Cek Fakta Liputan6.com mendapati informasi daftar penerima bantuan UMKM sebesar Rp 2,1 juta.
Informasi daftar penerima bantuan UMKM sebesar Rp 2,1 juta tersebut beredar lewat aplikasi percakapan WhatsApp pada 10 Juni 2021.
(GFD-2021-7073) [SALAH] Informasi Daftar Penerima Bantuan UMKM Sebesar Rp 2,1 Juta
Sumber: WhatsAppTanggal publish: 11/06/2021
Berita
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri informasi daftar penerima bantuan UMKM sebesar Rp 2,1 juta dengan meminta konfirmasi kepihak Kementerian Koperasi dan UMKM.
Kepala Subag Publikasi Kementerian Koperasi dan UMKM Muh Ali mengatakan informasi daftar penerima bantuan UMKM sebesar Rp 2,1 juta tidak benar.
"Tidak benar itu," kata Ali saat berbincang dengan Liputan6.com.
Ali mengungkapkan, bantuan UMKM dari pemerintah sebesar Rp 1,2 juta bukan Rp 2,1 juta.
"Bantuan bukan Rp 2,1 juta," tuturmya.
Cek Fakta Liputan6.com mendapati keterangan tertulis dari Kementerian Koperasi dan UMKM, dalam keterangan tersebut Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM , Arif Rahman Hakim meluruskan beberapa informasi Hoax yang dilakukan orang tak bertanggung jawab yangg berpotensi merugikan para pelaku usaha Mikro.
Arif meminta masyarakat dan para pelaku UMKM untuk mengacu informasi yang disampaikan oleh Kementerian Koperasi dan UKM melalui saluran resminya, yaitu @KemenkopUKM untuk akun Instagram. Sementara untuk website resmi @KemenkopUKM adalah www.kemenkopukm.go.id dan call center di 1500587.
"Jadi kesempatan kali ini kami akan melakukan klarifikasi sekaligus perkembangan penyaluran BPUM," kata Arif.
Di tempat yang sama Deputi bidang Usaha Mikro KemenkopUKM Eddy Satriya menambahkan, beberapa waktu lalu MenkopUKM Teten Masduki memintanya untuk mengklarifikasi adanya kesimpangsiuran informasi terkait Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM).
Menyryt Eddy masing-masing penerima mendapatkan Rp 1,2 juta. Jadi total dana yang sudah disalurkan sebesar Rp 11,76 triliun.
Kepala Subag Publikasi Kementerian Koperasi dan UMKM Muh Ali mengatakan informasi daftar penerima bantuan UMKM sebesar Rp 2,1 juta tidak benar.
"Tidak benar itu," kata Ali saat berbincang dengan Liputan6.com.
Ali mengungkapkan, bantuan UMKM dari pemerintah sebesar Rp 1,2 juta bukan Rp 2,1 juta.
"Bantuan bukan Rp 2,1 juta," tuturmya.
Cek Fakta Liputan6.com mendapati keterangan tertulis dari Kementerian Koperasi dan UMKM, dalam keterangan tersebut Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM , Arif Rahman Hakim meluruskan beberapa informasi Hoax yang dilakukan orang tak bertanggung jawab yangg berpotensi merugikan para pelaku usaha Mikro.
Arif meminta masyarakat dan para pelaku UMKM untuk mengacu informasi yang disampaikan oleh Kementerian Koperasi dan UKM melalui saluran resminya, yaitu @KemenkopUKM untuk akun Instagram. Sementara untuk website resmi @KemenkopUKM adalah www.kemenkopukm.go.id dan call center di 1500587.
"Jadi kesempatan kali ini kami akan melakukan klarifikasi sekaligus perkembangan penyaluran BPUM," kata Arif.
Di tempat yang sama Deputi bidang Usaha Mikro KemenkopUKM Eddy Satriya menambahkan, beberapa waktu lalu MenkopUKM Teten Masduki memintanya untuk mengklarifikasi adanya kesimpangsiuran informasi terkait Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM).
