• (GFD-2021-7279) [SALAH] Video “Kejadian td pagi di riau ga boleh sholat berjamaah”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 20/07/2021

    Berita

    “Kejadian td pagi di riau ga boleh sholat berjamaah sungguh biadab aparat itu membabi buta entah apa yg sdah merasuk di alam pikir anak2 PKI”

    Hasil Cek Fakta

    SUMBER membagikan video peristiwa tahun 2018 dengan menambahkan narasi yang menghubungkan dengan sholat berjamaah berkaitan dengan hari ini adalah hari Idul Adha, sehingga menimbulkan kesimpulan KELIRU.

    Salah satu artikel dengan frame video yang identik, Okezone pada 17 Juli 2018: “Aksi kebrutalan anggota Satpol PP Kabupaten Kampar, Riau terekam kamera. Video tersebut beredar luas di media sosial hingga viral dan menuai banyak kecaman warganet. Mereka secara beringas memukuli demonstran yang sedang menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor bupati.”

    detikNews pada 18 Juli 2018: “Video anggota Satpol PP yang mendorong dan menendang pendemo di area kantor bupati jadi perbincangan. Terlihat aksi demo didominasi oleh ibu-ibu dan sejumlah pria. Anggota Satpol PP itu begitu emosi hingga terlibat baku dorong dengan pendemo.”

    detikNews pada 18 Juli 2018: “Kasatpol PP Kampar, Hambali membantah soal tudingan adanya tindakan kekerasan yang membuat dua orang pendemo jatuh pingsan. Walau dilaporkan ke polisi, pihak Satpol PP tidak membuat laporan balik.”

    Kesimpulan

    BUKAN peristiwa tadi pagi. FAKTANYA, terjadi pada tahun 2018 dan TIDAK berkaitan dengan sholat berjamaah. Kericuhan terjadi pada aksi unjuk rasa di Kantor Bupati Kampar, dalam rangka protes mengenai pemenuhan hak tenaga Ruang Tunggu Kehamilan (RTK).

    Rujukan

  • (GFD-2021-7278) [SALAH] Imbauan Lepas Masker Mulai Rabu 21 Juli 2021 oleh Bupati Jember

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 20/07/2021

    Berita

    (Narasi dalam gambar)

    “#WES WAYAHE JEMBER BEBAS COVID
    Mulai Hari Rabu, 21 Juli 2021
    Warga Jember Lepas Masker”

    Hasil Cek Fakta

    Beredar sebuah infografis pada salah satu komentar di grup Facebook Info Jember oleh akun Jenny II (https://m.facebook.com/muhammadfajar.sudrajat.9?fref=nf) yang mengatakan bahwa pada hari Rabu 21 Juli 2021 Warga Jember dapat melepas masker. Infografis tersebut juga memuat lambang dari Pemerintah Kabupaten Jember dan juga menyertakan foto Bupati dan Wakil Bupati Jember.

    Setelah melakukan penelusuran, hal tersebut tidak benar. Melansir melalui laman berita Jatimtimes, Plt. Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Pemkab Jember, yakni Habib Salim mengatakan bahwa hal tersebut merupakan berita bohong. Per tanggal 16 Juli 2021, Jember merupakan wilayah dengan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 dan angka kematian tertinggi pada hari tersebut di Jawa Timur. Melansir melalui laman berita Antara, per tanggal 16 Juli 2021 tercatat sebanyak 263 kasus baru, pasien sembuh sebanyak 63 orang, dan angka kematian karena Covid-19 sebanyak 39 orang dalam satu hari. Dengan adanya hal tersebut, Habib Salim juga mengimbau agar warga Jember tetap mematuhi protokol kesehatan dengan tetap menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan, mengurangi mobilitas dan menjauhi kerumunan.

    Dengan demikian, infografis yang diunggah pada kolom komentar di grup Facebook Info Jember oleh akun Jenny II tidak
    sesuai fakta dan masuk ke dalam kategori misleading content atau konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Nadine Salsabila (Universitas Diponegoro)

    Hal tersebut tidak benar. Melansir melalui laman berita Jatimtimes, Plt. Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Pemkab Jember, yakni Habib Salim mengatakan bahwa hal tersebut merupakan kabar bohong atau hoaks.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7277) [SALAH] Bantuan Dana BPJS Sebesar Rp150 Juta

    Sumber: SMS
    Tanggal publish: 20/07/2021

    Berita

    “Slmat No Anda Trpilih
    Mndpatkan Dana Bantuan IDR.150.000.000
    U/Info Lbih Lngkpnya
    Silahkn Buka Link
    Bit[dot]ly/DanaBPJSKesehatan
    PIN Locked 257257”

    Hasil Cek Fakta

    Beredar sebuah narasi yang disebarkan melalui layanan pesan singkat atau SMS yang mengatakan terdapat pemberian dana dari BPJS Kesehatan sebesar Rp150 juta. Pesan tersebut juga mencantumkan tautan dan pin yang nantinya dimasukkan dalam tautan tersebut.

