• (GFD-2021-7919) [SALAH] Darah Orang yang Sudah Divaksin COVID-19 Tidak Sehat

    Sumber: Facebook
    Tanggal publish: 30/11/2021

    Berita

    Klaim tentang darah orang yang sudah divaksin COVID-19 menjadi tidak sehat beredar di media sosial. Klaim tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 24 November 2021.

    Akun Facebook tersebut mengunggah video berisi pernyataan seorang wanita yang diklaim sebagai dokter, yakni Zandre Botha. Dia menyebut bahwa darah orang yang sudah divaksin COVID-19 mengalami perubahan dan menjadi rusak.

    "Sel-sel darah merahnya tida dapat berfungsi sama sekali," demikian pernyataan Zandre dalam video.

    Akun Facebook tersebut kemudian mengaitkan bahwa darah orang yang sudah divaksin COVID-19 menjadi tidak sehat dan rusak.

    "Kini di Luar Negeri telah diteliti Sampel Darah yang belum di fuck-seen & Sudah di fuck-seen.

    Ternyata Sampel Darah yang belum di fuck-seen itu SEHAT,

    Tapi yang sudah kena fuck-seen malah darahnya Rusak Berantakan Tak Karuan ‼️

    Semoga ada cara untuk normal kembali 🤲🤦," tulis salah satu akun Facebook.

    Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 502 kali ditonton dan mendapat 16 komentar warganet.

    Hasil Cek Fakta

    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim tentang darah orang yang sudah divaksin COVID-19 menjadi tidak sehat dan rusak. Penelusuran dilakukan dengan menghubungi Juru Bicara Vaksin Covid-19 Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmizi.

    Menurut Nadia, klaim tentang darah orang yang sudah divaksin COVID-19 menjadi tidak sehat adalah hoaks.

    "Ini hoax ya," ungkap Nadia kepada Liputan6.com, Sabtu (27/11/2021).

    Nadia menyebut, darah orang yang sudah divaksin COVID-19 justru memiliki antibodi yang dapat mencegah penularan virus corona.

    "Jadi justru (darah orang yang sudah divaksin) punya antibodi," ucap Nadia.

    Kesimpulan

    Klaim tentang darah orang yang sudah divaksin COVID-19 menjadi tidak sehat adalah hoaks. Juru Bicara Vaksin COVID-19 Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmizi menyebut, darah orang yang sudah divaksin justru memiliki antibodi terhadap virus corona.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7918) [SALAH] Kemendikbud Bagikan Kuota Internet Periode Akhir Tahun 50 GB

    Sumber: WhatsApp
    Tanggal publish: 30/11/2021

    Berita

    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri informasi Kemendikbud bagikan kuota internet periode akhir tahun 50 GB. Kabar tersebut beredar lewat aplikasi percakapan WhatsApp.

    Berikut informasi Kemendikbud bagikan kuota internet periode akhir tahun 50 GB:

    *Ambil 50GB Kuota Internet Free dari Operator! *

    1. Subsidi akan segera berakhir

    2. Buka websitenya dan segera daftarkan nomor ponsel anda untuk mendapatkan 50GB.

    3. Periode Akhir Tahun ! Klik pada link di bawah untuk mendaftar:

    https://www.bagipulsa.my.id/?v=105GigaBytes

    Setelah mendaftar pada link diatas, kuota internet akan disubsidikan setelah 1 jam!"

    Hasil Cek Fakta

    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri informasi Kemendikbud bagikan kuota internet periode akhir tahun 50 GB, dengan menghubungi pihak Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).

    Plt Kepala Pusdatin Kemendikbud, Muhammad Hasan Chabibie mengatakan, infomasi Kemendikbud bagikan kuota internet periode akhir tahun 50 GB hoaks.

    "Hoaks," kata Hasan, saat berbincang dengan Liputan6.com.

    Hasan pun sebelumnya sempat menyatakan, situs resmi tentang bantuan kuota internet bekajar adalah kuota-belajar.kemdikbud.go.id, dengan begitu tautan yang dicantumkan pada informasi tersebut tidak benar.

    "Situs resmi hanya ada di kuota-belajar.kemdikbud.go.id" tutupnya.

    Kesimpulan

    Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, informasi Kemendikbud bagikan kuota internet periode akhir tahun 50 GB tidak benar alias hoaks.

    Besaran kuota yang diberikan Kemendikbud untuk pelajar dan pengajar tidak mencapai 50 GB dan situs resmi tentang bantuan kuota internet belajar adalah kuota-belajar.kemdikbud.go.id.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7917) [SALAH] Link Hadiah Pospay (Pos Indonesia)

    Sumber: Tangkapan Layar Tautan Link
    Tanggal publish: 30/11/2021

    Berita

    link mengatasnamakan Pospay yang merupakan layanan pembayaran milik Pos Indonesia

    Hasil Cek Fakta

    Beredar sebuah link mengatasnamakan Pospay yang merupakan layanan pembayaran milik Pos Indonesia. Link tersebut membagikan hadiah dengan cara mengisi data pada sebuah form yang terdapat pada link tersebut.

