Akun Atira Atira (fb.com/atira.atira.39589149) mengunggah sebuah foto sekumpulan orang bersenjata dan dan bendera palu arit dibelakang mereka dengan narasi sebagai berikut:
“Betulkah PKI tidak ada ??? Lalu siapa mereka ini yg bersenjata dgn lambang PKI ???”
(GFD-2020-5175) [SALAH] “Betulkah PKI tidak ada ? Lalu siapa mereka ini yg bersenjata dgn lambang PKI ?”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 05/10/2020
Berita
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim adanya foto sekumpulan orang bersenjata dan dan bendera palu arit dibelakang mereka adalah bukti Partai Komunis Indonesia (PKI) masih ada adalah klaim yang salah.
Faktanya, bukan PKI dan itu adalah klaim lama yang diedarkan kembali. Foto itu sebenarnya memperlihatkan kegiatan gerilyawan New People’s Army (NPA) di sebuah pedalaman terpencil Provinsi Mountain, Filipina pada Minggu 2 April 2017. NPA adalah organisasi sayap bersenjata Partai Komunis Filipina.
Klaim ini pernah diperiksa faktanya pada tahun 2017 melalui artikel berjudul [HOAX] “Bila mereka adalah bagian dari generasi bangkit PKI, waspadalah kita semua.”
Foto asli, salah satunya dimuat di situs gettyimages.no dengan judul “Filipino Communist Rebels Exchange Wedding Vows Amidst A Peace Process”. Sementara foto yang diunggah oleh sumber klaim sudah dimanipulasi, bagian watermark “getty images” dihilangkan.
Faktanya, bukan PKI dan itu adalah klaim lama yang diedarkan kembali. Foto itu sebenarnya memperlihatkan kegiatan gerilyawan New People’s Army (NPA) di sebuah pedalaman terpencil Provinsi Mountain, Filipina pada Minggu 2 April 2017. NPA adalah organisasi sayap bersenjata Partai Komunis Filipina.
Klaim ini pernah diperiksa faktanya pada tahun 2017 melalui artikel berjudul [HOAX] “Bila mereka adalah bagian dari generasi bangkit PKI, waspadalah kita semua.”
Foto asli, salah satunya dimuat di situs gettyimages.no dengan judul “Filipino Communist Rebels Exchange Wedding Vows Amidst A Peace Process”. Sementara foto yang diunggah oleh sumber klaim sudah dimanipulasi, bagian watermark “getty images” dihilangkan.
Kesimpulan
Bukan PKI dan itu adalah klaim lama yang diedarkan kembali. Foto itu sebenarnya memperlihatkan kegiatan gerilyawan New People’s Army (NPA) di sebuah pedalaman terpencil Provinsi Mountain, Filipina pada Minggu 2 April 2017. NPA adalah organisasi sayap bersenjata Partai Komunis Filipina.
Rujukan
- https://www.facebook.com/MafindoID/posts/1011552525651052
- https://www.gettyimages.no/detail/news-photo/ka-guillen-and-ka-nancy-raise-their-firearms-in-salute-with-news-photo/665100686
- https://www.medcom.id/telusur/cek-fakta/9K55na1K-foto-sekumpulan-orang-bersenjata-dan-berbendera-palu-arit-ini-faktanya
(GFD-2020-5174) [SALAH] “Positif Corona, Kondisi Donald Trump Kritis dalam 24 Jam Terakhir. Kok sama kayak di film The Simpson”
Sumber: Facebook.comTanggal publish: 04/10/2020
Berita
Akun Soraya Al Fatih (fb.com/eva.juhayati.33) mengunggah sebuah gambar tangkapan artikel berjudul “Kelelahan, Trump Diinfus dengan ‘Antibodi Poliklonal’ untuk Melawan Covid-19” dengan narasi sebagai berikut:
“Positif Corona, Kondisi Donald Trump Kritis dalam 24 Jam Terakhir. Kok sama kayak di film The Simpson?”
“Positif Corona, Kondisi Donald Trump Kritis dalam 24 Jam Terakhir. Kok sama kayak di film The Simpson?”
