(GFD-2020-8080) [Fakta atau Hoaks] Benarkah Pendiri Alibaba Jack Ma Sebut Tahun 2020 Hanyalah Tahun untuk Bertahan Hidup?
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 11/05/2020
Berita
Sebuah kutipan yang diklaim bersumber dari pendiri perusahaan teknologi Alibaba, Jack Ma, beredar di media sosial. Menurut kutipan itu, tahun 2020 hanyalah tahun untuk bertahan hidup. Kutipan ini beredar di tengah pandemi virus Corona Covid-19 yang muncul sejak akhir 2019 lalu.
Berikut narasi lengkap dalam kutipan tersebut: "For people in business, 2020 is really just a year for staying alive. Don't even talk about your dreams or plans. Just make sure you stay alive. If you can stay alive, then you would have made a profit already. - Jack Ma, Alibaba Group".
Di Facebook, kutipan tersebut terdapat dalam sebuah poster berlatar belakang hitam yang dilengkapi dengan foto Jack Ma. Poster tersebut diunggah salah satunya oleh halaman Facebook Jack.Ma pada 1 Mei 2020. Sejak diunggah, poster ini telah dibagikan sebanyak lebih dari 1.500 kali.
Sementara di Twitter, kutipan itu dicuitkan salah satunya oleh akun @AbdulAbmJ pada 1 Mei 2020. Kutipan serupa juga beredar dalam versi bahasa Indonesia, seperti yang dibagikan salah satunya oleh akun @yan_widjaya pada 1 Mei 2020.
Berikut narasi lengkapnya: "Jack Ma bilang: Tahun ini jangan cerita untung atau rugi, utamakan bisa hidup lalu berkembang. Harus mikir cara gimana bisa hidup. Jangan cerita yenyang berkembang. Tahun ini adalah tahun pelindung nyawa, jika kamu bisa tahan hidup kamu sudah beruntung..."
Gambar tangkapan layar unggahan di halaman Facebook Jack.Ma (kiri) dan akun Twitter Yan Widjaya (kanan).
Apa benar Jack Ma menyebut bahwa tahun 2020 hanyalah tahun untuk bertahan hidup?
Hasil Cek Fakta
Untuk memverifikasi klaim tersebut, Tim CekFakta Tempo menghubungi Director of Corporate Affairs Alibaba Group Indonesia, Dian Safitri. Menurut Dian, kutipan tentang tahun 2020 hanyalah tahun untuk bertahan hidup itu tidak berasal dari Jack Ma. "Tidak ada catatan bahwa Jack Ma pernah menyampaikan pesan tersebut," kata Dian pada 8 Mei 2020.
Dian juga memastikan bahwa halaman Facebook Jack.Ma yang mengunggah poster berisi kutipan tersebut bukanlah akun milik Jack Ma. "Terkait akun media sosial resmi Jack Ma, saat ini, Jack Ma hanya memiliki akun resmi di Weibo dan Twitter. Untuk Facebook resmi Jack Ma, tidak ada," ujar Dian.
Kutipan yang terdapat dalam poster yang disertai foto Jack Ma itu diduga bersumber dari video hasil editan dengan suara yang bukan suara Jack Ma. Video tersebut diunggah oleh akun yang menggunakan nama Jack Ma di Douyin atau TikTok versi Cina.
Berdasarkan penelusuran Tempo dengan reverse image tool Yandex, video aslinya pernah diunggah di platform video Cina, iQiyi, pada 9 September 2019, sebelum munculnya virus Corona Covid-19 pada Desember 2019. Menurut keterangannya, video itu merupakan video pidato Jack Ma soal wirausaha. "Jangan berhenti memulai bisnis, kejar impian Anda."
Di akun Twitter-nya, Jack Ma juga tidak pernah menyinggung bahwa tahun 2020 hanyalah tahun untuk bertahan hidup. Berdasarkan pencarian lanjutan pada akun @JackMa di Twitter dengan kata kunci "2020 staying alive", dinyatakan bahwa "tidak ada yang muncul untuk pencarian tersebut".
Pada 19 April 2020, dalam wawancara dengan televisi Cina CGTN, Jack Ma menyatakan bahwa pandemi virus Corona Covid-19 bakal mengubah cara masyarakat berbisnis dalam jangka panjang. Secara bertahap, masyarakat akan beralih ke bisnis online.
Menurut dia, penerapan teknologi e-commerce bisa menjadi kunci untuk mempertahankan pelanggan. Masyarakat harus menemukan cara inovatif untuk beradaptasi dengan situasi saat ini. "Tidak ada negara atau perusahaan yang bisa diisolasi dari internet," katanya.
Jack Ma juga menuturkan e-commerce bakal menjadi kunci bagi perusahaan untuk bertahan hidup, bagi negara-negara untuk makmur, dan bagi ekonomi dunia untuk bergerak. Virus ini merupakan alarm bagi negara-negara untuk meningkatkan langkah mereka dalam memperkuat sistem ekonominya.
