“SEMOGA INDONESIA PUNYA VAKSIN SENDIRI 🤲😇🇮🇩
WARNING !!!!!
Info Kesehatan 📢📢📢
Seorang dokter Malaysia berusia 58 tahun, Dr. Chai Koh Meow, deputi direktur Departemen Kesehatan Malaysia, menerima suntikan vaksin booster Covid buatan Pfizer hari Selasa yang lalu sebagai tambahan ke atas vaksin Sinovac yang diterimanya terdahulu, meninggal dunia setelah mengalami gejala-gejala tubuh menjadi tidak nyaman seperti demam (colds) dan rasa sakit (soreness). Berhubung Dr. Chai senantiasa berada dalam kondisi kesehatan yang baik, apakah kematiannya ada kaitan dengan vaksin booster mRNA belumlah bisa dipastikan dan masih diusut oleh pihak otoritas Malaysia.
[Selamat jika pengetahuan teknologi genetika mereka mencapai level mampu membuktikan apapun, ataupun mengaitkan penyebab kematian itu dengan suntikan booster mRNA!]
Sin Chew Daily (Malaysia) – 2021/11/18
https://www.sinchew.com.my/?p=3426350
RIP 🙏 penerima vaksin konvensional Sinovac sebaiknya tidak campur dengan suntikan booster mRNA Pfizer (ataupun Moderna) ☠️”
Efek samping pfizer
(GFD-2021-8020) [SALAH] Dokter di Malaysia Meninggal Setelah Mendapatkan Vaksin Pfizer
Sumber: Facebook.comTanggal publish: 17/12/2021
Berita
Hasil Cek Fakta
Beredar sebuah informasi di Facebook yang mengklaim Deputi Direktur Departemen Kesehatan Malaysia, Dr. Chai Koh Meow meninggal dunia setelah mengalami gejala kesehatan seperti deman dan rasa sakit ditubuhnya setelah mendapatkan vaksinasi booster Pfizer. Lebih lanjut, unggahan tersebut juga memberikan peringatan untuk penerima Sinovac agar tidak menerima vaksin mRNA, seperti Pfizer atau Moderna karena tidak aman.
Setelah ditelusuri, informasi tersebut salah. Faktanya, dilansir dari New Strait Times, Kementerian Kesehatan Malaysia menegaskan bahwa kematian Dr. Chai, pada 17 November 2021 disebabkan oleh gagal jantung dan bukan dikarenakan vaksinasi Covid-19.
Berdasarkan keterangan resmi mereka juga mengatakan bahwa Dr. Chai menyelesaikan dosis booster Covid-19 pada 9 November dan tidak melaporkan efek samping yang luar biasa setelah menerima vaksinasi.
Lebih lanjut dilihat dari laporan post-mortem, Direktur Jendral Kesehatan Tan Sri Dr. Noor Hisham Abdullah, mengatakan bahwa kematian Dr. Chai dikarenakan hemoperikardium, penyakit arteri koroner dan infark miokard.
“Kami ingin menyampaikan belangsungkawa kepada keluarga mendiang Dr Chai dan berterima kaish kepada saudaranya karena mengizinkan kami membagikan hasil post-mortem kepada publik,” Jelas Tan Sri Dr. Noor Hisham, saat memberikan keterangan post-mortem penyebab kematian Dr. Chai.
Kemudian, Menteri Kesehatan Malaysia, Khairy Jamaluddin berharap klarifikasi yang diberikan dapat mengakhiri spekulasi tentang kematian Dr. Chai. Ia juga menjelaskan bahwa tidak ada hubungan langsung antara vaksin Covid-10 dan kematian berdasarkan penelitian yang dilakukan pihak berwenang.
“Kami pasti akan membagikan temuan, jika ada kasus kematian terkait dengan vaksin. Kami berharap dengan (penjelasan) ini, kami dapat menghentikan spekulasi apa pun dan mendesak masyarakat untuk menggunakan dosis booster (untuk meningkatkan cakupan kekebalan),” ujar Khairy.
Kemudian terkait larangan untuk menerima vaksin booster mRNA, pfizer atau moderna, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19, Kementerian Kesehatan RI, dr. Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa itu tidak benar, sejauh ini penerima booster Moderna dan Pfizer tetap aman dan tidak mengalami masalah kesehatan.
Dengan demikian, klaim “Dokter di Malaysia Meninggal Setelah Mendapatkan Vaksin Pfizer” adalah hoaks dengan kategori konten yang menyesatkan.
