Beredar sebuah informasi yang mengklaim bahwa dunia sudah menyetujui Vaksin Nusantara. Vaksin tersebut berbasis Dendrintic Cell Vaccine Immunotherapy, yang diklaim dapat melawan Covid-19. Dalam video tersebut mantan Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto menyampaikan jurnal yang menjadi acuan pengembangan Vaksin Nusantara gagasannya menyatakan Dendrintic Cell Vaccine Immunotherapy bisa melawan SARS-Cov-2 dan dunia sudah menyetujui vaksin tersebut menjadi awal dari berakhirnya Covid-19.
vaksin nusantara
Turki pesan 5,2 juta vaksin nusantara
Turki pesan vaksin nusantara
Akhirnya dunia setuju vaksin Nusantara
Vaksin nusantara
Nusantara
Vaksin covid-19 nusantara
Vaksin nusantara covid19
Cek vaksin nusantara
(GFD-2021-7291) [SALAH] “AKHIRNYA!! DUNIA SETUJUI VAKSIN NUSANTARA”
Sumber: Youtube.comTanggal publish: 22/07/2021
Berita
Hasil Cek Fakta
Setelah ditelusuri, klaim tersebut salah. Faktanya tidak ada sumber yang kredibel bahwa dunia sudah menyetujui Vaksin Nusantara. Kemudian, jurnal yang dijadikan landasan pengembangan Vaksin Nusantara tersebut baru berupa hipotesa. Jurnal tersebut berisikan hipotesa terhadap kemungkinan terdapat efektivitas melawan Virus Corona, bukan jurnal yang melaporkan hasil penelitian.
Peneliti vaksin dan doktor di bidang Biokimia dan Biologi Molekuler di Universitas Adelaide Australia, dr. Ines Atmosukarto melalui Kompas.com menjelaskan bahwa jurnal yang sudah dipublikasi bukan berarti valid sepenuhnya dan tidak bisa dijadikan alasan suatu jurnal terpublikasi sebagai validasi mutlak. Ia juga menyatakan bahwa jurnal yang dijadikan acuan pengembangan Vaksin Nusantara tersebut bukan jurnal acuan untuk pelaporan penelitian vaksin, “Jadi sifatnya spekulatif tidak didukung pembuktian,” kata dr. Ines melalui Kompas.com.
Dilansir dari Klikdokter.com, dr. Astrid Wulan Kusumoastuti menjelaskan bahwa Dendrintic Cell Vaccine sendiri dimanfaatkan untuk memicu respons imun terhadap sel kanker, sel ini memiliki tugas terhadap respons imun adaptif dan berperan menjaga sistem kekebalan tubuh. Terkait efektivitasnya untuk penanganan Covid-19 belum bisa dipastikan, baru sekedar hipotesa kemungkinan dapat menyembuhkan pasien terinfeksi Virus Corona.
Dengan demikian klaim Dendritic Cell Vaccine Immunotherapy atau Vaksin Nusantara disetujui dunia merupakan hoaks, dengan kategori Konten yang Menyesatkan.
Peneliti vaksin dan doktor di bidang Biokimia dan Biologi Molekuler di Universitas Adelaide Australia, dr. Ines Atmosukarto melalui Kompas.com menjelaskan bahwa jurnal yang sudah dipublikasi bukan berarti valid sepenuhnya dan tidak bisa dijadikan alasan suatu jurnal terpublikasi sebagai validasi mutlak. Ia juga menyatakan bahwa jurnal yang dijadikan acuan pengembangan Vaksin Nusantara tersebut bukan jurnal acuan untuk pelaporan penelitian vaksin, “Jadi sifatnya spekulatif tidak didukung pembuktian,” kata dr. Ines melalui Kompas.com.
Dilansir dari Klikdokter.com, dr. Astrid Wulan Kusumoastuti menjelaskan bahwa Dendrintic Cell Vaccine sendiri dimanfaatkan untuk memicu respons imun terhadap sel kanker, sel ini memiliki tugas terhadap respons imun adaptif dan berperan menjaga sistem kekebalan tubuh. Terkait efektivitasnya untuk penanganan Covid-19 belum bisa dipastikan, baru sekedar hipotesa kemungkinan dapat menyembuhkan pasien terinfeksi Virus Corona.