Menurut Jack Ma, pandemi Covid-19 pun tidak akan berakhir dalam waktu singkat. Selain itu, pandemi ini hanya bisa menghilang dengan mengandalkan terobosan teknologi, inovasi, dan penelitian medis. "Jadi, kita harus melakukan persiapan jangka panjang," tuturnya.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta di atas, kutipan soal tahun 2020 hanyalah tahun untuk bertahan hidup bukan berasal dari Jack Ma. Kutipan tersebut bersumber dari sebuah video hasil editan dengan suara yang bukan suara Jack Ma. Video aslinya pernah diunggah di platform video Cina, iQiyi, pada 9 September 2019, sebelum munculnya virus Corona Covid-19 pada Desember 2019.
ZAINAL ISHAQ
Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id
Rujukan
- https://bit.ly/3cmw4s4
- https://bit.ly/2WfH1WA
- https://bit.ly/3bhnB87
- https://www.iesdouyin.com/share/video/6819809624758275328/?region=CN&mid=6819627970001734414&app=news_article×tamp=1588644195&tt_from=dingtalk&utm_source=dingtalk&utm_medium=toutiao_ios&utm_campaign=client_share&dtshare_count=1
- https://www.iqiyi.com/v_19ruls01nk.html
- https://twitter.com/JackMa
- https://twitter.com/search?q=2020%20is%20really%20just%20a%20year%20for%20staying%20alive%20(from%3AJackMa)&src=typed_query
- https://bit.ly/3dtHTfU
(GFD-2020-8079) [Fakta atau Hoaks] Benarkah Klaim Judy Mikovits Soal Virus Corona dalam Film Dokumenter Plandemic?
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 11/05/2020
Berita
Sebuah film dokumenter yang berjudul Plandemic viral di media sosial dalam beberapa hari terakhir. Film yang mengangkat kisah seorang saintis dan ahli virus Judy Mikovits itu mengungkap sejumlah teori konspirasi mengenai asal-muasal virus Corona penyebab Covid-19, SARS-CoV-2.
Film dokumenter berdurasi sekitar 25 menit tersebut diunggah di Facebook salah satunya oleh akun Cerdas Geopolitik, yakni pada 8 Mei 2020. Hingga artikel ini dimuat, unggahan tersebut telah ditonton lebih dari 115 ribu kali dan dibagikan lebih dari 4 ribu kali.
"Plandemic. Film dokumenter ini sejak tadi malam dihapus-hapusin sama Yutub, lalu diupload lagi sama netizen, dihapus lagi. Mimin selametin deh, plus kasih terjemahan, buat sobat-sobat pejuang follower fenpej ini. Isi filmnya dahsyat. Tentang Covid-19. Tonton sendiri. Saran mimin: sobat-sobat donlot lalu upload di akun masing-masing (jaga-jaga kalau fb ikut-ikutan main hapus video ini)," demikian narasi yang ditulis oleh akun Cerdas Geopolitik dalam unggahan itu.
Film itu pun memicu kontroversi karena menyerang sejumlah tokoh, seperti kepala gugus tugas Covid-19 Amerika Serikat sekaligus Ketua Institut Nasional untuk Alergi dan Penyakit Menular AS (NIAID) Anthony Fauci, Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan AS (CDC) dan pendiri Microsoft, Bill Gates. Adapun Judy Mikovits menuding bahwa virus Corona baru ini tidak muncul secara alamiah, melainkan berasal dari laboratorium, salah satunya laboratorium di Wuhan, Cina.
"Saya tidak akan menggunakan kata 'dibuat'. Tapi Anda tidak bisa mengatakan bahwa virus itu terjadi secara alami jika itu melalui laboratorium. Jadi, sangat jelas virus ini dimanipulasi. Keluarga virus ini dimanipulasi dan dipelajari di laboratorium tempat hewan-hewan itu dibawa ke laboratorium, dan inilah yang dilepaskan, entah disengaja atau tidak. Itu tidak mungkin terjadi secara alami. Seseorang tidak pergi ke pasar, membeli kelelawar, virus tidak melompat langsung ke manusia. Bukan begitu cara kerjanya. Itu mempercepat evolusi virus. Jika virus itu adalah kejadian alami, akan memakan waktu hingga 800 tahun untuk terjadi."
Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Cerdas Geopolitik.
Bagaimana kebenaran klaim-klaim Judy Mikovits dalam film dokumenter Plandemic tersebut?
Hasil Cek Fakta
Judy Mikovits memulai karirnya sebagai teknisi laboratorium di Institut Kanker Nasional AS (NCI) pada 1988. Dia kemudian menjadi seorang ilmuwan dan memperoleh gelar PhD dalam biokimia dan biologi molekuler dari George Washington University pada 1991.