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, gambar kartun karakter Donald Trump yang tengah terbaring di peti mati yang diklaim berasal dari film kartun The Simpsons adalah klaim yang keliru.
Faktanya, gambar kartun karakter Donald Trump yang tengah terbaring di peti mati itu bukan berasal dari film kartun The Simpsons. Gambar itu pertama kali muncul di utas di situs kontroversial 4chan. Penciptanya tidak diketahui.
Dilansir dari Liputan6, meski terbukti palsu, sejak tahun 2017 banyak pengguna media online yang tampaknya masih ingin mempercayai teori konspirasi tersebut.
Berdasarkan artikel berjudul “Fact Check: ‘The Simpsons’ Never Killed off Donald Trump” yang dimuat di situs distractify.com, disebutkan bahwa The Simpsons tidak memprediksi kematian Trump.
Gambar yang diedarkan itu palsu. Meskipun watermark bertuliskan nama The Huffington Post, gambar Trump di peti mati tidak berasal dari pengumpul berita.
Menurut video dari saluran YouTube Meksiko populer “Badabun,” gambar yang tampak asli pertama kali muncul di utas di situs kontroversial 4chan. Penciptanya tidak diketahui.
Faktanya, gambar kartun karakter Donald Trump yang tengah terbaring di peti mati itu bukan berasal dari film kartun The Simpsons. Gambar itu pertama kali muncul di utas di situs kontroversial 4chan. Penciptanya tidak diketahui.
Dilansir dari Liputan6, meski terbukti palsu, sejak tahun 2017 banyak pengguna media online yang tampaknya masih ingin mempercayai teori konspirasi tersebut.
Berdasarkan artikel berjudul “Fact Check: ‘The Simpsons’ Never Killed off Donald Trump” yang dimuat di situs distractify.com, disebutkan bahwa The Simpsons tidak memprediksi kematian Trump.
Gambar yang diedarkan itu palsu. Meskipun watermark bertuliskan nama The Huffington Post, gambar Trump di peti mati tidak berasal dari pengumpul berita.
Menurut video dari saluran YouTube Meksiko populer “Badabun,” gambar yang tampak asli pertama kali muncul di utas di situs kontroversial 4chan. Penciptanya tidak diketahui.
Kesimpulan
Gambar kartun karakter Donald Trump yang tengah terbaring di peti mati itu bukan berasal dari film kartun The Simpsons. Gambar itu pertama kali muncul di utas di situs kontroversial 4chan. Penciptanya tidak diketahui.
Rujukan
- httpREFERENSI
- https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4341864/cek-fakta-tidak-benar-kartun-the-simpsons-ramal-kematian-donald-trump-pada-27-agustus-2020?source=search
- https://www.snopes.com/fact-check/simpsons-predict-trumps-death/
- https://www.distractify.com/p/when-does-trump-die-in-the-simpsons
- https://metro.co.uk/2020/08/27/simpsons-has-not-predicted-donald-trumps-death-despite-viral-twitter-claims-13189201/
- https://www.youtube.com/watch?v=rzX31JCPGuI&feature=emb_title
(GFD-2020-5173) [SALAH] “Tjiptaning: Jokowi Tak Berani Gebuk Saya Karena Ibunya Ketum Gerwani”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 04/10/2020
Berita
Akun Siti Aisah Bawazier (fb.com/sitiaisah.bawazier) mengunggah sebuah gambar tangkapan layar artikel berita berjudul “Tjiptaning: Jokowi Tak Berani Gebuk Saya Karena Ibunya Ketum Gerwani” dengan narasi sebagai berikut:
“”Semua akan saling bongkar pada waktunya..”
“”Semua akan saling bongkar pada waktunya..”
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim adanya artikel berjudul “Tjiptaning: Jokowi Tak Berani Gebuk Saya Karena Ibunya Ketum Gerwani” adalah klaim yang salah.