Dengan demikian klaim Dendritic Cell Vaccine Immunotherapy atau Vaksin Nusantara disetujui dunia merupakan hoaks, dengan kategori Konten yang Menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Fathia Islamiyatul Syahida (Universitas Pendidikan Indonesia)
Klaim tersebut salah. Faktanya, tidak ada informasi resmi dan kredibel terkait klaim tersebut. Lebih lanjut, jurnal terkait Dendritic Cell Vaccine Immunotherapy yang dijadikan acuan pembuatan vaksin nusantara baru berupa hipotesa yang dianggap memiliki efektivitas melawan SARS-Cov-2.
Klaim tersebut salah. Faktanya, tidak ada informasi resmi dan kredibel terkait klaim tersebut. Lebih lanjut, jurnal terkait Dendritic Cell Vaccine Immunotherapy yang dijadikan acuan pembuatan vaksin nusantara baru berupa hipotesa yang dianggap memiliki efektivitas melawan SARS-Cov-2.
Rujukan
(GFD-2021-7290) [SALAH] Campuran Lemon dan Soda Kue Dapat Membunuh Virus Corona
Sumber: facebook.comTanggal publish: 22/07/2021
Berita
Beredar postingan di Facebook oleh akun bernama Faty Alan yang memberikan informasi bahwa meminum air hangat dengan campuran lemon dan soda kue dapat membunuh virus Corona. Postingan dengan narasi serupa juga sempat beredar di awal pandemi tahun 2020 dan menyatakan bahwa negara Israel bebas Corona karena menerapkan pengobatan tersebut.
lemon covid
Soda kue + madu
lemon covid
Soda kue + madu
Hasil Cek Fakta
Setelah dilakukan penelusuran fakta terkair, klaim Faty Alan adalah hoax. Negara Israel hingga Juli 2021 belum bebas dari virus Corona. Melansir dari data WHO per tanggal 13 Juli 2021, kematian akibat virus Corona di Israel mencapai 6439 jiwa.
Adapun klaim yang menyatakan bahwa campuran lemon dan soda kue dapat membunuh virus Corona juga tidak terbukti secara ilmiah.
Lebih lanjut, dengan meminum campuran tersebut juga dapat meng-alkali-kan imun sistem, maksud dari meng-alkali-kan adalah meningkatkan pH darah yang kemudian dapat mengurangi sel asam sehingga tubuh tidak mudah terinfeksi virus Corona. Meski begitu argumen ini keliru.
Dilansir dari WebMD, sebuah situs tentang diet dan kesehatan menyatakan bahwa level pH dalam tubuh tidak dapat berubah. Ketika pH bergeser dari titik seimbangnya, maka tubuh akan menyesuaikan dengan sendirinya. Menurut Dr. Manish Singhal seorang dokter spesialis kanker menyatakan bahwa jika pH berubah dari titik keseimbangannya yakni 7,4 akan membuat anda sakit dan langsung dilarikan ke ICU.
Menurut WHO, hingga saat ini vaksinasi merupakan cara yang efektif dan krusial dalam menghentikan pandemi. Data membuktikan bahwa orang yang sudah divaksin akan memiliki kekebalan tubuh sehingga tidak mudah terinfeksi virus Corona, selain itu vaksinasi juga telah mengurangi kasus positif di berbagai negara.
Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa klaim Faty Alan adalah HOAX dan termasuk kategori Konten yang Menyesatkan.
Adapun klaim yang menyatakan bahwa campuran lemon dan soda kue dapat membunuh virus Corona juga tidak terbukti secara ilmiah.
Lebih lanjut, dengan meminum campuran tersebut juga dapat meng-alkali-kan imun sistem, maksud dari meng-alkali-kan adalah meningkatkan pH darah yang kemudian dapat mengurangi sel asam sehingga tubuh tidak mudah terinfeksi virus Corona. Meski begitu argumen ini keliru.
Dilansir dari WebMD, sebuah situs tentang diet dan kesehatan menyatakan bahwa level pH dalam tubuh tidak dapat berubah. Ketika pH bergeser dari titik seimbangnya, maka tubuh akan menyesuaikan dengan sendirinya. Menurut Dr. Manish Singhal seorang dokter spesialis kanker menyatakan bahwa jika pH berubah dari titik keseimbangannya yakni 7,4 akan membuat anda sakit dan langsung dilarikan ke ICU.
Menurut WHO, hingga saat ini vaksinasi merupakan cara yang efektif dan krusial dalam menghentikan pandemi. Data membuktikan bahwa orang yang sudah divaksin akan memiliki kekebalan tubuh sehingga tidak mudah terinfeksi virus Corona, selain itu vaksinasi juga telah mengurangi kasus positif di berbagai negara.
Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa klaim Faty Alan adalah HOAX dan termasuk kategori Konten yang Menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Ani Nur MR (Universitas Airlangga).
Informasi Palsu. Tidak ada bukti ilmiah bahwa campuran soda kue dan lemon dapat membunuh virus Corona. Sampai saat ini, penggunaan vaksin menjadi yang paling efektif dalam menghentikan pandemi.
Informasi Palsu. Tidak ada bukti ilmiah bahwa campuran soda kue dan lemon dapat membunuh virus Corona. Sampai saat ini, penggunaan vaksin menjadi yang paling efektif dalam menghentikan pandemi.
Rujukan
(GFD-2021-7289) [SALAH] “Pemerintah Resmi Izinkan Sholat Idul Adha 1442H Berjamaah”
Sumber: Tangkapan LayarTanggal publish: 22/07/2021
Berita
Beredar sebuah informasi dengan klaim bahwa pemerintah mengizinkan sholat Idul Adha 1442H secara berjamaah. Berikut narasi unggahan tersebut “Pemerintah Resmi Izinkan Sholat Idul Adha 1442H Berjamaah Di Wilayah PPKM Darurat (Jangan Takut Covid-19!)”. Informasi tersebut beredar dengan menggunakan watermark/template berasal dari media berita Okezone.com dengan menyematkan foto Menteri Agama, Yaqut Cholil.
Hasil Cek Fakta
Informasi tersebut salah. Faktanya, setelah ditelusuri foto dengan template tersebut aslinya bertuliskan “Breaking News, Terkendala Covid-19, Haji 2021 Resmi Dibatalkan” yang diunggah pada tanggal 3/6/21 dan “Breaking News, Pemerintah Resmi Tiadakan Sholat Idul Adha Berjamaan di Wilayah PPKM Darurat” yang diunggah pada tanggal 2/7/21. Kemudian setelah ditelusuri melalui mesin pencarian Search.Okezone.com, tidak ditemukan pemberitaan melalui Okezone.com mengenai izin pemerintah untuk melakukan sholat Idul Adha 1442H secara berjamaah.
Menanggapi penyebaran hoaks tersebut, Kementerian Agama melalui media sosial pribadinya pada tanggal 14/7/21 mengonfirmasi bahwa informasi tersebut merupakan hoaks dan terdapat oknum tidak bertanggung jawab atas penyebaran informasi tersebut.
Kendati demikian, menindaklanjuti informasi tersebut. Dilansir melalui tempo.co, Pemerintah merevisi aturan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Darurat Jawa-Bali. Salah satu poin yang diubah adalah mengenai tempat ibadah.
Pada aturan sebelumnya, tempat ibadah semua agama ditutup, kini tidak. Namun, masyarakat tetap dilarang mengadakan kegiatan peribadatan/ keagamaan berjamaah.
Perubahan itu tercantum dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2021 tentang Perubahan Ketiga Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2021 Tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Darurat Corona Virus Disease 2019 di Wilayah Jawa Bali.
“Tempat ibadah (masjid, mushola, gereja, pura, vihara dan klenteng serta tempat umum lainnya yang difungsikan sebagai tempat ibadah), tidak mengadakan kegiatan peribadatan/ keagamaan berjamaah selama masa penerapan PPKM darurat dan mengoptimalkan pelaksanaan ibadah di rumah,” demikian bunyi diktum kesatu Inmedagri yang diteken Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian pada 9 Juli 2021.
Dengan demikian klaim pemerintah resmi izinkan sholat Idul Adha 1442h berjamaah merupakan hoaks dengan kategori Konten yang Menyesatkan.
Menanggapi penyebaran hoaks tersebut, Kementerian Agama melalui media sosial pribadinya pada tanggal 14/7/21 mengonfirmasi bahwa informasi tersebut merupakan hoaks dan terdapat oknum tidak bertanggung jawab atas penyebaran informasi tersebut.
Kendati demikian, menindaklanjuti informasi tersebut. Dilansir melalui tempo.co, Pemerintah merevisi aturan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Darurat Jawa-Bali. Salah satu poin yang diubah adalah mengenai tempat ibadah.
Pada aturan sebelumnya, tempat ibadah semua agama ditutup, kini tidak. Namun, masyarakat tetap dilarang mengadakan kegiatan peribadatan/ keagamaan berjamaah.
Perubahan itu tercantum dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2021 tentang Perubahan Ketiga Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2021 Tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Darurat Corona Virus Disease 2019 di Wilayah Jawa Bali.
