• (GFD-2019-1828) Jika Mencoblos Gambar Partai, Calon Presiden Akan Kalah

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 17/04/2019

    Berita

    Satu hari jelang pemilihan umum, beredar himbauan lewat media sosial di Kota Makassar.

    Warga dihimbau hati-hati saat mencoblos Calon Presiden, Calon Anggota Legislatif, dan Partai. Karena akan merugikan salah satu Calon Presiden.

    Berikut informasi yang beredar lewat WhatsApp dan Facebook :

    HIMBAUAN

    Assalamualaikum .. Mohon ingatkan kpd seluruh keluarga,’ sahabat, teman, handai taulan dan para relawan, agar pada saat pencoblosan

    17 April 2019 kita

    langsung coblos calegnya jangan lambang partainya tujuan nya agar Prabowo Sandi dapat suara 2 dari caleg dan partainya,,,

    Artinya
    Kertas warna Abu2

    Coblos gambar prabowo/sandi

    Kertas warna Kuning

    Coblos nama calegnya

    Maka partai akan mendapatkan 2 point

    Kertas warna biru

    Coblos nama calegnya

    Maka partai akan mendapatkan 2 point

    Contoh

    Kalo 01 lebih banyak suara calegnya daripada partainya

    dan 02 lebih banyak suara partainya drpd celegnya maka kemungkinan 02 akan kalah,,,

    Karena pemilu sekarang memakai sistem gaya pemilu Amerika kemarin

    yg Donal Trump menang telak dari pendukung nya ketimbang partainya,,,

    Jadi kalo kita nyoblos caleg otomatis dapat 2 suara dari celeg dan partainya.

    Harus segera di sosialisasikan

    Gerindra,

    PAN

    Demokrat,

    PKS

    Berkarya,

    partai pendukung 02

    #PRABOWOSANDI

    Hasil Cek Fakta

    Anggota Bawaslu Kota Makassar Abdul Hafid mengatakan informasi yang disebar itu hoax.

    Indonesia mengadopsi cara penghitungan perolehan suara dengan berdasarkan jumlah kursi dengan model penghitungan Sainte-Lague.

    “Tujuannya supaya perolehan suara terbagi habis ke masing-masing peserta Pemilu,” kata Hafid kepada Makassar Terkini, Selasa 16 April 2019.

    Dia mengatakan, informasi tersebut cenderung masuk kategori kampanye di masa tenang.

    “Tidak boleh lagi ada kampanye,” tegas Hafid.

    Presidium Jaringan Demokrasi Indonesia (JaDI) Sulawesi Selatan Mardiana Rusli mengatakan, sistem Pemilu di Indonesia jauh berbeda dengan Amerika.

    “Bedalah,” kata Mardiana yang juga mantan Anggota KPU Sulsel.

    Menurut Mardiana, sistem Pemilu di Indonesia sifatnya proporsional terbuka. Pola pencoblosannya beda dengan Amerika.

    Pemilu Indonesia masih menggunakan perhitungan manual. Dikerjakan oleh petugas KPPS. Berjenjang mulai dari TPS, kecamatan, kabupaten, kota, provinsi sampai tingkat paling tinggi di pusat.

    Terkait cara pencoblosan lembar suara presiden dan lembar suara partai, kata Mardiana, sama sekali tidak ada sangkut pautnya. Perolehan suara capres terpisah dengan suara partai.

    “Capres hanya dua pilihan. Pilih 01 atau 02, tidak ada gabungan dengan Caleg atau partai di surat suara yang beda. Begitupula sebaliknya,” ungkapnya.

    Jika warga memilih atau mencoblos nama satu Caleg, suaranya akan langsung diberikan ke Caleg. Bila warga memilih dua sampai tiga Caleg dalam satu partai, maka suaranya untuk partai.

    “Tidak ada istilah satu poin atau dua poin,” ungkap Mardiana.

    Pemilihan Presiden di Amerika menggunakan sistem Dewan Pemilih.

    Warga negara Amerika akan memilih sejumlah Dewan Pemilih yang dicalonkan partai.

    Selanjutnya, Dewan Pemilih terpilih yang akan menentukan siapa Presiden terpilih.
    “Kalau di Indonesia, warga langsung memilih presidennya. Tanpa diwakili,” kata Mardiana.

    Rujukan

  • (GFD-2019-1827) Pejabat dan Caleg Terjerat OTT Politik Uang

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 17/04/2019

    Berita

    Sejumlah kabar mengenai operasi tangkap tangan terhadap praktik politik uang beredar di media sosial menjelang Pemilu 2019. Pada hari ini misalnya, Selasa (16/4/2019), setidaknya ada dua tangkapan layar menginformasikan OTT politik uang.