Menyryt Eddy masing-masing penerima mendapatkan Rp 1,2 juta. Jadi total dana yang sudah disalurkan sebesar Rp 11,76 triliun.
Kesimpulan
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, informasi daftar penerima bantuan UMKM sebesar Rp 2,1 juta tidak benar.
Tautan yang dicantumkan dalam informasi tersebut bukan resmi dari Kementerian Koperasi dan UMKM, besaran bantuan pun sebesar Rp 1,2 juta bukan Rp 2,1 juta.
Tautan yang dicantumkan dalam informasi tersebut bukan resmi dari Kementerian Koperasi dan UMKM, besaran bantuan pun sebesar Rp 1,2 juta bukan Rp 2,1 juta.
Rujukan
(GFD-2021-7072) [SALAH] BPKH Sebut Jemaah Tarik Dana Haji Terancam Tidak Bisa Berhaji Seumur Hidup
Sumber: FacebookTanggal publish: 11/06/2021
Berita
Kabar tentang Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) menyebut bahwa jemaah haji yang menarik dana haji tidak bisa berhaji seumur hidup beredar di media sosial. Kabar tersebut disebarkan akun Facebook Syemil pada 9 Juni 2021.
Akun Facebook Syemil mengunggah gambar tangkapan layar artikel berjudul "BPKH: Jemaah yang Tarik Dana Haji Konsekuensinya Kemungkinan Tidak Berhaji Seumur Hidup" yang dimuat situs gelora.co pada 8 Juni 2021.
"Boleh tarik dana, tapi ngancam... Innalilahi !!!....
#TogogDunguAkut," tulis akun Facebook Syemil.
Konten yang disebarkan akun Facebook Syemil telah 6 kali dibagikan dan mendapat 36 komentar warganet.
Akun Facebook Syemil mengunggah gambar tangkapan layar artikel berjudul "BPKH: Jemaah yang Tarik Dana Haji Konsekuensinya Kemungkinan Tidak Berhaji Seumur Hidup" yang dimuat situs gelora.co pada 8 Juni 2021.
"Boleh tarik dana, tapi ngancam... Innalilahi !!!....
#TogogDunguAkut," tulis akun Facebook Syemil.
Konten yang disebarkan akun Facebook Syemil telah 6 kali dibagikan dan mendapat 36 komentar warganet.
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri kabar BPKH menyebeut bahwa jemaah haji yang menarik dana haji tidak bisa berhaji seumur hidup.
Penelusuran dilakukan dengan memasukkan kata kunci "BPKH: Jemaah yang Tarik Dana Haji Konsekuensinya Kemungkinan Tidak Berhaji Seumur Hidup" di kolom pencarian Google Search.
Hasilnya, memang ada artikel tersebut dimuat situs gelora.co. Namun jika diperhatikan secara teliti, tidak ada kalimat langsung dan pernyataan dari BPKH yang menyebut bahwa jemaah haji yang menarik dananya tidak bisa berhaji seumur hidup.
Liputan6.com justru menemukan artikel yang menjelaskan bahwa BPKH siap mengembalikan dana haji jika ada calon jemaah haji yang ingin menariknya.
Artikel tersebut berjudul "BPKH siap kembalikan dana jemaah haji yang ingin tarik dananya" yang dimuat situs antaranews.com padad 7 Juni 2021.
Jakarta (ANTARA) - Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) mengaku siap mengembalikan dana calon jemaah haji yang ingin menarik kembali dananya setelah pembatalan haji 2021.
"Pada prinsipnya kami akan mengembalikan permintaan untuk pembatalan dan pencairan, karena ini uangnya jemaah kami harus layani," ujar Kepala BPKH Anggito Abimanyu dalam webinar terkait dana haji di Jakarta, Senin.
Kendati demikian, ia mengingatkan bagi calon jemaah haji yang menarik dana hajinya bakal kehilangan antrean pemberangkatan haji.
"Kalau ditarik tentu akan mengakibatkan kehilangan antrean, proses awal lagi. Jadi memang ada konsekuensinya," ucapnya.