“Tempat ibadah (masjid, mushola, gereja, pura, vihara dan klenteng serta tempat umum lainnya yang difungsikan sebagai tempat ibadah), tidak mengadakan kegiatan peribadatan/ keagamaan berjamaah selama masa penerapan PPKM darurat dan mengoptimalkan pelaksanaan ibadah di rumah,” demikian bunyi diktum kesatu Inmedagri yang diteken Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian pada 9 Juli 2021.
Dengan demikian klaim pemerintah resmi izinkan sholat Idul Adha 1442h berjamaah merupakan hoaks dengan kategori Konten yang Menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Fathia Islamiyatul S (Universitas Pendidikan Indonesia)
Klaim tersebut salah. Faktanya, Kementerian Agama RI melalui laman media sosial resminya mengonfirmasi bahwa informasi yang beredar tersebut merupakan hoaks.
Klaim tersebut salah. Faktanya, Kementerian Agama RI melalui laman media sosial resminya mengonfirmasi bahwa informasi yang beredar tersebut merupakan hoaks.
Rujukan
(GFD-2021-7288) [SALAH] “Ma’ruf Amin Mundur, Jokowi: Prabowo Gantikan Posisi!”
Sumber: Youtube.comTanggal publish: 22/07/2021
Berita
Beredar sebuah video berdurasi 02.00 menit yang diunggah di Youtube pada tanggal 8/7/21 oleh akun TRIBUN PNS. Video tersebut memuat judul “BERITA TERKINI ~ Ma’ruf Amin Mundur, Jokowi: Prabowo Gantikan Posisi!”.
Di halaman sampul video terdapat kutipan sebagai berikut “MENGEJUTKAN! MA’RUF AMIN MUNDUR JOKOWI : PRABOWO GANTIKAN POSISI !”.
Di halaman sampul video terdapat kutipan sebagai berikut “MENGEJUTKAN! MA’RUF AMIN MUNDUR JOKOWI : PRABOWO GANTIKAN POSISI !”.
Hasil Cek Fakta
Setelah ditelusuri, klaim bahwa posisi Ma’ruf Amin sebagai wakil presiden RI diganti oleh Prabowo adalah salah. Faktanya, hingga saat ini tidak ada informasi resmi dan valid terkait klaim tersebut. Selain itu, narasi dalam video tidak mengandung informasi atau pun fakta-fakta terkait klaim yang beredar.
Dilansir dari Kompas.com, pada tanggal 12/7/21, empat hari setelah beredar klaim Ma’ruf Amin mundur dari pemerintahan pada tanggal 8/7/21, diketahui Ma’ruf Amin masih memberikan tanggapannya terkait kebijakan PPKM Darurat dengan status sebagai Wakil Presiden Indonesia. Tanggapan tersebut dimuat dalam artikel berita Kompas dengan judul “Wapres: Aturan Baru PPKM Tak Ada Kata Menutup Masjid, tetapi Dilarang Berkerumun”.
Selain Kompas, beberapa media ternama lain juga turut menulis artikel serupa.
Dengan demikian, klaim bahwa Ma’ruf Amin mundur dari posisi wakil presiden RI digantikan oleh Prabowo adalah hoaks dengan kategori konten yang menyesatkan.
Dilansir dari Kompas.com, pada tanggal 12/7/21, empat hari setelah beredar klaim Ma’ruf Amin mundur dari pemerintahan pada tanggal 8/7/21, diketahui Ma’ruf Amin masih memberikan tanggapannya terkait kebijakan PPKM Darurat dengan status sebagai Wakil Presiden Indonesia. Tanggapan tersebut dimuat dalam artikel berita Kompas dengan judul “Wapres: Aturan Baru PPKM Tak Ada Kata Menutup Masjid, tetapi Dilarang Berkerumun”.
Selain Kompas, beberapa media ternama lain juga turut menulis artikel serupa.
Dengan demikian, klaim bahwa Ma’ruf Amin mundur dari posisi wakil presiden RI digantikan oleh Prabowo adalah hoaks dengan kategori konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Fathia Islamiyatul Syahida (Universitas Pendidikan Indonesia)
Klaim tersebut salah. Faktanya, tidak ada informasi resmi dan valid terkait informasi tersebut.
Klaim tersebut salah. Faktanya, tidak ada informasi resmi dan valid terkait informasi tersebut.
Rujukan
Halaman: 4856/6098