Pada 2009, Mikovits menjabat sebagai direktur penelitian di Institut Whittemore Peterson (WPI), pusat penelitian swasta di Reno, Nevada, AS. Namun, sebagian besar komunitas ilmiah tidak mengenalnya. Pada tahun ini, Mikovits mendadak menjadi kontroversi setelah terlibat dalam penulisan makalah di Jurnal Science yang menyarankan agen tak jelas bernama xenotropic murine leukemia virus-related virus (XMRV) sebagai penyebab sindrom kelelahan kronis (CFS). Kontroversi ini berakhir saat Jurnal Science menarik makalah itu pada 2011 karena kredibilitas hasil penelitian Mikovits diragukan.
Sejak 2012, Mikovits tidak lagi menerbitkan literatur apa pun. Namun, dia kembali mempromosikan hipotesis XMRV di tengah berbagai tuntutan hukum dari institusinya. Kini, ia muncul ke publik sebagai salah satu penulis buku "Plague of Corruption: Restoring Faith in the Promise of Science" dan narasumber dalam video dokumenter viral, Plandemic.
Untuk memeriksa klaim terkait Mikovits ataupun klaim yang dilontarkan oleh Mikovits dalam film Plandemic tersebut, Tempo mengutip hasil pemeriksaan fakta yang dipublikasikan oleh tiga lembaga, yakni ScienceMag, Snopes, dan PolitiFact.
Klaim 1:Judy Mikovits adalah salah satu ilmuwan paling sukses di generasinya. Di puncak karirnya, Mikovits menerbitkan artikel blockbuster di Jurnal Science. Artikel kontroversial itu mengejutkan komunitas ilmiah karena mengungkapkan bahwa penggunaan umum hewan dan jaringan janin manusia melepaskan wabah penyakit kronis yang menghancurkan.
Fakta: Mikovits telah menulis 40 makalah ilmiah, namun tidak dikenal secara luas di komunitas ilmiah sebelum ia menerbitkan makalah di Jurnal Science pada 2009 yang menghubungkan CFS dengan retrovirus yang disebut XMRV. Ilmuwan lain melaporkan bahwa mereka tidak bisa menemukan bukti adanya retrovirus dalam darah pasien dengan CFS. Sebuah tim ilmiah pun menerbitkan sebuah penelitian yang berisi bukti bahwa XMRV muncul karena adanya kontaminasi laboratorium. Pada Desember 2011, para editor Science menarik makalah Mikovits dan mengatakan bahwa mereka telah "kehilangan kepercayaan terhadap laporan itu serta validitas kesimpulannya".
Klaim 2:Mikovits ditahan di penjara, tanpa tuduhan.
Fakta: Pengacara distrik Washoe, Nevada, mengajukan pengaduan pidana terhadap Mikovits yang diduga melakukan pengambilan data komputer secara ilegal dan properti terkait dari WPI. Selain itu, WPI mengajukan gugatan perdata terhadap Mikovits untuk memaksanya mengembalikan "peralatan mereka yang disalahgunakan." Mikovits sempat ditangkap sebagai buron di California, AS.
Klaim 3:Mikovits mengatakan bahwa vaksin akan membunuh jutaan orang. Dia juga menyebut tidak ada vaksin saat ini yang sesuai untuk virus RNA.
Fakta: Vaksin tidak membunuh jutaan orang. Sebaliknya, vaksin telah menyelamatkan jutaan nyawa. Banyak vaksin yang bekerja untuk melawan virus RNA yang dijual di pasaran, termasuk untuk influenza, campak, gondong, rubela, rabies, demam kuning, dan Ebola.
Klaim 4:SARS-CoV-2 dimanipulasi di laboratorium.
Fakta: Menurut perkiraan ilmiah, virus terdekat dengan SARS-CoV-2 adalah virus Corona kelelawar yang diidentifikasi oleh Institut Virologi Wuhan (WIV). "Jarak" waktu evolusi ke SARS-CoV-2 adalah sekitar 20-80 tahun. Tidak ada bukti virus kelelawar ini dimanipulasi.
Menurut artikel di Nature pada 17 Maret 2020, penelitian terhadap struktur genetik SARS-CoV-2 juga menunjukkan bahwa tidak ada manipulasi laboratorium. Para ilmuwan memiliki dua penjelasan tentang asal usul virus tersebut, yakni seleksi alam pada inang hewan atau seleksi alam pada manusia setelah virus melompat dari hewan. "Analisis kami dengan jelas menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 bukan hasil konstruksi laboratorium atau virus yang dimanipulasi secara sengaja."
Klaim 5:SARS-CoV-2 muncul dalam satu dekade setelah SARS-CoV. Ini bukan sesuatu yang alami terjadi.
Fakta: Klaim ini keliru. Sebab, Covid-19 adalah penyakit baru dan tidak berasal dari SARS (Severe Acute Respiratory Syndrom). Dalam beberapa hal, SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 memang mirip dengan SARS-CoV penyebab SARS. Keduanya adalah jenis virus Corona pada manusia yang berasal dari kelelawar yang menyebabkan penyakit pernapasan dan menyebar melalui batuk dan bersin. Namun, menurut para peneliti, SARS-CoV-2 hanya memiliki 79 persen kesamaan genetik dengan SARS-CoV. Secara genetik, SARS-CoV-2 lebih mirip dengan virus Corona lain yang diturunkan oleh kelelawar daripada SARS-CoV.