Faktanya, judul artikel di gambar itu dipotong dari judul artikel asli yaitu “[CEK FAKTA] Ribka Tjibtaning: Jokowi Tak Berani Gebuk Saya Karena Ibunya Ketum Gerwani”. Artikel ini sebenarnya berisi hasil periksa fakta terkait Ribka Tjibtaning yang bersumber dari akun Instagram @turnbackhoaxid pada 16 Juni 2020.
Berikut isi artikel yang dimuat di situs swarakyat[dot]com pada 18 Juni 2020 tersebut:
“Belum lama ini beredar di media sosial Facebook sebuah unggahan foto salah satu anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuang, Ribka Tjiptaning. Foto tersebut diunggah oleh pemilik akun Facebook Dian Limaran dengan menyertakan sebuah narasi yang berbunyi sebagai berikut.
“Saya PKI. Jokowi tak berani Gebuk saya, karena ibunya ketum Gerwani PKI,” tulis akun Facebook Dian Limaran.
Unggahan foto beserta narasi sangat penjang yang ia bagikan dalam sebuah grup dengan nama ‘Anies Sandi Menuju RI-1’. Pada narasi postingan foto itu, disebutkan bahwa Jokowi dan silsilah keluarganya merupakan simpatisan dari Partai Komunis Indonesia (PKI).
Mengutip keterangan unggahan dari laman Instagram Mafindo @turnbackhoaxid oleh Mantra Sukabumi, Ribka Tjiptaning tidak pernah menyatakan “Saya PKI” melainkan hanya menulis kalimat “Aku Bangga Jadi Anak PKI” pada judul bukunya di tahun 2002 silam.
Seperti kita ketahui, sejarah PKI sendiri telah berakhir setelah Gerakan 30 September 1965, yang kemudian disusul dengan pembantaian secara besar-besaran terhadap anggota dan simpatisan PKI. Dalam Ketetapan MPRS Nomr 25 Tahun 1966 pun sudah jelas tercantum bahwa PKI telah dibubarkan. Sehingga, sejak saat itu, tidak ada lagi aktivitas PKI di Indonesia. Selain itu, jika melihat kelahiran Ribka yang lahir pada 1 Juli 1959, maka tepat pada tahun 1965, Ribka baru menginjak usia 6 tahun.
Adapun, asal-usul keluarga Jokowi pernah ditulis bersama oleh Wawan Mas’udi (dosen UGM) dan Ramdhon (dosen UNS) dalam buku “Jokowi dari Bantaran Kalianyar ke Istana” yang diluncurkan pada Desember 2018 bukan buku “jokowi undercover” yang dilarang pemerintah ya. Dalam buku tersebut diketahui bahwa kakek Jokowi dari jalur ayah, Lamidi Wiryomiharjo, merupakan Kepala Desa di Desa Krajan, Karanganyar, yang menjabat sejak 1950 hingga 1980-an. Pada masa orde baru, jika ada orang yang memiliki sangkut paut dengan PKI tidak mungkin terpilih menjadi Kepala Desa.
Kemudian ibunya Sudjiatmi lahir pada 15 Februari 1943 di Desa Giriroto, Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah. Sudjiatmi menikah dengan Widjiatno Notomihardjo pada 1959. Pasangan ini lalu pindah dari Boyolali ke Srambatan, Solo bagian utara. Pada 21 Juni 1961, lahir anak pertama mereka, Joko Widodo.
Dengan demikian, klaim Ribka Tjiptaning yang mengatakan “Saya PKI. Jokowi tak berani Gebuk saya, karena ibunya ketum Gerwani PKI” adalah Misleading Conten.”
Faktanya, judul artikel di gambar itu dipotong dari judul artikel asli yaitu “[CEK FAKTA] Ribka Tjibtaning: Jokowi Tak Berani Gebuk Saya Karena Ibunya Ketum Gerwani”. Artikel ini sebenarnya berisi hasil periksa fakta terkait Ribka Tjibtaning yang bersumber dari akun Instagram @turnbackhoaxid pada 16 Juni 2020.
