kembali ingin membeli Palapa B2, akhirnya perusahaan Perumtel membeli kembali satelit tersebut pada tahun 1990 (tentunya dengan harga yang lebih mahal) dan dinamai ulang Palapa B2-R.ㅤPeluncuran Palapa B2-R akhirnya dilakukan pada April 1990 pada misi Delta-6925-8 dan kali ini sukses. Palapa B2-R mengakhiri masa baktinya pada Desember 2000.Singkatnya indonesia mempunyai satelit terus rusak, lalu di jual dan di perbaiki setelah itu di beli lagi dengan harga yg pastinya mahal.ㅤ
    Sumber : Astronesia Foto by NASAFollow Sains Is Amazing”

    Hasil Cek Fakta

    Beredar postingan dari akun Facebook berupa gambar Astronot Dale Gardner memegang tanda for sale dengan informasi terkait tentang satelit Palapa B2 yang diluncurkan oleh pemerintah gagal mengorbit pada tahun 1984 kemudian dijual karena rusak dan Indonesia kembali membeli satelit tersebut dengan harga yang lebih mahal. Postingan tersebut mendapatkan 1,4 ribu suka, 167 komentar dan 65 kali dibagikan.

    Setelah ditelusuri informasi tersebut keliru. Faktanya, satelit Palapa B2 dijual oleh pihak asuransi. Satelit Palapa B2 adalah satelit kedua atau plan B dari satelit B1 yang diluncurkan pada 18 Juni 1983 melalui pesawat STS Challenger dari Cape Canaveral. Namun satelit Palapa B2 dalam peluncurannya mengalami kegagalan pada 3 Febuari 1984. Satelit ini tidak berhasil mencapai orbit disebabkan oleh kerusakan pada perigee kick motor.

    Suatu proyek satelit memakan biaya yang besar dan memiliki faktor risiko sangat besar, maka dari itu perlu adanya kegiatan asuransi. Begitu pula dengan satelit Palapa B2 juga dijamin asuransi. Saat mengalami kegagalan peluncuran mengakibatkan pihak asuransi membayar klaim asuransi peluncuran sebesar US$.75.000.000 kepada pemerintah Indonesia dan otomatis menjadi milik mereka.

    Selanjutnya pihak asuransi menjual satelit B2 dan dibeli oleh Sattel Technologies (California) saat berada di orbit, kemudian mengontraknya dengan NASA untuk mengambilnya. Sattel juga mengontrak Hughes Aircraft Company (produsen asli) dan McDonnel Douglas (penyedia layanan peluncuran) untuk diperbarui dan diperbaiki.Setelah diperbaiki satelit B2 dibeli kembali oleh Perumtel (Indonesia) yang telah menyelesaikan kesepakatan dengan McDonnell Douglas untuk meluncurkan satelit palapa B2-R (berganti nama dari B2 menjadi B2-R (Recovery)) menggunakan versi komersial dari roket McDonnell Douglas Delta II yang berhasil diluncurkan pada April 1990 dari Cape Canaveral, Amerika Serikat.

    Berdasarkan penjelasan diatas maka informasi yang tertera pada Facebook tersebut adalah keliru dan masuk dalam kategori konteks yang salah.

    Kesimpulan

    hasil periksa fakta Rahmah An Nisaa (Uin Sunan Ampel Surabaya)

    Informasi tersebut adalah keliru, faktanya satelit Palapa B2 dijual oleh pihak asuransi. Ketika satelit gagal mencapai orbit, pihak asuransi membayar klaim ke Indonesia dan satelit tersebut menjadi milik mereka, lalu dibeli oleh Sattel Technologies dan diperbaiki. Setelah diperbaiki, satelit B2 dibeli kembali oleh Indonesia dan berganti nama menjadi satelit Palapa B2-R (Recovery).

    Rujukan

  • (GFD-2021-7911) [SALAH] Gambar “Matahari Terbenam di Bumi Terlihat dari Luar Angkasa”

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 29/11/2021

    Berita

    “This is what sunset on earth looks like from Space”Terjemahan:“Seperti inilah matahari terbenam di bumi dari luar angkasa”

    Hasil Cek Fakta

    Beredar postingan gambar di mesia sosial yang menunjukkan bahwa penampakan matahari terbenam dari luar angkasa. Banyak juga yang mengaitkannya dengan NASA. Salah satu pengunggah di Facebook, postingannya mendapat 3,5 juta suka, 2,2 juta kali dibagikan, dan 169 komentar.