Anggito mengakui, beberapa calon jemaah haji ada yang melakukan penarikan dananya, namun masih dalam tahap wajar.
"Tidak ada tumpukan penarikan dana. Jemaah lunas tunda reguler sebanyak 196.865 jemaah, kemudian yang membatalkan itu kira-kira 600-an jemaah, angka terus bergerak, jadi kurang lebih 0,3 persen. Jadi relatif masih terkelola dengan baik," paparnya.
Ia mengimbau calon jemaah haji untuk tetap menempatkan dananya di BPKH atau di bank syariah yang ditunjuk oleh BPKH karena ada nilai manfaatnya.
"Kami mengelola dengan baik dan nilai manfaatnya juga bisa dirasakan oleh jemaah tunggu dalam bentuk virtual account," katanya.
Dalam kesempatan itu, Anggito juga mengatakan bahwa hampir separuh dari biaya pemberangkatan haji disubsidi oleh BPKH melalui pengelolaan dana manfaat jamaah haji.
Ia menambahkan rata-rata biaya pemberangkatan haji sebesar Rp70 juta. Namun, jemaah hanya membayar tunainya sebesar Rp35 juta
"BPKH itu diberikan amanah untuk mensubsidi, mencarikan dana untuk mensubsidi biaya riil jamaah haji waktu berangkat. Seperti banyak diketahui bahwa biaya riil Haji atau BPIH (Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji) itu Rp70 juta. Jadi sisanya itu memang harus dicarikan dari sumber-sumber pengembangan dana haji oleh BPKH," paparnya.
Anggito mengemukakan, alokasi investasi ditujukan kepada investasi dengan profil risiko "low to moderate". Sebesar 90 persen investasinya dalam bentuk surat berharga syariah negara dan sukuk korporasi.
"Tentu masih ada investasi-investasi lain yang seluruh profil risiko yang low to moderate," tegasnya.
Dalam melakukan investasi dana haji, ia menambahkan, BPKH juga sudah mendapatkan izin dari pemilik dana.
"Sudah ada izin dalam bentuk surat kuasa atau akad wakalah dari jemaah haji kepada BPKH sebagai wakil yang sah dari jemaah untuk menerima setoran, mengembangkan dan memanfaatkan untuk keperluan jemaah haji melakukan perjalanan ibadah haji," paparnya.
Penelusuran dilakukan dengan memasukkan kata kunci "BPKH: Jemaah yang Tarik Dana Haji Konsekuensinya Kemungkinan Tidak Berhaji Seumur Hidup" di kolom pencarian Google Search.
Hasilnya, memang ada artikel tersebut dimuat situs gelora.co. Namun jika diperhatikan secara teliti, tidak ada kalimat langsung dan pernyataan dari BPKH yang menyebut bahwa jemaah haji yang menarik dananya tidak bisa berhaji seumur hidup.
Liputan6.com justru menemukan artikel yang menjelaskan bahwa BPKH siap mengembalikan dana haji jika ada calon jemaah haji yang ingin menariknya.
Artikel tersebut berjudul "BPKH siap kembalikan dana jemaah haji yang ingin tarik dananya" yang dimuat situs antaranews.com padad 7 Juni 2021.
Jakarta (ANTARA) - Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) mengaku siap mengembalikan dana calon jemaah haji yang ingin menarik kembali dananya setelah pembatalan haji 2021.
"Pada prinsipnya kami akan mengembalikan permintaan untuk pembatalan dan pencairan, karena ini uangnya jemaah kami harus layani," ujar Kepala BPKH Anggito Abimanyu dalam webinar terkait dana haji di Jakarta, Senin.
Kendati demikian, ia mengingatkan bagi calon jemaah haji yang menarik dana hajinya bakal kehilangan antrean pemberangkatan haji.
"Kalau ditarik tentu akan mengakibatkan kehilangan antrean, proses awal lagi. Jadi memang ada konsekuensinya," ucapnya.
Anggito mengakui, beberapa calon jemaah haji ada yang melakukan penarikan dananya, namun masih dalam tahap wajar.