    Setelah melakukan penelusuran, hal tersebut tidak benar. Direktur Utama BPJS Kesehatan Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M. Sc, Ph.D., AAK melalui akun resmi Instagram BPJS Kesehatan mengatakan bahwa segala bentuk informasi yang mengatakan tentang pemberian dana dari BPJS Kesehatan melalui SMS atau Whatsapp merupakan hoaks. Segala bentuk informasi mengenai BPJS kesehatan hanya diinformasikan melalui akun resmi media sosial BPJS Kesehatan pada Facebook, Twitter, Youtube, Tiktok, Instagram, Mobile JKN serta Care Center di nomor 1500 400. Hasil periksa fakta dengan narasi serupa juga sudah diunggah pada laman turnbackhoax.id dengan judul “[SALAH] SMS Bantuan Dana dari BPJS” dan “[SALAH] Bantuan Dana dari BPJS Kesehatan”.

    Dengan demikian, narasi pada pesan singkat yang mengatakan bahwa terdapat dana bantuan dari BPJS Kesehatan sebesar Rp150 juta tidak sesuai fakta dan masuk ke dalam kategori fabricated content atau konten palsu.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Nadine Salsabila (Universitas Diponegoro)

    Hal tersebut tidak benar. Direktur Utama BPJS Kesehatan Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M. Sc, Ph.D., AAK melalui akun resmi Instagram BPJS Kesehatan mengatakan bahwa segala bentuk informasi yang mengatakan tentang pemberian dana dari BPJS Kesehatan melalui SMS atau Whatsapp merupakan hoaks.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7276) [SALAH] Foto Seorang Petani Kuba Dieksekusi karena Menolak Bekerja untuk Rezim Fidel Castro

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 20/07/2021

    Berita

    (diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia)

    “Komunisme!”

    NARASI DALAM GAMBAR:

    (diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia)

    “Foto ini memenangkan penghargaan Pulitzer pada tahun 1960. Foto ini menunjukkan seorang pendeta melayani ritual pengakuan dosa terakhir untuk seorang petani Kuba , yang memiliki sebuah lahan. Ia menolak bekerja untuk rezim Castro. Ia dieksekusi oleh regu tembak setelah “diadili” oleh Che Guevara selama 4 menit. Anda tidak akan pernah melihat foto ini di baju apapun.”(diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia)

    “Komunisme!”

    NARASI DALAM GAMBAR:

    (diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia)

    “Foto ini memenangkan penghargaan Pulitzer pada tahun 1960. Foto ini menunjukkan seorang pendeta melayani ritual pengakuan dosa terakhir untuk seorang petani Kuba , yang memiliki sebuah lahan. Ia menolak bekerja untuk rezim Castro. Ia dieksekusi oleh regu tembak setelah “diadili” oleh Che Guevara selama 4 menit. Anda tidak akan pernah melihat foto ini di baju apapun.”

    Hasil Cek Fakta

    Akun Twitter dengan nama pengguna Objectivist mengunggah sebuah foto yang menunjukkan seorang pria tengah berlutut di hadapan seorang pendeta dan sekelompok orang yang membawa senjata api. Dalam foto tersebut juga terdapat keterangan yang menyatakan bahwa pria tersebut merupakan seorang petani Kuba yang dieksekusi karena menolak bekerja untuk rezim Fidel Castro.

    Berdasarkan hasil penelusuran, pria dalam foto tersebut bukan merupakan seorang petani Kuba yang dieksekusi karena menolak bekerja untuk rezim Castro, melainkan seorang tentara berpangkat kopral yang bertugas di bawah kepemimpinan penguasa Kuba sebelumnya, Fulgencio Batista, yang tengah melakukan ritual pengakuan dosa terakhirnya sebelum dieksekusi.

    Foto tersebut merupakan hasil karya seorang fotografer yang bekerja di media United Press International, Andrew Lopez. Foto serupa dengan deskripsi sebenarnya dapat dilihat di situs resmi Penghargaan Pulitzer, pulitzer.org.

    Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh akun Twitter dengan nama pengguna Objectivist tersebut dapat dikategorikan sebagai Konteks yang Salah/False Context.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini (Universitas Diponegoro).

    Bukan foto seorang petani Kuba yang dieksekusi karena menolak bekerja untuk rezim Castro, melainkan foto seorang tentara berpangkat kopral yang bertugas di bawah kepemimpinan penguasa Kuba sebelumnya, Fulgencio Batista, yang akan dieksekusi.

    Rujukan