“Bagi anda yang akan ke pantai. Sila berhati-hati dengan ini. Jangan cuba mengambilnya dengan menganggap ia adalah karya seni alam. Ia adalah labah-labah yang sangat berbisa. Jika ia menyengat anda anda akan mati dalam masa 5 minit.
#MasterADy”
(GFD-2021-7924) [SALAH] Foto Laba-laba yang Sangat Berbisa di Pantai
Sumber: Facebook.comTanggal publish: 30/11/2021
Berita
Hasil Cek Fakta
Akun Facebook Adi Nurrafie AGc mengunggah foto laba-laba dengan narasi bahwa hewan tersebut berbahaya dengan bisa yang mampu membunuh manusia dalam 5 menit. Unggahan itu mendapat atensi berupa 1.1 rb reaksi, 920 komentar, dan telah dibagikan sebanyak 35 rb kali.
Berdasarkan hasil penelusuran, foto unggahan itu merupakan foto yang diambil oleh seorang fotografer asal Singapura bernama Nicky Bay. Melalui utas di akun Twitter pribadinya (@singaporemacro), ia meluruskan informasi dari foto yang telah banyak beredar di internet dengan narasi yang menyesatkan. Laba-laba cyclocosmia yang termasuk dalam jenis laba-laba trapdoor itu adalah laba-laba yang sangat jinak dengan bisa yang sangat ringan sehingga tidak berbahaya bagi manusia. Selain itu, jenis laba-laba ini lebih suka bersembunyi dibandingkan dengan mengejar objek lain.
Mengutip dari AFP Fact Check, Profesor di Departemen Entomologi dan Nematologi University of California, Davis bernama Jason Bond menjelaskan, laba-laba cyclocosmia tidak dikategorikan sebagai hewan yang berbahaya bagi mahluk hidup berdasarkan riset yang telah banyak dilakukannya.
“My lab here at UC Davis has a lot of experience working with Cyclocosmia and other related trapdoor spider species; we do not consider them to pose any danger whatsoever, to us, or other humans. There are over 50,000 species of spiders; of those only 20 [to] 30 are ‘dangerous’ to humans.”
“Laboratorium saya di UC Davis memiliki banyak pengalaman bekerja dengan Cyclocosmia dan spesies laba-laba trapdoor terkait lainnya; kami tidak menganggap mereka menimbulkan bahaya apapun, bagi kami, atau manusia lain. Ada lebih dari 50.000 spesies laba-laba; hanya 20 [hingga] 30 dari mereka yang ‘berbahaya’ bagi manusia,” jelas Bond.
Dari berbagai fakta di atas, unggahan akun Facebook Adi Nurrafie AGc dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan.
Berdasarkan hasil penelusuran, foto unggahan itu merupakan foto yang diambil oleh seorang fotografer asal Singapura bernama Nicky Bay. Melalui utas di akun Twitter pribadinya (@singaporemacro), ia meluruskan informasi dari foto yang telah banyak beredar di internet dengan narasi yang menyesatkan. Laba-laba cyclocosmia yang termasuk dalam jenis laba-laba trapdoor itu adalah laba-laba yang sangat jinak dengan bisa yang sangat ringan sehingga tidak berbahaya bagi manusia. Selain itu, jenis laba-laba ini lebih suka bersembunyi dibandingkan dengan mengejar objek lain.
Mengutip dari AFP Fact Check, Profesor di Departemen Entomologi dan Nematologi University of California, Davis bernama Jason Bond menjelaskan, laba-laba cyclocosmia tidak dikategorikan sebagai hewan yang berbahaya bagi mahluk hidup berdasarkan riset yang telah banyak dilakukannya.
“My lab here at UC Davis has a lot of experience working with Cyclocosmia and other related trapdoor spider species; we do not consider them to pose any danger whatsoever, to us, or other humans. There are over 50,000 species of spiders; of those only 20 [to] 30 are ‘dangerous’ to humans.”
“Laboratorium saya di UC Davis memiliki banyak pengalaman bekerja dengan Cyclocosmia dan spesies laba-laba trapdoor terkait lainnya; kami tidak menganggap mereka menimbulkan bahaya apapun, bagi kami, atau manusia lain. Ada lebih dari 50.000 spesies laba-laba; hanya 20 [hingga] 30 dari mereka yang ‘berbahaya’ bagi manusia,” jelas Bond.