Berikut isi artikel yang dimuat di situs swarakyat[dot]com pada 18 Juni 2020 tersebut:
“Belum lama ini beredar di media sosial Facebook sebuah unggahan foto salah satu anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuang, Ribka Tjiptaning. Foto tersebut diunggah oleh pemilik akun Facebook Dian Limaran dengan menyertakan sebuah narasi yang berbunyi sebagai berikut.
“Saya PKI. Jokowi tak berani Gebuk saya, karena ibunya ketum Gerwani PKI,” tulis akun Facebook Dian Limaran.
Unggahan foto beserta narasi sangat penjang yang ia bagikan dalam sebuah grup dengan nama ‘Anies Sandi Menuju RI-1’. Pada narasi postingan foto itu, disebutkan bahwa Jokowi dan silsilah keluarganya merupakan simpatisan dari Partai Komunis Indonesia (PKI).
Mengutip keterangan unggahan dari laman Instagram Mafindo @turnbackhoaxid oleh Mantra Sukabumi, Ribka Tjiptaning tidak pernah menyatakan “Saya PKI” melainkan hanya menulis kalimat “Aku Bangga Jadi Anak PKI” pada judul bukunya di tahun 2002 silam.
Seperti kita ketahui, sejarah PKI sendiri telah berakhir setelah Gerakan 30 September 1965, yang kemudian disusul dengan pembantaian secara besar-besaran terhadap anggota dan simpatisan PKI. Dalam Ketetapan MPRS Nomr 25 Tahun 1966 pun sudah jelas tercantum bahwa PKI telah dibubarkan. Sehingga, sejak saat itu, tidak ada lagi aktivitas PKI di Indonesia. Selain itu, jika melihat kelahiran Ribka yang lahir pada 1 Juli 1959, maka tepat pada tahun 1965, Ribka baru menginjak usia 6 tahun.
Adapun, asal-usul keluarga Jokowi pernah ditulis bersama oleh Wawan Mas’udi (dosen UGM) dan Ramdhon (dosen UNS) dalam buku “Jokowi dari Bantaran Kalianyar ke Istana” yang diluncurkan pada Desember 2018 bukan buku “jokowi undercover” yang dilarang pemerintah ya. Dalam buku tersebut diketahui bahwa kakek Jokowi dari jalur ayah, Lamidi Wiryomiharjo, merupakan Kepala Desa di Desa Krajan, Karanganyar, yang menjabat sejak 1950 hingga 1980-an. Pada masa orde baru, jika ada orang yang memiliki sangkut paut dengan PKI tidak mungkin terpilih menjadi Kepala Desa.
Kemudian ibunya Sudjiatmi lahir pada 15 Februari 1943 di Desa Giriroto, Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah. Sudjiatmi menikah dengan Widjiatno Notomihardjo pada 1959. Pasangan ini lalu pindah dari Boyolali ke Srambatan, Solo bagian utara. Pada 21 Juni 1961, lahir anak pertama mereka, Joko Widodo.
Dengan demikian, klaim Ribka Tjiptaning yang mengatakan “Saya PKI. Jokowi tak berani Gebuk saya, karena ibunya ketum Gerwani PKI” adalah Misleading Conten.”
Kesimpulan
Judul artikel di gambar itu dipotong dari judul artikel asli yaitu “[CEK FAKTA] Ribka Tjibtaning: Jokowi Tak Berani Gebuk Saya Karena Ibunya Ketum Gerwani”. Artikel ini sebenarnya berisi hasil periksa fakta terkait Ribka Tjibtaning yang bersumber dari akun Instagram @turnbackhoaxid pada 16 Juni 2020.