Klaim 6:SARS-CoV-2 berasal dari laboratorium di Wuhan.
Fakta: Tidak ada bukti bahwa SARS-CoV-2 berasal dari laboratorium di Wuhan. Pendanaan NIAID bagi kelompok peneliti AS yang bekerja dengan laboratorium di Wuhan pun telah dihentikan, yang mana hal ini membuat marah banyak ilmuwan.
Klaim 7:Italia memiliki populasi yang sangat tua. Mereka sangat menderita dengan gangguan peradangan. Pada awal 2019, mereka mendapat vaksin influenza baru yang belum diuji, yang terdiri atas empat jenis influenza, termasuk H1N1 yang sangat patogen. Vaksin itu ditanam dalam garis sel, garis sel anjing. Anjing memiliki banyak virus Corona.
Fakta: Tidak ada bukti yang menghubungkan vaksin influenza, atau virus Corona pada anjing, dengan pandemi Covid-19 Italia.
Klaim 8:Menurut Mikovits, vaksin flu meningkatkan peluang seseorang terinfeksi Covid-19 hingga 36 persen. Dia menunjukkan studi yang menemukan bahwa personel Departemen Pertahanan AS yang mendapatkan vaksin flu pada 2017 dan 2018 lebih besar kemungkinannya terkena Covid-19 daripada personel yang tidak divaksin.
Fakta: Mikovits merujuk ke penelitian yang diterbitkan pada Januari di jurnal peer-review Vaccine. Tapi klaim Mikovits ini keliru. Penelitian tersebut digelar sebelum munculnya pandemi Covid-19. Dalam penelitian itu, juga tidak terdapat penjelasan bahwa vaksin flu meningkatkan peluang seseorang terinfeksi virus Corona hingga 36 persen. Selain itu, menurut CDC, sebagian besar vaksin flu di AS melindungi warga dari empat jenis virus, yakni influenza A H1N1, influenza A H3N2, dan dua virus influenza B. Tidak ada virus Corona dalam suntikan vaksin flu. Selain itu, belum ada vaksin virus Corona untuk manusia.
Klaim 9:Mengenakan masker benar-benar mengaktifkan virus Anda sendiri. Anda menjadi sakit karena ekspresi virus Corona yang Anda aktifkan kembali. Dan jika itu SARS-CoV-2, maka Anda mendapat masalah besar.
Fakta: Tidak jelas apa yang dimaksud Mikovits dengan "ekspresi virus Corona". Tidak ada bukti bahwa memakai masker dapat mengaktifkan virus dan membuat orang sakit. CDC menyarankan semua orang yang pergi ke tempat umum untuk memakai masker. Tujuannya, untuk mencegah penyebaran virus Corona yang tidak disadari lewat batuk dan bersin mengingat butuh waktu hingga 14 hari bagi seseorang yang terinfeksi untuk menunjukkan gejala.
Memakai masker mencegah penyebaran virus Corona. Hal ini tidak membuat seseorang lebih rentan terhadapnya. "Tidak ada hal apapun terkait pemakaian masker yang memiliki dampak biologis yang relevan terhadap aktivitas virus. Mengenakan masker hanya akan menangkap droplet sebelum mencapai mulut atau hidung kita. Ini bukan ilmu yang tinggi, dan Dr. Mikovits seharusnya tahu itu," kata Richard Peltier, asisten profesor ilmu kesehatan lingkungan di University of Massachusetts, Amherst, AS.
Klaim 10:Anda memiliki mikroba penyembuh di lautan, di air asin.
Fakta: Tidak ada bukti bahwa mikroba di lautan dapat menyembuhkan pasien Covid-19.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta di atas, tujuh klaim terkait Judy Mikovits maupun klaim yang dilontarkannya dalam film dokumenter Plandemic adalah klaim yang keliru. Sementara itu, tiga klaim lainnya tidak terbukti.
IKA NINGTYAS
Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id
Rujukan
- https://web.archive.org/web/20200510070259/
- https://www.facebook.com/cerdasgeopolitik/videos/vb.357865098052374/170592417620001/?type=2&theater
- https://www.sciencemag.org/news/2020/05/fact-checking-judy-mikovits-controversial-virologist-attacking-anthony-fauci-viral
- https://www.snopes.com/fact-check/plandemic-mikovits-arrest/
- https://www.politifact.com/article/2020/may/08/fact-checking-plandemic-documentary-full-false-con/
(GFD-2020-8078) [Fakta atau Hoaks] Benarkah Klaster Penyebaran Corona Terbesar di Indonesia adalah 10 ribu Pendeta GBI dan GPIB?