    Setelah ditelusuri pada Instagram resmi Pos Indonesia ditemukan klarifikasi langsung bahwa link yang mengatasnamakan Pospay dengan modus membagikan hadiah adalah link palsu. Masyarakat diminta waspada terhadap link palsu yang mengatasnamakan Pos Indonesia dengan dan selalu cek kebenaran melalui akun resmi Pos Indonesia terverifikasi, website resmi www.posindonesia.co.id atau telepon Halopos 1500 161.

    “? WASPADA PENIPUAN!

    Sahabat, kamu harus selalu waspada ya~ terhadap link palsu, mengatasnamakan Pos Indonesia dengan modus hadiah, contohnya ini!

    Kamu harus selalu cek kebenarannya~ bisa via DM akun official Pos Indonesia, cek website resmi di www.posindonesia.co.id atau telepon Halopos 1500 161

    Di ingat selalu ya Sahabat, Waspadalah … waspadalah ?
    .
    . #PosIndonesia #BeritaHoax #Hoax #Penipuan #InfoPos Deliveryourlove.”, bunyi pernyataan Pos Indonesia dalam akun Instagram resmi @posindonesia.ig.

    Dengan demikian link hadiah dari Pospay merupakan hoaks, sehingga masuk dalam konten palsu.

    Kesimpulan

    hasil periksa fakta Rahmah A N (UIN Sunan Ampel Surabaya)

    Link tersebut palsu, Pos Indonesia melalui akun Instagram resminya mengunggah pernyataan bahwa Informasi yang beredar merupakan penipuan atau hoaks. informasi resmi hanya melalui ke akun-akun resmi Pos Indonesia, website resmi di www.posindonesia.co.id atau telepon Halopos 1500 161.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7916) [SALAH] Jepang Menggunakan Ivermectin dan Menghentikan Vaksin untuk Memberantas Virus Covid-19

    Sumber: Media Online
    Tanggal publish: 30/11/2021

    Berita

    “ Japan drops vax rollout, goes to Ivermectin, ENDS COVID almost overnight

    The ongoing COVID-19 nonsense here in the United States exists solely and exclusively because our governments have failed to use the correct treatment. They used so-called “vaccines” when Japan has just proven, in less than ONE MONTH, that Ivermectin can wipe out the disease.”

    Hasil Cek Fakta

    Beberapa waktu lalu sempat beredar informasi yang dimuat dalam salah satu media online bernama Hal Turner Radio show yang menjelaskan tentang keberhasilan Jepang untuk menangani Covid-19 selama satu bulan dengan menggunakan Ivermectin sebagai obat yang diklaim mampu melenyapkan Covid-19 di Jepang. Dikatakan pula bahwa Pemerintah Jepang juga telah memberhentikan distribusi dan penggunaan vaksin di Jepang karena telah beralih untuk menggunakan Ivermectin sebagai obat yang digunakan untuk mengobati Covid-19.

    Melansir dari japan.kantei.go.jp, yaitu situs web Kantor Perdana Menteri Jepang, Pemerintah Jepang hingga tanggal 21 November 2021 masih memberikan dosis vaksin kepada seluruh masyarakat Jepang, baik itu dosis vaksin pertama maupun dosis vaksin kedua. Selain itu, melansir dari ourworldindata.org, yaitu situs publikasi online ilmiah yang berfokus pada masalah global besar seperti kemiskinan, penyakit, kelaparan, perubahan iklim, perang, risiko eksistensial, dan ketidaksetaraan. Penerima vaksin di Jepang terus mengalami peningkatan, bahkan apabila dibandingkan dengan persentse pada satu minggu sebelumnya, yaitu pada tanggal 14 November 2021, penerima dosis vaksin di Jepang berada pada angka 78.7%, tetapi pada tanggal 21 November 2021 persentasenya meningkat mejadi 79.0%. Hal tersebut menandakan bahwa Pemerintah Jepang masih memberikan dosis vaksin bagi masyarakatnya.

    Melansir dari factcheck.afp.com, juru bicara PMDA mengatakan bahwa uji coba klinis Ivermectin masih dilakukan. Tetapi Ivermectin tidak terdaftar sebagai obat yang digunakan untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh infeksi SARS-CoV-2 (COVID-19). Lalu, Menteri Kesehatan Jepang, Norihisa Tamura juga mengatakan bahwa perlu lebih banyak bukti untuk menunjukkan bahwa Ivermectin efektif untuk dapat diresepkan sebagai obat untuk mengobati Covid-19.

    Berdasarkan pada seluruh referensi, informasi terkait jepang menggunakan Ivermectin dan menghentikan vaksin untuk memberantas virus covid-19 ialah informasi salah dan masuk ke dalam kategori konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Berdasarkan Hasil Periksa Fakta Novita Kusuma Wardhani (Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta). Informasi tersebut salah. Faktanya, dalam Japanese Pharmaceutical and Medical Devices Agency (PMDA), yaitu sebuah badan yang bertugas untuk mengawasi regulasi obat-obatan di Jepang. Ivermectin tidak terdaftar sebagai obat yang digunakan untuk menyembuhkan Covid-19.

    Rujukan