Setelah ditelusuri, informasi tersebut salah. Faktanya, dilansir dari New Strait Times, Kementerian Kesehatan Malaysia menegaskan bahwa kematian Dr. Chai, pada 17 November 2021 disebabkan oleh gagal jantung dan bukan dikarenakan vaksinasi Covid-19.
Berdasarkan keterangan resmi mereka juga mengatakan bahwa Dr. Chai menyelesaikan dosis booster Covid-19 pada 9 November dan tidak melaporkan efek samping yang luar biasa setelah menerima vaksinasi.
Lebih lanjut dilihat dari laporan post-mortem, Direktur Jendral Kesehatan Tan Sri Dr. Noor Hisham Abdullah, mengatakan bahwa kematian Dr. Chai dikarenakan hemoperikardium, penyakit arteri koroner dan infark miokard.
“Kami ingin menyampaikan belangsungkawa kepada keluarga mendiang Dr Chai dan berterima kaish kepada saudaranya karena mengizinkan kami membagikan hasil post-mortem kepada publik,” Jelas Tan Sri Dr. Noor Hisham, saat memberikan keterangan post-mortem penyebab kematian Dr. Chai.
Kemudian, Menteri Kesehatan Malaysia, Khairy Jamaluddin berharap klarifikasi yang diberikan dapat mengakhiri spekulasi tentang kematian Dr. Chai. Ia juga menjelaskan bahwa tidak ada hubungan langsung antara vaksin Covid-10 dan kematian berdasarkan penelitian yang dilakukan pihak berwenang.
“Kami pasti akan membagikan temuan, jika ada kasus kematian terkait dengan vaksin. Kami berharap dengan (penjelasan) ini, kami dapat menghentikan spekulasi apa pun dan mendesak masyarakat untuk menggunakan dosis booster (untuk meningkatkan cakupan kekebalan),” ujar Khairy.
Kemudian terkait larangan untuk menerima vaksin booster mRNA, pfizer atau moderna, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19, Kementerian Kesehatan RI, dr. Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa itu tidak benar, sejauh ini penerima booster Moderna dan Pfizer tetap aman dan tidak mengalami masalah kesehatan.
Dengan demikian, klaim “Dokter di Malaysia Meninggal Setelah Mendapatkan Vaksin Pfizer” adalah hoaks dengan kategori konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Fathia IS.
Informasi tersebut salah. Faktanya, dilansir dari New Strait Times, Kementerian Kesehatan Malaysia menegaskan bahwa kematian Dr. Chai pada 17 November 2021, disebabkan oleh gagal jantung dan bukan dikarenakan vaksinasi Covid-19.
Informasi tersebut salah. Faktanya, dilansir dari New Strait Times, Kementerian Kesehatan Malaysia menegaskan bahwa kematian Dr. Chai pada 17 November 2021, disebabkan oleh gagal jantung dan bukan dikarenakan vaksinasi Covid-19.
Rujukan
- https://www.nst.com.my/news/nation/2021/11/749049/ministry-clarifies-dr-chais-death-was-due-heart-failure-hopes-put-end-any
- https://www.kompas.com/tren/read/2021/12/06/203000065/-hoaks-dokter-di-malaysia-meninggal-setelah-disuntik-vaksin-pfizer?page=all#page2
- https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4720567/cek-fakta-tidak-benar-penerima-vaksin-sinovac-tidak-boleh-booster-pakai-vaksin-covid-19-pfizer-atau-moderna
(GFD-2021-8019) [SALAH] Video Warga Austria Menentang Lockdown
Sumber: Twitter.comTanggal publish: 16/12/2021
Berita
“Austrians out in full force resisting and defying the illegal lockdown of non-inoculated people. Last time free people in Austria had to show papers to the police was during the world war when it was under Nazi ocupation. As the Light increases, so to does the dark.”
“Orang-orang Austria dengan kekuatan penuh melawan dan menentang penguncian ilegal orang-orang yang tidak disuntik. Terakhir kali orang-orang bebas di Austria harus menunjukkan surat-surat kepada polisi adalah selama perang dunia ketika berada di bawah pendudukan Nazi. Saat Terang bertambah, begitu pula kegelapan.”