"Tidak ada tumpukan penarikan dana. Jemaah lunas tunda reguler sebanyak 196.865 jemaah, kemudian yang membatalkan itu kira-kira 600-an jemaah, angka terus bergerak, jadi kurang lebih 0,3 persen. Jadi relatif masih terkelola dengan baik," paparnya.
Ia mengimbau calon jemaah haji untuk tetap menempatkan dananya di BPKH atau di bank syariah yang ditunjuk oleh BPKH karena ada nilai manfaatnya.
"Kami mengelola dengan baik dan nilai manfaatnya juga bisa dirasakan oleh jemaah tunggu dalam bentuk virtual account," katanya.
Dalam kesempatan itu, Anggito juga mengatakan bahwa hampir separuh dari biaya pemberangkatan haji disubsidi oleh BPKH melalui pengelolaan dana manfaat jamaah haji.
Ia menambahkan rata-rata biaya pemberangkatan haji sebesar Rp70 juta. Namun, jemaah hanya membayar tunainya sebesar Rp35 juta
"BPKH itu diberikan amanah untuk mensubsidi, mencarikan dana untuk mensubsidi biaya riil jamaah haji waktu berangkat. Seperti banyak diketahui bahwa biaya riil Haji atau BPIH (Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji) itu Rp70 juta. Jadi sisanya itu memang harus dicarikan dari sumber-sumber pengembangan dana haji oleh BPKH," paparnya.
Anggito mengemukakan, alokasi investasi ditujukan kepada investasi dengan profil risiko "low to moderate". Sebesar 90 persen investasinya dalam bentuk surat berharga syariah negara dan sukuk korporasi.
"Tentu masih ada investasi-investasi lain yang seluruh profil risiko yang low to moderate," tegasnya.
Dalam melakukan investasi dana haji, ia menambahkan, BPKH juga sudah mendapatkan izin dari pemilik dana.
"Sudah ada izin dalam bentuk surat kuasa atau akad wakalah dari jemaah haji kepada BPKH sebagai wakil yang sah dari jemaah untuk menerima setoran, mengembangkan dan memanfaatkan untuk keperluan jemaah haji melakukan perjalanan ibadah haji," paparnya.
Kesimpulan
Kabar tentang BPKH menyebut bahwa jemahaan haji yang menarik dana haji tidak bisa berhaji seumur hidup ternyata tidak benar.
Faktanya, tidak ada kalimat langsung dari BPKH yang menyebut bahwa jemaah haji yang menarik dananya tidak bisa berhaji seumur hidup.
BPKH menyatakan siap mengembalikan dana calon jemaah haji yang ingin menarik kembali dananya setelah pembatalan haji 2021. Kendati demikian, BPKH mengingatkan jemaah haji yang menarik dananya akan kehilangan nomor antrean pemberangkatan dan mengulang kembali dari proses awal lagi, bukan tidak bisa berhaji seumur hidup.
Faktanya, tidak ada kalimat langsung dari BPKH yang menyebut bahwa jemaah haji yang menarik dananya tidak bisa berhaji seumur hidup.
BPKH menyatakan siap mengembalikan dana calon jemaah haji yang ingin menarik kembali dananya setelah pembatalan haji 2021. Kendati demikian, BPKH mengingatkan jemaah haji yang menarik dananya akan kehilangan nomor antrean pemberangkatan dan mengulang kembali dari proses awal lagi, bukan tidak bisa berhaji seumur hidup.
Rujukan
(GFD-2021-7071) [SALAH] Seorang Wanita Kikuyu Menggendong Mandor Kulit Putih
Sumber: facebook.comTanggal publish: 11/06/2021
Berita
Beredar postingan oleh akun berupa laman web di Facebook bernama “Atheists In Kenya Society”. Akun tersebut mengunggah sebuah foto jadul yang memperlihatkan seorang wanita warga lokal asli menggendong seorang pria. Dalam narasinya, dikatakan pria tersebut adalah “Nyapara”, dan wanita yang menggendongnya sampai ke perkebunan kopi berasal dari etnis Gikūyū.