    Namun setelah ditelusuri, gambar dan narasi yang beredar adalah keliru. Faktanya, gambar tersebut merupakan potongan gambar dari video CGI oleh seorang seniman dari Jerman yang diunggah melalui situs marketplace gambar dan video “Pond5”. Dalam situs tersebut video dijelaskan dengan narasi “Sunrise From Space. Earth From Space. Version 2018”, matahari terbit di bumi seperti yang terlihat dari luar angkasa.Lebih lanjut, dilansir dari usatoday.com, juru bicara NASA mengatakan bahwa gambar yang beredar tidak terkait dengan badan antariksa maupun International Space Station (ISS). Seorang astronot Alexander Gerst dalam akun Twitternya membagikan foto matahari terbenam di bumi yang terlihat dari luar angkasa pada tahun 2019 dan berbeda dengan gambar yang beredar.

    Dengan demikian, gambar dengan klaim matahari terbenam di bumi terlihat dari luar angkasa adalah keliru dan masuk dalam kategori konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    hasil periksa fakta Rahmah An Nisaa (Uin Sunan Ampel Surabaya)

    Faktanya, gambar adalah potongan gambar dari sebuah video CGI yang menunjukkan matahari terbit di bumi yang terlihat dari luar angkasa karya seniman Jerman di situs pond5.com.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7910) [SALAH] Akun WhatsApp Wakil Wali Kota Samarinda Rusmadi “+6281937035653”

    Sumber: Whatsapp.com
    Tanggal publish: 29/11/2021

    Berita

    “+6281937035653 : Assalamu’alaikum wr.wbBenar dengan ust. M. Hafidz pengurus Ponspes Shuffah Hizbullah(Wa’alaikumsalam wr wb. Iya betul)Perkenalkan saya Wawako kota Samarinda H. RusmadiSaya mendapatkan amanah dari bapak Wako Samarinda H. Andi HarunBeliau ingin mendonasikan dana bantuan ke seluruh tempat-tempat ibadah dan yayasan yang ada di kota SamarindaDan untuk saat ini donasi bantuan tersebut tertuju kepada Ponpes Shuffah Hizbullah”

    Hasil Cek Fakta

    Beredar akun WhatsApp Wakil Wali Kota Samarinda Rusmadi. Akun tersebut menggunakan nama dan foto profil Rusmadi dan akan memberikan bantuan ke sejumlah rumah ibadah dan yayasan.

    Melalui akun Instagram Diskominfo Samarinda (@diskominfo.samarinda), pihak Diskominfo menyatakan bahwa akun WhatsApp tersebut adalah palsu. Lebih lanjut, pihak Diskominfo juga menambahkan jika Pemerintah Kota Samarinda akan membagikan donasi secara resmi hanya dilakukan pemerintah kota bukan secara pribadi.

    Dengan demikian, diharap warga berhati-hati dan bisa melakukan konfirmasi ke Diskominfo Samarinda terkait hal berbau penipuan. Maka akun WhatsApp yang mengatasnamakan Wakil Wali Kota Samarinda Rusmadi dapat dikategorikan sebagai Konten Tiruan/Imposter Content.

    Kesimpulan

    hasil periksa fakta Rahmah a n ((Uin Sunan Ampel Surabaya)

    Faktanya, melalui akun Instagram @pdiskominfo.samarinda, pihak diskominfo menyatakan bahwa akun Whatsapp tersebut adalah palsu dan warga diimbau untuk berhati-hati dan melaporkan ke Dinas Kominfo Samarinda jika menerima pesan yang berbau penipuan ini.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7909) [SALAH] Swab PCR Merupakan Cara untuk Melakukan Vaksinasi

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 28/11/2021

    Berita

    (narasi diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia)

    “Dr. Lorraine Day. Mereka melakukan vaksinasi terhadap kalian dengan menggunakan uji PCR.”

    Hasil Cek Fakta

    Beredar sebuah narasi oleh akun Facebook Jessica Raylynn yang mengatakan bahwa tes PCR merupakan cara untuk melakukan vaksinasi. Narasi tersebut juga mengunggah video yang berisikan klaim dari dr. Lorraine Day, salah satu dokter dari Amerika Serikat yang mengatakan bahwa tes PCR merupakan bentuk vaksinasi terselubung.

    Setelah melakukan penelusuran, hal tersebut tidak benar. Melansir dari laman berita Kompas, Dr Phionah Atuhebwe dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa tes PCR dengan metode swab bertujuan mengambil sampel untuk mendeteksi keberadaan virus corona. Ia mengatakan bahwa sejauh ini belum ada metode vaksinasi yang dilakukan melalui swab.

    Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh akun Facebook Jessica Raylynn tidak sesuai fakta dan masuk ke dalam kategori misleading content atau konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Nadine Salsabila (Universitas Diponegoro)

    Hal tersebut tidak benar. PCR merupakan cara untuk mengambil sampel keberadaan virus Corona, bukan cara untuk vaksinasi.

    Rujukan