Rujukan
(GFD-2020-5172) [SALAH] “PSBB di Kota Medan dilaksanakan selama 14 hari, mulai 3 hingga 17 Oktober 2020”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 03/10/2020
Berita
Akun Zabdan Ramadhan (fb.com/ari.septina) mengunggah status berisi klaim sebagai berikut:
“Semua tempat wisata dan jalan protokol perbatasan Medan , ditutup selama pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). PSBB di Kota Medan dilaksanakan selama 14 hari, mulai 3 hingga 17 Oktober 2020.Semua tempat wisata di Kota Medan termasuk jalan protokol Medan dan perbatasan , ditutup selama pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Stay safe guys”
“Semua tempat wisata dan jalan protokol perbatasan Medan , ditutup selama pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). PSBB di Kota Medan dilaksanakan selama 14 hari, mulai 3 hingga 17 Oktober 2020.Semua tempat wisata di Kota Medan termasuk jalan protokol Medan dan perbatasan , ditutup selama pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Stay safe guys”
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa PSBB di Kota Medan dilaksanakan selama 14 hari, mulai 3 hingga 17 Oktober 2020 adalah klaim yang salah.
Faktanya, Pemerintah Kota Medan menyatakan bahwa informasi yang beredar mengenai PSBB di Kota Medan mulai tanggal 3 hingga 17 Oktober 2020 itu tidak benar (hoax).
Pjs Wali Kota Medan, Arief Sudarto Trinugroho, mengatakan informasi itu tidak benar. Arief berpesan masyarakat berhati-hati terhadap berita bohong alias hoax.
“Pemerintah Kota Medan menyatakan bahwa informasi yang beredar mengenai PSBB di Kota Medan mulai tanggal 3 hingga 17 Oktober 2020 itu tidak benar (hoax). Hati-hati dalam mengonsumsi berita apalagi berita tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” jelas Arief saat dimintai konfirmasi.
Bantahan ini juga disampaikan melalui akun Instagram Humas Pemko Medan pada 2 Oktober 2020.
“Pemerintah Kota Medan menyatakan bahwa Informasi yang beredar mengenai PSBB di Kota Medan mulai tanggal 3 hingga 17 Oktober 2020 itu TIDAK BENAR (HOAX). Hati-hati dalam mengkonsumsi berita apalagi berita tersebut TIDAK DAPAT DIPERTANGGUNGJAWABKAN KEBENARANNYA. Sekali lagi, kami tekankan, berita tersebut adalah HOAX. Ayo jangan mudah percaya terhadap berita yang tidak dapat dipertanggungjawabkan tersebut. Saring sebelum sharing. Hati-hati berita HOAX” tulis akun Humas Pemko Medan.
Faktanya, Pemerintah Kota Medan menyatakan bahwa informasi yang beredar mengenai PSBB di Kota Medan mulai tanggal 3 hingga 17 Oktober 2020 itu tidak benar (hoax).
Pjs Wali Kota Medan, Arief Sudarto Trinugroho, mengatakan informasi itu tidak benar. Arief berpesan masyarakat berhati-hati terhadap berita bohong alias hoax.
“Pemerintah Kota Medan menyatakan bahwa informasi yang beredar mengenai PSBB di Kota Medan mulai tanggal 3 hingga 17 Oktober 2020 itu tidak benar (hoax). Hati-hati dalam mengonsumsi berita apalagi berita tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” jelas Arief saat dimintai konfirmasi.
Bantahan ini juga disampaikan melalui akun Instagram Humas Pemko Medan pada 2 Oktober 2020.
“Pemerintah Kota Medan menyatakan bahwa Informasi yang beredar mengenai PSBB di Kota Medan mulai tanggal 3 hingga 17 Oktober 2020 itu TIDAK BENAR (HOAX). Hati-hati dalam mengkonsumsi berita apalagi berita tersebut TIDAK DAPAT DIPERTANGGUNGJAWABKAN KEBENARANNYA. Sekali lagi, kami tekankan, berita tersebut adalah HOAX. Ayo jangan mudah percaya terhadap berita yang tidak dapat dipertanggungjawabkan tersebut. Saring sebelum sharing. Hati-hati berita HOAX” tulis akun Humas Pemko Medan.
Kesimpulan
Pemerintah Kota Medan menyatakan bahwa informasi yang beredar mengenai PSBB di Kota Medan mulai tanggal 3 hingga 17 Oktober 2020 itu tidak benar (hoax).
Rujukan
Halaman: 4884/5615