Hasil Cek Fakta
Etnis Gikūyū atau disebut juga dengan Kikuyu adalah etnis asli yang berasal dari Kenya, Afrika Timur. Etnis Kikuyu merupakan etnis terbesar yang menempati Kenya, sedangkan penyebutan Nyapara berasal dari bahasa Swahili dan digunakan sebagai bahasa sehari-hari di Afrika Timur. Penyebutan Nyapara merujuk pada mandor kulit putih yang mengawasi para pekerja di lahan pertanian pada jaman kolonial.
Meski begitu, setelah dilakukan penelusuran fakta menggunakan pencarian gambar di Yandex, ditemukan bahwa wanita tersebut bukan berasal dari etnis Kikuyu, namun etnis Sikkimese. Melansir dari website alamy.com, foto yang sama persis diberi caption “A Sikkimese woman carrying a European man on her back, West Bengal, India, c. 1900” (Seorang wanita Sikkimese menggendong orang Eropa, Bengali Barat, India, tahun 1990). Website lain yakni sevendiary.com, dengan foto yang persis pula, diberikan judul yakni “British merchant being carried by a barefooted Sikkimese lady” (pedagang dari Inggris menggendong wanita sikkimese yang bertelanjang kaki). Keterangan lebih lanjut menyebutkan, foto tersebut diambil di Bengali Barat, sekitar tahun 1903. Etnis Sikkimese adalah etnis mayoritas dari Nepal yang kemudian berpindah di India dan bertempat di provinsi Sikkim.
Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa, klaim wanita dalam foto berasal dari etnis Kikuyu adalah HOAX dan termasuk kategori Konten yang Salah.
Meski begitu, setelah dilakukan penelusuran fakta menggunakan pencarian gambar di Yandex, ditemukan bahwa wanita tersebut bukan berasal dari etnis Kikuyu, namun etnis Sikkimese. Melansir dari website alamy.com, foto yang sama persis diberi caption “A Sikkimese woman carrying a European man on her back, West Bengal, India, c. 1900” (Seorang wanita Sikkimese menggendong orang Eropa, Bengali Barat, India, tahun 1990). Website lain yakni sevendiary.com, dengan foto yang persis pula, diberikan judul yakni “British merchant being carried by a barefooted Sikkimese lady” (pedagang dari Inggris menggendong wanita sikkimese yang bertelanjang kaki). Keterangan lebih lanjut menyebutkan, foto tersebut diambil di Bengali Barat, sekitar tahun 1903. Etnis Sikkimese adalah etnis mayoritas dari Nepal yang kemudian berpindah di India dan bertempat di provinsi Sikkim.
Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa, klaim wanita dalam foto berasal dari etnis Kikuyu adalah HOAX dan termasuk kategori Konten yang Salah.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Ani Nur MR (Universitas Airlangga).
Bukan wanita dari Etnis Kikuyu, dari Kenya, Afrika Timur. Wanita tersebut adalah etnis Sikkimese, yang menggendong seorang pedagang dari Eropa, pada jaman penjajahan di Bengala Barat, India, sekitar tahun 1900.
Bukan wanita dari Etnis Kikuyu, dari Kenya, Afrika Timur. Wanita tersebut adalah etnis Sikkimese, yang menggendong seorang pedagang dari Eropa, pada jaman penjajahan di Bengala Barat, India, sekitar tahun 1900.
Rujukan
- https://africacheck.org/fact-checks/fbchecks/kikuyu-woman-carrying-colonial-settler-kenya-1943-no-photo-snapped-india-about
- https://www.alamy.com/stock-image-a-sikkimese-woman-carrying-a-european-man-on-her-back-west-bengal-166236111.html
- https://sevendiary.com/?p=9026
- https://travel.detik.com/cerita-perjalanan/d-5403218/sikkim-negeri-dongeng-di-lembah-himalaya
(GFD-2021-7070) [SALAH] Foto Penampakan Tebing Berbentuk Gajah yang Membeku
Sumber: facebook.comTanggal publish: 11/06/2021
Berita
Beredar postingan gambar di Facebook oleh akun bernama Tunzale Zakirqizi. Dalam postingannya terlihat sebuah tebing yang diselimuti salju dan tebing tersebut berbentuk seekor gajah. Sebanyak 53 akun Facebook mengomentari postingan dari Tunzale, diketahui beberapa komentar dari netizen mempercayai pemandangan tersebut adalah asli, yakni seekor gajah yang sedang membeku, ada pula yang beranggapan bahwa tebing berbentuk gajah tersebut adalah asli dari alam.