“Orang-orang Austria dengan kekuatan penuh melawan dan menentang penguncian ilegal orang-orang yang tidak disuntik. Terakhir kali orang-orang bebas di Austria harus menunjukkan surat-surat kepada polisi adalah selama perang dunia ketika berada di bawah pendudukan Nazi. Saat Terang bertambah, begitu pula kegelapan.”
Hasil Cek Fakta
Akun Twitter Rodney Sullivan (@RSulliv15348672) mengunggah cuitan berupa video dengan klaim video tersebut adalah aksi protes warga Austria menentang lockdown bagi mereka yang tidak disuntik. Video yang diunggah pada 24 November 2021 itu telah ditonton sebanyak 53 kali.
Berdasarkan hasik penelusuran, klaim video cuitan tersebut tidak tepat. Ditemukan akun YouTube PR Online – WIR SIND SPORT yang mengunggah video cuitan itu dengan judul “Borussia Mönchengladbach: Fanmarsch durch Graz” “Borussia Mönchengladbach: Fan berbaris melalui Graz” pada 29 November 2019 dengan narasi sebagai berikut.
“Lebih dari 6.000 penggemar menghadiri pertandingan Liga Europa Borussia Mönchengladbach melawan Wolfsberger AC di Merkur Arena di Graz. Banyak dari mereka sebelumnya mengikuti pawai penggemar dari pusat kota ke tempat pertandingan.”
PR Online atau Rheinische Post yang merupakan portal berita asal Jerman turut memberitakan peristiwa tersebut dalam berita berjudul “Video zeigt riesigen Fanmarsch von Borussia-Fans in Graz” “Video shows a huge fan march by Borussia fans in Graz” terbit pada 29 November 2019.
Dari berbagai fakta di atas, cuitan akun Twitter Rodney Sullivan (@RSulliv15348672) dikategorikan sebagai Konteks yang Salah.
Berdasarkan hasik penelusuran, klaim video cuitan tersebut tidak tepat. Ditemukan akun YouTube PR Online – WIR SIND SPORT yang mengunggah video cuitan itu dengan judul “Borussia Mönchengladbach: Fanmarsch durch Graz” “Borussia Mönchengladbach: Fan berbaris melalui Graz” pada 29 November 2019 dengan narasi sebagai berikut.
“Lebih dari 6.000 penggemar menghadiri pertandingan Liga Europa Borussia Mönchengladbach melawan Wolfsberger AC di Merkur Arena di Graz. Banyak dari mereka sebelumnya mengikuti pawai penggemar dari pusat kota ke tempat pertandingan.”
PR Online atau Rheinische Post yang merupakan portal berita asal Jerman turut memberitakan peristiwa tersebut dalam berita berjudul “Video zeigt riesigen Fanmarsch von Borussia-Fans in Graz” “Video shows a huge fan march by Borussia fans in Graz” terbit pada 29 November 2019.
Dari berbagai fakta di atas, cuitan akun Twitter Rodney Sullivan (@RSulliv15348672) dikategorikan sebagai Konteks yang Salah.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Renanda Dwina Putri (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia)
Faktanya, video tersebut adalah para penggemar klub sepak bola Borussia Mönchengladbach pada pertandingan Liga Eropa melawan Wolfsberger AC di Merkur Arena, Graz, Austria pada November 2019.
Faktanya, video tersebut adalah para penggemar klub sepak bola Borussia Mönchengladbach pada pertandingan Liga Eropa melawan Wolfsberger AC di Merkur Arena, Graz, Austria pada November 2019.
Rujukan
(GFD-2021-8018) [SALAH] Foto Pohon Natal di Masjid
Sumber: Twitter.comTanggal publish: 16/12/2021
Berita
“Islam itu indah
Islam itu damai
Islam itu Rahmatan Lil Alamin
Selamat hari natal saudara ku umat kristiani”
Narasi dalam foto:
“Praise the Lord Our God
Christmas tree 🎄 in mosque. This should be started from Saudi Arabia.”
Islam itu damai
Islam itu Rahmatan Lil Alamin
Selamat hari natal saudara ku umat kristiani”
Narasi dalam foto:
“Praise the Lord Our God
Christmas tree 🎄 in mosque. This should be started from Saudi Arabia.”
Hasil Cek Fakta
Akun Twitter Sriana Devi (@devi_sriana) mengunggah cuitan berupa foto tangkapan layar yang di dalamnya terdapat narasi adanya pohon natal di masjid. Cuitan tersebut mendapat atensi berupa 51 retweet dan 243 suka.