Dari berbagai fakta di atas, unggahan akun Facebook Adi Nurrafie AGc dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Renanda Dwina Putri (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia)
Faktanya, laba-laba berjenis laba-laba trapdoor itu merupakan jenis laba-laba dengan bisa yang sangat ringan sehingga tidak berbahaya bagi manusia.
Faktanya, laba-laba berjenis laba-laba trapdoor itu merupakan jenis laba-laba dengan bisa yang sangat ringan sehingga tidak berbahaya bagi manusia.
Rujukan
(GFD-2021-7923) [SALAH] Video “Innalillahi Wa Innailaihi Roji’un… Kabar Duka Datang Dari Dewi Persik….”
Sumber: Youtube.comTanggal publish: 30/11/2021
Berita
Narasi pada judul:
“Innalillahi Wa Innailaihi Roji’un… Kabar Duka Datang Dari Dewi Persik….”
Narasi pada thumbnails:
“Innalillahi Wa Innailaihi Raji’un
Kab4r Dvka Dat4ng Dari Dew1 Pers1k”
“Innalillahi Wa Innailaihi Roji’un… Kabar Duka Datang Dari Dewi Persik….”
Narasi pada thumbnails:
“Innalillahi Wa Innailaihi Raji’un
Kab4r Dvka Dat4ng Dari Dew1 Pers1k”
Hasil Cek Fakta
Kanal Youtube JENDELA ARTIS mengunggah video berjudul “Innalillahi Wa Innailaihi Roji’un… Kabar Duka Datang Dari Dewi Persik….” pada 23 November 2021. Di bagian thumbnails tertulis narasi “Innalillahi Wa Innailaihi Raji’un Kab4r Dvka Dat4ng Dari Dew1 Pers1k.”
Berdasarkan hasil penelusuran, artis Dewi Perssik diketahui tidak membagikan kabar duka di bulan November 2021. Mengacu kepada akun Instagram Dewi Perssik (@dewiperssikreal.new), postingan Dewi Perssik di tanggal 23 November 2021 terdapat dua postingan, yakni foto bersama artis Kristina dan promosi lini usaha restorannya Base Camp Military Lifestyle.
Adapun, diketahui bahwa isi video merupakan pembacaan dari artikel berjudul “Innalillahi Wainnailaihi Rojiun, Dewi Perssik Mendadak Bagikan Kabar Duka dan Bagikan Foto di Ruang ICU Sebelum Almarhum Meninggal Dunia: Dewi Bisa Merasakannya juga…” yang tayang di grid.id pada 16 Mei 2021.
Berdasarkan penjelasan itu, Dewi Perssik tidak membagikan kabar duka di bulan November 2021 dan isi video mengacu kepada pemberitaan di bulan Mei 2021. Oleh sebab itu, konten video di kanal Youtube JENDELA ARTIS masuk ke dalam kategori Konteks yang Salah.
Berdasarkan hasil penelusuran, artis Dewi Perssik diketahui tidak membagikan kabar duka di bulan November 2021. Mengacu kepada akun Instagram Dewi Perssik (@dewiperssikreal.new), postingan Dewi Perssik di tanggal 23 November 2021 terdapat dua postingan, yakni foto bersama artis Kristina dan promosi lini usaha restorannya Base Camp Military Lifestyle.
Adapun, diketahui bahwa isi video merupakan pembacaan dari artikel berjudul “Innalillahi Wainnailaihi Rojiun, Dewi Perssik Mendadak Bagikan Kabar Duka dan Bagikan Foto di Ruang ICU Sebelum Almarhum Meninggal Dunia: Dewi Bisa Merasakannya juga…” yang tayang di grid.id pada 16 Mei 2021.
Berdasarkan penjelasan itu, Dewi Perssik tidak membagikan kabar duka di bulan November 2021 dan isi video mengacu kepada pemberitaan di bulan Mei 2021. Oleh sebab itu, konten video di kanal Youtube JENDELA ARTIS masuk ke dalam kategori Konteks yang Salah.
Kesimpulan
Dewi Perssik diketahui tidak membagikan kabar duka di bulan November 2021. Melalui akun Instagramnya (@dewiperssikreal.new), tidak ada postingan kabar duka di bulan November 2021. Adapun, isi video merupakan pembacaan artikel berjudul “Innalillahi Wainnailaihi Rojiun, Dewi Perssik Mendadak Bagikan Kabar Duka dan Bagikan Foto di Ruang ICU Sebelum Almarhum Meninggal Dunia: Dewi Bisa Merasakannya juga…” dari grid.id pada 16 Mei 2021.