Hasil Cek Fakta
Setelah dilakukan penelusuran terkait, foto sebuah tebing berbentuk gajah yang diposting Tunzale adalah hasil editan. Hasil pencarian gambar menggunakan TinEye menemukan, gambar asli tebing serta pemandangan di sekitarnya adalah foto yang terpisah, masing-masing dapat ditemukan di website shutterstock.com dan pixabay.com.
Tim pemeriksa fakta dari indiatoday.in, menemukan akun seniman yang telah mengedit gambar tebing menjadi berbentuk seekor gajah. Akun Facebook dari seniman tersebut bernama @mirekis7. Jika dilihat dari biodata di laman Facebooknya, @mirekis7 adalah seorang seniman surealisme dan fotografer artistik.
Karya fotografi yang diupload ke laman Facebooknya menampilkan pemandangan seperti berada dalam sebuah dunia fantasi, meski begitu foto-foto tersebut sudah diedit. @mirekis7 mengungkapkan secara langsung, saat seorang dari penikmat karyanya menanyakan letak tebing berbentuk gajar agar ia bisa mengunjunginya secara langsung. Mirekis menyatakan gambar tersebut sudah diedit, @mirekis7 menggabungkan beberapa foto kemudian diedit menggunakan software editing.
@mirekis7 mengupload karya tebing berbentuk gajah yang sama persis seperti postingan Tunzale Zakirqizi, pada tahun 2018. Postingannya itu disertai narasi berbahasa Polandia.
Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa postingan dari Tunzale Zakirqizi adalah hoaks dan termasuk kategori Konten yang Dimanipulasi.
Tim pemeriksa fakta dari indiatoday.in, menemukan akun seniman yang telah mengedit gambar tebing menjadi berbentuk seekor gajah. Akun Facebook dari seniman tersebut bernama @mirekis7. Jika dilihat dari biodata di laman Facebooknya, @mirekis7 adalah seorang seniman surealisme dan fotografer artistik.
Karya fotografi yang diupload ke laman Facebooknya menampilkan pemandangan seperti berada dalam sebuah dunia fantasi, meski begitu foto-foto tersebut sudah diedit. @mirekis7 mengungkapkan secara langsung, saat seorang dari penikmat karyanya menanyakan letak tebing berbentuk gajar agar ia bisa mengunjunginya secara langsung. Mirekis menyatakan gambar tersebut sudah diedit, @mirekis7 menggabungkan beberapa foto kemudian diedit menggunakan software editing.
@mirekis7 mengupload karya tebing berbentuk gajah yang sama persis seperti postingan Tunzale Zakirqizi, pada tahun 2018. Postingannya itu disertai narasi berbahasa Polandia.
Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa postingan dari Tunzale Zakirqizi adalah hoaks dan termasuk kategori Konten yang Dimanipulasi.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Ani Nur MR (Universitas Airlangga).
Foto hasil editan. Gambar aslinya adalah sebuah tebing tanpa bentuk gajah.
Foto hasil editan. Gambar aslinya adalah sebuah tebing tanpa bentuk gajah.
Rujukan
- https://www.indiatoday.in/fact-check/story/fact-check-elephant-mountain-takes-netizens-for-a-ride-artwork-shared-as-nature-s-beauty-1809081-2021-05-31
- https://www.shutterstock.com/image-photo/rock-gloomy-winter-landscape-background-1766105489
- https://pixabay.com/photos/verucchio-snow-landscape-hill-1232219/
- https://www.facebook.com/1557158114496686/photos/a.1557161064496391/2005348389677654/?type=3
Halaman: 4928/6116