• (GFD-2021-7101) [SALAH] Foto Restoran “TAI Lu Bau BUSSET”

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 17/06/2021

    Berita

    NARASI: “Ini gimana ya….? 🔝👆🏼 Busset is a small town in France. The restaurant’s owner name is a Chinese called Tai Lu Bau, agak aneh tapi nyata ada di Kota Busset, Perancis lho ✌🏼😎😊😀🤪😍🤩”.

    Hasil Cek Fakta

    Salah satu sumber foto, Fatima Alkaff: “Just some random restaurant up there”
    Google Maps, “86 Uxbridge Rd, London W12 8LR, United Kingdom”
    Google Street View, “80 A402 London, England”
    HappyCow: “Vegan buffet featuring numerous dishes. Formerly To-Fu, Vegan Room, and prior to that Tai Veg.”
    zomato: “Thai, Chinese, Curry Shepherd’s Bush”
    Restaurant Guru: “Taste the menu of Chinese and Thai cuisines at this restaurant. Don’t forget to degust good salads, tofu and beef at Tai Buffet.”
    Yell.com: “86 Uxbridge Road, Shepherd’s Bush, LONDON, W12 8LR”
    The Bruges Vegan: “Restaurant review #105 – Tai Buffet is a vegan restaurant in center of London, near Shepherd’s Bush.”
    Feed the Lion: “TAI buffet, Shepherds Bush, restaurant, Halal, London”

    Kesimpulan

    SUNTINGAN. FAKTANYA, berdasarkan hasil verifikasi lokasi nama restoran yang benar adalah “TAI BUFFET” dengan alamat 86 Uxbridge Rd, London W12 8LR, Inggris.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7100) [SALAH] Badak Putih Utara Resmi Punah

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 17/06/2021

    Berita

    Beredar informasi dari akun Facebook Winter Soldiers sebuah tangkapan layar dengan klaim bahwa Badak Putih Utara resmi punah. Postingan tersebut disukai 150 kali, dikomentari 17 kali, dan disebarkan kembali sebanyak 3 kali.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan artikel dari nationalgeographic.com dan klarifikasi dari akun Twitter @OlPejeta, Badak Putih Utara jantan terakhir bernama Sudan mati pada bulan Maret 2018 dan tersisa hanya 2 Badak Putih Utara bernama Najin dan Fatu yang keduanya betina dan termasuk ke dalam status punah secara fungsional yang berarti jumlah populasi hewan tersebut sangat kecil sehingga tidak lagi memainkan peran yang signifikan dalam fungsi ekosistem. Pada 11 September 2019, peneliti dari laboratorium Aventea di Italia menyatakan bahwa mereka berhasil membuat 2 embrio Badak Putih Utara dan pada bulan Januari 2020 berhasil membuat satu embrio lagi sehingga total ada 3 embrio Badak Putih Utara dengan menggunakan metode IVF (in vitro fertilization).

    Melihat dari penjelasan tersebut, klaim Badak Putih Utara resmi punah adalah tidak benar sehingga termasuk dalam kategori Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Natalia Kristian (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Indonesia).

    Informasi yang salah. Badak Putih Utara tidak dinyatakan punah melainkan punah secara fungsional atau “functionally extinct” sejak tahun 2018 yang berarti populasinya yang sangat sedikit sehingga tidak dapat memainkan peran yang signifikan pada ekosistem, hingga saat ini Badak Putih Utara tersisa 2 ekor yang keduanya betina.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7099) [SALAH] “Pemkot Pekanbaru, Riau menarik vaksin Covid-19 karena keampuhan vaksin masih tarik ulur”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 17/06/2021

    Berita

    Akun Facebook Indra Utama (fb.com/indra.utama.522) pada 11 Juni 2021 mengunggah foto yang memperlihatkan surat berkop “Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Pekanbaru” yang beirisi perintah pengembalian vaksin Covid-19 terkait dengan adanya evaluasi pelaksanaan vaksinasi Covid-19 oleh Pemkot Pekanbaru, Riau ke grup PEKANBARU KOTA BERTUAH dengan narasi sebagai berikut:

    “VAKSIN
    OH….
    VAKSIN
    Keampuhan vaksin masih tarik ulur, tapi rakyat dipaksa untuk vaksin. Negara sendiri sulit sebenarnya untuk menjamin ke saktian vaksin ini dalam menghadapi virus corona.
    Tapi rakyat dipaksa, bagi yang tidak mau di vaksin, jika rakyat berurusan dengan negara tidak dilayani.
    Negeri apalah gaknya ni????”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran Tim CekFakta Tempo, klaim bahwa Pemkot Pekanbaru, Riau menarik vaksin Covid-19 karena keampuhan vaksin masih tarik ulur merupakan klaim yang menyesatkan.

    Faktanya, bukan karena keampuhan vaksin masih tarik ulur. Namun kebijakan menarik seluruh vaksin Covid-19 dari rumah-rumah sakit di wilayah Kota Pekanbaru diambil karena adanya ketidaksesuaian antara data vaksin di rumah sakit dan jumlah persediaan vaksin.

    Dilansir dari Tempo, ditemukan informasi bahwa Pemkot Pekanbaru memang sempat menarik vaksin Covid-19 dari seluruh rumah sakit di wilayahnya. Namun, alasan penarikan vaksin Covid-19 tersebut bukan karena tidak ampuh, melainkan untuk mencocokkan data vaksin di rumah sakit dengan jumlah persediaan vaksin.

    Dilansir dari Kompas.com, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Pekanbaru Arnaldo Eka Putra mengatakan pihaknya menarik vaksin Covid-19 di semua rumah sakit pada 8 Juni 2021. “Sudah kita tarik semua vaksin di 28 rumah sakit. Totalnya ada 916 vial vaksin Covid-19,” ujar Arnaldo pada 10 Juni 2021. Artinya, terdapat 6.190 dosis vaksin yang ditarik sementara.

    Menurut Arnaldo, vaksin yang terdapat di rumah-rumah sakit di Pekanbaru ditarik karena adanya evaluasi pelaksanaan vaksinasi. “Penarikan dosis vaksin karena terdapat data yang tidak cocok. Kita menemukan data vaksin di rumah sakit yang tidak sesuai dengan jumlah persediaan dosis vaksin,” ujarnya.

    Data jumlah vaksin, kata dia, seharusnya terdapat dalam Sistem Monitoring Imunisasi Logistik secara Elektronik (SMILE). “Yang jadi persoalan, vaksin disuntikan, tapi tidak cocok dengan data P-care,” ujarnya. Arnaldo mengatakan pihak rumah sakit mestinya memasukkan data warga yang sudah suntik vaksin dalam data P-Care. Data ini kemudian masuk dalam sistem komputer.

    Penjelasan Arnaldo terkait penarikan vaksin Covid-19 itu juga diberitakan oleh Hallo Riau. Menurut dia, kebijakan tersebut diambil setelah adanya evaluasi pelaksanaan vaksin Covid-19 oleh Pemkot Pekanbaru. Rumah-rumah sakit sebagai pelaksana vaksinasi Covid-19 dinilai tidak melakukan proses pendataan dengan baik.

    “Masyarakat di Pekanbaru yang sudah mendapat vaksin Covid-19 mencapai 260 ribu orang. Banyak dari masyarakat baru mendapat vaksin dosis pertama. Mereka yang mendapat suntikan vaksin pertama berkisar 180 ribu orang. Lalu yang mendapat vaksin kedua berkisar 80 ribu orang. Kan jumlahnya banyak, tapi datanya tidak tercatat dengan baik di rumah sakit,” ujar Arnaldo.