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 09/05/2020
Berita
Narasi bahwa klaster penyebaran virus Corona Covid-19 terbesar di Indonesia adalah 10 ribu pendeta GBI (Gereja Bethel Indonesia) dan GPIB (Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat) beredar di media sosial. Narasi itu juga menuding bahwa para pendeta tersebut membawa virus Corona dari Italia dan Israel.
Salah satu akun di Facebook yang membagikan narasi tersebut adalah akun Rae Chandra, yakni pada 5 Mei 2020. Narasi ini disertai dengan sejumlah gambar tangkapan layar berita media online tentang sejumlah pendeta dari berbagai gereja yang menularkan Covid-19 kepada jemaatnya. Gereja-gereja itu adalah Gereja Bethel Bandung, Gereja Shinceonji, dan gereja di Korea Selatan.
"Ternyata Klaster penyebar Covid-19 terbanyak dgn jejaring terbesar di Indonesia adalah 10.000 lebih pendeta GBI & GPIB dari seluruh Indonesia yang bawa covid-19 dari Itali dan Israel. Itu laporan ke pekerja medis pemerintah, tapi kenapa itu tak diberitakan melalui media agar semua jadi waspada demi mengurangi penyebaran lebih lanjut dari kelompok terpapar?" demikian bunyi narasi tersebut.
Dalam narasinya, akun itu kemudian menuding bahwa ada diskriminasi dari media karena hanya mengekspos kelompok Islam Jamaah Tabligh sebagai klaster penyebar Covid-19. "Yang di-'blow up' di media nasional malah kelompok Islam 'jamaah tabligh' yang hanya beberapa orang, diwajib kan semua kyai untuk di Rapid Test (semuanya terbukti negatif) dan digaungkannya perintah menutup mesjid dan larangan sholat jamaah di mesjid termasuk di daerah2 yg bukan zona beresiko. Tak hanya aneh, tapi juga ngeri."
Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Rae Chandra.
Apa benar klaster penyebaran Corona terbesar di Indonesia adalah 10 ribu pendeta GBI dan GPIB?
Hasil Cek Fakta
Klaim bahwa 10 ribu pendeta GBI dan GPIB menjadi klaster terbesar penyebaran virus Corona Covid-19 tidak memiliki dasar. Sebab, dari total kasus positif Covid-19 di Indonesia per 8 Mei 2020 yang mencapai 13.112 kasus, jumlah pendeta GBI dan GPIB yang positif Covid-19 tidak mencapai 10 ribu orang.
Dua kegiatan GBI dan GPIB memang menjadi salah satu klaster awal penyebaran Covid-19 di Jawa Barat, yakni Persidangan Sinode Tahunan GPIB di Hotel Aston, Bogor, pada 28-29 Februari 2020 dan seminar keagamaan GBI di Lembang, Bandung, pada 3-5 Maret 2020.
Dilansir dari Kompas.com, dari Persidangan Sinode Tahunan GPIB yang dihadiri 600 perserta itu, terdapat satu peserta dari Bandar Lampung dan empat jemaat dari Bogor yang dinyatakan positif Covid-19. Wali Kota Bogor Bima Arya juga dinyatakan positif Covid-19 usai menghadiri acara itu.
Adapun dari seminar keagamaan GBI tersebut, salah satu pimpinan GBI yang menghadiri seminar itu dinyatakan positif Covid-19 dan meninggal dunia. Kemudian, dari hasil rapid test terhadap 637 jemaat GBI, 226 di antaranya dinyatakan positif Covid-19.
Beragamnya klaster penularan Covid-19
Meskipun begitu, dua kegiatan GBI dan GPIB itu bukan satu-satunya klaster penularan Covid-19 di Jawa Barat. Klaster lainnya di Jawa Barat adalah Seminar Masyarakat Tanpa Riba di Hotel Darmawan Park, Sentul, pada 25-28 Februari 2020 yang dihadiri oleh 200 orang serta Musyawarah Daerah Hipmi Jawa Barat di Hotel Swiss-Belinn, Karawang, pada 9-10 Maret 2020.
Episentrum Covid-19 pun sudah menyebar hampir ke semua provinsi dengan klaster beragam. Di Jawa Timur misalnya, pada pekan pertama April 2020, terdapat sedikitnya 21 klaster penularan Covid-19. Klaster terbesar adalah kegiatan pelatihan petugas haji di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, pada 8-19 Maret 2020. Hingga 25 April 2020, dari kegiatan itu, terdapat 81 orang yang tertular. Adapun klaster terbaru di Jawa Timur adalah pabrik rokok Sampoerna di Surabaya di mana terdapat 65 karyawan yang positif Covid-19.
Klaster Ijtima Gowa menjadi salah satu klaster penularan Covid-19 terbesar di Jawa Tengah. Diperkirakan, terdapat 1.500 warga Jawa Tengah yang mengikuti Ijtima Gowa di Sulawesi Selatan. Meskipun acara itu dibatalkan, sejumlah peserta terlanjur datang ke lokasi.