    Foto artikel pertama berasal dari laman Tribun Medan. Artikel itu mengenai wakil bupati terkena OTT politik uang. Foto artikel kedua berasal dari laman berita Viva.co.id, tentang caleg PKS di Lombok Timur yang juga terkait politik Uang.

    Tangkapan layar dari kedua artikel itu diunggah dengan disertai narasi bahwa politik uang dilakukan untuk memenangkan salah satu pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.

    Berikut narasi postingan yang menyertai tangkapan layar tersebut:

    2 cara kampret yg sdh pasti akn kalah berusaha unk bisa menang.

    1. Sebisa mungkin dan sebanyak mungkin berusaha memghalangi jokower menggunakn hak pilihnya.
    2. Membeli suara .

    Keduanya sdh terbongkar, tinggal kita hrs bisa mencegah.

    #01TheChampion
    #PilihYgJelasIslamnya

    Hasil Cek Fakta

    Setelah ditelusuri, artikel di laman Tribun Medan diunggah pada Senin (15/4/2019) kemarin. Sementara, artikel di laman Viva.co.id diunggah pada Rabu (16/4/2019).

    Namun, isi artikel tidak ada hubungannya dengan pemenangan salah satu calon presiden dan wakil presiden.

    Kedua topik OTT pejabat pemerintahan itu juga pernah dimuat di laman Kompas.com. Artikel Tribun Medan sesuai dengan artikel Kompas yang berjudul "Polres Karo Amankan Caleg dan Timses Partai Gerindra yang Diduga Lakukan "Money Politics."

    Dalam berita dituliskan bahwa operasi tangkap tangan dilakukan terhadap tiga orang yang diduga tim sukses calon legislatif dari Partai Gerindra, terkait dugaan money politic. Setelah dilakukan pengembangan, polisi mengamankan dua orang caleg dari partai tersebut.

    Sementara itu, artikel Viva.co.id sesuai dengan artikel "Caleg PKS yang Tertangkap Tangan Bagi-bagi Uang Bantah "Money Politics"

    Dalam artikel tersebut dituliskan bahwa seorang caleg DPRD Kabupaten Lombok Timur Dapil I dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Muhamad Ali Akbar, tertangkap tangan atas tuduhan praktik politik uang.

    Dia ketahuan oleh masyarakat dan Pengawas Tempat Pemungutan Suara (PTPS). Peristiwa itu terjadi di wilayah Dengen Timur, Kecamatan Selong, Lombok Timur, Senin malam (15/4/2019).

    Namun, ia membantah segala tuduhan tersebut. Ali membantah jika tertangkap tangan, namun dia tak memungkiri jika melakukan kesalahan telah melakukan kampanye di masa tenang.

    Rujukan

  • (GFD-2019-1826) Video Grace Natalie Ajak Warga Makan Babi Sama-sama

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 16/04/2019

    Berita

    Beredar video yang menampilkan Ketua Umum PSI, Grace Natalie yang diklaim mengajak ‘makan babi sama-sama’

    Narasi postingan : “Seruan Ketum PSI: Habis nyoblos makan babi sama-sama”

    Narasi dalam video : “Satu suara sangat berharga, dan kalo semua ini sudah selesai. Ayo, Kita makan -bakmi- (bagian ini diklaim sebagai ‘babi’ ) sama-sama, pilih mau yang mana.”

    Hasil Cek Fakta

    Sebuah video pendek Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie yang menyapa warga Pluit, Muara Karang, Pantai Indah Kapuk dan mengajak warga untuk mencoblos di hari pemilihan beredar luas di media sosial, tetapi dengan narasi yang sudah diedit dan menyesatkan.

    “Hoax terbaru : Bakmi jadi babi
    Mohon dengarkan baik baik video ini. Di ujung video, saya mengajak makan bakmi, namun malah diplesetkan menjadi babi. Stop sebarkan HOAX!” tulis Grace di akun instagramnya.

    “Luar biasa serangan hoax ke PSI. Sudah beberapa hari ini datang bertubi-tubi. Mulai dari suara PSI akan ditransfer ke partai lain, PSI terkait Tutut, PSI batal ikut Pemilu, dan kini bakmi pun diplesetkan jadi babi,” terang Grace dalam keterangannya, Selasa (16/4) malam.

    Menurut Grace, video ini dimaksudkan untuk memotivasi warga agar datang ke tempat pemungutan suara (TPS), karena ada kekhawatiran warga Pluit, terkait kondisi keamanan saat Pemilu. Kebetulan, di wilayah Pluit, Muara Karang memang banyak kuliner bakmi.

    “Sekali lagi saya tegaskan, yang saya katakan bakmi, bukan babi,” tegas Grace.

    Berikut pernyataan Grace Natalie dalam video aslinya:

    Halo Papak, Ibu warga Pluit, Muara Karang, PIK, dan sekitarnya. Terimakasih yang telah membuat dukungan dan support. Dan tidak terasa kita udah hampir sampai di ujung perjalanan ini.