Rujukan
- https://www.instagram.com/dewiperssikreal.new/
- https://www.instagram.com/p/CWmnK9mP4rz/
- https://www.instagram.com/p/CWnZCwwplfZ/
- https://www.grid.id/read/042697074/innalillahi-wainnailaihi-rojiun-dewi-perssik-mendadak-bagikan-kabar-duka-dan-bagikan-foto-di-ruang-icu-sebelum-almarhum-meninggal-dunia-dewi-bisa-merasakannya-juga?page=all
(GFD-2021-7922) [SALAH] Terdapat Parasit yang Mematikan di Dalam Vaksin Covid-19
Sumber: WebsiteTanggal publish: 30/11/2021
Berita
“There is a Living Creature Inside The Vaccine. It Is Immortal. The “Hydra Vulgaris” See Description.”
“Ada makhluk hidup di dalam vaksin. Itu kematian. “Hydra Vulgaris” lihat deskripsi”
“Ada makhluk hidup di dalam vaksin. Itu kematian. “Hydra Vulgaris” lihat deskripsi”
Hasil Cek Fakta
Beredar sebuah video yang mengklaim bahwa vaksin Covid-19 mengandung parasit yang dapat tumbuh di dalam tubuh orang yang disuntik. Video tersebut beredar dari sebuah situs berbagi video, bichute.com. Akun bernama Jim_Crenshaw membagikan video itu pada 4 Oktober 2021.
Dalam video tersebut memperlihatkan dialog dalam sebuah acara telewicara dengan seseorang yang diklaim sebagai pakar kesehatan. Video itu mengajak orang yang divaksinasi untuk menggunakan obat anti parasit Ivermectin.
Informasi tersebut salah. Berdasarkan hasil penelusuran, dilansir dari AFP, Profesor Kim Shin-woo, epidemiolog dari Kyungpook National University menjelaskan bahwa vaksin Covid-19 justru tidak mengandung parasit apa pun karena ada sistem ketat yang diterapkan selama proses pembuatan untuk mencegah kontaminasi. Proses pembuatan vaksin Covid-19 di lingkungan yang steril dan tidak mengandung parasit sebagai bahannya.
Hal senada diungkapkan oleh Profesor Jung Jae-hun, dari Fakultas Kedokteran dan Sains Universitas Gachon, Ia menjelaskan bahwa semua vaksin diproduksi di lingkungan yang steril, tidak tercemar patogen atau virus lain, apalagi parasit. Sebab jika prosedur tersebut tidak dilakukan maka vaksin tidak akan disetujui untuk digunakan.
Ia juga mengimbau agar tidak sembarangan menggunakan obat Ivermectin jika tidak ada parasit dalam tubuh dengan alasan risiko kesehatan. Hal itu dikarenakan obat seperti Ivermectin bisa membuat tubuh menjadi tegang.
Dilansir dari Reuters, Dr Amesh Adalja, Sarjana senior di Pusat Keamanan Kesehatan John Hopkins, mengatakan tidak mungkin vaksin mengandung parasit hidup “Ini adalah klaim yang sewenang-wenang dan mengabaikan langkan sterilitas yang ada,” ujar Dr Amesh.
Dengan demikian, klaim vaksin Covid-19 mengandung parasit adalah hoaks dengan kategori konten yang menyesatkan.
Dalam video tersebut memperlihatkan dialog dalam sebuah acara telewicara dengan seseorang yang diklaim sebagai pakar kesehatan. Video itu mengajak orang yang divaksinasi untuk menggunakan obat anti parasit Ivermectin.
Informasi tersebut salah. Berdasarkan hasil penelusuran, dilansir dari AFP, Profesor Kim Shin-woo, epidemiolog dari Kyungpook National University menjelaskan bahwa vaksin Covid-19 justru tidak mengandung parasit apa pun karena ada sistem ketat yang diterapkan selama proses pembuatan untuk mencegah kontaminasi. Proses pembuatan vaksin Covid-19 di lingkungan yang steril dan tidak mengandung parasit sebagai bahannya.