Dilansir dari Solopos.com, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyebut jumlah kasus Covid-19 dari klaster tersebut mencapai lebih dari 50 orang. Mereka tersebar di berbagai daerah di Jawa Tengah, seperti Sukoharjo, Karanganyar, Wonosobo, Banjarnegara, dan lain-lain.
Di Kalimantan Selatan, dari 199 kasus positif Covid-19 per 5 Mei 2020, 137 di antaranya berasal dari klaster Ijtima Gowa tersebut. Adapun di Kalimantan Timur, kasus positif Covid-19 yang berasal dari klaster Ijtima Gowa mencapai 112 orang dari total kasus Covid-19 di Kalimantan Timur yang sebanyak 168 kasus.
Tidak terkait agama tertentu
Penularan Covid-19 sejatinya tidak terkait ataupun dibawa oleh agama tertentu. Adanya klaster GBI dan GPIB serta klaster Ijtima Gowa menunjukkan bahwa kerumunan orang dalam jumlah besar, termasuk di acara keagamaan, menyebabkan semakin cepatnya penularan Covid-19.
Beberapa ahli menyarankan masyarakat untuk menjaga jarak sosial atau social distancing untuk mencegah penyebaran virus Corona Covid-19. Jarak sosial untuk individu, menurut Harvard Health, adalah jarak yang cukup antara satu orang dengan orang lainnya untuk mengurangi risiko terpaparnya droplet dari orang terinfeksi yang batuk atau bersin. Penelitian menunjukkan virus flu dapat menyebar sejauh 182-243 centimeter lewat batuk atau bersin.
William Schaffner, profesor dari Universitas Vanderbilt dan penasihat untuk Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC), mengingatkan bahwa Covid-19 harus menjadi perhatian utama bagi orang di atas 60 tahu dan mereka yang memiliki masalah kesehatan bawaan, seperti penyakit jantung atau paru-paru, diabetes, dan sebagainya. "Satu-satunya hal terpenting yang dapat Anda lakukan untuk menghindari virus adalah mengurangi kontak langsung dengan orang lain," ujar Schaffner.
Menurut kepala koresponden medis CBS News Jon LaPook, meskipun mungkin tidak cukup untuk menghentikan virus sepenuhnya, menjaga jarak sosial telah terbukti membantu memperlambat penyebaran penyakit di masa lalu, termasuk saat pandemi flu 1918. "Kota-kota yang melakukan jaga jarak sosial bertahan lebih baik daripada yang tidak," katanya.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta di atas, klaim bahwa klaster penyebaran virus Corona Covid-19 terbesar di Indonesia adalah 10 ribu pendeta GBI dan GPIB adalah klaim yang keliru. Dari total kasus positif Covid-19 di Indonesia per 8 Mei 2020 yang mencapai 13.112 kasus, jumlah pendeta GBI dan GPIB yang positif Covid-19 tidak mencapai 10 ribu orang. Klaster GBI dan GPIB pun bukan satu-satunya klaster yang dominan dalam penularan Covid-19.
Selain itu, penularan virus Corona Covid-19 sebenarnya tidak terkait dengan agama tertentu. Klaster-klaster itu terjadi karena kegiatan keagamaan yang menjadi klaster-klaster tersebut melibatkan banyak orang atau kerumunan, yang rentan akan penularan Covid-19. Para ahli telah merekomendasikan jaga jarak aman minimal 1 meter dan menghindari kerumunan sebagai salah satu pencegahan Covid-19.
IKA NINGTYAS
Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id
Rujukan
- http://archive.ph/MlGZt
- https://www.kompas.com/tren/read/2020/04/11/193000565/mengetahui-sejumlah-klaster-awal-penyebaran-virus-corona-di-indonesia?page=3
- https://majalah.tempo.co/read/nasional/160062/penelusuran-korban-covid-19-dari-bogor-menyebar-ke-berbagai-penjuru
- https://www.suarasurabaya.net/kelanakota/2020/diperkirakan-ada-21-klaster-penularan-covid-19-di-jatim-disertai-transmisi-baru/
- https://www.solopos.com/50-an-alumni-ijtima-gowa-di-jateng-positif-covid-19-ganjar-meradang-1059932
- https://kaltim.prokal.co/read/news/371037-sudah-112-orang-dari-klaster-gowa-yang-positif-corona
- https://cantik.tempo.co/read/1318047/cegah-penyebaran-virus-corona-ahli-sarankan-jaga-jarak-sosial/full&view=ok
(GFD-2020-8077) [Fakta atau Hoaks] Benarkah Bupati Konawe Akui Disuap Menko Luhut Soal 500 TKA Cina?
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 08/05/2020
Berita
Narasi bahwa Bupati Konawe, Sulawesi Tenggara, Kery Saiful Konggoasa, mengaku disuap oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan soal tenaga kerja asing (TKA) asal Cina beredar di media sosial. Narasi itu terdapat dalam judul artikel di situs Konfrontasi.com yang berbunyi "Bupati Konawe Akui Disuap Menko Luhut Soal 500 TKA China".