Berdasarkan hasil penelusuran, cuitan tersebut merupakan hoaks lama yang telah beredar sejak tahun 2018. Mengutip dari IlmFeed, menurut pernyataan warga lokal, pohon Natal itu berada di sebuah aula di Inggris Selatan bernama Selsdon Community Centre. Aula tersebut digunakan untuk berbagai kegiatan, termasuk salat Jumat dan Tarawih berjamaah.
“This is Selsdon Community centre in South London, the hall is hired for Friday prayers and Alhamdulillah now we are able to do taraweeh during Ramadan as well. It is a multi cultural hall, we even invite local non Muslims to come and observe on Fridays to raise awareness and spread love,” ujar Imran Sheikh pada sebuah unggahan Facebook pada 25 November 2018.
Dari berbagai fakta di atas, cuitan akun Twitter Sriana Devi (@devi_sriana) dikategorikan sebagai Konteks yang Salah.
Berdasarkan hasil penelusuran, cuitan tersebut merupakan hoaks lama yang telah beredar sejak tahun 2018. Mengutip dari IlmFeed, menurut pernyataan warga lokal, pohon Natal itu berada di sebuah aula di Inggris Selatan bernama Selsdon Community Centre. Aula tersebut digunakan untuk berbagai kegiatan, termasuk salat Jumat dan Tarawih berjamaah.
“This is Selsdon Community centre in South London, the hall is hired for Friday prayers and Alhamdulillah now we are able to do taraweeh during Ramadan as well. It is a multi cultural hall, we even invite local non Muslims to come and observe on Fridays to raise awareness and spread love,” ujar Imran Sheikh pada sebuah unggahan Facebook pada 25 November 2018.
Dari berbagai fakta di atas, cuitan akun Twitter Sriana Devi (@devi_sriana) dikategorikan sebagai Konteks yang Salah.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Renanda Dwina Putri (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia)
Faktanya, foto pohon Natal itu bukan berada di masjid, melainkan di suatu aula multi budaya bernama Selsdon Community Centre di Inggris Selatan.
Faktanya, foto pohon Natal itu bukan berada di masjid, melainkan di suatu aula multi budaya bernama Selsdon Community Centre di Inggris Selatan.
Rujukan
(GFD-2021-8017) [SALAH] Foto “Best elephant photo ever! Fly, little guy!”
Sumber: Twitter.comTanggal publish: 16/12/2021
Berita
“Best elephant photo ever! Fly, little guy!”
Hasil Cek Fakta
Akun Twitter Untold Universe (@UniverseUntold) mengunggah cuitan berupa foto gajah terbang dengan narasi “best elephant photo ever! Fly, little guy!”. Cuitan yang diunggah pada 5 Desember 2021 mendapat atensi berupa 29 retweet dan 191 suka.
Berdasarkan hasil penelusuran, foto cuitan itu telah melalui proses penyuntingan. Foto tersebut dibuat oleh seniman asal Swiss bernama Polynic menggunakan Photoshop pada 11 Januari 2008 untuk projek bernama “Levitations 7”. Karya itu ditemukan di sebuah situs bernama DesignCrowd yang merupakan suatu bisnis berbasis kontes komunitas di Australia.
Dari fakta di atas, cuitan akun Twitter Untold Universe (@UniverseUntold) dikategorikan sebagai Konten yang Dimanipulasi.
Berdasarkan hasil penelusuran, foto cuitan itu telah melalui proses penyuntingan. Foto tersebut dibuat oleh seniman asal Swiss bernama Polynic menggunakan Photoshop pada 11 Januari 2008 untuk projek bernama “Levitations 7”. Karya itu ditemukan di sebuah situs bernama DesignCrowd yang merupakan suatu bisnis berbasis kontes komunitas di Australia.
Dari fakta di atas, cuitan akun Twitter Untold Universe (@UniverseUntold) dikategorikan sebagai Konten yang Dimanipulasi.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Renanda Dwina Putri (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia)
Faktanya, foto tersebut bukan foto gajah kecil yang sedang lompat seperti terbang. Foto itu adalah hasil karya dari seniman asal Swiss bernama Polynic untuk projek “Levitations 7” tahun 2008.
Faktanya, foto tersebut bukan foto gajah kecil yang sedang lompat seperti terbang. Foto itu adalah hasil karya dari seniman asal Swiss bernama Polynic untuk projek “Levitations 7” tahun 2008.
Rujukan
Halaman: 4883/6304