    Menurut Arnaldo, ada ketidaksesuaian antara data pasokan vaksin di rumah sakit dan jumlah penerima vaksin. Dirinya pun kerap mendapat teguran dari Dinas Kesehatan Provinsi Riau. Mereka mempertanyakan data vaksin yang berserakan. “Maka, kita ambil sikap tegas ke rumah sakit. Kita tarik dulu dosis vaksin di rumah sakit,” tuturnya.

    Dilansir dari Detik.com, Dinas Kesehatan Pekanbaru kembali mendistribusikan vaksin Covid-19 yang sempat ditarik dari seluruh fasilitas pelayanan kesehatan pada 10 Juni 2021. “Kemarin vaksin ditarik karena dievaluasi agar data distribusi ada, khususnya dari dinas kesehatan ke rumah sakit,” kata juru bicara Satgas Covid-19 Pekanbaru, Ingot Hutasuhut.

    Ingot mengatakan ada banyak masalah yang terjadi saat pendistribusian vaksin sebelumnya. Dia menyebut ada vaksin yang sudah disuntikkan, tapi tidak dilaporkan ke Dinas Kesehatan Pekanbaru. “Itu kemarin ada bermacam masalah dan menyebabkan keterlambatan laporannya. Ada sudah divaksin, karena jaringan tidak ter-input. Itu yang kita evaluasi semuanya,” kata Ingot.

    Evaluasi soal distribusi vaksin ini dilakukan selama dua hari. Setelah evaluasi tuntas, Dinas Kesehatan Pekanbaru kembali mendistribusikan vaksin ke fasilitas kesehatan untuk disuntikkan ke masyarakat. “Hari ini, semua sudah dipersilakan untuk mengambil kembali. Intinya kemarin itu untuk evaluasi saja, kita data ulang untuk laporan karena ini berkaitan dengan pusat, pemerintah pusat minta laporan,” katanya.

    Kesimpulan

    BUKAN karena keampuhan vaksin masih tarik ulur. Namun kebijakan menarik seluruh vaksin Covid-19 dari rumah-rumah sakit di wilayah Kota Pekanbaru diambil karena adanya ketidaksesuaian antara data vaksin di rumah sakit dan jumlah persediaan vaksin.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7098) [SALAH] Pesepakbola Christian Eriksen Terkena Serangan Jantung setelah Divaksin

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 16/06/2021

    Berita

    Akun Twitter dengan nama pengguna ya_yo2 mengunggah sebuah narasi yang menyatakan bahwa pesepakbola Christian Eriksen mengalami serangan jantung pada saat pertandingan Piala Euro 2020 melawan Finlandia setelah disuntik vaksin Pfizer, 12 hari sebelumnya. Narasi tersebut juga menyatakan bahwa kabar tersebut telah dikonfirmasi oleh Kepala Tim Medis dan Dokter Spesialis Jantung Inter Milan dan disiarkan melalui media Italia, Radio Sportiva.

    Hasil Cek Fakta

    Direktur Inter Milan, Giuseppe Marotta menegaskan bahwa Eriksen belum menerima vaksinasi Covid-19 sama sekali. Lebih lanjut, pihak Radio Sportiva melalui akun Twitter resminya telah menyatakan bahwa pihaknya tidak pernah menyiarkan berita apapun terkait kondisi Eriksen, termasuk pendapat dari tim medis Inter Milan. Beberapa artikel medis menyatakan bahwa serangan jantung sendiri biasanya memang terjadi kepada orang-orang berusia di bawah 35 tahun ketika sedang melakukan aktivitas fisik seperti olahraga.

    Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh akun Twitter dengan nama pengguna ya_yo2 tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini (Universitas Diponegoro).

    Direktur Inter Milan menegaskan bahwa Eriksen belum menerima vaksin. Serangan jantung sendiri biasanya memang terjadi kepada orang-orang berusia di bawah 35 tahun ketika sedang melakukan aktivitas fisik yang berat seperti olahraga.

    Rujukan