Dalam artikelnya yang dimuat pada 3 Mei 2020 tersebut, Konfrontasi.com mengutip pernyataan Kery dalam program "Apa Kabar Indonesia Pagi" di stasiun televisi tvOne. Menurut artikel itu, terungkap bahwa ada campur tangan pihak pemeritah pusat dalam rencana kedatangan 500 TKA Cina ke Sulawesi Tenggara tersebut. "Kery bahkan tak segan-segan membongkar janji Luhut agar TKA asal China itu bisa masuk ke Indonesia."
Artikel itu pun menyebutkan hal yang pernah dijanjikan oleh Luhut kepada Kery. Berikut narasinya: Lantas hal apa yang sebenarnya pernah dijanjikan Menko Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, kepada Kery soal rencana kedatangan TKA China tersebut? "Menko Maritim katakan, 'Sudah Ker, apa yang kau minta kita siapkan.' Tapi kenyataan juga sampai sekarang belum ada itu terima bantuan. Bagaimana kita ini," kata Kery.
Di Facebook, tautan artikel itu dibagikan salah satunya oleh akun El Shirazy, yakni pada 4 Mei 2020. Hingga artikel ini dimuat, unggahan akun tersebut telah dikomentari lebih dari 100 kali dan dibagikan lebih dari 800 kali.
Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Al Shirazy.
Apa benar Bupati Konawe Kery Saiful Konggoasa mengaku disuap oleh Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan terkait kedatangan 500 TKA Cina ke Sulawesi Tenggara?
Hasil Cek Fakta
Untuk memverifikasi klaim itu, Tim CekFakta Tempo memeriksa pernyataan Bupati Konawe Kery Saiful Konggoasa dalam program "Apa Kabar Indonesia Pagi" di tvOne yang dikutip oleh Konfrontasi.com. Video itu diunggah oleh kanal YouTube milik tvOne, Talk Show tvOne, pada 28 April 2020 dengan judul "Warga Resah 500 TKA China Datang, Bupati Konawe Ngaku Tidak Ada Pemberitahuan Resmi".
Video tersebut berdurasi sekitar 10 menit. Pernyataan Kery yang dikutip oleh Konfrontasi.com dimulai dari menit 1:10 hingga 3:01. Di bagian awal, Kery menyatakan penolakannya terhadap rencana kedatangan 500 TKA Cina ke Sulawesi Tenggara. "Karena kita sudah sepakat bahwasannya Covid-19 ini kita selesaikan dulu, baru masuk tenaga asing, karena akan mempengaruhi kondisi daerah ini," ujar Kery.
Kemudian, Kery mengatakan, "Tapi, kalau memang pemerintah pusat mau bicarakan bagaimana baiknya, ya tidak ada persoalan, kalau sudah perintah pemerintah pusat. Tapi, yang sekarang kita harapkan betul-betul, TKA yang masuk Konawe benar-benar steril dari virus Corona. Mungkin saya akan bicarakan dengan Pak Gubernur (Sulawesi Tenggara) bagaimana teknisnya."
Setelah membicarakan soal rencana kedatangan 500 TKA Cina itu, Kery menyampaikan masalah ekonomi yang dihadapi di kala pandemi Covid-19 serta bantuan dari perusahaan yang berencana mendatangkan 500 TKA Cina itu, PT Virtue Dragon Nickel Industry, dan pemerintah pusat. Dalam konteks inilah Kery menyinggung janji Luhut terkait bantuan. Dalam wawancara itu, Kery juga tidak menyinggung masalah suap seperti yang ditulis Konfrontasi.com.
Berikut ini pernyataan lengkap Kery dalam video di tvOne:
"Karena perlu kita ketahui, negara kita juga perlu ekonomi. Sebab, kalau kita terlalu keras dalam hal ini, bagaimana kita mau punya kehidupan? Sebab, kita juga masih mengharap pendapatan, pendapatan daerah atau apa. Ya mudah-mudahan Corona ini cepat selesai. Kita juga harapkan perusahaan ini juga memperhatikan masyarakat Konawe. Jangan kecamatan saja. Saya sudah menyurat sampai ke Cina soal bantuan. Tapi, sampai sekarang, enggak ada bantuan dari perusahaan itu. Bagaimana? (Padahal) kapalnya sudah pulang ke Cina. Menko Maritim katakan, 'Sudah Ker, apa yang kau minta kita siapkan.' Tapi kenyataannya juga sampai sekarang belum ada kita terima bantuan. Bagaimana kita ini?"
Gambar tangkapan layar video program "Apa Kabar Indonesia Pagi" di tvOne.
Rencana kedatangan 500 TKA Cina
Berdasarkan arsip berita Tempo pada 1 Mei 2020, Kementerian Tenaga Kerja telah menunda kedatangan 500 TKA Cina ke Sulawesi Tenggara. "Saat ini perusahaan pengguna sudah menunda proses kedatangan TKA dimaksud," kata pelaksana tugas Dirjen Direktorat Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja Kemenaker, Aris Wahyudi, saat dihubungi pada 30 April 2020.