    Mendekati ujung bukannya tenang, tapi kami malah diterpa tsunami hoax dan fitnah. Saya yakin bapak ibu sudah menerima berita-berita itu.

    Kita tidak tahu siapa yang pertama kali ngirim, siapa yang bertanggung jawab membuat infotmasi itu dan seringkali tanpa data, tanpa fakta alias mengarang semua, yang tujuannya semua untuk menjatuhkan nama baik PSI.

    Saya mohon bapak ibu tetap teguh jangan goyah.

    Karena perjuangan ini memang ingin membuat proses-proses yang selama ini tertutup kita buat jadi transparan. Gelap mau dikasih terang ya tentu saja banyak yang tidak nyaman.

    Itu menyebabkan tsunami hoax bertubi-tubi menerpa dalam beberapa hari terakhir ini. Doa saya bapak ibu terus tidak goyah dan bantu saya untuk melawan hoax-hoax ini. Jangan takut untuk nanti datang ke TPS.

    Karena bapak Jokowi sudah menjamin, sudah menerjunkan aparat kepolisian dan militer untuk menjaga prosesnya.

    Satu suara sangat berharga, dan kalo semua ini sudah selesai. Ayo, Kita makan bakmi sama-sama, pilih mau yang mana.

    (Bagian terakhir dipleset menjadi “makan babi”).

    Rujukan

  • (GFD-2019-1825) Ustaz Abu Bakar Ba'asyir Golput di Pemilu 2019

    Sumber: facebook.com, blogspot.com
    Tanggal publish: 16/04/2019

    Berita

    Beredar kabar yang menyebutkan Ustaz Abu Bakar Ba'asyir tidak akan menggunakan hak pilihnya alias Golput. Kabar ini beredar di sejumlah blog yang kemudian linknya dibagian ke media sosial maupun jaringan pesan.

    Hasil Cek Fakta

    Menanggapi kabar yang menyebutkan Ustaz Ba'asyir Golput, putra Ustaz Ba'asyir memberikan penjelasannya, Selasa malam. Dihubungi Solopos.com, Ustaz Abdurrohim Ba'asyir biasa disapa Ustaz Iim menjelaskan selama pemilihan presiden (Pilpres) berlangsung yakni Pilpres 2009, 2014 sikap Ustaz Ba'asyir memang golput atau tidak menggunakan hak pilihnya.

    Demikian halnnya dengan Pilpres 2019. "Saya heran kenapa kok sekarang ini malah ramai dibicarakan. Padahal dulu-dulu Ustaz Abu [Ba'asyir} tidak pernah nyoblos juga tidak ramai dibicarakan, tidak diberitakan. Kenapa sekarang justru ramai, saya malah heran," ujar putra Ustaz Ba'asyir itu.

    Menurut Ustaz Iim, sikap Ustaz Ba'asyir yang golput ini dikarenakan berdasarkan keyakinan Ustaz Ba'asyir bahwa tidak ada satupun pasangan calon presiden yang memiliki visi-misi menegakkan syariat Islam. "Sehingga beliau khawatir jika salah memilih."

    Kendati mempunyai sikap Golput, Ustaz Iim menjelaskan Ustaz Ba'asyir tidak pernah melarang anggota keluarganya untuk menggunakan hak pilihnya demikian halnya dengan pihak-pihak lain yang akan menggunakan hak pilih.

    Ustaz Ba'asyir, menurutnya tidak pernah memaksakan pendapatnya. Pun halnya terkait dengan pernyataan sejumlah ulama yang menyebutkan golput haram, Ustaz Ba'asyir, ujarnya, menghormati pandangan tersebut.

    "Ustaz Ba'asyir ini tidak pernah melarang orang menggunakan hak pilih. Dalam keluarga kami, berbeda pandangan tidak masalah asal yang penting mempunyai dasar dan dalil yang benar sesuai dengan Alquran. Saya dan keluarga bertemu ayah saya sebulan lalu. Dalam kesempatan itu saya juga mengatakan kami keluarga akan menggunakan hak pilih, dan Ustaz Ba'asyir mempersilakan," lanjutnya.

    Terkait dengan beredarnya kabar Ustaz Ba'asyir golput, Ustaz Iim mengatakan dia juga dalam beberapa hari terakhir menerima kabar tersebut. "Saya ditanya banyak orang juga terkait share soal golput itu. Banyak yang tanya kepada saya," jelasnya.

    Ustaz Iim menyebut berdasarkan informasi yang diterimanya, kabar Ustaz Ba'asyir golput diembuskan oleh pihak-pihak yang ingin menggembosi kantong-kantong suara umat Islam.

    Rujukan