Hal senada diungkapkan oleh Profesor Jung Jae-hun, dari Fakultas Kedokteran dan Sains Universitas Gachon, Ia menjelaskan bahwa semua vaksin diproduksi di lingkungan yang steril, tidak tercemar patogen atau virus lain, apalagi parasit. Sebab jika prosedur tersebut tidak dilakukan maka vaksin tidak akan disetujui untuk digunakan.
Ia juga mengimbau agar tidak sembarangan menggunakan obat Ivermectin jika tidak ada parasit dalam tubuh dengan alasan risiko kesehatan. Hal itu dikarenakan obat seperti Ivermectin bisa membuat tubuh menjadi tegang.
Dilansir dari Reuters, Dr Amesh Adalja, Sarjana senior di Pusat Keamanan Kesehatan John Hopkins, mengatakan tidak mungkin vaksin mengandung parasit hidup “Ini adalah klaim yang sewenang-wenang dan mengabaikan langkan sterilitas yang ada,” ujar Dr Amesh.
Dengan demikian, klaim vaksin Covid-19 mengandung parasit adalah hoaks dengan kategori konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Fathia IS.
Informasi tersebut salah. Professor Kim Shin-woo, epidemiolog dari Kyungpook National University menjelaskan bahwa vaksin Covid-19 justru tidak mengandung parasit apa pun karena ada sistem ketat yang diterapkan selama proses pembuatan untuk mencegah kontaminasi.
Informasi tersebut salah. Professor Kim Shin-woo, epidemiolog dari Kyungpook National University menjelaskan bahwa vaksin Covid-19 justru tidak mengandung parasit apa pun karena ada sistem ketat yang diterapkan selama proses pembuatan untuk mencegah kontaminasi.
Rujukan
- https://www.medcom.id/telusur/cek-fakta/8KyjMYxN-cek-fakta-benarkah-ada-parasit-yang-mematikan-di-dalam-vaksin-covid-19-ini-cek-
- https://factcheck.afp.com/
- http%253A%252F%252Fdoc.afp.com%252F9Q44BC-1
- https://www.reuters.com/article/factcheck-coronavirus-vaccines/fact-check-covid-19-vaccines-do-not-contain-live-immortal-creatures-experts-say-idUSL1N2RM2F3
(GFD-2021-7921) [SALAH] Sayur Pakis Bisa Menyebabkan Kanker
Sumber: Facebook.comTanggal publish: 30/11/2021
Berita
“Mohon share agar makn banyak orang yg tau! Pengetahuan itu berharga. Pakis berbahaya. Pakis adlh tumbuhan penyebab cancer, tumbuhan ini sangat racun, tak ada serangga yg berani makan. Mohon tdk lg makan tumbuhan ini, tumbuhan ini akan menyebabkan cancer lambung. Akibat makan miding atau paku/pakis, orang-orang Sarawak pengidap cancer lambung paling tinggi. Paku-pakuan adlh tumbuhan spora berpembuluh. Dalam proses metabolisma menghasilkan terpenol-glucoside, yg dipastikan sbg zat penyebab utama cancer tumbuhan spora berpembuluh.”
Hasil Cek Fakta
Beredar sebuah informasi yang mengklaim bahwa sayur pakis berbahaya karena menyebabkan kanker lambung. Dalam narasi yang beredar, pakis disebut mengandung spora berpembuluh, yang bisa menghasilkan terpenol glucoside penyebab kanker lambung.
Setelah ditelusuri, informasi tersebut salah. Dilansir dari Kompas.com, ahli gizi FKKMK UGM Dr. Toto Sudargo, SKM., M.Kes, menjelaskan, sejauh ini belum ada penelitian yang membuktikan adanya kandungan terpineol glucoside dalam tumbuhan paku atau pakis.
Lebih lanjut, Dr. Toto menjelaskan bahwa ada berbagai macam tumbuhan paku atau pakis. Pada beberapa jenis pakis terdapat kandungan ptaquilosida (PTA).
“Beberapa pendapat menyebutukan bahwa sayur pakis menyebabkan kanker, kemungkinan karena kesalahan dalam proses pengolahan, maupun kesalahan memilih jenis pakis,” terang Toto, selasa (16/11/2021), kepada Tim Cek Fakta Kompas.com.