Sedianya, 500 TKA Cina itu akan tiba pada 22 April lalu. Namun, gubernur, DPRD, hingga masyarakat Sulawesi Tenggara menolak. Aris juga mengatakan kedatangan itu tidak bisa dilakukan di tengah pengendalian transportasi saat ini. Perusahaan bakal menunda kedatangan TKA itu hingga waktu yang belum ditentukan. "Konon, konsekuensinya, operasional perusahaan dapat terganggu dan berisiko perumahan tenaga kerja lokal," ujar Aris.
Aris mengakui bahwa Kemenaker memang menyetujui Rencana Penggunaan TKA (RPTKA) Cina yang diajukan dua perusahaan, yakni PT Virtue Dragon Nickel Industry dan PT Obsidian Stainless Steel. Namun, ia menjelaskan bahwa bukan berarti buruh Cina akan langsung tiba di Indonesia ketika RPTKA disetujui. "Setelah RPTKA disahkan, bukan berarti TKA besok pagi atau minggu depan tiba di tanah air," katanya.
Persetujuan kedatangan TKA itu sebelumnya tertuang dalam surat bernomor B-3/10204/PK.04/IV/2020 tertanggal 15 April 2020 yang ditandatangani Aris. Surat itu merupakan tindak lanjut permohonan RPTKA yang diajukan kedua perusahaan tersebut pada 1 April 2020. Dalam suratnya, Aris mengatakan RPTKA dua perusahaan itu diterima setelah mempertimbangkan legalitas dan kepentingannya.
Aris pun meminta kedua perusahaan tersebut untuk berkoordinasi dengan pemangku kepentingan di Sulawesi Tenggara terkait mitigasi dan penerapan protokol Covid-19. Pelaksanaan RPTKA itu harus tetap mengedepankan aspek keselamatan dan kesehatan kerja karyawan dan masyarakat. Persetujuan itu juga demi menjaga berjalannya pembangunan dan aktivitas perusahaan. "Sehingga, kemungkinan terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) tenaga kerja lokal dapat dihindarkan," kata Aris dalam suratnya.
Juru bicara Kemenko Kemaritiman dan Investasi, Jodi Mahardi, mengatakan rencana kedatangan dari 500 TKA Cina ke Sulawesi Tenggara adalah untuk kebutuhan penyelesaian pembangunan proyek industri agar dapat segera rampung. "Sehingga bisa mulai menjadi salah satu pencipta lapangan kerja dan sumber pendapatan, pembangunan daerah, di sana," ujarnya kepada Tempo pada 30 April 2020.
Karena itu, Jodi menegaskan bahwa kedatangan TKA Cina tersebut tidak ada sangkut pautnya dengan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Menurut dia, pembangunan di wilayah Sulawesi akan memberikan banyakmultiplier effect."Tidak ada kepentingan Pak Luhut pribadi di sana selain hanya ingin melihat kemajuan daerah dan Indonesia sebagai pemain utama dalam peningkatan nilai tambah komoditas nikel," katanya.
Menurut data yang ia miliki, total TKA asing yang bekerja di PT Virtue Dragon Nickel Industry dan PT Obsidian Stainless Steel sekitar 709 orang. Sedangkan untuk tenaga kerja asli Indonesia berjumlah 11.084 orang. Jodi mengatakan TKA Cina didatangkan lantaran keahliannya dibutuhkan. Tenaga kerja lokal saat ini belum bisa menggantikan para TKA tersebut sebab perusahaan di sana menggunakan teknologi yang dibawa langsung dari Cina.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, narasi dalam artikel di Konfrontasi.com, bahwa Bupati Konawe Kery Saiful Konggoasa mengaku disuap oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan terkait kedatangan 500 TKA Cina ke Sulawesi Tenggara, menyesatkan. Dalam video program "Apa Kabar Indonesia Pagi" di tvOne yang dikutip oleh Konfrontasi.com, tidak terdapat pengakuan Kery soal suap oleh Luhut terkait kedatangan 500 TKA Cina. Soal janji mengenai bantuan dari Luhut pun tidak dalam konteks kedatangan 500 TKA Cina. Janji Luhut itu disinggung Kery ketika ia membicarakan masalah ekonomi yang dihadapi di kala pandemi Covid-19 serta bantuan dari perusahaan yang berencana mendatangkan 500 TKA Cina itu dan pemerintah pusat.
ZAINAL ISHAQ
Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id
Rujukan
- http://archive.ph/Z5rlF
- http://archive.ph/rY18Q
- https://www.youtube.com/watch?v=0hujKUYb_u8&feature=emb_logo
- https://nasional.tempo.co/read/1337469/kemanaker-jelaskan-soal-rencana-kedatangan-500-tka-cina/full&view=ok
- https://bisnis.tempo.co/read/1337583/500-tka-cina-masuk-saat-corona-jubir-tak-ada-kepentingan-luhut
Halaman: 4862/6298