Mengutip di laman Enviromental Sciences Europe, PTA memang normal ditemukan di tumbuhan paku-pakuan di atas maupun di bawah permukaan tanah. Namun, secara alami hujan akan membersihkan PTA yang dilepaskan dari populasi tumbuhan paku yang seringkali meluas hingga ratusan hektar, yang dapat mengakibatkan kontaminasi tanah dan air tanah. PTA pada pakis sensitif terhadap air dan PH sehingga jika merendam pakis dengan air dan garam, maka kemungkinan PTA akan berkurang.
Sementara, paku sayur Dizplazium Esculentum pernah dibahas secara khusus dalam jurnal Bioeksperimen, oleh Anggun Wulandari dkk. Dalam jurnal tersebut, mereka menyebutkan paku sayur (Dizplazium Esculentum) merupakan sejenis paku/pakis yang banyak dikonsumsi masyarakat karena memiliki rasa yang cukup enak. Bahkan orang terdahulu memanfaatkan tumbuhan ini untuk menyembukan berbagai macam penyakit.
Untuk pakis sayur atau Dizplazium Esculentum yang biasa dikonsumsi manusia, Dr. Toto juga mengatakan bahwa pakis jenis ini aman. Ia juga menambahkan bahwa sayur pakis ternyata memiliki kandungan vitamin A tinggi.
Dengan demikian, informasi yang mengklaim bahwa sayur pakis menyebabkan kanker lambung adalah hoaks dengan kategori konten yang menyesatkan.
Setelah ditelusuri, informasi tersebut salah. Dilansir dari Kompas.com, ahli gizi FKKMK UGM Dr. Toto Sudargo, SKM., M.Kes, menjelaskan, sejauh ini belum ada penelitian yang membuktikan adanya kandungan terpineol glucoside dalam tumbuhan paku atau pakis.
Lebih lanjut, Dr. Toto menjelaskan bahwa ada berbagai macam tumbuhan paku atau pakis. Pada beberapa jenis pakis terdapat kandungan ptaquilosida (PTA).
“Beberapa pendapat menyebutukan bahwa sayur pakis menyebabkan kanker, kemungkinan karena kesalahan dalam proses pengolahan, maupun kesalahan memilih jenis pakis,” terang Toto, selasa (16/11/2021), kepada Tim Cek Fakta Kompas.com.
Mengutip di laman Enviromental Sciences Europe, PTA memang normal ditemukan di tumbuhan paku-pakuan di atas maupun di bawah permukaan tanah. Namun, secara alami hujan akan membersihkan PTA yang dilepaskan dari populasi tumbuhan paku yang seringkali meluas hingga ratusan hektar, yang dapat mengakibatkan kontaminasi tanah dan air tanah. PTA pada pakis sensitif terhadap air dan PH sehingga jika merendam pakis dengan air dan garam, maka kemungkinan PTA akan berkurang.
Sementara, paku sayur Dizplazium Esculentum pernah dibahas secara khusus dalam jurnal Bioeksperimen, oleh Anggun Wulandari dkk. Dalam jurnal tersebut, mereka menyebutkan paku sayur (Dizplazium Esculentum) merupakan sejenis paku/pakis yang banyak dikonsumsi masyarakat karena memiliki rasa yang cukup enak. Bahkan orang terdahulu memanfaatkan tumbuhan ini untuk menyembukan berbagai macam penyakit.
Untuk pakis sayur atau Dizplazium Esculentum yang biasa dikonsumsi manusia, Dr. Toto juga mengatakan bahwa pakis jenis ini aman. Ia juga menambahkan bahwa sayur pakis ternyata memiliki kandungan vitamin A tinggi.
Dengan demikian, informasi yang mengklaim bahwa sayur pakis menyebabkan kanker lambung adalah hoaks dengan kategori konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Fathia IS.
Informasi tersebut salah. Faktanya, dilansir dari Kompas.com, ahli gizi FKKMK UGM Dr. Toto Sudargo, SKM., M.Kes, menjelaskan, sejauh ini belum ada penelitian yang membuktikan adanya kandungan terpineol glucoside dalam tumbuhan paku atau pakis.
Informasi tersebut salah. Faktanya, dilansir dari Kompas.com, ahli gizi FKKMK UGM Dr. Toto Sudargo, SKM., M.Kes, menjelaskan, sejauh ini belum ada penelitian yang membuktikan adanya kandungan terpineol glucoside dalam tumbuhan paku atau pakis.
Rujukan
Halaman: 4921/6319